Masalah Ekonomi Masalah Prioritas

16

3.1.2 Solusi Masalah Pendidikan

Setiap keluarga mempunyai tingkatan ekonomi yang berbeda-beda.Pada tingkatan ekonomi yang rendah tentunya aktivitas utama dari setiap keluarga adalah bagaimana untuk memenuhi kebutuhan primer keluarga mulai dari kebutuhan sandang, pangan dan tempat tinggal.Untuk mendapatkan kebutuhan primer tersebut kegiatan utama keluarga adalah berusaha sekuat mungkin untuk bekerja setiapharinya mulai dari pagi sampai sore. Sehingga, hal itu menyebabkan terabaikannya kebutuhan sekunder yang seyogyanya merupakan kebutuhan masa depan keluarga yang dalam hal ini adalah kebutuhan pendidikan keluarga khususnya untuk anak-anaknya. Selain dari faktor ekonomi diatas, tingkat pendidikan orang tua juga berpengaruh pada pendidikan seorang anak. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Bapak I Made Orni dan istrinya yang bernama Ni Made Lotri hanya bersekolah sampai kelas 3 SD. Begitu pula dengan anaknya I Wayan Suastika hanya mengenyam pendidikan sampai SMP. Hal ini disebabkan karena, Bapak I Made Orni dan istrinya Ni Made Orni tidak mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi lagi karena, dari penghasilan mereka yang tidak mencukupi memenuhi kehidupan mereka sehari-hari. Sehingga, mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan sekunder anaknya seperti pendidikan. Begitu pula halnya dengan menantu beliau Ni Wayan Resmiani yang hanya sempat mengenyam pendidikan sampai kelas 2 SMK, kemudian berhenti karena menikah muda Dalam menyikapi hal ini, penulis memberikan saran dan solusi kepada keluarga Bapak I Made Orni terutama kepada Bapak I Wayan Suastika dan istrinya Ni Wayan Resmiani dengan cara memberikan pengertian dan motivasi bahwa mereka bisa mengikuti paket C untuk melanjutkan ke program Paket-C setara SMA. Manfaat dari menempuh paket C ini adalah bisa menambah rasa percaya diri karena bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan tidak perlu malu mengulang di sekolah formal karena telah tertinggal beberapa tahun. Selain itu, hal ini bisa didukung karena di desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung telah berdiri Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM 17 Budi Luhur yaitu lembaga swadaya masyarakat yang menyediakan program kejar paket C, bagi masyarakat yang tidak mampu melanjutkan sekolahnya karena keterbatasan ekonomi. Kemudian solusi dan saran untuk anak ketiga bapak I Made Orni yaitu Ni Nyoman Sutariani yang sempat putus asa akan cita-citanya yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yaitu penulis memberikan dorongan, motivasi, dan semangat agar dia tetap rajin belajar dan terus mempertahankan prestasinya supaya bisa mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi nanti. Penulis juga memberikan sosialisasi tentang beasiswa bidikmisi yang menyasar anak kurang mampu namun berprestasi yang ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri PTN di Indonesia. Sebagai tambahan, penulis juga mengajarkan bahasa Inggris dan bahasa Jepang kepada Ni Nyoman Sutariani sehingga diharapkan agar kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing bisa meningkat karena jurusannya adalah pariwisata, jadi menguasai bahasa asing juga merupakan hal yang penting. Penulis juga mengajarkan cucu kedua Bapak I Made Orni yaitu I Kadek Adi Sukertha Yasa pelajaran membaca, menulis, dan berhitung sehingga bisa termotivasi agar lebih giat belajar lagi.

3.1.2 Solusi Masalah Kesehatan

Bapak I Made Orni dan istri Ni Made Lotri sering menderita sakit kepala dan pegal karena faktor usia yang kian menua. Penulis memberikan solusi berupa saran agar tetap menjaga kesehatan beliau dengan makan makanan yang sehat berupa sayur-sayuran dan buah-buahan, lebih banyak minum air putih, dan beristirahat yang cukup.Istri beliau yang sudah sembuh dari gangguan jiwa juga harus diperhatikan tidak menderita hal tersebut lagi.Mengenai masalah gangguan jiwa yang diderita oleh Ni Made Sukayani, penulis juga memberikan dorongan motivasi dan saran kepada semua anggota keluarga agar tetap memberikan motivasi dan perhatian yang lebih agar beliau cepat sembuh.Kesabaran dan terus berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas usaha yang telah dilakukan untuk kesembuhan beliau. Penulis percaya bahwa orang yang menderita