Fungsi Pengawasan Konsep Mutu Hakekat Pembelajaran

2. Model manajemen pembelajaran melalui metode “Stop and Stop” pendidikan karakter di sekolah ini akan meningkatkan potensi kegiatan belajar mengajar. 3. Model manajemen pembelajaran melalui “Stop and Stop” berbasis pendidikan karakter di sekolah ini dapat memudahkan guru untuk memahami tugas dan tanggungjawabnya dalam pembelajaran.

e. Fungsi Pengawasan

Pengawasan manajemen sekolah adalah usaha sistematis menetapkan standar prestasi dengan perencanan sasarannya guna sistem informasi umpan balik Sagala, 2007: 66 2.3 Fokus Manajemen Sekolah 2.3.1 Input Sekolah Menurut Sagala 2006: 140, input adalah segala sesuatu yang harus tersedia perangkat lunak maupun perangkat keras karena dibutuhkan bagi berlangsungnya proses. Proses pendidikan adalah berubahnya sesuatu yang merupakan input menjadi sesuatu yang lain dari hasil proses yang disebut output. Input sekolah dapat diidentifikasikan mulai dari manusia, uang, materialbahan-bahan, metode-metode, dan mesin-mesin Komariah dan Triatna, 2006: 2. Manusia yang dibutuhkan sebagai masukan bagi proses pendidikan adalah siswa sebagai bahan utama atau bahan mentah. Untuk menghasilkan manusia yang seutuhnya diperlukan input manusia yang memiliki potensi untuk dididik, dilatih, dibimbing, dan dikembangkan menjadi manusia seutuhnya.

2.3.2 Proses Penyelenggaraan Sekolah

Proses penyelenggaraan sekolah merupakan kiat manajemen sekolah dalam mengelola masukan-masukan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan atau output sekolah Komariah dan Triatna, 2006: 5. Menurut Slamet dalam Komariah dan Triatna, 2006: 5 menyatakan bahwa proses adalah berubahnya “sesuatu” menjadi “sesuatu yang lain”. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Proses sekolah dalam dimensi kepemimpinan adalah menghasilkan keputusan kelembagaan yang terjadi sebagai keputusan partisipatif atau keputusan bersama antara kepala sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, para ahli, dan orang-orang yang berkepentingan terhadap pendidikan. Keputusan tentang bagaimana berlangsungnya sekolah yang didasarkan atas partisipasi diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki bagi semua kelompok kepentingan sekolah. Penyelenggaraan sekolah dari dimensi kepemimpinan ini adalah terjadinya pemotivasian terhadap staf agar mereka terus semangat bekerja dan menghasilkan karya yang berguna dan bermutu. Di era global ini, dituntut keahlian yang harus terus dikembangkan seiring dengan inovasi-inovasi yang ditemukan dalam bidang pendidikan. Pengelolaan program sekolah adalah pengkoordinasian dan penyerasian program sekolah secara holistik dan integratif yang meliputi: a. Perencanaan, pengembangan, dan evaluasi program; b. Pengembangan kurikulum; c. Pengembangan proses belajar mengajar; d. Pengelolaan sumber daya manusia guru, konselor, karyawan, dan sebaginya. e. Pelayanan siswa; f. Pengelolaan fasilitas; g. Pengelolaan keuangan; h. Pengelolaan hubungan sekolah-masyarakat; i. Perbaikan program Komariah dan Triatna, 2006: 5

2.3.3 Output Sekolah

Sekolah sebagai sistem, seharusnya menghasilkan output yang dapat dijamin kepastiannya Komariah dan Triatna, 2006: 5. Output dari aktivitas sekolah adalah segala sesuatu yang kita pelajari di sekolah, yaitu seberapa banyak yang dipelajari dan seberapa baik kita mempelajarinya. Output sekolah secara mudah dapat dikatakan sebagai siswa yang berhasil keluar sebagai pemenang dari kegiatan menuntut ilmu yang diakhiri dengan ujian-ujian dan menghasilkan suatu nilai penghargaan, berupa angka-angka nilai. Pendidikan adalah investasi, sehingga keberadannya harus terkait dengan kembali hasil atau keluaran yang bermanfaat atau menguntungkan secara finansial dan sosial Komariah dan Triatna, 2006: 6. Apabila ditinjau dari sudut lulusan, output sekolah adalah lulusan yang berguna bagi kehidupan, yaitu lulusan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, dan lingkungannya. Lulusan ini mencakup outcome, yaitu hasil dari investasi pendidikan yang selama ini dijalani siswa untuk menjadi suatu yang berguna dan bermanfaat. Output pendidikan dasar adalah siswa dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

2.3.4 Spesifikasi ModelManajemen Pembelajaran melalui Metode “Stop and

Stop” Model manajemen pembelajaran melalui “Stop andstop”berbasis pendidikan karakter di satuan pendidkan memiliki spesifikasi antara lain: 1.Penerapan proses manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pada pembelajaran dapat dijadikan acuan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar agar tujuan kegiatan belajar mengajar dapat tercapai secara efektif dan efisien. 2.Pendidikan anak terintegrasi dalam pembelajaran dan pelaksanaannya harus menggunakan metode yang tepatyang dilakukan pada proses manajemen pembelajaran. Nilai pengajaran pada setiap mata pelajaran yang dilakukan oleh setiap guru sangat membutuhkan metode, cara yang terkandung dalam pembelajaran itu sendiribertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik. 3.Penggunaan model pembelajaran melalui metode “stopand stop”diterapkan pada semua pelajaran yang diselenggarakan oleh setiap satuan pendidikan untuk satuan pendidikan di sekolah dasar. Pola Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Metode “stop stop” di Sekolah Pengawasa oleh Kepala Sekolah Tenaga kependidikan GURU GURU GURU GURU GURU

2.4 Konsep Mutu

Mutu mempunyai pengertian yang bervariasi Seperti ang dikemukakn Nomi pfeffer dan Anna Coote “ mutu merupakan konsep yang licin “ .Mutu mengimplementasikan hal -hal yang berbeda masing masing orang.bahkan semua menyetujui untuk mengungkapkan upaya peningkaan mutu pendidikan. Mutu sebuah ide yang dinamis. Memang makna mutu yang demikian luas akan sedikit membingungkan pemahaman kita. Akan tetapi pemahaman kita konsekwensi praktis yang siknifikan akan muncul dari perbedaan - perbedaan makna tersebut. Denngan demikian mutu membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam. Devinisi relatif mutu memiliki dua aspek yaitu ; Menysuaikan diri dengan spesivikasi dan kedua memenuhi kebutuhan pelanggan. Mutu memilikisebuah sistem yang biasa disebut sistem jaminan mutu “ qualyty assurance system “ Edward Sallis 2011 : 49

2.5 Hakekat Pembelajaran

Menurut aliran behavioristik pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah lakuyang diinginkandengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Aliran kognitif mendifinisikn pmbelajara sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar mengnal danmemahami sesuatu yang sedang dipelajari. Adapun humanistik mendiskrifsikan pemblajaran sebgaimemberikan kebebsan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.Hamdani 2011: 23 Salah satu pembelajaran adalah membangun gagasan sainstifik setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa, dan informasi dari sekitarnya. Pada dasarnya semua siswa memiliki gagasan atau pengetahuan awal yang sudah membangun dlam wujud skemata. Dari pengetahuan awal dan pengalaman yang ada , siswa menggunaka informasi dari lingkungan dlam rangka mengkontruksi interprestasi pribadi serta makna - maknanya. Makna dibangun ketika guru memberikan permasalahan yang relevan dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada sebelumnya, memberi kesempatan kepada siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri. Untuk membangun maknater sebut, proses belajar mengajar berpusat pada siswa. Berbicara pda konsep pembelajaran maka di dalamnya tidak akan epas yang namanya belajar. Belajar memiliki bentuk - bentuk sesuai karakter anak dan lingkungan belajarnya. Belajar dibedakan menjadi lima bentuk yaitu : 1 Belajar responden, 2 Belajar kontiguitas, 3 belajar operant, 4 belajar observasional dan 5 belajar kognitif . Ratna Wilis Dahar : 4 . Di sini peran guru sangat sentral dan vital, sentral dibutuhkan kehadiran guru secara utuh dan karismatik, vital PARA SISWA DI KELAS sangat penting untuk membentuk karakter anak.Guru harus memiliki minat besar terhadap materi yang mereka ajarkan dan menunjukkan minat yang jelas dan pengharapan yang tinggi bahwa anak - anak juga akan menyukai pelajaran karena antosiasme guru itu menular. Barbara K. Given 2007 : 217

2.6 Mutu Pendidikan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SD Negeri Purwosari 1 Kecamatan Sayung Demak T2 942014061 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SD Negeri Purwosari 1 Kecamatan Sayung Demak T2 942014061 BAB II

0 3 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SD Negeri Purwosari 1 Kecamatan Sayung Demak T2 942014061 BAB IV

0 1 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SD Negeri Purwosari 1 Kecamatan Sayung Demak T2 942014061 BAB V

0 1 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SD Negeri Purwosari 1 Kecamatan Sayung Demak

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Manajemen Sekolah dalam Meningkatan Mutu Pembelajaran di SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak T2 942014060 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Manajemen Sekolah dalam Meningkatan Mutu Pembelajaran di SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak T2 942014060 BAB IV

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Manajemen Sekolah dalam Meningkatan Mutu Pembelajaran di SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak T2 942014060 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Manajemen Sekolah dalam Meningkatan Mutu Pembelajaran di SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Manajemen Sekolah dalam Meningkatan Mutu Pembelajaran di SD Negeri Purwosari 1 Sayung Demak

0 1 82