Data Percobaan Tabel 1. Data Absorbansi Larutan Standard Besi Fe dengan Pembahasan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Percobaan Tabel 4.1.1. Data Absorbansi Larutan Standard Besi Fe dengan Spektrofotometer UV-Vis NO Konsentrasi x Absorbansi y 1 0,0 0,000 2 0,5 0,270 3 1,0 0,544 4 1,5 0,832 5 2,0 1,127 6 2,5 1,414 Tabel 4.1.2. Data Hasil Pengukuran Kadar Besi Fe Pada Sampel dengan Spektrofotometer UV-Vis NO Sampel Absorbansi Konsentrasi mgl 1 Sungai Biru-biru 0,087 0,172 0,089 0,175 0,090 0,177 2 Sungai Sembahe 0,043 0,094 0,049 0,105 0,055 0,115 3 Sungai Juanda 1,924 3,410 1,965 3,482 2,010 3,561 4 Sungai Pertempuran 1,964 3,480 1,990 3,526 2,022 3,583 Tabel 4.1.3. Data Absorbansi Larutan Standart Amonia NH 3 dengan Spektrofotometer UV-Vis No Konsentrasi x Absorbansi y 1 0,0 0,000 2 0,5 0,202 3 1,0 0,407 4 1,5 0,600 5 2,0 0,812 6 2,5 1,133 Tabel 4.1.4. Data Hasil Pengukuran Amonia NH 3 Pada Sampel dengan Spektrofotometer UV-Vis NO Sempel Absorbansi Konsentrasi mgL 1 Sungai Biru-biru 0,021 0,101 0,024 0,108 0,027 0,114 2 Sungai Sembahe 0,015 0,087 0,02 0,098 0,025 0,110 3 Sungai Juanda 0,879 2,054 0,901 2,104 0,924 2,157 4 Sungai Pertempuran 1,133 2,633 1,143 2,655 1,154 2,680

4.2. Perhitungan

4.2.1. Perhitungan Kadar Fe

Pembuatan larutan induk -1000 ppm MgL FeNH 4 SO 4 2 .12H 2 O = x V = x 1000 mgL = 8,607 gL Pembuatan larutan standard -100 ppm - 10 ppm V 1 . N 1 = V 2 . N 2 V 1 . N 1 = V 2 . N 2 V 1 . 1000 = 100 . 100 V 1 . 100 = 250 . 10 V 1 = 10 ml V 1 = 25 ml Pembuatan larutan seri standard - 0 ppm -1,5 ppm V 1 . N 1 = V 2 . N 2 V 1 . N 1 = V 2 . N 2 V 1 . 10 = 100 . 0 V 1 . 10 = 100 . 1,5 V 1 = 0 ml V 1 = 15 ml Mr BA 480 56 -0,5 ppm -2,0 ppm V 1 . N 1 = V 2 . N 2 V 1 . N 1 = V 2 . N 2 V 1 . 10 = 100 . 0,5 V 1 . 10 = 100 . 2,0 V 1 = 5 ml V 1 = 20 ml - 1 ppm - 2,5 ppm V 1 . N 1 = V 2 . N 2 V 1 . N 1 = V 2 . N 2 V 1 . 10 = 100 . 1 V 1 . 10 = 100 . 2,5 V 1 = 10 ml V 1 = 25 ml Perhitungan metode least square Tabel 4.2.1.1. Data Perhitungan Persamaan Garis Regresi untuk Analisis Besi Fe dengan Spektrofotometer UV-Vis No x y X 2 xy 1 0,0 0,000 0,000 0,000 2 0,5 0,270 0,135 0,25 3 1,0 0,544 0,544 1 4 1,5 0,832 1,248 2,25 5 2,0 1,127 2,254 4 6 2,5 1,414 3,535 6,25 Σx = 7,5 Σy = 4,187 Σ x 2 = 13,75 Σ xy = 7,716 a = n Σxy- Σx Σy n Σx 2 - Σx 2 = = = = b = = = = = -0,0106

a. Penentuan Y baru

Y= ax+b Y 1 = 0,5673 0,0 + -0,0106 = -0,0106 Y 2 = 0,5673 0,5 + -0,0106 = 0,2730 Y 3 = 0,5673 1,0 + -0,0106 = 0,5567 Y 4 = 0,5673 1,5 + -0,0106 = 0,8403 46,296 – 31,4025 82,5 – 56,25 14,8935 26,25 67,716 – 7,5 4,187 613,75 – 7,5 2 0,5673 Σx 2 Σy- Σxy Σx nΣx 2 - Σx 2 13,754,189 – 7,7167,5 613,75 – 7,5 2 57,59 – 57,87 82,5 – 56,25 -0,28 26,25 Y 5 = 0,5673 2,0 + -0,0106 = 1,124 Y 6 = 0,5673 2,5 + -0,0106 = 1,4076 Tabel 4.2.1.2 Harga Y baru larutan standart Besi Fe Xkonsentrasi Yabsorbansi 0,0 -0,0106 0,5 0,2730 1,0 0,5567 1,5 0,8403 2,0 1,124 2,5 1,4076 Perhitungan untuk sampel Fe Y = ax + b X = • Air sungai Biru-biru X 1 = = 0,172 X 2 = = 0,175 Y – b a 0,087 – -0,0106 0,5673 0,089 – -0,0106 0,5673 X 3 = = 0,177 • Air sungai Sembahe X 1 = = 0,094 X 2 = = 0,105 X 3 = = 0,115 • Air sungai Juanda X 1 = = 3,410 X 2 = 0,090 – -0,0106 0,5673 0,043 – -0,0106 0,5673 0,049 – -0,0106 0,5673 0,055 – -0,0106 0,5673 1,924 – -0,0106 0,5673 1,965 – -0,0106 0,5673 = 3,482 X 3 = = 3,561 • Air sungai Pertempuran X 1 = = 3,480 X 2 = = 3,526 X 3 = = 3,583 2,020 – -0,0106 0,0673 1,964 – -0,0106 0,5673 1,990 – -0,0106 0,5673 2,022 – -0,0106 0,5673

4.2.2 Perhitungan Kadar Amonia NH

3 Pembuatan larutan induk -1000 ppm MgL NH 4 Cl = x V = x 1000 mgL = 3,817 gL Pembuatan larutan standar -100 ppm -10 ppm V 1 . N 1 = V 2 . N 2 V 1 . N 1 = V 2 . N 2 V 1 . 1000 = 100 . 100 V 1 . 100 = 250 . 10 V 1 = 10 ml V 1 = 25 ml Pembuatan larutan seri standard -0,0 ppm -1,5 ppm V 1 . N 1 = V 2 . N 2 V 1 . N 1 = V 2 . N 2 V 1 . 10 = 100 . 0,0 V 1 . 10 = 100 . 1,5 V 1 = 0ml V 1 = 15 ml -0,5 ppm -2,0 ppm V 1 . N 1 = V 2 . N 2 V 1 . N 1 = V 2 . N 2 V 1 . 10 = 100 . 0,5 V 1 . 10 = 100 . 2,0 V 1 = 5 ml V 1 = 20 ml Mr BA 53,45 14 -1,0 ppm -2,5 ppm V 1 . N 1 = V 2 . N 2 V 1 . N 1 = V 2 . N 2 V 1 . 10 = 100 . 1 V 1 . 10 = 100 . 2,5 V 1 = 10 ml V 1 = 25 ml Perhitungan metode least square Tabel 4.2.2.1. Data perhitungan persamaan garis regresi untuk analisis amonia NH 3 dengan spektrofotometer UV-Vis No x Y xy x 2 1 0,0 0,000 0,000 2 0,5 0,202 0,101 0,25 3 1,0 0,407 0,407 1 4 1,5 0,600 0,9 2,25 5 2,0 0,812 1,624 4 6 2,5 1,133 2,8325 6,25 ∑ x = 7,5 ∑ y = 3,154 ∑xy = 5,8645 ∑ x² = 13,75 a = = = = = n Σxy - ΣxΣy n Σ - Σx 65,864 - 7,53,154 613,75 – 7,5 35,184 – 23,655 82,5 – 56,25 11,529 26,25 0,4392 b = = = = = Y = ax + b Y1 = 0,4392 0,0 + -0,0236 = -0,0236 Y2 = 0,4392 0,5 + -0,0236 = 0,196 Y3 = 0,4392 1,0 + -0,0236 = 0,4156 Y4 = 0,4392 1,5 + -0,0236 = 0,6352 Y5 = 0,4392 2,0 + -0,0236 = 0,8548 Y6 = 0,4392 2,5 + -0,0236 = 1,0744 Tabel 4.2.2.2. Harga Y baru untuk larutan standart amonia NH 3 X Y 0,0 -0,0236 0,5 0,196 1,0 0,4156 1,5 0,6352 2,0 0,8548 2,5 1,0744 Σ Σy – ΣxΣy n Σ – Σx 13,753,154- 7,55,864 6 13,75 - 7,5 43,36 – 43,98 82,5 – 56,25 -0,62 26,25 -0,0236 Perhitungan untuk sampel amonia Y = ax + b X = • Air sungai Biru-biru X 1 = = 0,101 X 2 = = 0,108 X 3 = = 0,114 • Air sungai Sembahe X 1 = = 0,087 Y – b a 0,021 – -0,0234 0,4392 0,024 – -0,0234 0,4392 0,027 – -0,0234 0,4392 0,015 – -0,0234 0,4392 X 2 = = 0,0988 X 3 = = 0,110 • Air sungai Juanda X 1 = = 2,054 X 2 = = 2,104 X 3 = = 2,157 0,02 – -0,0234 0,4392 0,025 – -0,0234 0,4392 0,879 – -0,0234 0,4392 0,901 – -0,0234 0,4392 0,924 – -0,0234 0,4392 • Air sungai Pertempuran X 1 = = 2,633 X 2 = = 2,655 X 3 = = 2,680 1,133 – -0,0234 0,4329 1,143 – -0,0234 0,4329 1,154 – -0,0234 0,4329

4.3. Pembahasan

Dari hasil pemeriksaan sampel air sungai kawasan industri sungai Juanda dan sungai Pertempuran dan sungai kawasan non-industri sungai Biru-biru dan sungai Sembahe yang dilaksanakan di Balai Riset Dan Standarisasi Medan BARISTAND pada tanggal 5 Februari 2011. Didapatkan hasil analisis kadar besi dan amonia dari air sungai kawasan industri sungai Juanda dan sungai Pertempuran dan sungai kawasan non-industri sungai Biru-biru dan sungai Sembahe secara Spektrofotometri UV- Visible tabel 4.3.1 Tabel 4.3.1. Data Hasil rata-rata analisis Kadar Besi dan Amonia dari Air Sungai Kawasan Industri sungai Juanda dan sungai Pertempuran dan Sungai Kawasan Non-Industri sungai Biru-biru dan sungai Sembahe. No Sampel Sungai Konsentrasi sampel Besi Fe mgL Amonia NH 3 mgL 1 Sungai kawasan industri Juanda 3,483 2,105 Pertempuran 3,530 2,656 2 Sungai kawasan non industri Biru-biru 0,1740 0,107 Sembahe 0,1048 0,098 Penentuan kadar besi dan amonia dapat dilakukan secara Spektrofotometri UV-Vis. Dari hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa semakin ke hilir air sungai semakin tercemar, hal ini dapat disebabkan karena dalam perjalanannya air mengalami kontaminasi baik karena erosi maupun pencemaran dari sepanjang tepi sungai. Berdasarkan syarat Baku Mutu Air berdasarkan kelas menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 kadar maksimum untuk besi adalah 0,3 mgL dan amonia adalah 0,5 mgL. Dari data diatas menunjukkan bahwa kadar besi dan kadar amonia pada sungai kawasan non industri masih memenuhi standart sedangkan pada sungai kawasan industri tidak memenuhi syarat Baku Mutu Air berdasarkan kelas menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya pencemaran oleh aktifitas penduduk yang semakin meningkat serta adanya bahan buangan dan air limbah yang berasal dari kegiatan industri yang merupakan penyebab utama terjadinya pencemaran air. Apabila konsentrasi besi dalam air melebihi standart akan menimbulkan noda- noda pada peralatan dan bahan-bahan yang berwarna putih serta menimbulkan bau dan rasa pada air minum,membentuk endapan pada pipa-pipa logam. Kadar amonia yang melebihi standart juga akan menimbulkan bau yang tidak sedap yang diakibatkan karena adanya aktifitas bakteri dan adanya dekomposisi bahan organik oleh mikroba dan jamur. Reaksi yang terjadi antara besi dengan fenantrolin adalah Fe 3+ + e Fe 2+ x 4 2NH 2 OH N 2 O + H 2 O + 4H + + 4e x 1 4 Fe 3+ + 2 NH 2 OH 4 Fe 2+ + N 2 O +H 2 O + 4H + 2+ N N N: Fe 2+ + 3 N N N: Fe N N 1,10 Ortofenantrolin Fe fenantrolin Kompleks warna jingga merah Reaksi antara amonia dengan reagent nessler adalah NH 4 OH NH 3 + H 2 O 2 K 2 HgI 4 + NH 3 + 3NaOH HgO.HgNH 2 I + 4KI + 3 NaI + 2H 2 O Nessler kuning-coklat BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan