25
Pharmaceutical Indonesia
Tbk, dengan
tingkat keuntungan sebesar Rp. 12.514,- untuk setiap lembar
saham. Nilai minimum EPS dimiliki oleh PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk sebesar Rp. -4244,-. Dari
total 66 perusahaan saham tidur terdapat 16 perusahaan yang memiliki rata-rata nilai EPS negatif
pada tahun 2010-2012. Berdasarkan nilai EPS tersebut apabila dibandingkan dengan harga saham, maka nilai
rata-rata nilai PER yaitu sebesar 4.39 kali, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa rata-rata harga saham tidur adalah 4.39 kali laba bersih yang
dihasilkan perusahaan.
4.3. Analisis
Analisis rasio dalam penelitian ini menggunakan metode time series, cross sectional approach, dan
combined analysis. Analisis time series bertujuan untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan dari waktu ke
waktu, sedangkan analisis cross sectional approach bertujuan untuk membandingkan rasio-rasio antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada waktu yang sama. Selain melihat jenis
industri yang sama juga mempertimbangkan jumlah saham
beredar yang
relatif mendekati
sama, pendekatan
ini dimaksudkan
untuk mengetahui
26
seberapa baik
atau buruk
suatu perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Penelitian ini menggunakan pendekatan subjektif oleh Gitman dan
Chad 2012, dimana pendekatan tersebut tidak
memberi batasan nilai untuk setiap rasio keuangan.
Pada analisis time series suatu rasio keuangan diklasifikasikan sebagai kinerja “Good” apabila memiliki
nilai positif dan mengalami peningkatan tiap tahunnya, sedangkan kinerja “Ok” apabila memiliki nilai positif
tetapi mengalami peningkatanpenurunan yang tidak terlalu signifikan, dan kinerja “Poor” apabila memiliki
nilai negatif atau mengalami penurunan tiap tahunnya. Sedangkan pada analisis cross sectional approach suatu
rasio keuangan diklasifikasikan sebagai kinerja “Good” apabila memiliki nilai rasio lebih tinggi dibandingkan
perusahaan sejenis, kinerja “Ok” apabila memiliki nilai rasio yang mendekati perusahaan sejenis, dan kinerja
“Poor” apabila nilai rasio lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Hasil analisis rasio
keuangan pada saham tidur dapat dilihat pada tabel 4.4.
27
Tabel 4.4 Analisis
Panel A : Time Series Analysis Kinerja Jumlah Persentase Binomial
Good 14
21 0.016
Ok 31
47 0.212
Poor 21
32 0.311
Panel B : Cross Sectional Analysis Good
36 55
0.000 Ok
3 4
0.000 Poor
41 41
0.649 Panel C : Combined Analysis
Good 12
18 0.002
Ok 34
52 0.076
Poor 20
30 0.215
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014
Berdasarkan hasil analaisis time series pada tabel 4.4, diketahui bahwa kinerja perusahaan yang memiliki
kinerja yang baik pada 2010-2012 sebanyak 14 perusahaan 21. Hal ini berarti perusahaan tersebut
mengalami pertumbuhan kinerja tiap tahunnya, yang terdiiri
dari 12
perusahaan yang
mengalami pertumbuhan
nilai ROA,
12 perusahaan
yang mengalami pertumbuhan nilai ROE, 22 perusahaan
yang mengalami pertumbuhan nilai EPS, dan sembilan
28
perusahaan yang pertumbuhan peningkatan nilai PER. Berdasarkan uji binomial diketahui terdapat perbedaan
proporsi kinerja perusahaan untuk masing-masing kategori, yang ditunjukkan nilai sig 0,5.
Hasil analisis cross sectional approach yaitu perbandingan rasio saham tidur dengan perusahaan
sejenis pada tahun 2012, diketahui perusahaan yang memiliki kinerja baik sebanyak 36 perusahaan 55,
jumlah tersebut menunjukkan saham tidur memiliki kinerja yang lebih baik apabila dibandingkan dengan
perusahaan sejenis dengan besar kapitalisasi yang relatif
sama. Namun
berdasarkan uji
binomial diketahui tidak terdapat perbedaan proporsi kinerja
perusahaan untuk kategori “good” dan “poor”, yang ditunjukkan nilai sig 0.649 0,5.
Hasil dari combined analysis menunjukkan hanya sebanyak 12 perusahaan 18 yang memiliki kinerja
baik, yaitu perusahaan mengalami pertumbuhan kinerja pada tahun 2010-2012, dan memiliki kinerja
yang lebih baik dibandingkan perusahaan sejenis pada tahun 2012. Berdasarkan uji binomial diketahui
terdapat perbedaan proporsi kinerja perusahaan untuk masing-masing kategori, yang ditunjukkan nilai sig
0,5. Klasifikasi hasil combined analysis berdasarkan jenis industri keuangan dan non keuangan dapat
dilihat pada tabel 4.5. Berdasarkan tabel tersebut,
29
diketahui sebanyak 14 21 saham tidur berasal dari sektor keuangan sedangkan 79 lainnya berasal dari
gabungan sektor non keuangan.
Tabel 4.8 Kinerja Saham Tidur Berdasarkan Sektor Industri
Sektor Jml
Analisis ROA
ROE EPS
PER
Good Ok Poor Good Ok Poor Good Ok Poor Good Ok Poor Keuangan
14 3
8 3
4 7
3 5
6 3
1 7
6 Non Keuangan 52
8 29 15 7
31 14 16
19 17 4
31 17
4.4 Pembahasan