Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bali merupakan daerah destinasi wisata yang banyak diminati oleh wisatawan mancanegara karena memiliki sejuta keindahan yang terdapat disetiap sudut pulaunya. Banyak investor yang melirik daerah Bali untuk menjadikan tempat ini sebagai peluang emas dalam melakukan kegiatan bisnis. Ini terlihat dari banyaknya jumlah restoran atau cafe yang ada umumnya di daerah Badung dan khusunya kawasan Kuta yang menjadi jantung pariwisata Bali. Pada kawasan ini hampir disetiap ruas jalan dapat kita jumpai akomodasi pariwisata berupa hotel, villa, restoran, artshop serta panorama pantai yang akan memanjakan wisatawan mancanegara yang datang ke Bali. Restoran adalah salah satu usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapai dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum yang bersifat komersial Sukarsa, 1999:31 sedangkan Cafe adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan kue-kue, roti isi, kopi dan teh serta dilengkapi dengan pelayanan hiburan atau musik live show Sukarsa, 1999:33. Berikut perkembanngan restoran di Provinsi Bali Tahun 2010-2014 dapat ditunjukan pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Data Perkembangan Restoran Di Provinsi – Bali Tahun 2012 - 2014 No KabupatenKota 2010 2011 2012 2013 2014 Res Seat Res Seat Res Seat Res Seat Res Seat 1 Denpasar 376 19623 377 19771 76 7025 75 6975 449 24740 2 Badung 629 42076 625 41864 623 41744 96 7836 833 60305 3 Bangli 40 3001 39 3040 39 3136 17 3610 17 3610 4 Buleleng 53 2145 53 2117 53 2117 53 2117 145 3792 5 Gianyar 242 98844 242 9777 238 9556 378 13955 405 10513 6 Jembrana 134 136 136 136 76 7 Klungkung 37 1168 39 1198 39 1198 31 951 31 951 8 Karangasem 95 3222 95 3222 95 3222 246 6229 70 2135 9 Tabanan 79 39 40 470 40 470 32 1448 Total 1685 81079 1645 80989 1339 68468 1072 42143 2059 107494 Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi – Bali, Tahun 2015 Pada Tabel 1.1 tahun 2014 merupakan jumlah terbanyak dibukanya restoran dengan jumlah sebanyak 833 restoran yang terletak di Kabupaten Badung. Dari data tersebut terlihat tingginya persaingan di industri pariwisata yang tentunya dengan kondisi ini membutuhkan banyak Sumber Daya Manusia yang berkualitas untuk menjalankan operasional perusahaan. Sumber Daya Manusia merupakan faktor penting dalam perkembangan perusahaan. Sumber Daya Manusia merupakan kekuatan daya fikir dan berkarya manusia yang masih tersimpan dalam dirinya yang perlu digali, dibina serta dikembangkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan kehidupan manusia Ardana dkk., 2011:5. Penelitian yang dilakukan oleh Seong 2011 pada sekitar 1000 pekerja dari berbagai sektor di Korea menemukan bahwa tingkat komitmen organisasi setiap karyawan bervariasi dipengaruhi oleh status pekerjaan mereka. Penelitian Akbiyik et al. 2014 dalam penelitiannya yang dilakukan di sektor pariwisata Turkey mengungkapkan masalah yaitu adanya perbedaan komitmen organisasi antara karyawan tetap dan karyawan kontrak. Karyawan kontrak dalam penelitian ini memiliki komitmen organisasi lebih rendah dibandingkan dengan karyawan tetap hal ini disebabkan karena karyawan kontrak tidak memperoleh hak yang sama dengan karyawan tetap. Dulang Café Kuta-Bali merupakan salah satu restoran yang berada dikawasan kuta dan merupakan perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini. Dulang Café Kuta- Bali dipilih sebagai tempat melakukan penelitian karena ditemukan permasalahan yaitu seluruh karyawan Dulang Café Kuta-Bali merupakan karyawan yang berstatus kontrak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Vujicic et al. 2014 dengan jumlah sampel sebanyak 149 responden dari beberapa karyawan hotel dan restoran yang ada di Serbia ditemukan bahwa komitmen organisasi karyawan kontrak lebih rendah dibandingkan karyawan tetap. Banyaknya karyawan yang bekerja dengan status karyawan kontrak menjadi alasan kurangnya perusahaan dalam memperhatikan komitmen organisasi karyawannya. Sejumlah penelitian menunjukan bahwa status karyawan dapat mempengaruhi komitmen organisasinya, seperti Putri dkk. 2014 dalam penelitiannya menyatakan bahwa suatu organisasi, apapun bentuknya sangat memerlukan adanya komitmen yang tinggi dari seluruh anggotanya sehingga tujuan organisasi dan individu dapat tercapai. Berikut merupakan data mengenai jumlah karyawan kontrak yang bekerja di Dulang Café Kuta-Bali dapat dilihat pada Tabel 1.2 Tabel 1.2 Data Jumlah Karyawan Dulang Cafe Kuta-Bali Tahun 2015 Sumber : Dulang Cafe Kuta-Bali, Tahun 2015 Pada Tabel 1.2 terdapat 57 orang karyawan yang berstatus kontrak. Hasil wawancara No Jabatan Jumlah Karyawan 1 Manajer Restoran 1 Orang 2 Wakil Manajer 1 Orang 3 Front Of Office FOH 16 Orang 4 Back Office 2 Orang 5 Bar 7 Orang 6 Cook 4 Orang 7 Kitchen Cook Helper Sandwich Div 10 Orang 8 Kitchen Salad Div 10 Orang 9 Steward 6 Orang Jumlah 57 Orang dengan salah satu karyawan Dulang Cafe Kuta-Bali menyebutkan seluruh karyawan Dulang Cafe berstatus kontrak dengan masa kontrak minimal 1 tahun. Kontrak kerjaPerjanjian kerja menurut Undang-Undang No.132013 tentang ketenagakerjaan adalah perjanjian antara pekerjaburuh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. Perjanjian kerja dapat dibuat untuk waktu tidak tertentu PKWTT maupun untuk waktu tertentu PKWT. Maksud dari waktu tertentu yaitu didasarkan jangka waktu atau selesainya pekerjaan tertentu. PKWT dapat mensyaratkan masa percobaan, sedangkan PKWT tidak dapat mensyaratkan masa percobaan. PKWT dibuat secara tertulis dan menggunakan bahasa Indonesia, apabila tidak akibatnya perjanjian kerja tersebut demi hukum menjadi PKWTT. PKWT tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap. Sebab-sebab berakhirnya perjanjian kerja diatur dalam UU Ketenagakerjaan, berakhirnya perjanjian kerja menyebabkan putusnya hubungan kerja Putri dkk, 2014. Penelitian yang dilakukan Putri dkk. 2014 menemukan karyawan kontrak diberikan berbagai macam pendidikan dan pelatihan yang diberikan perusahaan guna untuk meningkatkan sumber daya yang dimiliki dari masing-masing karyawan. Meningkatkan kemampuan yang mereka miliki selama menjadi karyawan kontrak merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menjaring karyawan yang benar-benar berkemampuan tinggi. Komitmen karyawan mudah berubah seiring dengan perubahan yang terjadi dalam organisasiperbedaan ide, gagasan dan persektif tentang sebuah organisasi adalah wajar untuk terjadi. Terpenting adalah bagaimana membangun komitmen personal organisasi yang terencana sehingga bisa meningkatkan input karyawan Putri dkk., 2014. Organisasi harus memberi perhatian yang penuh dan membuat karyawan percaya terhadap organisasi, sehingga akan diperoleh komitmen karyawan. Jika komitmen karyawan telah diperoleh akan didapatkan karyawan yang setia, dan mampu bekerja sebaik mungkin untuk kepentingan organisasi. Keadaan ini sangat baik bagi pencapaian tujuan organisasi, karena organisasi mendapat dukungan penuh dari anggotanya sehingga bisa berkonsentrasi secara penuh pada tujuan yang diprioritaskan Kurniawan, 2011. Mowday 1982 yang dikutip dari Sopiah 2008:155 mendefinisikan komitmen organisasi merupakan sikap mengenai loyalitas pekerja terhadap organisasi dan merupakan proses yang berkelanjutan dari anggota organisasi untuk mengungkapkan perhatiannya pada organisasi dan hal tersebut berlanjut pada kesuksesan dan kesejahteraan organisasi. Minner dalam Sopiah 2008:163 mengemukan empat faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi yakni faktor personal, karakteristik pekerjaan, karakteristik struktur, dan pengalaman kerja. Sopiah 2008:156 komitmen organisasi dapat dilihat melalui sejumlah faktor yaitu kepercayaan dan penerimaan terhadap perusahaan, kemauan dalam pencapaian tujuan perusahaan dan keinginan untuk tetap berada dalam perusahaan. Pangat 2013 mengemukakan bahwa fenomena berkembangnya karyawan kontrak ini menarik untuk dipelajari khususnya merujuk kepada status karyawan kontrak yang sifatnya tidak permanen dan memiliki kontrak kerja sesuai dengan durasi waktu tertentu. Hanafiah 2014 dalam penelitiannya menemukan perekrutan karyawan baru yang berstatus kontrak dapat mempengaruhi timbulnya job insecurity bagi para karyawan lain yang juga masih dalam masa kontrak karena mereka takut akan tersaingi oleh karyawan yang baru yang sama-sama masih dalam masa kontrak untuk menjadi karyawan tetap di perusahaan. Kondisi ini dapat dikategorikan sebagai suatu kondisi insecure job insecurity, yaitu ketidakberdayaan untuk mempertahankan kesinambungan yang diinginkan dalam pekerjaan Rosenblatt dan Ruvio, 1996. Dengan timbulnya rasa tidak aman dalam bekerja dapat mempengaruhi psikologis karyawan Yousef, 1998. Hasnain et al. 2014 dalam penelitiannya menggunaan sampel 50 karyawan bank eksekutif tingkat menengah di sektor publik dan 50 karyawan bank eksekutif tingkat menengah di sektor swasta menemukan bahwa job insecurity atau ketidakamanan kerja karyawan bank eksekutif tingkat menengah di sektor swasta lebih tinggi dibandingkan karyawan bank eksekutif di sektor publik. Rasa tidak aman yang dirasakan oleh masing-masing karyawan tentunya akan berbeda dengan yang lainnya, namun apabila karyawan berada dalam suatu kondisi insecurity yang lebih tinggi dari yang ia harapkan. Reaksi yang akan timbul dari karyawan dapat berupa reaksi negatif yang terwujud dalam kurangnya motivasi, kurangnya keterlibatan mereka dalam pekerjaan, turunnya komitmen organisasi, meningkatnya tingkat absensi serta menurunnya performa kerja De Witte, 2005. Komitmen organisasi yang rendah di Dulang Café Kuta-Bali dari hasil observasi terlihat dari banyaknya karyawan kontrak yang bekerja tidak sepenuh hatihanya sekedar saja, banyak karyawan saat jam istirahat tidak datang tepat waktu, dan sering menyinggung penilaian yang negatif terhadap perusahaan akibat status pekerjaan mereka. Pangat 2013 melihat bahwa faktor lain yang mempengaruhi komitmen organisasi adalah menciptakan kepuasan kerja yang konsisten bagi karyawan, dengan selalu memberi perhatian lebih terhadap lingkungan dimana karyawan tersebut melaksanakan tugasnya yang berhubungan dengan rekan kerja, pemimpin, suasana kerja dan hal lain yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya. Luthans 2006:243 menyatakan kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman seseorang. Indikator dalam kepuasan kerja karyawan mencakup pekerjaan itu sendiri, gaji, peningkatan karir, rekan kerja dan pengawasan atasan Aydogdu dan Asikgil, 2011. Mohammed dan Eleswed 2013 dalam penelitiannya berjumlah 156 orang karyawan yang bekerja di lembaga keuangan swasta di Bahrain menemukan hasil hubungan positif antara kepuasan kerja dan komitmen organisasi serta mengungkapkan faktor personal yakni usia merupakan variabel kunci demografis yang mempengaruhi komitmen organisasi. Kreitner dan Kinicki 2014:170 menyebutkan bahwa aspek kepuasan kerja adalah adanya pemenuhan terhadap kebutuhan, tercapai atau tidaknya tujuan yang diharapkan, deviasi dari yang diharapkan dengan diterima serta keadilan. Keadilan organisasi merupakan faktor yang perlu diperhatikan oleh perusahaan agar dapat menciptakan komitmen pada diri karyawan. Komitmen organisasi akan diperoleh apabila perusahaan mampu memenuhi harapan karyawan yang berkaitan dengan imbalan atau gaji dan hak-hak lainnya yang diperoleh oleh karyawan tetap maupun karyawan kontrak Utami, 2009 yang ditunjukan pada Tabel 1.3 Tabel 1.3 Perbedaan Hak Karyawan Tetap dan Karyawan Kontrak Hak-Hak Karyawan Karyawan Tetap Karyawan Kontrak Upah Pokok UP Minimal UMK, Tunjangan Masa Kerja TMK UP=UMK + TMK Hanya UMK Premi Kehadiran Dapat Tidak Dapat Tunjangan Jabatan Pada posisi tertentu ada Tidak Dapat Jaminan Sosial Tenaga Kerja Dapat berupa: Jaminan Kecelakaan Kerja Jaminan Kematian Jaminan Hari Tua Jaminan Kesehatan Bagi Buruh dan Keluarga Tidak Dapat Uang Makan dan Transport Dapat Tidak Dapat Hak Cuti : Tahunan, Haid Dapat, untuk buruh perempuan yang hamil mendapat cuti 3 bulan dengan dibayar upahnya dan Cuti Hamil Tidak Dapat, buruh perempuan ketika hamil diputus haknya Tunjangan Hari Raya Dapat Tidak Dapat Pesangon Dapat Dilindungi oleh UU Tidak Dapat Perjanjian kerja atau Kesepakatan Kerja Kolektif, melalui PKB Individu, ditandatangani diawal kerja Sumber : Pakpahan dan Damaihati, Tahun 2010 Pada Tabel 1.3 karyawan kontrak hanya memperoleh Upah Minimum Kabupaten UMK serta perjanjian kerja yang dilaksanakan ditandatangni diawal kerja. Handoko 1998 menyatakan perusahaan harus memperhatikan prinsip keadilan dalam penetapan kebijaksanaan pembayaran upah dan gaji. Cara yang ditempuh organisasi guna meningkatkan komitmen karyawannya adalah dengan memastikan bahwa semua karyawan telah diberlakukan secara adil keadilan organisasi. Penelitian Karim dan Rehman 2012 dengan jumlah sampel sebanyak 148 karyawan otoritas penerbangan sipil mengemukakan bahwa, karyawan yang telah diberikan informasi secara teratur mengenai kebijakan, prosedur dan teknik pelaksanaan yang adil, menyebabkan karyawan tersebut memiliki keyakinan dalam keadilan organisasi dan akhirnya menghasilkan komitmen organisasi yang lebih besar. Keadilan organisasi sebagai suatu konsep keseimbangan dalam memperlakukan karyawan diharapkan mampu diterapkan oleh organisasi dengan tujuan memicu tumbuhnya suatu rasa berkomitmen dalam diri pegawai. Bakhshi et al. 2009 bahkan menekankan bahwa keadilan distributif dan keadilan prosedural meningkatkan komitmen karyawan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi kerja. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin karyawan merasakan keadilan dalam bekerja, maka semakin dia memiliki sikap bahwa dia berkomitmen terhadap organisasi.

1.2 Rumusan Masalah