28
a. Tes Pilihan Ganda
Dengan tes bentuk pilihan ganda testee diminta melingkari salah satu huruf di depan jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda lingkaran atau tanda
silang x pada tempat yang sesuai di lembar jawaban. Dalam menentukan angka untuk tes pilihan ganda, dikenal 2 macam cara pula yakni tapa hukuman
dan dengan hukuman. Tanpa hukuman apabila banyaknya angka dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban. Sedangkan cara
penilaian dengan hukuman menggunakan rumus : S =R –
� �−1
Dimana : S
= score R
= banyaknya yang betul W
= banyaknya yang salah n
= banyaknya pilihan jawaban yang pada umumnya di Indonesia adalah 3,4 dan 5
Contoh :
- Banyaknya soal
:10 buah -
Banyaknya yang betul : 8 buah
- Banyaknya yang salah
: 2 buah -
Banyaknya pilihan : 3 buah
Maka skornya adalah : S = 8 -
2 3
−1
= 8 – 1 = 7
29
b. Tes Berbentuk Uraian Sebelum menyusun tes berbentuk uraian, sebaiknya kita tentukan terlebih
dahulu pokok-pokok jawaban yang kita kehendaki. Dengan demikian maka akan mempermudah kita dalam mengoreksi tes ini. Saran untuk mengoreksi tes uraian
adalah : 1 Membaca jawaban dari seluruh peserta didik untuk mengetahui situasi
jawaban. Dengan membaca seluruh jawaban, kita dapat memperoleh gambaran lengkap tidaknya jawaban yang diberikan siswa secara
keseluruhan. 2 Menentukan angka untuk soal pertama tersebut. Misalnya jika
jawabannya lengkap, maka diberi angka 5, kurang sedikit diberi angka 4, begitu seterusnya. Dalam menentukan angka tidak boleh dilakukan
dengan unsur tebakan. Dengan demikian ada pendapat bahwa angka 1 atau 2 digunakan untuk jawaban salah, dan satu pendapat lainnya
mengatakan angka 0 yang harus digunakan. 3 Memberikan angka bagi soal pertama
4 Membaca soal kedua dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban, dilanjutkan dengan pemberian angka untu soal kedua.
5 Mengulangi langkah-langkah tersebut bagi soal tes ketiga dan seterusnya.
6 Menjumlahkan angka-angka yang diperoleh tersebut.
30 Setelah mempelajari seluruh langkah tersebut kita telah mengetahui bahwa
dengan membaca terlebih dahulu seluruh jawaban siswa, maka kita tahu mungkin tidak ada siswa yang menjawab dengan betul untuk suatu nomor soal.
Menghadapi situasi seperti itu kita dapat gunakan pemberian angka relatif. Misal untuk suatu nomor soal yang paling lengkap hanya mengandung 3 unsur
padahal kita mengehendaki 5 unsur maka kepada jawaban yang paling lengkap itulah kita berikan angka 5 dan seterusnya.
Cara yang telah diterangkan di atas adalah pemberian angka berdasar norma kelompok norm referenced test. Apabila dalam memberikan angka
berdasarkan standar mutlak criterion referenced testmaka langkah yang dilakukan adalah :
1 Membaca setiap jawaban yang diberikan oleh siswa dan dibandingkan dengan kunci jawaban yang telah kita susun.
2 Membubuhkan skor di sebelah kiri setiap jawaban. Ini dilakukan per nomor soal.
3 Menjumlahkan skor-skor yang telah ditulis di setiap butir soal, sehingga didapat skor soal untuk bentuk uraian.
31
c. Format Penilaian Praktik Bengkel