Obyek Penelitian Lokasi Penelitian

Prabu. Suaranya, kata-katanya yang lainya kurang enak untuk didengar hehehhe ” 53 Disamping beberapa pola yang diterapkan dalam komunikasi Kang Prabu, Kang Prabu dapat menjadi seorang yang dapat dijadikan panutan karena pola –pola yang diberikan keseharianya, menurut Ibu Nursyam. “Orange sederhana banget, buat dicontoh pada semua anak- anak muda, bisa dibuat inspirasi orang banyak. Yah....tiap hari, selalu ndak pernah absen, malah-malah kalau ceramah itu ndengerin terus. Sangat jelas dan sangat bisa dipahami oleh orang tua, anak pelajar maupun pokoknya semua kalangan bisa dimengerti dan dipahami ” 54 Hal serupa ditambahkan oleh pak gufron. “Ooww Kang Prabu niku sosokipun nggeh, nggeh sumeh, social memang sosok social ageng sanget bagi masyarakat raosaken, apalagi waktu tertentu kados banjir, wonten kempal niku piambaipun itu sosoknya yah ramah dengan social memang sosok social bagi masyarakat, apalagi ketika tertentu seperti banjir, ada pertemuan itu orangnya didepan untuk membantu si korban ” 55

b. Penyampaian Pesan

Penyampaian pesan berkaitan erat dengan cara yang digunakan oleh Kang Prabu dalam memberikan informasi atau pesan kepada pendengar radio Malowopati sehingga memberikan efek atau imbal balik oleh pendengar. Dalam menyampaikan pesan Kang Prabu menggunakan bahasa yang sangat familiar di telinga para pendengar radio Malowopati khususnya warga Bojonegoro sendiri, seperti yang disampaikan oleh Kang Prabu : “Saya menyadari bahwa pendengar saya adalah masyarakat awam atau orang yang ingin mencari informasi. Makanya saya mengutamakan untuk menggunakan dialog jonegoroan, masyarakat banyak yang keseharianya menggunakan dialog jonegoroan. 53 Wawancara dengan Ibu yuliatin tanggal 08 November 2015. 54 Bu nursyam… 55 Wawancara dengan Babapak Ghufron tanggal 02 November 2015. Makanya mayoritas saya saat siaran menggunakan dialog jonegoroan, bahkan kalau ada kata-kata yang kurang dimengerti oleh pendengar, saya mengartikan atau menterjemahkan. Sebagai contoh kalau pada insident, orang-orang tidak tahu insident itu apa, maka saya akan menerjemakan insident itu kedadean atau kejadian. Informasi, konfirmasi, motivasi, kuantitatif, fluktuatif, lha kata-kata seperti itu kan kata-kata akademisi, fluktuatif mungkin tidak tahu, ketika harga dolar kadang naik kadang turun, bahwa informasi dikabarkan bahwa harga dolar fluktuatif. Fluktuatif itu saya harus menjelaskan bahwa fluktuatif itu munggah medun. Nah dengan gaya siar seperti itu dengan dialog jonegoroan ternyata masyarakat banyak yang memahami dan banyak yang suka ” 56 Penggunaan bahasa jonegoroan dirasa oleh Kang Prabu sebagai penjebatan yang dapat menghubungkan antara penyiar dan pendengar sehingga memudahkan dalam pemahaman isi dari pesan yang disampaikan, hal itu sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh ibu nursyam : “Siaranya Kang Prabu sangat jelas dan sangat bisa di pahami oleh semua orang tua anak pelajar maupun, pokoknya semua kalangan bisa dan dapat dimengerti dan bisa dipahami … Kan orangnya bisa bahasa jawa, bisa bahasa indonesia, makanya mudah dipahami oleh orang yang tidak paham bahasa indonesia. ” 57 Hal serupa juga diungkapkan oleh mas Iwan 21 : “Kang Prabu itu kalau siaran orangnya lugu dan modele logate jowo bleng mas gampangane modelnya itu logatnya bahasa jawa full mas mudahnya itu , orange lugu terlalu meduk empuk dlam bahasa Indonesia omonganya dadine akeh wong seneng jadinya banyak yang suka bahasa jenogoraan mas pokok’e,.... dan kalau membacakan berita itu gamblang jadi mudah diterima masyarakat di desa- desa itu” 58 56 Wawancara dengan Kang Prabu di kediaman Kang Prabu desa Sukowati kecamatan kapas tanggal 08 November 2015. 57 Wawancara dengan ibu Nursyam di kediaman desa tambakrejo kecamatan padangan tanggal 06 November 2015. 58 Wawancara dengan mas Iwan 21 di warung rica-rica kecamatan sumberrejo tanggal 07 November 2015.