Latar Belakang EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI PLAYGROUP “ANNISA” PEKAJANGAN KABUPATEN PEKALONGAN.

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-undang Sistem Pedidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Selanjutnya pasal 13 Undang- Undang No. 20 tahun 2003 tentang jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya. Pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis di luar sistem persekolahan yang mapan dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya. Sedangkan pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperoleh 2 nilai, sikap, keterampilan dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman sehari-hari. Pendidikan nonformal memiliki salah satu unsur penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal adalah seorang fasiltator atau yang biasa disebut sebagai pendidik. Jenis tenaga kependidikan luar sekolah terdiri atas pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar dan penguji. Tenaga pendidik ialah pembimbing, pengajar pamong belajar, tutor, pelatih, fasilitator dan sebagainya. Dari hal tersebut maka tugas dan fungsi yang dilaksanakan pendidikan luar sekolah meliputi beberapa program sebagai berikut : 1 Program Pengembangan Anak Usia Dini PAUD, 2 Program Pemberantasan Buta Aksara PBA, 3 Program Pendidikan Dasar, 4 Program Magang, 5 Program Kewanitaan, 6 Kelompok Belajar Usaha KBU. Sudjana, 2001 : 6. Pendidikan anak usia dini PAUD adalah “suatu upaya” pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Disebutkan lebih lanjut dalam pasal 28 antara lain bahwa PAUD diselenggarakan dalam jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. Masalah utama pelaksanaan program PAUD di Indonesia adalah minimnya layanan program PAUD, rendahnya angka partisipasi anak usia dini di daerah tertinggal dan “beresiko tinggi”, serta rendahnya kualitas layanan program PAUD. Meskipun dalam UU telah ditetapkan program pendidikan anak usia dini 3 sebagai basis sebelum memasuki pendidikan dasar, program ini belum masuk dalam program wajib belajar nasional. Pemerintah menargetkan pada tahun 2015 sasaran pendidikan anak usia dini 0 – 6 tahun akan mencapai 75 persen. Mayoritas dari anak-anak usia dini prasekolah sampai saat ini belum memiliki akses untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan, hanya sekitar 37 persen anak usia dini 3-6 tahun di Indonesia telah berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan anak usia dini dan prosentase tersebut juga menunjukkan kesenjangan yang sangat menyolok antara partispasi anak di daerah perkotaan dan pedesaan. Sekitar 70 persen anak usia dini yang tidak memiliki akses pada layanan PAUD tinggal di daerah pedesaan. Kemiskinan dan keterasingan, begitu juga pelayanan yang tak memadai membuat banyak keluarga tidak dapat menyediakan layanan PAUD bagi anak-anak mereka. Kurangnya anggaran pemerintah untuk PAUD juga merupakan salah satu kendala utama. Saat ini hanya 1,2 persen sekitar 600 milyar rupiah atau 64,6 juta USD dari total anggaran pendidikan yang dialokasikan untuk PAUD. Tahun 2006, UNICEF telah mendukung Departemen pendidikan Nasional Depdiknas dan pemerintahan propinsi serta kabupaten untuk mengembangkan sebuah model layanan PAUD yang utuh dan sesuai untuk masyarakat miskin dan pedesaan di Indonesia. Model tersebut dikembangkan dari Posyandu, yang telah berdiri untuk memberikan layanan kesehatan dan gizi, serta imunisasi untuk ibu hamil, bayi dan anak balita. Pusat pengembangan anak usia dini dinamakan “Taman Posyandu” dan telah menggabungkan fasilitas untuk mengembangkan aspek psiko-sosial, 4 pengembangan kognitif dan pendidikan untuk anak-anak usia pra-sekolah dalam layanan tradisional Posyandu. Sampai Desember 2008, 341 Taman Posyandu telah dibangun di 22 kabupaten di 12 provinsi. Pada tingkat pusat, UNICEF mendukung Depdiknas untuk menyusun pedoman umum dan strategi nasional yang komprehensif untuk pengembangan anak usia dini yang holistik. Untuk membantu mencapai pendidikan untuk Semua dan sasaran Millenium Development Goals dalam hal pendidikan , juga untuk mendukung kesiapan anak masuk sekolah dasar, program ini mempunya sasaran seperti Mengembangkan model yang holistik melalui koordinasi yang erat dengan lembaga pemerintahan terkait dan lembaga non-pemerintahan. Mendukung pemerintah untuk menyusun kerangka kebijakan yang komprehensif dan terintegrasi. Melihat realita dan fakta tersebut maka perlu motivasi kuat bagi pengelola, pendidik dan tenaga kependidikan PAUD nonformal untuk menjadikannya sebuah lembaga yang potensial, malah kalau bisa menyejahterakan mereka yang terlibat di dalamnya. Kuncinya tentu saja pengelolaan yang menjunjung pengabdian serta mengarah profesionalisme baik dalam pengadaan sarana, alat permainan edukatif APE, penerapan metode pembelajaran dan kurikulum serta rekruitmen tenaga pendidik dan kependidikan. Dari beberapa analisis di atas menunjukkan bahwa PAUD dirasa semakin dibutuhkan di tengah pola kehidupan masyarakat yang semakin modern. Fenomena yang terjadi adalah para ibu yang menjadi wanita karier, sehingga waktu bersama keluarga, anak-anak yang masih berusia dini kurang mendapatkan 5 pendidikan dan perhatian dari orang tua khususnya ibu secara utuh. Selain ibu yang bekerja ada juga ibu rumah tangga yang kurang memahami pentingnya pendidikan anak sejak dini, sehingga program pendidikan anak usia dini PAUD sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak usia dini baik fisik maupun mental selain pendidikan informal dalam keluarga. Mary Yound Sudijarto, 1995 mengemukakan bahwa pembinaan anak dini usia dapat memperbaiki prestasi belajar di sekolah dasar dan di sekolah lanjutan pertama dan dapat meningkatkan produktifitas kerja serta mengurangi ketergantungan. Di Kabupaten Pekalongan terdapat suatu Lembaga pendidikan anak usia dini Playgroup “Annisa” merupakan lembaga penyelenggara pendidikan non formal dalam bentuk kelompok bermain. Beberapa keunggulan program PAUD dari Playgroup Annisa adalah menggunakan media kreatif imajinatif sebagai sarana bermain dan belajar anak, menggunakan metode pembelajaran yang terpadu dan terintegrasi, memiliki program ekstrakurikuler dan intrakurikuler sebagai sarana mengembangkan bakat dan potensi anak, memiliki fasilitas bermain outdoor dan indoor, ruang perpustakaan dan laboratorium, perbandingan antara siswa dan guru adalah 1 : 5, satu guru menangani lima orang anak, Memiliki layanan konsultasi, kegiatan kunjungan sesuai tema yang sedang dibahas, materi dikembangkan berdasarkan falsafah keilmuan Islam, pembelajaran dengan multimedia. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “ Efektifitas Pengelolaan Program Pendidikan Anak Usia Dini Paud Di Playgroup “Annisa” Pekajangan Kabupaten Pekalongan”. 6

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Perkawinan Usia Dini Dalam Perspektif Pluralisme Hukum (Studi Kasus di Desa Saentis Kecamatan Percut SeiTuan, Kabupaten Deli Serdang)

3 57 138

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Di KB “Cerdas” Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal.

0 3 14

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Di KB “Cerdas” Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal.

0 4 22

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FIRDAUSY SUKOHARJO Pengelolaan Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Firdausy Sukoharjo.

0 1 16

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FIRDAUSY SUKOHARJO Pengelolaan Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Firdausy Sukoharjo.

0 1 15

PENGELOLAAN ANAK USIA DINI DI PLAYGROUP AL FIRDAUS SURAKARTA PENGELOLAAN ANAK USIA DINI DI PLAYGROUP AL FIRDAUS SURAKARTA.

0 0 14

PENDAHULUAN PENGELOLAAN ANAK USIA DINI DI PLAYGROUP AL FIRDAUS SURAKARTA.

0 0 4

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI PAUD AL-BAROKAH Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Di Paud Al-Barokah Kecamatan Rowokele Kebumen.

0 1 10

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Di Paud Al-Barokah Kecamatan Rowokele Kebumen.

1 3 17

(ABSTRAK) EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI PLAYGROUP “ANNISA” PEKAJANGAN KABUPATEN PEKALONGAN.

0 0 2