Model Status Pekerjaan Lansia

18 mempunyai pekerjaan. Sama halnya dengan responden yang bekerja di sektor industri. Tingkat pendidikan yang ditamatkan responden sejalan dengan tingkat pekerjaan dan pendapatan yang diperoleh. Karena tingkat pendidikan responden rendah dan pekerjaan yang mereka peroleh adalah di sektor informal, penghasilan mereka rendah. Dengan kondisi seperti itu, mereka tidak dapat menabung menyisihkan uang untuk hari tua. Ketika mereka berhenti dari pekerjaan tidak mendapatkan tunjangan kesejahteraan hari tua, sehingga kondisi di lapangan mayoritas responden mempunyai pendapatan per bulan sangat sedikit. Deskripsi pendapatan keluarga responden diperoleh sebanyak 42,1 dari 430 lansia dengan pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000,-, pendapatan antara Rp. 1.000.001,- – Rp. 2.000.000,- sebanyak 39,3, dan pendapatan lebih dari Rp. 2.000.000,- sebesar 18,6. Deskripsi responden menurut ketergantungan ekonomi lansia terhadap anggota keluarga lain, menunjukkan bahwa 58,8 menyatakan tergantung, dan 41,2 menyatakan tidak tergantung secara ekonomi terhadap anggota keluarga lain. Jawaban responden mengenai pertanyaan apakah merasa puas terhadap kondisi ekonomi mereka saat ini, diperoleh 54,7 responden menyatakan tidak puas dan 45,3 menyatakan puas terhadap kondisi ekonomi mereka .

5.2 Model Status Pekerjaan Lansia

Masa pensiun seharusnya diisi dengan menikmati hari tua bersama anak dan cucu-cucunya, tetapi kenyataan di Provinsi Bali terutama di pedesaan masih ada 67,2 lansia yang berstatus bekerja. Alasan terbesar lansia ini masih bekerja adalah untuk menambah penghasilan dan membantu keuangan keluarga. Pekerjaan yang paling banyak ditekuni adalah pekerjaan kasar seperti buruh tani, buruh bangunan, dan sebagian lagi pedagang. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi lansia tersebut masih bekerja dapat dijelaskan dengan melakukan analisis statistic univariat dan multivariate. Analisis univariat dilakukan untuk melihat adatidaknya keterkaitan antara status pekerjaan lansia dengan karakteristik sosial ekonomi menggunakan statistik uji khi kuadrat. Hipotesis untuk uji ini adalah: Ho: Tidak ada keterkaitan status pekerjaan dengan variable karakteristik sosial ekonomi 19 Hi: Ada keterkaitan status pekerjaan dengan variabel karakteristik sosial ekonomi Tabel 5.2 Hasil Uji Khi Kuadrat Status Pekerjaan dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Status Pekerjaan Vs Variabel Karakteristik Nilai Khi kuadrat Nilai Sign. Keputusan 1. Tingkat Pendidikan 22.428 0.000 Tolak Ho 2. Status Kawin 22.390 0.000 Tolak Ho 3. Status dalam Rumah Tangga 18.600 0.000 Tolak Ho 4. Adatidaknya Tanggungan 26.178 0.000 Tolak Ho 5. Jenis Kelamin 6.896 0.009 Tolak Ho 6. Status Kesehatan 19.700 0.000 Tolak Ho 7. Adatidaknya Tunjangan Hari Tua 0.875 0.350 Terima Ho 8. Pendapatan 322.635 0.000 Tolak Ho 9. Pendapatan Keluarga 1.966 0.374 Terima Ho 10. Puastidak pada kondisi ekonomi 0.710 0.402 Terima Ho 11. Ketergantungan secara ekonomi pada keluarga lain 41.980 0.000 Tolak Ho Hasil uji khi kuadrat pada Tabel 5.2 menjelaskan bahwa secara sendiri-sendiri tidak terlihat adanya keterkaitan antara status pekerjaan lansia dengan status adatidaknya tunjangan hari tua, pendapatan keluarga dan kepuasan pada kondisi ekonomi, ini terlihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari taraf nyata 5, sehingga Ho diterima. Sedangkan hubungan antara status pekerjaan lansia dengan variabel karakteristik sosial lainnya signifikan yang menunjukkan adanya keterkaitan status pekerjaan dengan variabel-variabel ini. Hasil analisis univariat hanya menghasilkan kesimpulan tentang hubungan antara status pekerjaan lansia dengan masing-masing variabel karakteristik sosial ekonomi, hal ini jelas berbeda ketika hubungan status pekerjaan lansia dengan masing-masing variable karakteristik sosial ekonomi dilihat secara simultan dan parsial multivariate. Model yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara status pekerjaan lansia yang berskala kategorik biner dengan variable karakteristik sosial ekonomi dengan skala kategorik dan atau kontinu adalah model regresi logistic biner. Hasil uji regresi logistic multivariate terlihat pada Tabel 5.3. 20 Tabel 5.3. Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Pekerjaan Lansia Variables in the Equation B S.E. Wald Df Sig. ExpB Step 1 a Umur -0.111 0.027 17.250 1 0.000 0.895 JenisKlmn 0.646 0.427 2.292 1 0.130 1.908 StatusKwn -0.088 0.192 0.212 1 0.645 0.916 Pendidik 0.074 0.256 0.085 1 0.771 1.077 StatusRT 0.725 0.485 2.232 1 0.135 2.064 Tanggungan -0.047 0.441 0.012 1 0.914 0.954 StatKeshtn 0.242 0.346 0.488 1 0.485 1.274 TunjHariTua -1.384 0.537 6.644 1 0.010 0.251 Pendptan 2.688 0.295 83.290 1 0.000 14.701 PendKeluarga -0.464 0.257 3.265 1 0.071 0.629 PuasTarget -0.734 0.377 3.787 1 0.052 0.480 EkoTergntg -0.678 0.399 2.883 1 0.090 0.507 Constant 6.069 2.389 6.455 1 0.011 432.323 a. Variables entered on step 1: Umur, JenisKlmn, StatusKwn, Pendidik, StatusRT, Tanggungan, StatKeshtn, TunjHariTua, Pendptan, PendKeluarga, PuasTarget, EkoTergntg. Berdasarkan pada nilai signifikansinya yang lebih besar dari taraf nyata 5 dapat diputuskan variabel-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur, ada tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Maka model terbaik yang diperoleh adalah: tan 421 . 2 459 . 3 152 . 204 . 16 ˆ Pendp a TunjHariTu Umur x g     1 Model 1 menunjukkan bahwa nilai OR untuk umur = 0,895 berarti bertambahnya umur satu tahun akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja 0,895 kali. Ketika bertambahnya umur lansia selalu diikuti dengan menurunnya derajat kesehatan, sehingga mengurangi pula keinginan untuk bekerja. Hal ini sejalan dengan hasil uji khi kuadrat Tabel 5. 2 untuk status kesehatan yang signifikan sign. = 0.001 α = 0.05 dengan status bekerja. Artinya sehat tidaknya lansia ada kaitan dengan bekerja tidaknya lansia. Nilai OR untuk tunjangan hari tua = 0.251 mengindikasikan bahwa ketika lansia mempunyai tunjangan hari tua akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja 0,251 kali dibandingkan lansia yang tidak mempunyai tunjangan hari tua. Hal ini disebabkan karena pada lansia yang mempunyai tunjangan hari tua secara ekonomi lebih mapan sehingga menurunkan keinginan untuk bekerja. 21 Begitu pula pada variabel besaran pendapatan dengan nilai OR = 14,071 menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan akan menaikkan keinginan lansia untuk bekerja sebesar 14,071 kali. Model 1 mengindikasikan bahwa dengan bertambahnya umur lansia dan ketika lansia mempunyai tunjangan hari tua, hal tersebut akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja. Variabel besaran pendapatan lansia menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan akan menaikkan keinginan lansia untuk bekerja. Dengan banyaknya lansia yang bekerja, perlu dipikirkan lapangan pekerjaan dan jenis pekerjaan yang sesuai dengan kondisi mereka. Mereka masih tetap menjadi modal pembangunan, tanpa mengurangi kesempatan bekerja untuk penduduk usia produktif. Namun, kondisi seperti ini perlu didukung adanya jaminan sosial yang dapat membantu kebutuhan lansia, terutama untuk lansia yang bekerja di sektor informal.

5.3 Model Status Kasehatan Lansia