4
BAB I . PENDAHULUAN Latar Belakang
Di Indonesia kedelai digunakan uintuk bahan makanan dalam bentuk tahu, tempe, tauco, kecap, dan tauge, sedangkan bungkilnya dapat digunakan untuk campuran pakan
ternak Samsudin dan Djakamiharja, 1985. Kebutuhan kedelai secara nasional saat ini mencapai 2,2 juta ton per tahun, sementara produksi dalam negeri baru mampu memenuhi
kebutuhan 35-40, sehingga kekurangannya dipenuhi dari import Hapsoh, 2008 Naiknya harga kedelai di pasaran dunia akhir-akhir ini berdampak pada kenaikan
harga kedelai di dalam negeri. Keadaan ini membuat banyak industri-industri olahan kedelai terutama industri-industri kecil seperti pengrajin tempe dan tahu menjadi gulung tikar, karena
ketidak mampuan membeli bahan baku Hapsoh 2008 . Untuk dapat meningkatkan produksi kedelai dalam negeri maka perlu dilakukan upaya-upaya seperti peningkatan luas areal
pertanaman ekstensifikasi dan juga penerapan teknologi budidaya kedelai yang dapat meningkatkan produktivitasnya intensifikasi
Selain itu rendahnya produksi kedelai dalam negeri disebabkan oleh adanya serangan hama dan penyakit serta tanaman kurang mendapat pemiliharan dari petani, dan biasanya
tanaman kedelai di tanam di sawah setelah padi dipanen dan tampa pengolahan tanah terlebih dahulu, akibatnya pertumbuhan akar dan tanaman kedelai kurang baik karena tanah bekas
tanaman padi strukturnya padat, kurang oksigen, populasi mikrofloranya rendah, dan sebagian unsur hara masih terikat dalam butiran tanah dan sulit diserap oleh akar tanaman.
Selain itu tanaman kedelai yang di tanam di lahan sawah, peka terhadap serangan penyakit, karena tanaman kurang cukup mendapat hara untuk memproduksi metabolit sekunder yang
dapat melindungi tanamn dari serangan patogen penyakit dan serangga hama Hidayat dan Mulyani, 2002
Peningkatan produtivitas tanaman sering dilakukan dengan pemberian pupuk dan pestisida sintetis. Pupuk sintetis N P dan K serta pupuk kimia lainnnya, namun pemberian
pupuk sintetis akan menambah kerusakan struktur, kimia dan biologi tanah, menyebabkan tanah mencadi keras dan sulit diolah, kandungan oksigen dalam tanah rendah, sehingga akar
kekurangan oksigen untuk bernafas, berkurangnya mikroflora tanah dan berkurangnya hara yang bisa diserap oleh tanaman. Sedangkan pemakaian pestisida sintetis menyebabkan
mikroflora tanah rusak dan keseimbangan hara dalam tanah terganggu, sehingga proses dekomposisi bahan organik dalam tanah untuk menjadi humus sangat terhambat, akibatnya
5
tanaman sangat sedikit mendapat asupan hara terutama mikroelement. Dengan kekurangan mikro elemen, proses metabolisme dalam tubuh terganggu, sehingga tanaman sedikit
menghasilkan metabolit sekunder yang dapat membunuh hama dan penyakit tanaman Hoerussalam el al 2013
Tanaman kedelai dapat mencukupi kebutuhan nitrogennya dengan mengadakan simbiosis dengan bakteri penambat nitrogen dari udara yaitu bakteri Rhizobium, namun
namun mekanisme simbiosis antara tanaman kedelai dengan Rhizobium sering terganggu oleh kondisi fisik, kimia dan biologi tanah Sprent, 1976. Dalam keadaan lingkungan yang
memenuhi persyaratan tumbuh, simbiosis yang terjadi mampu memenuhi 50 atau bahkan seluruh kebutuhan nitrogen tanaman yang bersangkutan dengan cara menambat nitrogen
bebas Saono, 1981. Di samping itu bakteri Rhizobium tersebut mempunyai dampak yang positip baik langsung maupun tidak langsung terhadap sifat fisik dan kimia tanah, sehingga
mampu meningkatkan kesuburan tanah Alexander, 1977. Dalam tanah sawah umumnya Fosfat tersedia untuk tanaman rendah, maka untuk
mencukupi ketersediaan fosfat dalam tanah maka diperlukan rhizobakteria dari solanaceae yang mampu melarutkan fosfat yang terikat pada butiran bahan organik tanah, namun
mampujuga merangsang pertubuhan bakteri Rhizobium Maka untuk meningkatkan pertumbuhan Rhizobium dalam tanah, perlu dicari bakteri
yang hidup dipermukaan akar tanaman Rhizobakteria dan mampu memacu pertumbuhan bakteri Rhiobium, sehingga bakteri Rhizobium semakin banyak membentuk bintil bintil akar
dan tanaman semakin banyak mendapat asupan nitrogen dari udara sehingga pertumbuhan tanaman menjadi subur dan sehat. Dengan bagusnya pertumbuhan tanaman maka tanaman
akan menghasilkan eksudat pada permukaan akar tanaman, eksudat tersebut kaya akan protein, karbohidrat dan vitamin yang di butuhkan untuk kelangsungan hidup Rhizobakteria
pada akar kedelai.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan; 1. Menghasilkan Biofertilizer berupa Bakteri penghuni permukaan akar Rhizobakteria yang
mampu meningkatkan populasi Rhirobium di sekitar akar, dan meningkatkan kemampuan Rhizobium untuk untuk mempenetrtasi akar kedelai, sehingga jumlah bintil
akar pada tanaman kedelai tinggi, dan kebutuhan Nitrogen pada tanaman kedelai mencukupi.
6
2. Menghasilkan Biofertilizer Nitrogen pupuk hayati Nitrogen, yaitu bakteri Rhizobium yang mampu bersimbiosis dengan tanaman kedelai, bakteri tersebut mampu menambat
Nitrogen dari udara dan menyediakan Nitrogen pada tanaman kedelai 3. Menghasilkan Biofertilizer Fosfat, ada beberapa Rhizobakteria pada akar tanaman kedelai
merupakan Bakteri pelarut Fosfat, yang mampu melarutkan fosfat yang terikat pada butiran tanah dengan memakai enzym, sehingga fosfat tersedia bagi tanaman kedelai
4. Menghasilkan Biopestisida Pestisita hayati, beberapa bakteri pada akar tanaman kedele bersifat sebagai penginduksi ketahanan sistemik, dengan menghasilkan Protein PR.
Protein ini mampu menginduksi setiap sel tanaman untuk mengaktifkan metabolisme sekunder hingga sel menghasilkan senyawa senyawa yang beracun terhadap patogen dan
hama tanaman
Keutamaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan : 1.
Menambah pengetahuan ilmiah tentang perkembangan bakteri Rhizobium pada akar tanaman kedelai selain dipengaruhi oleh sifat fisik dan kimia tanah, juga dipengaruhi oleh hubungan
antara Rhizobium dengan bakteri penghuni permukaan akar tanaman, dan beberapa diantaranya dapat memacu pertumbuhan populasi Rhizobium dan meningkatkan kemampuan Rhizobium
menginfeksi akar tanaman 2. Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang adanya mikroba selain Rhizobium yang dapat
digunakan sebagai pupuk dan pestisida hayati, dalam hal menunjang pertanian organik kedelai 3. Dari penelitian ini diharapkan akan dapat terwujudnya formulasi biopestisida dan Biofertilizer
yang dapat di komersilkan untuk perkembangan pertanian Organik 4.
Kegiatan ini akan memberikan pengetahuan praktis pada petani untuk dapat memproduksi kedelai bergizi, sehat dan aman bagi konsumen serta aman bagi kelestrarian lingkungan yang
dibudidayakan secara organik
BAB I I . Tinjauan Pustaka