Pendahuluan T2 932010004 Full text

1 PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DAN PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL TERHADAP AUDIT JUDGMENT

1. Pendahuluan

Profesi akuntan publik merupakan profesi yang bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan- perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi. Dalam melakukan tugas audit, auditor harus mengevaluasi berbagai alternatif informasi dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan yaitu bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit IAI, 2001. Melihat pentingnya peran akuntan dan masyarakat bisnis, maka sewajarnya pula profesi akuntan menuntut adanya kemampuan dalam memproses informasi untuk menentukan audit judgment pada sebuah penugasan audit Jamilah, 2007. Pengaruh peraturan dan struktur perusahaan audit, kebijakan, dan model bisnis pada penilaian 2 auditor semakin penting dalam memahami dan meningkatkan judgment audit dalam melaksanakan audit laporan keuangan Wedemeyer, 2010. Wedemeyer 2010 menggunakan istilah “audit judgment” untuk menggambarkan setiap keputusan atau evaluasi yang dibuat oleh auditor, yang mempengaruhi atau mengatur proses dan hasil audit laporan keuangan. Audit judgment mungkin rentan terhadap perubahan karena audit melibatkan keyakinan terhadap asersi laporan keuangan berdasarkan bukti baru yang ditemukan Kennedy, 1993. Seorang auditor dalam proses audit memberikan opini dengan judgment yang didasarkan pada kejadian-kejadian masa lalu, sekarang, dan yang akan datang Jamilah, 2007. Pertimbangan audit mengacu pada penilaian subjektif yang dibuat sebagai tindakan awal dalam proses audit. Pertimbangan auditor penting dalam proses audit karena mencakup kompetensi auditor, efektivitas arsitektur sistem informasi bagi auditor, dan signifikansi materialitas dari unsur laporan keuangan Prachsriphum et al., 2011. Standar Profesional Auditor Publik SPAP dalam SA 312 mengatur mengenai pertimbangan audit yang harus dilakukan oleh akuntan publik antara lain pertimbangan materialitas dan pertimbangan risiko audit. Risiko audit dan materialitas mempengaruhi penerapan standar auditing, khususnya standar 3 pekerjaan lapangan dan standar pelaporan, serta tercermin dalam laporan auditor bentuk baku. Risiko audit dan materialitas, bersama dengan hal- hal lain, perlu dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit serta dalam mengevaluasi hasil prosedur tersebut SPAP, 2001. Audit judgment mengenai materialitas merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan. Judgment mengenai materialitas yang digunakan oleh auditor dihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan mencakup pertimbangan kuantitatif maupun kualitatif. Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa, sehingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut pertimbangan profesionalnya, memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Risiko audit dapat ditentukan dalam ukuran kuantitatif atau kualitatif SPAP, 2001. Hogart 1992 mengartikan judgment sebagai proses yang terus menerus dalam perolehan informasi, pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak, dan penerimaan informasi lebih lanjut yang dilakukan oleh auditor. Judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang auditor dalam menanggapi informasi berhubungan dengan tanggung jawab dan risiko audit yang akan dihadapi auditor, yang akan mempengaruhi 4 pembuatan opini akhir auditor terhadap laporan keuangan suatu entitas. Judgment pribadi auditor tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor perilaku individu. Miller 2009 menjelaskan faktor-faktor yang akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah: jenis kelamin, peranan pengambilan keputusan, dan keterbatasan kemampuan. Dalam peranan pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian, dan kecenderungan dalam pengambilan risiko. Turban et al 2005 juga menyebutkan bahwa tipe kepribadian, gender, dan kognisi manusia dapat mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang. Menurut Allport Suryabrata, 1995: 248 kepribadian adalah organisasi dinamis dan system psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Kepribadian juga merupakan sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arahan pada tingkah laku individu. Sehingga, tipe kepribadian juga turut mempengaruhi cara pengambilan keputusan. Walaupun sudah ada standar dan kode etik profesi, tapi masih sering terjadi kasus-kasus kolusi dan korupsi atau penyelewengan, sehingga masyarakat mulai menyangsikan komitmen auditor terhadap kode etik profesinya. Jika kode etik dan standar dijalankan dengan benar dan konsisten, 5 maka kasus-kasus penyimpangan tersebut tidak seharusnya terjadi Lim-u-sanno, 2009. Auditor perlu melakukan pemeriksaan untuk dapat mengetahui apakah laporan keuangan organisasi telah disusun wajar sesuai dengan SAK yang berlaku dan memberikan opini terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan tersebut. Ada kalanya opini audit kurang mendapatkan respon yang positif dikarenakan adanya kemungkinan terjadinya penyimpangan perilaku oleh seorang auditor dalam proses audit Donelly et. al., 2003. Penerimaan atas perilaku disfungsional akan mempengaruhi bagaimana proses audit akan dilakukan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh DeZoort dan Lord 1994 melihat adanya pengaruh tekanan atasan pada konsekuensi yang memerlukan biaya, seperti halnya tuntutan hukum, hilangnya profesionalitas, dan hilangnya kepercayaan publik dan kredibilitas sosial. Chung dan Monroe 2001 mengamati tentang pengaruh gender dan kompleksitas tugas terhadap audit judgment. Hasil yang diperoleh adalah kompleksitas tugas yang tinggi berpengaruh terhadap judgment yang diambil oleh auditor dan gender berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor. Stuart 2001 mengatakan bahwa kompleksitas tugas berpengaruh terhadap audit judgment jika perusahaan audit tidak terstruktur. Solomon dan 6 Shields 1995 telah menemukan indikasi sejumlah faktor level individu terbukti berpengaruh terhadap keputusan seorang auditor. Pengaruh dari keberadaan faktor-faktor ini berubah-ubah seiring dengan meningkatnya kompleksitas tugas yang dihadapi Tan dan Kao, 1999. Penelitian ini berbeda dengan penelitian- penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini dilakukan investigasi dari pengaruh variabel tipe kepribadian dan variabel penerimaan perilaku disfungsional terhadap audit judgment. Perbedaan antara tipe kepribadian A dan tipe kepribadian B akan mempunyai perbedaan dalam pengambilan keputusan audit judgment. Tidak terkecuali dalam profesi auditor yang akan mengalami atau melakukan perilaku yang menyimpang. Sehingga dalam penelitian ini akan diketahui adakah pengaruh dari hasil audit judgment jika dikaitkan dengan tipe kepribadian dan perilaku seorang auditor. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut; 1 memberikan tambahan bukti empiris pada literatur akuntansi, khususnya mengenai perbedaan antara tipe kepribadian, dan penerimaan perilaku disfungsional berkaitan dengan audit judgment, 2 memberikan tambahan gambaran tentang dinamika yang terjadi di dalam Kantor Akuntan Publik khususnya auditor dalam membuat audit judgment, 3 memberikan kontribusi dalam menambah 7 pengetahuan di bidang akuntansi keperilakuan dan auditing untuk menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya, 4 memberikan kontribusi untuk Kantor Akuntan Publik agar menjadi lebih baik lagi dalam mengambil audit judgment yang tidak bertentangan dengan standar profesional.

2. Rerangka Konsep Penelitian dan