Daya Kritis Siswa PENDAHULUAN

38 system yang bersifat non konvensional student centered learning, setiap siswa dituntut aktif dalam system pembelajaran. Setiap pembelajarannya siswa akan selalu dihadapkan pada suatu masalah yang terjadi di masyarakat. Dengan system ini siswa harus dapat menguraikan masalah-masalah tersebut secara ilmiah dan sistematis. Sehingga mengembangkan peserta didik dalam berpikir dan mengembangkan kecakapan praktis yang berwujud generalisasi yang merupakan gambaran dalam menghadapi problem atau masalah baru.

2.5 Daya Kritis Siswa

Daya adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan kritis adalah tajam dalam penganalisaan Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, 1989:341. Jadi daya kritis adalah kemampuan berfikir secara tajam dalam penganalisaan terhadap suatu hal, mencermati dengan seksama, tidak lekas percaya akan suatu hal, sehingga ada rasa ingin tahu yang besar dan tidak cepat puas atas jawaban yang telah ada. Sikap kritis adalah sikap yang didasarkan pada pemikiran yang beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tantang apa yang harus dipercayai atau dilakukan RH. Ennis dalam Zaleha, 2007: 84. Sikap kritis adalah perbuatan yang didasarkan pada pendirian pendapat atau keyakinan. Kritis menurut kamus besar bahasa Indonesia DepDikBud, 1991: 156 adalah bersifat tidak lekas percaya, bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan, tajam di penganalisaan. Sikap kritis adalah perbuatan yang didasarkan pada kehati-hatian, selektif tidak lekas percaya dalam upaya menemukan sesuatu 39 baik pengertian maupun pemahaman melalui proses analisa yang melibatkan proses berfikir panjang dan proses berfikir tingkat tinggi. Sebelum orang memiliki sikap kritis maka terlebih dahulu seseorang tersebut memiliki pola pikir kritis. Pola pikir kritis ini menghasilkan sikap kritis, melalui latihan-latihan yang bersifat teratur. Pola pikir kritis diartikan sebagai berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang seharusnya dipercayai atau dilakukan Zaleha, 2007: 87. Berpikir kritis akan tercapai lebih mudah apabila seseorang dilatih secara bertahap dan dibiasakan secara terus menerus agar orang tersebut memiliki disposisi dan kemampuan untuk bersikap dan berpikir kritis Zaleha, 2007: 87. Kemampuan siswa berpikir kritis tidak begitu saja muncul tetapi harus diasah sejak dini. Tidak semua siswa mempunyai kemampuan berpikir kritis, sebab berpikir kritis adalah salah satu sisi menjadi orang kritis. Siswa cenderung hanya menerima materi yang diberikan oleh guru dan kurang kreatif dalam berpikir, mereka kurang bisa mengekplorasi kemampuan berpikir kritis terhadap suatu hal. Orang yang mempunyai daya kritis, pikirannya terbuka, jelas dan berdasarkan fakta. Seorang pemikir kritis harus mampu memberi alasan yang tepat atas argumentasinya. Ia harus dapat menjawab pertanyaan mengapa keputusan tersebut diambil. Dan diharapkan dengan adanya metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif dapat mengembangkan daya kritis siswa. Radno Harsanto 2005: 45-62 mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kritis meliputi tujuh tahapan. 40 a. Kemampuan Membedakan Antara Fakta, Non-Fakta dan Pendapat Pada saat kita membaca sebuah koran atau majalah, apakah setiap kalimat yang tertera didalamnya merupakan suatu fakta yang terjadi atau sebuah pendapat dari si penulis saja. Disinilah kemampuan siswa akan dilatih bahwa suatu berita yang ada tidak langsung kita yakini kebenarannya tetapi siswa harus jeli dalam membedakan antara fakta, non-fakta dan pendapat seseorang, sehingga jika siswa mampu membedakannya maka siswa dapat menjelaskan kepada orang lain bagaimana sebuah pernyataan itu merupakan fakta atau pendapat. b. Kemampuan Membedakan Antara Kesimpulan Definitif dan Sementara Banyak orang langsung mengambil suatu kesimpulan ketika melihat atau menyaksikan atau membaca berita. Mereka tidak berpikir apakah sesuatu yang dibaca atau disaksikan itu merupakan hal yang dapat diyakini kebenaran dan keakuratan datanya. Dalam membahas suatu masalah, mampu membedakan antara kesimpulan definitif dan kesimpulan sementara adalah hal yang sangat penting, sebab bila salah memberikan kesimpulan, maka akan timbul suatu masalah baru bukannya menyelesaikan masalah. c. Kemampuan Menguji Tingkat Kepercayaan Sumber Informasi Pada saat kita membaca berita disurat kabar, hal pertama yang perlu dipertanyakan atas berita tersebut adalah sejauh mana berita itu dapat dipercaya atau sejauh mana si penulis artikel dapat dipercaya. Pada dasarnya kita membutuhkan bukti atau kejelasan tertentu sebelum klaim seseorang diakui kebenarannya. Siswa yang kritis mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang 41 dapat menguji kebenarannya sehingga didapatkan kebenaran yang jelas dari sumber yang jelas pula. d. Kemampuan Membuat Keputusan. Membuat keputusan adalah bagaimana menggunakan krtiteria yang relevan untuk memilih berbagai alternatif kemungkinan. Pertama, kita harus jelas tentang apa keputusan tersebut. Kedua, kita harus mengidentifikasi pilihan-pilihan dan memberikan penilaian baik buruknya masing-masing pilihan, mengidentifikasi kriteria yang relevan untuk mengambil keputusan dari pilihan- pilihan yang ada. Yang terakhir memeriksa kembali pilihan-pilihan tersebut jika dibandingkan dengan ukuran yang ada. e. Kemampuan Mengidentifikasi Sebab dan Akibat Seorang pemikir kritis mencoba untuk mengklarifikasi setiap informasi yang didapatnya. Siswa yang kritis apabila mendapatkan suatu masalah maka ia akan mencari sebab dari masalah yang timbul serta mencari apa akibat dari masalah tersebut. Dan tidak langsung menerima informasi tersebut tanpa diidentifikasi terlebih dahulu. f. Kemampuan Mempertimbangkan Wawasan Lain Realitas yang ada sebagian orang ketika akan mengambil keputusan hanya mempertimbangkan alasan yang ia miliki. Jarang sekali mereka mau mendengar dan mempertimbangkan pendapat orang lain dan mengapa orang lain berpendapat seperti itu. Seorang siswa yang berpikir kritis sangat memberi ruang untuk pertimbangan-pertimbangan diluar dirinya dan selalu terbuka untuk mendengarkan pendapat orang lain. Terkadang permusuhan yang terjadi 42 disebabkan tidak mau mendengarkan dan menyimak pendapat masing-masing orang. g. Kemampuan Memecahkan Masalah Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan kemampuan siswa menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada, siswa dapat menentukan prioritas masalah, siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang akan diselesaikan, siswa cakap mengumpulkan data dan memilahnya, siswa cakap memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan. 2.6 Hubungan antara Metode Pembelajaran Problem solving sebagai Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan Daya Kritis Siswa Metode pembelajaran Problem solving merupakan metode pembelajaran berdasarkan pengalaman dalam memecahkan masalah. Metode pembelajaran ini menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran. Dalam proses belajar mengajar metode pembelajaran ini mencakup pengumpulan informasi yang berkaitan dengan pertanyaan permasalahan, mendiskusikan mengolah hasil penenemuan informasi dan mempresentasikan hasil penemuannya pada orang lain. Dari serangkaian tahapan pembelajaran ini siswa terlibat secara aktif dalam pemecahan masalah, serta mengorganisir tugas 43 belajarnya, siswa mampu mengidentifikasi permasalahan, kemudian mencari informasi yang relevan dengan penyelesaian permasalahan, mampu mengungkapkan pendapat tentang masalah yang telah diberikan, dan mampu mengelaborasi alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya. Siswa terlibat dalam pemecahan masalah yang mengintegrasikan keterampilan dan konsep dari berbagai isi materi pelajaran, siswa melakukan inkuiri untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mengembangkan kemampuan bernalar, bersikap, bertindak serta mengkomunikasikan penyelesaian melalui lisan. Dengan demikian Metode pembelajaran Problem solving dapat meningkatkan daya kritis siswa.

2.7 Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

0 6 118

PENINGKATAN KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING Peningkatan Komunikasi Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) (PTK Siswa Kelas X MIA 3 SMA Negeri 1

0 2 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran Matematika Di Sma N 2 Boyolali.

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Problem Solving Pada Mata Pelajaran Matematika Di Sma N 2 Boyolali.

0 1 12

MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWER KELAS IV SD NEGERI DAWUNG 2 KECAMATA

0 0 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Dengan Menggunakan Metode Problem Solving Pada Siswa Kelas VI SDN 1 Pandeyan Jatinom Kla

0 6 11

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN SEJARAH UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Ciwidey.

0 2 36

(ABSTRAK) PENINGKATAN DAYA KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PEMALANG.

0 0 3

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA KELAS X TGB SMK NEGERI 2 DEPOK PADA MATA PELAJARAN ILMU UKUR TANAH MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING.

0 7 244

PENINGKATAN EFIKASI DIRI MELALUI INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS X IPA 2 DI SMA NEGERI 1 CIPARI, KABUPATEN CILACAP.

0 0 142