36 Persamaan penelitian Fikri Rizqi Alfan 2014 dengan yang akan peneliti
lakukan adalah membuat modul pembelajaran mengenai materi kelistrikan untuk siswa kelas X. Sedangkan perbedaan penelitian adalah Fikri Rizqi Alfan 2014
telah melakukan penelitian sampai pada tingkat ketuntasan belajar siswa.
C. Kerangka Pikir Proses balajar mengajar selalu mebutuhkan alat bantu agar tercapai tujuan
belajar yang diinginkan, yaitu materi yang mudah diserap peserta didik serta kemandirian peserta didik dalam belajar. Alat bantu pembelajaran inilah yang
banyak disebut sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran modul pada mata pelajaran teknik listrik adalah salah
satu media pembelajaran berupa modul pembelajaran yang didesain untuk keperluan dalam mata pelajaran Teknik Listrik. Modul pembelajaran ini dibuat
dengan melihat terbatasnya sumber bahan ajar yang digunakan pada mata pelajaran Teknik Listrik, serta berlandaskan keluhan peserta didik yang sering
mengantuk dan bingung karena pelajaran selalu terpusat pada guru dan peserta didik tidak mempunyai pegangan untuk belajar.
Penggunaan modul pembelajaran sebagai alat bantu bagi peserta didik diharapkan akan membuat nalar peserta didik lebih terbuka sehingga dapat
belajar secara mandiri untuk mengakses materi yang ingin dipelajarinya. Untuk merealisasikan media pembeljaran dasar teknik listrik ini, dibuat sebuah modul
pembelajaran yang disesuaikan dengan silabus, kurikulum, situasi serta kebutuhan peserta didik di SMK Negeri 2 Depok.
Proses pengimplementasian penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Research and Development RD yang meliputi tahap pengembangan
37 modul pembelajaran. Tahap pengembangan pada penelitian ini meliputi: 1
Identifikasi Masalah, 2 Studi pengumpulan Informasi, 3 Desain media, 4 Validasi desain, 5 RevisiPerbaikan, 6 Uji Kelayakan Pemakaian Media ke
Perserta Didik dan 7 Produksi Modul. Hasil produk berupa modul pembelajaran dasar teknik listrik yang telah
dihasilkan sebelum diujikan ke sasaran perlu dilakukan validasi dan uji coba terlebih dahulu. Uji coba ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan-masukan
maupun koreksi tentang produk yang telah dihasilkan. Berdasarkan masukan- masukan dan koreksi tersebut, produk tersebut direvisidiperbaiki. Sedangkan
pengujian ini dilakukan dengan validasi para ahli yaitu dosen dan guru melibatkan dua ahli materi dan dua ahli media pembelajaran.
Para pakar ahli media pembelajaran dan ahli materi diminta untuk mencermati produk yang telah dihasilkan, kemudian diminta untuk memberikan
masukan-masukan tentang produk tersebut. Berdasarkan masukan-masukan dari para pakar, produk berupa modul pembelajaran dasar teknik listrik kemudian
direvisi. Setelah proses revisi produk, langkah selanjutnya adalah mengetahui respon peserta didik terhadap media pembelajaran dilakukan dengan
memberikan angket kepada peserta didik melalui proses pembelajaran. Hasil pengujian berupa kelayakan bedasarkan para ahli dan peserta didik kemudian
diolah untuk dianalisis untuk mendapatkan krieteria kelayakannya.
38 Keterangan :
: Bagian yang diteliti : Bagian yang tidak diteliti
Gambar 1. Bagan kerangka pikir
Analisis Kebutuhan
1. Metode pembelajaran pada mata pelajaran teknik listrik masih didominasi dengan metode ceramah dan papan tulis, sehingga mengakibatkan
kebosanan pada peserta didik.
2. Ketersediaan bahan ajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar masih terbatas yaitu guru hanya menggunakan manual book dan handout
bagi peserta didik.
3. Penggunaan modul pada mata pelajaran teknik listrik belum dimaksimalkan sebagai salah satu bahan pengajaran.
4. Masih kurangnya sumber referensi tentang buku mata pelajaran teknik listrik diperpustakaan SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta.
AUDIO AUDIO VISUAL
MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIK
JENIS BAHAN AJAR
MODUL PENYUSUNAN MODUL
UJI VALIDAI AHLI MEDIA DAN MATERI
UJI KELAYAKAN MODUL OLEH PESERTA DIDIK
MODUL PEMBELAJARAN DASAR TEKNIK LISTRIK
39
D. Pertanyaan Penelitian