7
diperlukan dalam “menerima bahasa”. Mendengarkan bukanlah suatu kegiatan yang pasif.
Agar menjadi efektif, mendengarkan harus menjadi suatu kegiatan yang aktif dan penuh tujuan. Di sekolah, anak-anak menghabiskan lebih
banyak waktunya untuk mendengarkan gurunya dan teman sekelasnya. Kemampuan mereka untuk mendengarkan dan memahami arahan serta
instruksi gurunya dan kintribusi teman sekelasnya mempengaruhi apa dan seberapa banyak yang sudah dipelajari; tetapi perhatian yang jelas
untuk mengembangakan kemampuan mendengarkan bisa saja tidak ada di banyak kelas.
Wolvin Coakley dalam Otto 2015 : 23
1.2 Bercerita
2.2.1 Pengertian Bercerita
Bercerita merupakan aktivitas menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan, pengalaman, atau kejadian yang
sungguh-sungguh terjadi maupun hasil rekaan. Bercerita dikatakan sebagai menuturkan, yaitu menyanmpaikan gambar atau diskripsi
tentang kejadian tertentu. Artinya bercerita merupakan kegiatan mendeskripsikan pengalaman atau kejadian yang telah dialaminya.
Menurut Rahayu 2013 : 8 Sedangkan menurut Heroman dan Jones dalam Rahayu 2013
:80 Bercerita merupakan salah satu seni, bentuk hiburan dan pandangan tertua yang telah dipercayai nilainya dari generasi ke
generasi berikutnya
2.2.2 Manfaat Kegiatan Bercerita
Manfaat kegiatan
bercerita adalah
anak dapat
mengembangakan kosakata, kemampuan berbicara, mengekspresikan cerita yang disampaikan sesuai karakteristik tokoh yang dibacakan
dalam situasi yang menyenangkan, serta melatih keberanian anak untuk tampil di depan umum. Menurut Rahayu 2013 : 81 kegiatan
bercerita bermanfaat untuk :
8
1. Menyalurkan ekspresi anak dalam kegiatan yang
menyenangkan
2. Mendorong aktivitas, inisiatif dan kreativitas anak agar
berpartisipasi dalam kegiatan, memahami isi cerita yang
dibacakan; dan
3. Membantu anak menghilangkan rasa rendah diri,
murung, malu dan segan untuk tampil di depan teman
atau orang lain.
Manfaat lain
dalam kegiatan
bercerita adalah
dapat mengkomunikasikan nilai nilai budaya, sosial, keagamaan, menanamkan
etos kerja, etos waktu, etos alam, mengembangkan fantasi anak, dimensi kognisi anak dan dimensi bahasa anak yang dikemukakan oleh
Moeslichstoen dalam Rahayu 2013 : 82
Demikian juga yang dikatakan oleh Musfiroh dalam Rahayu 2013 : 82 bahwa manfaat dari kegiatan bercerita adalah mengasah imajinasi
anak , mengembangkan kemampuan berbahasa, aspek sosial, aspek moral, kesadaran beragama, aspek emosi, semangat berpresentasi dan melatih
konsentrasi anak.
Menurut Rahayu 2013 : 83 kegiatan bercarita memiliki sejumlah aspek yang diperlukan dalam perkembangan kejiwaan anak-anak, seperti
membantu perkembangan imajinasi anak, mendorong anak untuk mencintai bahasa, memberi wadah bagi mereka untuk belajar berbagai
emosi dan perasaan, seperti sedih, gembira, simpati, marah, senang, cemas, serta emosi yang lain.
2.2.3 Pemilihan Cerita Anak