proses mutasi pendeta yang sudah berjalan sampai sekarang ini, dapat kita lihat dalam daftar pelayanan pendeta yang aktif terlampir.
3.6. Prosedur Mutasi
Proses mutasi pendeta terjadi ketika semua pihak yang bersangkutan dihadirkan dalam rapat penetapan pendeta, diantaranya: pendeta, majelis jemaat yang bersangkutan, dan
Majelis Sinode yang diwakili oleh Mejelis Sinode Harian. Proses mutasi pendeta sendiri dilaksanakan setiap empat tahun sekali, yang sesuai dengan tata gereja GKPB. Selama
empat tahun pendeta diberikan kesempatan untuk membangun hubungan, baik itu dengan jemaat dan berusaha untuk menjaga keseimbangan di antara jemaat. Selama proses mutasi
itu terlaksana, maka pendeta juga dituntut untuk dapat melaksanakan tugas dan kewajibanya yang sesuai dengan tujuan dari mutasi pendeta.
Suatu kewajiban bagi pendeta untuk mengenal jemaat dan daerah pelayanannya. Sebelum proses mutasi dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan sosialisasi ke jemaat,
majelis jemaat yang dilakukan bersama dengan MSH. MSH membuat draf atau daftar pendeta yang akan dimutasikan, kemudian Majelis Sinode menyampaikan kepada
MSLperwakilan dari selurus jemaat yang ada. Dalam proses mutasi pendeta tidak satu persatu diajak untuk berunding tetapi semua pendeta diajak berunding dalam satu kali
pertemuan. Perpanjangan masa mutasi pendeta hanya bisa dilakukan 1 kali saja yang sesuai dengan peraturan atau tata gereja. Dalam tata gereja dan himpuman peraturan segala biaya,
hak-hak dalam mutasi telah diatur.
53
Dalam proses penempatan pendeta, pendeta merupakan salah satu anggota yang pendapatnya juga harus didengar. Tapi pada kenyataan yang sering terjadi, pendeta tidak
53
Hasil Wawancara dengan Pdt. Made nama samaran, di kantor Sinode-Kapal, Senin 24 Oktober 2011, pukul 09.00 WITA.
diundang untuk menghadiri proses penempatan pendeta.
54
Pendeta hanya menerima surat dari sinode, yaitu surat pemberitahuan bahwa pendeta yang bersangkutan akan di mutasi ke
jemaat lain.
55
Pendeta yang akan dimutasikan harus menerima hasil keputusan yang telah ditetapkan oleh MSH selaku wakil dari Majelis Sinode untuk penetapan pendeta dengan
wilayah pelayanannya. Sebelum proses mutasi terjadi sinode yang diwakilkan oleh MSH terlebih dahulu melakukan sosialisasi kepada jemaat dan majelis jemaat.
Komitmen untuk melayani haruslah di miliki oleh setiap pendeta di GKPB, supaya tujuan dari mutasi pendeta dapat tercapai. Mutasi pendeta dapat juga dikatakan suatu hal
yang sangat menyenangkan dan tidak menyenangkan, karena setiap orang memiliki caranya sendiri dalam menghadapi lingkungan yang baru dan itu dapat mempengaruhi pelayanannya.
Bagi para pendeta sendiri mutasi itu merupakan suatu penyegaran baik itu secara jasmani maupun rohani.
56
Dimana pendeta dapat bertemu dengan jemaat, lingkungan, dan suasana yang baru. Dengan suasanan, lingkungan, dan jemaat baru, tentunya banyak permasalahan
yang dihadapi baik itu yang positif atau pun negatif. Selama empat tahun diharapkan pendeta mampun membangun jemaat atau membuat suatu program yang dapat
meningkatkan iman jemaat itu sendiri. Karena jemaat merupakan sumber daya yang sangat penting dalam proses manajemen.
57
Jemaat juga merupakan kunci utama dalam proses mutasi pendeta, karena merekalah yang menentukan keberhasilan pendeta dalam
menjalankan tugasnya. Pendeta dikatakan berhasil ketika ia mampu bersosialisasi dan dapat membagun jemaatnya. Sedangkan, pendeta yang dikatakan gagal, karena ia tidak bisa
menjawab kebutuhan jemaatnya.
54
Hasil wawancara dengan Pdt. Ketut nama samaran, di rumah subyek-Denpasar, Rabu 26 Oktober 2011, pukul 10.00 WITA.
55
Hasil Wawancara dengan Pdt. Gede nama samaran, di rumah subyek-Abianbase, Rabu 26 Oktober 2011, pukul 16.00 WITA.
56
Hasil wawancara dengan Pdt. Nyoman nama samaran, di rumah subyek-Abianbase, Sabtu 29 Oktober 2011, pukul 11.00 WITA.
57
Hasil wawancara dengan Made nama samaran, di rumah subyek-Abianbase, Selasa 25 Oktober 2011, pukul 10.00 WITA.
Beberapa pendeta mengatakan bahwa permasalahan mengenai pemulangan pendeta bukan disebabkan karena mutasi pendeta. Salah satu penyebab pemulangan pendeta ialah
pendeta yang kedapatan menikahkan tamu asing di hotel tanpa sepengetahuan majelis jemaat dan jemaat.
58
Oleh sebab itu majelis jemaat dan jemaat marah karena mereka merasa bahwa pendeta hanya memikirkan diri mereka sendiri bukan kebutuhan jemaat. Bagaimana
seorang pendeta dapat menyampaikan firman Tuhan kalau dalam hal ini saja pendeta masih berbohong. Hal ini menyebabkan majelis jemaat dan jemaat mengembalikan atau
memulangkan pendeta kepada sinode dan disertai dengan beberapa alasan pemulangan pendeta. Lain halnya dengan Komang, ia mengatakan bahwa pendeta tidak mau dimutasikan
bukan disebabkan karena mutasi pendeta, melainkan karena keinginan dari pendeta sendiri.
59
Biasanya pendeta yang tidak di mutasi dalam dua periode itu disebabka karena ada proyek atau tugas yang belum diselesaikan.
Sedangkan bagi beberapa pendeta mengatakan bahwa, mutasi adalah suatu bentuk penyegaran bagi pendeta. Mengapa dikatakan sebagai suatu penyegaran karena selama
empat tahun pendeta sudah berjuang dengan segala resiko yang mereka hadapi di jemaat yang lama. Proses mutasi itu terjadi empat tahun berturut-turut, kecuali ada pertimbangan-
pertimbangan khusus yang ditetapkan oleh Majelis Sinode. Ada pun pertimbangan- pertimbangan khusus yang dimaksudkan adalah: perkembangan jemaat akan terhambat
apabila pendeta yang bersangkutan tidak segera dimutasikan, karena yang bersangkutan terpilih atau diangkat dalam jabatan yang lebih tinggi, alasan kesehatan, atas permintaan
sendiri, dan karena sanksi jabatan.
58
Hasil wawancara dengan Pdt. Komang nama samaran, di rumah subyek-Abianbase, Rabu 26 Oktober 2011, pukul 16.00 WITA.
59
Hasil wawancara dengan Pdt. Komang nama samaran, di rumah subyek-Abianbase, Rabu 26 Oktober 2011, pukul 16.00 WITA.
3.7. Permasalahan Mutasi