19 perilaku disfungsional. Berdasarkan uraian di atas,
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Terdapat perbedaan audit judgment antara
auditor yang menerima perilaku disfungsional dan yang menolak perilaku disfungsional.
3. Metode Penelitian
Sumber data penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Auditor Publik KAP di Jawa
Tengah. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling,
yang didasarkan pada kriteria: 1 auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di kota
Semarang dan Solo; 2 minimal level responden auditor adalah senior; 3 lama bekerja pada Kantor
Akuntan Publik tersebut minimal 2 tahun; 4 auditor yang bekerja pada KAP Jawa Tengah yang
terdaftar pada Directory Kantor Akuntan Publik yang dikeluarkan IAI pada tahun 2011. Data yang
digunakan adalah data primer berupa data demografi responden, tipe kepribadian, audit
judgment dan penerimaan perilaku disfungsional auditor. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada responden. Tipe studi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observational study dengan responden karyawan atau auditor. Data demografi responden
yang digunakan adalah usia, jenis kelamin, jabatan, pengalaman kerja dan tingkat pendidikan terakhir.
Tingkat jabatan auditor pada KAP di Indonesia
20 Simamora, 2002, yaitu partner atau rekanan,
manajer atau supervisor, senior auditor dan junior auditor.
Pengukuran tipe kepribadian dengan cara menjumlahkan skor tiap pertanyaan yang diukur
dengan skala interval, responden diminta untuk melakukan ranking preferensi terhadap item
pertanyaan. Setiap pertanyaan diberikan lima kemungkinan jawaban dengan skala terendah 1 =
sangat tidak setuju dan tertinggi adalah 5 = sangat setuju. Setelah diketahui jumlah dari masing-masing
indikator tipe kepribadian, maka akan ditentukan responden tersebut mempunyai tipe kepribadian A
atau B. Pengukuran penerimaan perilaku disfungsional
dengan cara menjumlahkan skor tiap pertanyaan yang diukur dengan skala interval, responden
diminta untuk memberikan jawaban atas setiap pertanyaan. Setiap pertanyaan diberikan dua
alternatif jawaban setuju dan tidak setuju. Masing- masing dari jawaban tersebut akan dinilai apakah
jawaban dari responden benar atau salah, nilai yang diberikan atas jawaban benar adalah 1. Setelah
diketahui jumlah total, maka akan ditentukan apakah responden tersebut bersikap menerima atau
menolak perilaku disfungsional. Pengukuran audit judgment dengn cara cara
menjumlahkan skor tiap pertanyaan yang diukur dengan skala interval, responden diminta untuk
memberikan jawaban atas setiap pertanyaan. Setiap
21 pertanyaan diberikan dua alternatif jawaban setuju
dan tidak setuju. Masing-masing dari jawaban tersebut akan dinilai apakah jawaban dari
responden benar atau salah, poin yang diberikan atas jawaban benar adalah 10. Apabila salah maka
poin nya adalah 0. Poin ini kemudian akan dijumlahkan.
Tabel 3.1. KonsepVariabel, Definisi dan Indikator Empiris
Konsep Variabel
Definisi Indikator Empiris
1. Ambisius 2. Agresif
3. Kompetitif 4. Sibuk
5. Apatis 6. Sabar
7. Santai Tipe
kepribadian Allport Suryabrata, 1995:
248 kepribadian adalah organisasi dinamis dan
sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah
laku dan pemikiran individu secara khas. Kepribadian
juga merupakan sesuatu yang terdapat dalam diri
individu yang membimbing dan memberi arahan pada
tingkah laku individu.
8. Tidak ada tenggat waktu
Penerimaan perilaku
disfungsional Penerimaan perilaku
disfungsional merupakan suatu bentuk reaksi
terhadap lingkungan atau semisal sistem pengendalian
Otley dan Pierce, 1995; Lightner et. al., 1983;
Alderman dan Deitrick, 1982 dalam Donelly et. al.,
2003. 1.
Penyelesaian langkah-
langkah audit yang terlalu
dini
22
Konsep Variabel
Definisi Indikator Empiris
2. Melaporkan waktu audit dengan
total waktu yang lebih pendek
3. Pemerolehan bukti yang kurang
4. Pemrosesan yang kurang akurat
5. Mengganti prosedur yang sudah
ada 6. Pengunduran diri
7. Ketidaktepatan memberikan laporan
audit 8. Kesalahan dalam
tahapan audit. Audit
Judgment Kebijakan auditor
dalam menentukan pendapat mengenai
hasil auditnya 1. Pertimbangan
materialitas 2. Pertimbangan
Tingkat Risiko
Model statistik dalam penelitian ini adalah: H
:
µ
A
=
µ
B
Tipe kepribadian A = tipe kepribadian B
H
1
:
µ
A
≠
µ
B
Tipe Kepribadian A ≠ tipe
kepribadian B
23 dan
H :
µ
mpd
=
µ
tpd
Menerima perilaku disfungsional = menolak perilaku disfungsional
H
1
:
µ
mpd
≠
µ
tpd
Menerima perilaku disfungsional ≠ menolak perilaku disfungsional
Untuk menganalisis pengaruh variabel tipe kepribadian X1, dan penerimaan perilaku
disfungsional X2 terhadap audit judgment Y digunakan metoda statistik dengan tingkat taraf
signifikansi α = 0,05.
Pengujian instrumen penelitian baik dari segi validitasnya maupun reliabilitasnya, dan dikatakan
valid dan reliabel jika nilai korelasinya lebih besar dari 0.3 Masrun dalam Sugiono, 2002:106 dan
koefisien keandalannya Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6 Sekaran 2006:311. Setelah melakukan uji
validitas dan reliabilitas, data akan diuji dengan anova univariate. Kesemua analisis akan dilakukan
dengan alat uji SPSS 20.
4. Hasil Olah Data dan Interpretasi