II. KAJIAN YANG DIPERLUKAN
Kelayakan usaha dibuat sebagai alat untuk memutuskan apakah suatu rencana dan investasi usaha dapat dilanjutkan atau harus dihentikan. Selain untuk pihak yang
akan melakukan kegiatan usaha, kelayakan usaha ini digunakan oleh pihak penyandang dana atau Bank untuk menilai apakah usaha yang akan didirikan layak
untuk dibiayai atau tidak. Kelayakan yang baik memerlukan beberapa kajian tentang aspek usaha seperti aspek pemasaran, aspek teknis, aspek keuangan, dan lain-lain.
A. Aspek Pasar
Pada dasarnya setiap usaha adalah menjual jasa dan atau barang yang dihasilkan untuk digunakan atau dibeli oleh masyarakat pasar tergantung dari
kebutuhan masyarakat dan persediaan barang yang dibutuhkan. Sebelum menentukan usaha apa yang akan dilaksanakan, perlu diidentifikasi terlebih
dahulu apa kebutuhan masyarakat yang harus kita penuhi.
1. Produk
Untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, Wira merencanakan akan melakukan pengamatan terhadap perumahan disekitar tempat tinggalnya.
Dimulai dengan kompleks perumahan sederhana tempat tinggalnya, setiap hari Wira mencatat apa yang dilihat dan dijumpainya. Disamping perumahan
sederhana, juga dilakukan pengamatan ke lingkungan perumahan semi real estate dan real estate yang ada di sekitar radius 10 KM dari tempat tinggalnya.
Data yang berhasil dikumpulkan oleh Wira adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Perumahan sederhana
Semi Real Estate Real Estate
Jumlah Rumah 900
600 400
Jumlah Kepala keluarga 851
530 386
KK Tanpa anak 20
6 KK dengan anak sekolah
812 515
263 Suami istri kerja
629 492
300 Sambungan telepon
600 524
386 Waktu pulang kerja
16.00 – 18.00 394
90 23
18.00 – 20.00 311
326 168
20.00 - 146
114 195
Jumlah kendaraan roda 4 126
500 386
Jumlah kndaraan roda 2 304
97 21
Perkiraan pendapatan 2.000.000
5.000.000 10.000.000
Jumlah toko Barang kebutuhan pokok
8 1
- Barang elektronik
1 -
- Bahan bangunan
5 -
- Kue dan roti
2 1
- Bengkel dan cuci mobil
- -
- Bengkel sepeda motor
1 -
-
Dari basil pengamatannya, Wira sudah mendapat bayangan tentang kemungkinan bidang usaha atau peluang usaha yang tersedia di lingkungan
tempat tinggalnya, antara lain: Bengkel dan Cuci Mobil, Toko Onderdil, Agen LPG, Bengkel Las, Suplier Kebutuhan pokok, Toko Eceran, Warung Sayur,
dan sebagainya. Setelah mempelajari semua peluang usaha yang ada, Wira merasa bahwa
yang sesuai dengan potensi dan kemampuannya saat ini adalah usaha dibidang kebutuhan pokok.
2. Permintaan dan Penawaran
Tanpa adanya permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, maka usaha yang dijalankan tidak mempunyai nilai atau manfaat
ekonomis. Wira menyadari bahwa kegiatan usaha selalu didasari oleh adanya
kebutuhan akan barang dan jasa dari pasar. Oleh karena itu, dari data yang dikumpulkan, Wira melakukan perhitungan-perhitungan untuk mengetahui
berapa besar kebutuhan pokok sehari-hari yang diperlukan oleh penghuni perumahan di sekitar tempat tinggalnya.
Tabel 2 No Jenis Data
Perumahan sederhana
Semi real estate
Real estate 1.
Jumlah kepala keluarga 851
530 386
2. Perkiraan pendapatan
2.000.000 5.000.000
10.000.000 3.
Biaya hidup 80 dari no 1 1.600.000
4.000.000 8.000.000
4. Biaya hidup utama 60 dari
no 3 960.000
2.400.000 4.800.000
5. Belanja dilingkungan sendiri
40 dari no 4 384.000
960.000 1.920.000
6. Belanja kebutuha pokok 60
dari no 5 230.400
576.000 1.152.000
7. Potensi permintaan kebutuhan
pokok 1x6 196.070.40
305.280.000 444.672.00
Biaya hidup adalah pengeluaran untuk menunjang kehidupan keluarga, misalnya makanan, pakaian, perumahan, sekolah, kesehatan. komunikasi,
hiburan, dan lain-lain. Biaya hidup utama adalah pengeluaran untuk beras, lauk pauk, sayuran, dan kebutuhan pokok lainnya.
Biaya di lingkungan sendiri adalah pengeluaran yang dilakukan di sekitar tempat tinggal dan tidak memerlukan waktu lama. Biaya ini dikeluarkan untuk
tukang sayur keliling, warung, toko kebutuhan pokok sekitar tempat tinggal. Belanja kebutuhan pokok adalah pengeluaran yang dilakukan untuk belanja
ke toko-toko kebutuhan pokok di sekitar tempat tinggal. Secara keseluruhan
potensi permintaan belanja di toko kebutuhan pokok per bulan untuk perumahan di sekitar radius 10 KIn dari tempat tinggal Wira adalah:
Rp.196.070.400+Rp.305.280.000+Rp.444.672.000 = Rp.946.022.400bulan
atau sekitar Rp.31.534.080 per hari.
Dari segi penawaran, Wira mengamati toko-toko penyedia kebutuhan pokok yang ada disekitar radius 10 Km, 8 buah di perumahan sederhana dan
sebuah di kawasan semi real estate. Pengamatan terhadap toko-toko tersebut dimaksudkan untuk mengetahui
berapa besar nilai dagangan dan kemampuan jual serta karakter pembeli di keempat toko tersebut.
Gambaran umum yang diperoleh adalah omzet rata-rata per toko di perumahan sederhana sebesar Rp.l.500.000 per hari. Kawasan semi real
estate sebesar Rp.2.000.000 per hari. Kesimpulannya f: ornzet rata-rata toko kebutuhan pokok di lingkungan radius 10 KIn 9 toko adalah Rp.14.000.000
per hari atau sebesar Rp.570.000.000 per bulan. Dari perhitungan yang dilakukan, Wira memperoleh kesimpulan bahwa masih
terdapat peluang untuk masuk dalam usaha pengadaan kebutuhan bahan pokok sebagai berikut:
Potensi permintaan Rp.946.022.400.-
Potensi penawaran Rp.420.000.000,-
Peluang pasar Rp.526.022.400,-
Wira beranggapan bahwa potensi pemenuhan kebutuhan pokok yang ada selama ini diperoleh dari luar kawasan, seperti Makro, Goro, atau Hero. Dan
potensi ini masih bisa ditarik ke dalam kawasan usaha Wira bila tokonya masih dalam jangkauan konsumen atau pemasaran dilakukan dengan
proaktif barang di antar ke rumah .
3. Persaingan