MOTIF DAN KEPUASAN PENDENGAR RADIO DI ERA MEDIA BARU (Studi Pada Pendengar Radio Dhara FM Kota Pariaman)

MOTIF DAN KEPUASAN PENDENGAR RADIO DI ERA MEDIA BARU (Studi Pada Pendengar Radio Dhara FM Kota Pariaman)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial

(S. Sos) pada Program S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Oleh

Fitriani Ayu Lestari 1312010010 JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) IMAM BONJOL PADANG

1439 H / 2017 M

ABSTRAK

Fitriani Ayu Lestari NIM. 1312010010. Penelitian ini berjudul: Motif dan Kepuasan Pendengar Radio di Era Media Baru (Studi pada Pendengar Radio Dhara FM kota Pariaman). Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Imam Bonjol Padang.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah hal yang menyebabkan bertahannya pendengar radio di era media baru. Penelitian dilakukan pada pendengar radio Dhara FM Kota Pariaman. Radio swasta yang memiliki keragaman dalam segmentasi pendengar.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menjelaskan motif dan kepuasan pendengar aktif radio Dhara FM Kota Pariaman dalam mendengarkan radio di era media baru. Serta untu melihat motif dan kepuasan pendengar radio di era media baru.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasi. Mengkorelasikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi dan mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Tekni pengumpulan data yang digunakan ialah angket. Angket yang digunakan telah melalui uji validitas. Angket disebarkan pada 127 orang responden yang dipilih menggunakan teknik total sampling. Data yang didapat diolah menggunakan program pengolahan data SPSS. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif analisis.

Hasil yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pendegar aktif radio di era media baru memiliki motif tertentu dalam mendengarkan radio. Diantaranya motif informasi, motif identitas personal, motif nteraksi dan integrasi sosial dan motif hiburan. Berdasarkan analisis motif hiburan dan motif interaksi dan integrasi sosial memiliki pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi kepuasan pendengar radio Dhara FM kota Pariaman. Motif yang diharapkan pendengar aktif radio memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan yang diperoleh pendengar dalam mendengarkan radio. Hal ini terlihat dari uji regresi yang bernilai positif. Kepuasan yang diperoleh pendengar terlihat dari bertahannya pendengar radio dalam mendengarkan radio.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, kesabaran, kesehatan, pikiran, serta petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Motif dan Kepuasan Pendengar Radio di Era Media Baru (Studi Pada Pendengar Radio Dhara FM Kota Pariaman ). Shalawat berangkaikan salam penulis mohon kepada Allah SWT untuk disampaikan kepada Nabi besar Muhammad Baginda Rasulullaah SAW yang telah memberikan tauladan yang baik untuk kehidup di Dunia ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa banyak kekurangan, halangan, rintangan, kesalahan dan kekeliruan yang membuktikan kelemahan penulis dalam berbagai hal. karena bantuan dan partisipasi serta motivasi dari bebagai pihak yang telah menyumbangkan waktu, kesempatan, tenaga, pikiran, moril dan materil untuk selesainya karya ilmiah yang penulis lakukan ini. Penulis mendo’akan kepada Allah SWT semoga menjadi amal shaleh, dengan niat semata-mata hanya untuk mengharap ridha Allah SWT. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Bapak Dekan, Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II dan Pembantu Dekan

III Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk menimba ilmu.

2. Bapak Usman, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, dan Ibu Dr. Neni Efrita, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

3. Bapak Drs. Sarwan, MA, Ph. D selaku pembimbing I sekaligus pembimbing akademik serta kepada Ibu Dr. Mulyanti Syas, M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa penuh kesabaran dan kesediannya untuk memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis.

4. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman sejak awal kuliah sampai tahap penulisan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu pimpinan perpustakaan UIN Imam Bonjol Padang dan staf, serta karyawan yang telah memberikan kesempatan seluasnya untuk mempergunakan buku-buku dan lain sebagainya yang dibutuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih banyak kepada ayahanda Azwir dan Ibunda Yurliana yang telah bersusah payah mendidik, mengingatkan, membimbing, memotivasi serta membiayai segala macam kebutuhan untuk kelancaran dan keberhasilan penulis.

7. Kepada Adik Siti Aisyah dan saudara sepupu semuanya yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada teman baik penulis Devita Syamal, Dona Melya Riska, Merli Muslima, Retno Purnama Sari, Sofia Hidayah Turrahmah, Mukhtar Syafi’i, Putri Nilam Sari, Ayu lastri, Desi Erlinda, teman- teman KPI 2013 dan Teman-teman kos yang telah menemani selama 4 tahun terakhir.

Atas semua jasa dan motivasinya penulis ucapkan terima kasih banyak, semoga Allah SWT Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuannya. Amin.

Padang, 21 Agustus 2017 Penulis,

Fitriani Ayu Lestari NIM. 1312010010

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia

karena komunikasi dapat memperlancar hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial . Komunikasi didefinisikan secara beragam oleh para ahli . Diantara definisi tersebut, yang paling banyak dipakai ialah definisi komunikasi yang dikemukakan oleh Harold D . Laswell, menurutnya komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu . “Says What In

Which Channel To Whom With What Effect ”, dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi 5 (lima) unsur penting yakni, Who (siapa), Says What (berkata apa), In Which Channel (melalui saluran apa), To Whom 1 (kepada siapa), dan With What Efect (melalui efek apa) .

Komunikasi dilihat dari jumlah komunikan terdiri dari komunikasi pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa 2 . Komunikasi massa

merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu . Definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Bittner, yakni pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is

1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006). h. 10

Ibid. h. 54 Ibid. h. 54

harus menggunakan media massa .

Media massa adalah sarana atau peralatan yang dapat menjangkau

massa sebanyak-sebanyaknya dan area yang seluas-luasnya 4 . Media massa

menjadi media yang dapat menjangkau massa yang banyak dan beragam. Sehingga informasi dapat tersiar dengan mudah dan diterima oleh banyak orang. Berdasarkan bentuknya media massa dapat dibedakan menjadi dua, media cetak seperti koran dan majalah, dan media elektronik seperti televisi dan radio .

Radio menurut ensiklopedi Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frequensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1 mm) . Sedangkan istilah “radio siaran” atau “siaran radio” berasal dari kata “radio broadcast ” (Inggris) atau “radio omroep” (Belanda) artinya yaitu penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media 5 .

Undang-undang Penyiaran No . 32/2002 menjelaskan kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi

di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi

3 Elvinaro Ardianto,et al, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, (Bandung:

Simbiosa Rekatam Media, 2007), Cet. ke 2, Jilid 1, h. 25 4 5 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Salemba Humanika,2012),h. 13

Wikipedia, diakses pada 18 Desember 2016 Pukul 19.21 WIB Wikipedia, diakses pada 18 Desember 2016 Pukul 19.21 WIB

yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan 6 . Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes 7 .

Awalnya radio digunakan untuk mengirimkan pesan telegraf dengan menggunakan kode morse antara kapal dan darat 8 . Selanjutnya, perkembangan

radio mendapat perhatian dunia dan terus berkembang dari masa ke masa .

Sejarah radio di Indonesia berawal pada tahun 1925, saat itu resmi didirikan oleh Belanda sebuah stasiun radio siaran yang bersifat swasta bernama Botaniasche Radio Vereeniging (BRV). Setelah itu, baru banyak

bermunculan radio-radio siaran swasta yang bersifat ketimuran 9 .

Radio di Indonesia terbagi atas dua, yakni radio pemerintah dan radio non pemerintah (radio swasta) . Radio pemerintah dikenal dengan nama Radio Republik Indonesia (RRI) yang didirikan pada tahun 11 September 1945. 10 Sebagai sarana penyambung informasi pemerintahan kepada masyarakat Indonesia.

Radio swasta di Indonesia berkembang sejak tahun 1966. 11 Radio swasta di Indonesia hadir atas dasar kecintaan orang-orang pada siaran radio

sehingga mendirikan radio swasta sebagai wadah berkreatifitas, sejak saat itu

7 Ibid 8 Opcit., h.123

Ibid 9 Harley Prayudha, Radio Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran, . Elvinaro Ardianto, h.128 (Malang: Bayu Media Publshing, 2004), h. 18 10

11 Ibid Ibid, h. 20 11 Ibid Ibid, h. 20

sempat menyentuh angka 449 stasiun radio . Radio mencapai puncak kejayaannya di Indonesia pada tahun 1980-an 12 .

Pada tahun 1990-an menjadi awal perkembangan teknologi media komunikasi dan informasi . Hal ini membawa era teknologi komunikasi saat

ini pada era New Media (Media Baru) . Media baru didefinisikan sebagai produk dari komunikasi yang termediasi teknologi yang terdapat bersama

dengan komputer digital 13 . Media baru merupakan media yang menggunakan

internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi

interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara publik 14 . Diantara

macam-macam media baru yang tengah berkembang saat ini ialah : Facebook, Youtube, Twitter dan lain-lain yang biasa disebut dengan media sosial .

Hadirnya media baru seperti yang telah disebutkan mengakibatkan radio mulai ditinggalkan oleh khalayaknya . Banyak khalayak radio atau biasa disebut dengan pendengar radio beralih memilih media baru sebagai media informasi dan hiburan .

http://ilmusosial.net/perkembangan-radio-di-indonesia.html, diakses pada 18 Desember 2016, pukul 20.05 WIB

14 Creeber dan Martin, Digital cultures, (Berkshire: Open University Press, 2009), h. 2 Mondry, Pemahaman Teori dan praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia,2008), h. 13

Survey yang dilakukan oleh sebuah lembaga survey Nielsen pada tahun 2014, menyebutkan bahwa setiap tahunnya pendengar radio mengalami

penurunan hingga 3% 15 .

Jika hasil survey Nielsen ini dijadikan landasan, maka sekitar tahun 2013 pendengar radio sudah habis. Namun, kenyataannya masih ada radio swasta yang masih aktif. Hal ini bisa dilihat dari beberapa radio besar di Indonesia yang masih eksis, seperti radio Prambors FM yang berada di Jakarta. Pendengarnya bisa dilihat dari banyaknya orang yang berpartisipasi di akun media sosial radio tersebut. Tidak hanya radio yang berada di kota besar saja yang masih eksis di era media baru saat ini, tetapi juga di kota-kota kecil. Salah satunya ialah radio yang berada di kota Pariaman, Sumatera Barat.

Kota Pariaman memiliki luas daerah 73 . 360 KM² dan jumlah penduduk sebanyak 97 16 . 901 orang . Pada tahun 2012, terdapat 6 stasiun radio

swasta di Kota Pariaman, namun saat ini Kota Pariaman hanya memiliki 2 stasiun radio swasta yang masih aktif, yaitu Radio Damai FM dan Radio Dhara FM 17 . Dan alasan penulis memilih Radio Dhara FM dikarenakan Radio

Dhara FM merupakan radio swasta yang memiliki pendengar yang beragam .

Berdasarkan pengamatan awal penulis 2 bulan (3 Oktober- 3 Desember), Radio Dhara FM Kota Pariaman memilliki banyak pendengar setia . Pendengar radio Dhara FM dapat dibedakan menjadi dua, yakni

16 Harianjogja.com diakses pada 17 Januari 2017, pada pukul 21.05 WIB 17 Wikipedia, diakses pada 18 desember 2016, Pada Pukul 20.18 WIB Dokumentasi Kominfo Kota Pariaman 17 Oktober 2016 16 Harianjogja.com diakses pada 17 Januari 2017, pada pukul 21.05 WIB 17 Wikipedia, diakses pada 18 desember 2016, Pada Pukul 20.18 WIB Dokumentasi Kominfo Kota Pariaman 17 Oktober 2016

Selama pengamatan awal penulis, pendengar aktif Radio Dhara FM cukup banyak. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pendengar yang ikut berpartisipasi pada program interaktif yang disediakan radio Dhara FM. Program Radio Dhara FM selalu berdurasi 3 jam termasuk program interaktifnya, setiap segmen berdurasi ±10-15 menit dan ada 4-5 orang penelpon yang ikut berpartisipasi disetiap segmennya. Selain penelpon, juga ada beberapa komentar pendengar di akun Facebook Radio Dhara FM Kota Pariaman yang ikut juga berpatisipasi dalam program tersebut.

Pendengar pasif yakni pendengar radio yang tidak ikut berpartisipasi dalam program radio namun hanya mendengarkan program radio yang disiarkan . Hal ini penulis dapatkan berdasarkan pengamatan penulis ketika

berbelanja di pasar Pariaman beberapa toko memasang radio dan mendengarkan radio Dhara FM sebagai media Hiburan. 18 Selain itu, beberapa

warung-warung kopi yang berada dilingkungan tempat tinggal penulis juga memasang radio dan mendengarkan Radio Dhara FM. 19 Rumah-rumah

19 Observasi awal peneliti pada 20 Oktober 2016 Observasi awal peneliti pada 26 Oktober 2016 19 Observasi awal peneliti pada 20 Oktober 2016 Observasi awal peneliti pada 26 Oktober 2016

Pendengar yang bertahan mendengarkan radio di era media baru menunjukkan adanya prilaku pemilihan media oleh khalayak . Pemilihan media oleh khalayak ini merupakan pembahasan yang dikaji dalam teori uses and gratifications . Teori uses and gratifications ialah salah satu teori

komunikasi massa .

Teori ini menunjukkan bahwa permasalahan utamanya bukan pada bagaimana cara media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi lebih kepada bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak, sehingga sasarannya ialah pada khalayak yang aktif, yang memang menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus 21 . Inti dari teori uses and

gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu 22 .

Pendengar radio di era media baru saat ini menunjukkan bahwa khalayak yang memilih media. Hal ini sesuai dengan teori uses and gratifications. Sehingga penggunaan teori ini sejalan dengan permasalahan yang akan penulis teliti.

Fenomena pendengar radio di era media baru saat ini menarik dan penting untuk ditelusuri secara ilmiah, terutama penjelasan tentang alasan,

21 Ibid Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 108

22 Rachmat kyantono, Teknik Praktis Dan Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Medai Grup, 2006), h.207 22 Rachmat kyantono, Teknik Praktis Dan Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Medai Grup, 2006), h.207

Baru (Studi pada Pendengar Radio Dhara FM Kota Pariaman) ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang menjadi pokok permasalahan penelitian ini ialah : “ Bagaimana Motif Dan

Kepuasan Pendengar Radio di Era Media Baru (Studi pada Pendengar

Radio Dhara FM Kota Pariaman) ”

C. Batasan Masalah

Batasan masalah diperlukan agar masalah penelitian terfokus dan tidak menyebar pada aspek-aspek lain . Berdasarkan hal itu, penulis membuat batasan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Apa motif khalayak dalam menggunakan radio di era media baru?

2. Bagaimana kepuasan khalayak dalam menggunakan radio di era media baru?

3. Apakah terdapat hubungan antara motif dan tingkat kepuasan khalayak dalam menggunakan radio di era media baru?

D. Tujuan penelitian

1. Untuk menggali apa motif khalayak menggunakan radio di era media baru .

2. Untuk menjelaskan bagaimana kepuasan khalayak dalam menggunakan radio di era media baru .

3. Untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara motif dan tingkat kepuasan khalayak dalam menggunakan radio di era media baru .

E. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah peneliti tentang pendengar setia radio di era media baru saat ini .

2. Secara akademis penelitian ini dapat disumbangkan kepada UIN Imam Bonjol Padang khususnya Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan .

3. Secara praktis sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak media massa, khususnya radio .

BAB II ACUAN TEORITIK

A. Komunikasi Massa

Pengertian komunikasi massa telah banyak diuraikan oleh para ahli. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner

yaitu, “Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Mass communication is messages

communicated through a mass medium to a large number of people).” 1 Menurut Gerbner “Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi

yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial

societies 2 ).” Dari dua pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa komunikasi massa

ialah proses komunikasi yang menggunakan teknologi media massa dalam menyampaikan pesan yang hendak disampaikan.

1. Media Massa

Media massa merupakan hal yang paling mendasar dalam komunikasi massa. Seperti yang telah dijelaskan di atas komunikasi massa menggunakan media massa sebagai sarana dalam menyebarluaskan informasi.

2 Elvinaro Ardianto,et al , h.3 Ibid

Menurut Hafied Cangara media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar,

film, radio, dan televisi. 3 Istilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisasi untuk

berkomunikasi secara terbuka dan jarak jauh kepada banyak orang (khalayak) dalam jarak waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat semata-mata, melainkan juga institusionalisasi dalam masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun melalui kesepakatan-kesepakatan lain.

Media massa mengubah perilaku baik dengan memberikan informasi baru atau pilihan (sejenis perubahan struktural) dan dengan

membentuk identitas diri konsumen (sejenis perubahan ideasional). 4 Terdapat beberapa jenis media massa, yakni: 5

a. Media cetak Contoh dari media massa jenis ini ialah surat kabar. Media massa jenis ini memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

1) Pesan yang disampaikan memiliki unsur produksi berupa simbol verbal, gambar dan warna

2) Ringan dan mudah dibawa kemana –mana.

4 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.9 Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : Ar

–Ruzz, 2010), h.198

Ibid., h. 200

3) Unsur umpan balik juga hanya bersifat verbal.

4) Sumber kehidupan media cetak ialah iklan dan penjualan.

b. Media audio visual Televisi merupakan contoh dari media massa audio visual. Adapun ciri –ciri dari media massa jenis ini ialah :

1) Unsur produksi utama ialah verbal, gambar, warna, suara, dan gerakan.

2) Tidak mudah untuk dibawa kemana –kemana.

3) Pesan tidak bisa diulang.

4) Bersifat serempak.

5) Umpan balik dapat berupa verbal dan non verbal.

c. Media audio Contoh dari media massa audio ialah radio. Ciri – ciri dari media ini ialah :

1) Unsur produksi utamanya ialah suara.

2) Relatif bisa dibawa kemana-kemana.

3) Pesan bersifat serempak dan tidak bisa diulang.

4) Umpan balik bisa berupa verbal dan non verbal.

2. New Media (Media Baru)

a. Pengertian Media Baru Media baru adalah istilah yang dimaksudkan untuk menerangkan kemunculan digital, komputer atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Ron Rice a. Pengertian Media Baru Media baru adalah istilah yang dimaksudkan untuk menerangkan kemunculan digital, komputer atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Ron Rice

b. Sejarah Media Baru Media baru adalah istilah yang dimaksudkan untuk menerangkan kemunculan digital, komputer atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sejarah awal jaringan teknologi komunikasi atau internet pada tahun 1970 oleh Roy Tomlinson yang mampu menghubungkan 10 komputer yang bisa saling berhubungan.

Selanjutnya, perkembangan internet berkembang pesat hingga pada tahun 1992 Tim Benners Lee berhasil menemukan browser yang bisa digunakan untuk menjelajah antara satu komputer dengan komputer lainnya. Dan menghadirkan era media baru pada abad ke-

c. Karakteristik Media baru Media baru hadir sebagai inovasi pembaharuan dalam teknologi komunikasi massa. Hadirnya media baru di masyarakat menambah pilihan media bagi masyarakat dalam menjalankan komunikasi sehari-hari, informasi, serta hiburan.

6 Rudy Setiawan, Kekuatan New Media Dalam Membentuk Budaya Populer Di Indonesia, eJournal Ilmu Komunikasi,( Samarinda : Universitas Mulawarman, 2013), Vol. 1 No. 2 h. 361

Terry Flew menjelaskan bahwa hal baru yang dibawa oleh media baru adalah “computing and information technology, communication networks, digitalised media and information content, convergent atau disingkat dengan 4C (Computing, Communication,

Content, Convergent 7 ). Dengan demikian, media baru akan selalu melibatkan empat

karakter, yaitu: pertama, teknologi informasi yang terkomputarisasi. Walau hanya diolah oleh "alat" yang ukurannya kecil namun bila sudah melibatkan komputer, informasi akan lebih mudah untuk

diolah. 8 Kedua, media baru akan selalu berkaitan dengan jaringan

komunikasi. Banyak orang terangkai dengan media baru. Bila dalam konsep awal jaringan komunikasi, orang terangkai dalam garis imajiner dengan melibatkan pemuka pendapat dan pemuka informasi, di dalam penggunaan media baru, jaringan tersebut sudah merangkaikan antar inidivu secara langsung.

Ketiga, media baru selalu memiliki konten yang berupa informasi atau pesan yang bersifat digital. Digital artinya satu pesan bisa muncul dan diakses dalam beragam media. Digital selalu dioposisibinerkan dengan analog yang berarti satu pesan hanya bisa diakses dalam satu media.

8 Ibid.

Ibid,h. 362

Dengan sifatnya yang digital ini dengan sendirinya pesan akan bersifat konvergen, sebagai karakter yang keempat, di mana satu jenis konten bisa berasal dari banyak jenis pesan atau bila prosesnya dibalik, banyak konten yang berasal dari satu pesan, bisa disebut dengan

divergen 9 .

B. Radio

1. Pengertian Radio

Secara etimologi pengertian radio menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah pengiriman suara atau bunyi melalui suara. Secara terminologi radio sesuai dengan definisi dalam UU, radio adalah pemecahan radio yang langsung ditunjukkan kepada umum dalam bentuk

suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai media. 10 Radio adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal

dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan juga bisa merambat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang

ini tidak memerlukan medium pengangkat (seperti molekul udara). 11

Radio merupakan media massa yang bersifat auditif yakni media massa yang hanya bisa didengar. Sehingga pendengar radio harus cermat dalam mendengarkan informasi yang disajikan oleh stasiun radio tersebut.

10 Ibid,h. 362 11 Indrawan WS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 719.

Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Radio,( Jakarta : Erlangga, 2012), h. 120

2. Perkembangan Radio Di Indonesia

Perkembangan radio di Indonesia dimulai dari masa penjajahan belanda,jepang, zaman kemerderkaan dan zaman orde baru.

a. Zaman Belanda Radio yang pertama di Indonesia ialah Batavise Radio Vereniging (BRV) di Batavia yang resmi didirikan pada 16 Junii 1925 dan berstatus radio swasta. Setelah itu berdiri pula NIROM (Netherlandsch Indische Radio Omroep Mij) di Jakarta, Bandung, dan

Medan. 12

b. Zaman Jepang Pada zaman penjajahan jepang radio yang berstatus swasta dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri

Kyoko, yang merupakan pusat radio yang berkedudukan di Jakarta. 13

c. Zaman Kemerdekaan Pada zaman kemerdekaaan radio masih dikuasai oleh jepang. Namun, penggunaan radio untuk menyiarkan kemerdekaan melalui radio para pejuang membangun pemancar gelap dan melalui itu wakil presiden Mohammad Hatta menyampaikan pidato Kemerdekaan kepada seluruh rakyat Indonesia. Dan pada 11 September diadakan pertemuan dengan seluruh pemimpin radio di Indonesia dan

13 Elvinaro,Et al. h. 125 Ibid.

mendirikan sebuah organisasi Radio dan pada tanggal 11 September itu menjadi hari ulang tahun Radio Republik Indonesia. 14

d. Zaman Orde Baru Sampai pada tahun 1966 RRI menjadi satu-satunya radio di Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsinya telah berkembang dengan pesat yakni sebagai media

hiburan, informasi dan pendidikan. 15

3. Kelebihan Radio

Ada beberapa kelebihan oleh radio,diantaranya 16 :

a. Cepat dalam penyebaran informasi dan hiburan,karena :

1) Dapat diterima di daerah yang belum memiliki sambungan listrik.

2) Produksi siaran lebih singkat dan berbiaya murah.

3) Lebih merakyat karena buta huruf bukan kendala dan bagi penyandang tuna netra tak jadi masalah.

4) Tergolong murah dan bisa dibawa kemana saja.

b. Akrab Pendengar merasa akrab dengan penyiar karena ada komunikasi dua arah oleh pendengar dan penyiar.

c. Dekat Suara penyiar hadir dirumah atau di dekat pendengar Pembicaranya langsung menyentuh aspek pribadi (Interpersonal Communications).

14 Ibid.

h. 127

16 Ibid., h. 128 Masduki , Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta : Pustaka Populer LKiS, 2004), h. 17 16 Ibid., h. 128 Masduki , Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta : Pustaka Populer LKiS, 2004), h. 17

4. Kelemahan Radio

Selain memiliki kelebihan radio juga memiliki beberapa kelemahan,yakni 17 :

a. Sepintas Siaran radio cepat hilang dan tidak bisa diulang.

b. Global Informasi yang disampaikan tidak mendetail, artinya penyiar akan menyampaikan informasi secara umum saja.

c. Memiliki batasan waktu Umumnya radio memiliki batas waktu siaran.

d. Memiliki gangguan Ketika mendengar radio terkadang mengalami gangguan seperti suara yang tidak jelas.

C. Khalayak

Pendengar atau khlayak adalah orang-orang yang mendengarkan, misalnya mendengar pidato, musik dan lain sebagainya. 18 Sedangkan

17 Fatmasari Ningrum, Sukses Menjadi Penyiar, Scriptwriter, dan Reporter,(Jakarta:

Penebar Swadaya, 2007), h. 8 18 Indrawan WS, opcit., h. 196 Penebar Swadaya, 2007), h. 8 18 Indrawan WS, opcit., h. 196

perhatiannya oleh suatu pesan dari media massa. 19 Pendengar merupakan aspek penting dari sebuah stasiun radio,

terutama bagi stasiun radio swasta. Pendengar dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok 20 , yaitu :

1. Berdasarkan interaksi/partisipasi Menurut masduki, ada empat jenis pendengar beradasarkan interaksi yakni pendengar spontan, pasif, selektif dan aktif. Namun dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada satu jenis pendengar saja, yakni :

a. Pendengar aktif Orang yang selalu mendengarkan radio kapanpun dan acara apapun. Selain itu pendengar aktif ialah pendengar yang selalu ikut berinteraksi baik itu melalu telepon, sms, facebook dan media lain

yang disediakan oleh radio tersebut untuk berinteraksi. 21

2. Berdasarkan kelas sosial. Menurut kelas sosialnya 22 , pendengar dapat dibagi dua dengan

karakteristik yang masing-masing berbeda, yaitu :

19 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran dan Praktik, (Bandung : Alumni, 1990), h.21

21 Masduki, opcit., h.18 Ibid., h. 18 22

Ibid., h.20 Ibid., h.20

b. Kelas menengah ke bawah. Pandangan mereka terhadap hari ini dan kemarin terbatas, pikiran sempit, cara berpikir konkret dan non rasional (mistis dan sejenisnya) dan mempunyai selera pilihan terbatas.

3. Berdasarkan interaksinya dengan radio 23 , Berdasarkan interaksinya dengan radio, pendengar dapat dibagi enam,

yaitu :

a. Pendengar yang rentang konsentrasi dengarnya pendek karena menyimak radio sambil mengerjakan berbagai.

b. Pendengar yang perhatiannya dapat cepat teralih oleh orang atau peristiwa di sekitarnya karena baginya radio merupakan ”teman santai”.

c. Pendengar yang tidak bisa menyerap informasi banyak dalam sekali dengar karena daya ingat yang terbatas akibat dari aktifitas pendengaran yang selintas.

d. Pendengar yang lebih tertarik pada hal-hal yang mempengaruhi kehidupan mereka secara langsung.

e. Pendengar yang secara mental dan literal mudah mematikan radio,

f. Pendengar yang tidak terdeteksi secara konstan sehingga sulit untuk mengetahui apakah mereka pintar, heterogen dan tidak fanatik.

Ibid., h.25

D. Teori Uses And Gratifications

Teori uses and gratifications hadir dari kritik terhadap teori peluru (the bullet theory of communication ) atau teori jarum hipodermik (hypodermic needle theory ) dari Wilbur Schramm, dalam teori peluru ini dikatakan bahwa media sangat kreatif dan powerfull, sedangkan khalayak pasif. Sehingga

media akan mudah mengenai atau menembus sasaran (audiens). 24 Teori ini menjelaskan bahwa tak selamanya khalayak menjadi pasif

ketika berhadapan dengan media massa. Khalayak bisa menjadi aktif dengan memilih sendiri media yang dapat memenuhi keinginannya. Khalayak memiliki motif dan kepuasan yang berbeda dalam memilih media. Sehingga bukan pada bagaimana media mempengaruhi khalayak tetapi bagaimana media menyediakan kebutuhan yang diinginkan oleh khalayak yang memang memiliki motif tertentu dalam menggunakan media.

Teori uses and gratifications pertama kali diperkenalkan oleh Katz (1959) dalam sebuah artikel. 25 . Model uses and gratifications menunjukan

bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi

kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. 26 Model ini berasumsi bahwa khalayak memiliki peran penting dalam pemberitaan dan isi media massa.

Dalam melihat media, teori uses and gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi. Artinya, manusia itu punya otonomi dan

Werner J. Severin and James W. Tankard, Jr., Teori Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada,2011),h. 354

26 Ibid Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung, Pt Citra Aditya Bakti, 2003), h. 289-290 26 Ibid Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung, Pt Citra Aditya Bakti, 2003), h. 289-290

jahat dalam kehidupan mereka. 27 Para pencetus teori ini (katz, Blumler dan Gurevicth,1974) menyatakan

terdapat lima asumsi dasar dari teori uses and gratifications 28 :

1. Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan.

2. Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat pada anggota khalayak.

3. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan.

4. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti.

5. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak.

Menurut Nuruddin (2004), teori uses and gratifications beroperasi dalam beberapa cara. Teori uses and gratifications terdiri dari dua variabel yakni motif dan kepuasan. Dalam penelitian yang menjadi kajian penelitian ialah apa motif

27 Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010), h.

110 28 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan

Aplikasi, (Jakarta, Salemba Humanika, 2010), h. 104 Aplikasi, (Jakarta, Salemba Humanika, 2010), h. 104

1. Motif

Motif berasal dari kata “motive” yang berarti secara obyektif merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk menentukan

pilihannya dari berbagai perilaku tertentu, sesuai dengan tujuan. Sedangkan definisi subyektif motif merupakan dasar bagi seseorang untuk bergerak, berperilaku, dan bertindak menurut tujuan atau kegiatan membangkitkan daya gerak yang terdapat pada diri sendiri agar melaksanakan tindakan tertentu dalam rangka mencapai tujuan ataupun

kepuasan. 29 Dengan demikian motif timbul karena adanya suatu kebutuhan.

Menurut Dennis McQuail ada empat kategori motif pengkonsumsian media secara umum yaitu :

a. Motif informasi (Survaillance) adalah berkenaan dengan kebutuhan individu akan informasi dan eksplorasi sosial.

b. Motif identitas pribadi (Personal Identity) adalah referensi diri, eksplorasi realitas, penguatan nilai, motif yang ditujukan untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan.

c. Motif integrasi dan interaksi sosial (Personal Relationship)

29 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Mass, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.388.

Motif yang meliputi interaksi dan integrasi sosial, merajuk pada kelangsungan hubungan individu tersebut dengan orang lain, persahabatan, kegunaan sosial.

d. Motif hiburan (Diversion) adalah motif yang meliputi kebutuhan untuk melepaskan diri dari rutinitas, tekanan, dan masalah; sarana pelepasan emosi, dan kebutuhan akan hiburan.

Disini khalayak diasumsikan sebagai individu yang aktif dan diarahkan oleh tujuan. Anggota khalayak dianggap memiliki tanggung jawab sendiri dalam mengadakan pemilihan terhadap media massa untuk mengetahui kebutuhannya, untuk memenuhi kebutuhannya, dan bagaimana cara memenuhinya. Media massa dianggap sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan individu dan individu boleh memenuhi kebutuhan mereka melalui media massa atau dengan suatu cara lain.

Jay G. Blumer, menawarkan berapa saran jenis aktivitas khalayak yang dapat dilakukan oleh konsumen media. Pertama, media kegunaan bagi orang, dan orang dapat menempatkan media pada kegunaan tersebut. Istilah ini disebut kegunaan (utility). Kesenjangan (intentionality) terjadi ketika motivasi orang menentukan konsumsi mereka akan isi media. Jenis ketiga dari aktivitas khalayak adalah selektivitas (selectivity), yaitu bahwa khalayak menggunakan media dapat menrefleksikan ketertarikan dan preferensi mereka. Kesulitan untuk mempengaruhi (imperviousness to influence ) menyatakan bahwa khalayak membentuk pemahaman mereka sendiri dari isi dan bahwa makna mempengaruhi apa yang mereka pikirkan Jay G. Blumer, menawarkan berapa saran jenis aktivitas khalayak yang dapat dilakukan oleh konsumen media. Pertama, media kegunaan bagi orang, dan orang dapat menempatkan media pada kegunaan tersebut. Istilah ini disebut kegunaan (utility). Kesenjangan (intentionality) terjadi ketika motivasi orang menentukan konsumsi mereka akan isi media. Jenis ketiga dari aktivitas khalayak adalah selektivitas (selectivity), yaitu bahwa khalayak menggunakan media dapat menrefleksikan ketertarikan dan preferensi mereka. Kesulitan untuk mempengaruhi (imperviousness to influence ) menyatakan bahwa khalayak membentuk pemahaman mereka sendiri dari isi dan bahwa makna mempengaruhi apa yang mereka pikirkan

2. Kepuasan

Kepuasan ialah terpenuhinya kebutuhan khalayak dalam kegiatan menggunakan media massa berdasarkan tujuan dan motif tertentu. Untuk mencapai kepuasan tersebut setiap individu bersifat aktif dan selektif dalam menggunakan atau memilih jenis media yang sesuai dengan kebutuhan agar tercipta kepuasan.

Penelitian uses and gratification dilakukan dengan mengetahui motif seseorang dalam menggunakan media, disamping itu peneliti juga dapat mengungkapkan tingkat kepuasan seseorang setelah mengkonsumsi media tertentu. Seperti yang dilakukan Philip Palmgreen dalam mengembangkan konsep gratification sought (GS) yaitu kepuasan yang diinginkan atau diharapkan individu dalam menggunakan jenis media, serta gratification obtained (GO) yaitu kepuasan nyata yang diperoleh setelah individu menggunakan atau mengkonsumsi suatu media tertentu.

a. Gratification sought (GS) Palmgreen dan kawan-kawannya mendefinisikan Gratification sought dalam kaitannya dengan kepercayaan seseorang mengenai apa yang media dapat berikan dan evaluasi seseorang mengenai isi media. Gratification sought adalah kepuasan yang diharapkan individu dalam menggunakan media tertentu. Individu menggunakan atau tidak

Richard West and Lynn H. Turner, hal. 107 Richard West and Lynn H. Turner, hal. 107

Motif yang melatarbelakangi individu satu dengan individu lain dalam mengkonsumsi media tidaklah sama. Jadi, dapat disimpulkan gratification sought adalah motif kepuasan yang diharapkan individu dalam menggunakan media tertentu.

b. Gratification Obtained Kepuasan yang nyata yang diperoleh setelah menggunakan media. Gratification Obtained juga diartikan sebagai jumlah kebutuhan yang diperoleh atas terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan

tertentu setelah menggunakan media. 32

E. Kerangka Pemikiran

Motif

Informasi

identitas pribadi

Interaksi sosial Hiburan

Efek (kepuasan)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting. 33 Dalam penelitian ini, radio merupakan media

31 Winarso, Herupuji, Sosiologi Komunikasi Massa,(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005), h.111

33 Ibid Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung : Alfabeta,2011), h,60 33 Ibid Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung : Alfabeta,2011), h,60

Berdasarkan pendekatan teori uses and gratifications ini, penulis ingin mengetahui penggunaan radio di era media baru terhadap motif dan kepuasan pendengar aktif radio. Dalam menetapakan motif dan kebutuhan yang diinginkan khalayak pada sebuah media di dasari oleh motif informasi, interaksi dan integrasi sosial, identitas pribadi, dan hiburan.

Radio memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lain. Kelebihan inilah yang dirasa dapat memenuhi kebutuhan khalayak dalam memilih radio sebagai media informasi dan hiburan. Ketika khalayak memilih mendengarkan radio maka khalayak akan secara aktif dalam mengamati dan secara aktif untuk mengidentifikasi isi dari media tersebut dalam hal ini radio. Setelah memanfaatkan media maka khalayak akan memberikan efek yang dapat berupa kepuasan ataupun kekecewaan.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang digunakan sebagai pedoman atau petunjuk untuk memecahkan masalah, dimana hipotesis tersebut diuji kebenarannya. Berdasarkan rumusan teoritis di atas, maka Hipotesis merupakan jawaban sementara yang digunakan sebagai pedoman atau petunjuk untuk memecahkan masalah, dimana hipotesis tersebut diuji kebenarannya. Berdasarkan rumusan teoritis di atas, maka

1. Variabel motif informasi Ho1: = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motif informasi dengan kepuasan yang didapatkan setelah mendengar radio. Ha1: ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motif informasi dengan kepuasan yang didapatkan setelah mendengar radio.

2. Variabel motif identitas pribadi Ho2: = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motif identitas pribadi dengan kepuasan yang didapatkan setelah mendengar radio. Ha2: ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motif identitas pribadi dengan kepuasan mendengar radio.

3. Variabel motif integrasi dan interaksi sosial Ho3: = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motif integrasi dan interaksi sosial dengan kepuasan yang didapatkan setelah mendengar radio. Ha3: ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motif integrasi dan interaksi sosial dengan kepuasan yang didapatkan setelah mendengar radio.

4. Variabel motif hiburan Ho4: = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motif hiburan dengan kepuasan yang didapatkan setelah mendengar radio. Ha4: ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motif hiburan dengan kepuasan yang didapatkan setelah mendengar radio.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini ialah di radio Dhara FM, Jl. Jendral Sudirman No.203 Kota Pariaman serta daerah jangkauan frekuensi radio Dhara FM Kota Pariaman. Dalam penelitian ini penulis membatasi waktu penelitian pada Mei- Juni 2017.

B. Metode Penelitian

Model penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan yang tepat. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat

dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh. 1 Pendekatan kuantitatif bertujuan menggambarkan atau menjelaskan

suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga hasil penelitian dianggap

merupakan representasi dari seluruh populasi. 2 Secara umum riset kuantitatif mempunyai ciri-ciri 3 :

1 Syamsir Salam, MS dan Jeanal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), h. 13 2 3 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta; Kencana. 2009) h.55

Ibid. 56

1. Hubungan riset dengan subjek: jauh. Periset menganggap bahwa realitas terpisah dan ada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya objektif. Alat ukurnya harus dijaga keobjektifannya.

2. Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan terhadap hipotesis atau teori, biasanya periset tidak langsung menolak hipotesis dah teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah ada kesalahan dalam teknik samplingnya atau definisi konsepnya kurang operasional, sehingga menghasilkan instrument (kuisioner) yang kurang valid.

3. Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliabel.

4. Prosedur riset rasional – empiris, artinya penelitian berangkat dari konsep- konsep atau teori-teori yang dilandasinya. Konsep atau teori inilah yang akan dibuktikan dengan data yang di kumpulkan dilapangan.

Penelitian kuantitatif sifatnya objektif, sehingga kita bisa melihat langsung sebuah keadaan. Sedangkan desain penelitian ini adalah dengan menggunakan desain penelitian deskrptif analisis.

C. Populasi dan Sampel

Populasi ialah semua individu/unit-unit yang menjadi target penelitian. 4 Populasi dari penelitian ini ialah seluruh pendengar radio Dhara

4 Erwan Agu Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Metode Penelitian Kuantitatif,

(Yogyakarta: Gavamedia,2011), h.37

FM Kota Pariaman, yakni pendengar aktif. Populasi pendengar aktif radio Dhara FM berjumlah 127 orang. Hal ini dilihat dari jumlah anggota aktif radio Dhara FM.

Sampel ialah bagian dari populasi yang dipilih mengikuti prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. 5 Adapun dalam penelitian ini,

peneliti memakai total sampling yakni pengambilan seluruh populasi untuk dijadikan sampel. 6 Alasan peneliti menggunakan teknik ialah agar hasil dalam

penelitian ini representatif. Sehingga hasil penelitian dapat berupa gamabran sebenarnya di lapangan.

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian. Konsep Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO) dijadikan tolak ukur untuk mengetahui perbandingan antara kepuasan yang diharapkan (GS) dan kepuasan yang didapatkan (GO). Indikator yang digunakan untuk mengukur gratification sought sama halnya dengan indikator untuk mengukur gratification obtaine,

yaitu ketegori motif pengkonsumsian media menurut McQuail. 7

6 Opcit 7 Sugiyono, 2007 McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 72

Dimensi Indikator Informasi

1. Ingin mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat terdekat.

2. Ingin mencari bimbingan dan pendapat yang menyangkut berbagai masalah.

3. Ingin memperoleh pengetahuan lebih mengenai suatu hal.

Identitas personal

1. Ingin

menemukan penunjangan nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi pendengar itu sendiri.

2. Ingin

mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media.

3. Ingin memperoleh nilai lebih sebagai pendengar.

Integrasi dan interaksi sosial

memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial.

1. Ingin

2. Ingin menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain disekitarnya.

3. Keinginan

untuk dekat dengan orang lain.

4. Keinginan untuk dihargai dengan orang lain.

Hiburan

1. Ingin melepaskan diri dari permasalahan.

2. Ingin bersantai.

3. Ingin mengisi waktu luang.

4. Ingin mendapatkan hiburan dan kesenangan.

Tabel 1 Kategori Motif Pengkonsumsian Media

Berdasarkan kategori-kategori tersebut maka akan terlihat motif dari penggunaan radio oleh pendengar radio saat ini. Kategori tersebut akan dijadikan pertanyaan dalam angket dan akan diukur dengan menggunakan Berdasarkan kategori-kategori tersebut maka akan terlihat motif dari penggunaan radio oleh pendengar radio saat ini. Kategori tersebut akan dijadikan pertanyaan dalam angket dan akan diukur dengan menggunakan

harus dijawab dengan sikap pernyataan kesetujuan dan ketidaksetujuan. 8

E. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah angket atau kuesioner. Kuisioner merupakan instrumen penelitian yang lazim digunakan dalam penelitian survey. Kuisioner yang digunakan berbentuk pertanyaan-pertanyaan dengan model tertutup. Hal ini untuk mempermudah reponden menjawab pertanyaan.

2. Prosedur Penyusunan

Beberapa langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian. Langkah-langkah tersebut adalah 9 :

a. Analisis variabel penelitian yakni mengkaji variabel menjadi subpenelitian sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti.

b. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel/subvariabel/indikator-indikatornya.

c. Peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan. Abilitas dimaksudkan adalah kemampuan yang diharapkan dari subjek yang diteliti.