Implikasi Perbedaan dan Persamaan Pemikiran Muhammad Al-Ghazali

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 148 Berdasarkan pada pengertian di atas, ulama Syi’ah membatasi hadis sahih pada setiap hadis yang disandarkan kepada Nabi Muhammad, Ali bin Abi T}alib dan Imam dua belas. 45 Suatu keterangan yang dapat dipetik dari pemahaman di atas adalah bahwa derajat para Imam sama dengan derajat Nabi SAW dan itu juga berarti dalam periwayatan, segala yang disandarkan kepada Imam juga sama terhadap apa yang disandarkan kepada Nabi SAW dalam hal kehujjahannya. 46 Pemikiran yang ditawarkan oleh Muhammad al-Ghazali telah menimbulkan dialog yang marak baik yang pro maupun yang kontra, yang pada akhirnya membuka peluang adanya upaya pengembangan dalam wawasan studi hadis. Secara spesifik gagasan pemikiran Muhammad al-Ghazali bukan sesuatu yang sama sekali baru. Beberapa kriteria yang ditawarkannya merupakan refleksi hasil dialog dan pembacaan yang dilakukan dari realitas masyarakat dan berbagai konsep yang ditawarkan para ulama jauh hari sebelumnya. Hal ini penting mengingat pemahaman atas kedudukan hadis nabi harus relevan dengan dirinya dan pada saat yang sama menjadi relevan dengan masyarakat sekarang ini. Relevan dengan dirinya sendiri berarti kandungan maknanya terbatas pada nilai-nilai yang dikandungnya, relevan 45 Jelas definisi ini berbeda dengan definisi hadis dari kalanggan sunni yang hanya menyandarkan segala hal yang bersumber dari Nabi Saw, baik perkataan, perbuatan, dan ketetapan. Menurut M. H. Thabathaba’i, sekalipun hadis itu disandarkan kepada Nabi SAW dan Imam, namun keduanya dibedakan dengan jelas, yang keduanya merupakan satu himpunan tunggal. M.H. Thabathaba’i, Islam Syi’ah Asal Usul dan Perkembangannya Jakarta: Grafiti Press, 1989, 278. 46 Abu Zahra’, al-Imam al-S}adiq…, 317. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 149 dengan kondisi masyarakat sekarang ini berarti bahwa relevansi tersebut berlangsung pada pemahaman yang rasional. 47 Model yang ditawarkan oleh Muhammad al-Ghazali banyak menjawab berbagai problem realitas sosial umat Islam saat ini. Dengan kata lain, tokoh tersebut mempertegas bahwa Islam adalah agama yang universal yang berlaku untuk setiap masa dan tempat, maka secara substansial formulasi tersebut mengisyaratkan fleksibilitas ajaran Islam, bukan sebaliknya sebagai sesuatu yang kaku dan ketat. Bagaimanapun juga berbagai macam temuan dan teknologi yang cukup pesat mengharuskan perlunya pengkajian terhadap pemahaman hadis nabi. Interaksi antara budaya yang berkembang dengan ajaran Islam yang bersumber dari teks, untuk selanjutnya dapat dipastikan akan berhadapan dengan kenyataan yang lebih berat dan kompleks. Oleh sebab itu, aspek budaya tidak dapat diabaikan dalam kajian hadis. 48 Munculnya pemahaman hadis perspektif Muhammad al-Ghazali mengarah pada upaya pengembangan pemikiran bahwa hadis sebagai sesuatu yang positif untuk ditumbuhkembangkan. Beberapa kriteria yang ditawarkan Muhammad al-Ghazali telah memberi manfaat dalam menggali nilai-nilai 47 Daniel W. Brown, Menyoal Relevansi Sunnah Dalam Islam Modern Bandung: Mizan, 1996, 18-19. 48 Daniel W. Brown, Menyoal Relevansi....., 35. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 150 hadis yang relevan konteks historis saat ini. 49 Namun di sisi lain harus disadari, maraknya berbagai pemahaman terhadap hadis nabi membuka peluang semakin melebarnya perpecahan di kalangan umat Islam, jika perbedaan pandangan itu tidak disikapi secara bijak, dengan menganggap produk mereka sendiri yang paling benar dan pemikiran orang atau kelompok lain yang berseberangan dengan mereka adalah salah. Salah satu yang berbeda dengan madzhab Sunni sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa dalam paham Syi’ah ada anggapan teologis tentang tidak terhentinya wahyu sepeninggalan Rasulullah saw. imam-imam madzhab Syi’ah dapat mengeluarkan hadis. Oleh karena itu, tidak heran bahwa surat- surat, khutbah dan hal-hal lain yang dikaitkan dengan ajaran agama didudukkan setara dengan hadis. Semua ini nampak dari apa yang dilakukan al-Kulayni yang ditampilkan dalam juz terakhir dan disebut dengan al- Raudah. Fenomena lain yang dapat dijumpai ialah keberadaan periwayat hadis dalam al-Kafi bermacam-macam sampai pada imam mereka dan periwayat lain. Jika dibandingkan nilai hadis yang dibawakan antara pemuka hadis Syi’ah dengan selain Syi’ah berbeda derajat penilaiannya. Dengan demikian, Syi’ah masih mengakui periwayat hadis dari kalangan lain dan menganggapnya masih dalam tataran yang kuat. 49 Suryadi, Pendekatan tematik dalam memahami hadis , dalam Jurnal Esensia Vol 3 No. 1, Januari, 50. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 151 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Metode kritik hadis yang ditawarkan oleh Muhammad al-Ghazali dalam kitab Al-Sunnah al-Nabawiyyah bayn Ahl al-Fiqh wa Ahl al- Hadith adalah: Setiap perawi dalam sanad suatu hadis haruslah seorang yang dikenal sebagai penghafal yang cerdas dan teliti dan benar-benar memahami apa yang didengarnya. Kemudian meriwayatkannya setelah itu, tepat seperti aslinya. Juga harus seorang yang mantap kepribadiannya dan bertakwa kepada Allah, serta menolak dengan tegas setiap pemalsuan atau penyimpangan. Kedua syarat di atas harus dimiliki oleh masing-masing perawi dalam seluruh rangkaian para perawi suatu hadis. Hadis itu sendiri, tidak bersifat shadh dan harus bersih dari ‘illah qadihah. 2. Al-Kulaini membagi kualitas hadis berkisar pada dua jenis: 1 hadis mu’tabar muktabar; dan 2 hadis ghair mu’tabar tidak muktabar. Pembagian seperti ini didasarkan pada: pertama, kriteria internal, seperti keakuratan periwayat; dan kedua, kriteria eksternal seperti kemuktabaran hadis yang dihubungkan dengan Zurarah, Muhammad ibn Muslim, dan Fudlail ibn Yasar hadis yang memenuhi kedua kriteria itu dianggap s}ahih, yakni muktabar, sehingga boleh dijadikan sandaran dan begitu juga sebaliknya. 151 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 152 3. Dari dua madzhab ini ada persamaan metode kritik yaitu terletak pada perawinya harus d}abit} dan thiqah. Di samping itu ada juga perbedaan yaitu, Muhammad al-Ghazali tidak mensyaratkan ketersambungan perawi dan lebih menekankan pada kritik matan. Al-Kulaini mensayaratkan sanadnya harus bersambung, dalam hal ini menyamakan kedudukan imam maksum dengan Rasulullah. Kriterianya lebih kepada kritik sanad. 4. Kriteria yang sama dalam metode kritik dapat mempermudah pelacakan terhadap hadis sahih. Begitu juga dengan perbedaan metode kritik menyebabkan banyak hadis yang dianggap s}ahih oleh Sunni tapi d}a ’if menurut Syi’ah begitu pula sebaliknya.

B. Saran-saran

1. Memahami hadis secara tekstual mutlak diperlukan hanya saja pemahamannya tidak hanya berhenti sampai di situ. Oleh karena itu, pemahaman secara kontekstual perlu dilihat agar hadis tersebut tidak dipahami secara parsial. Dalam hal ini, perlunya muhaddis dalam meneliti dan memeriksa suatu Sunnah Nabawi-yyah, sebab rangkaian periwayat dalam sanad yang kuat tidak menjamin dapat menolong kevalidan matan-nya. 2. Meneliti kebenaran hadis serta korelasinya dengan nalar, harus merujuk kepada kitab-kitab syarah untuk memahami alur dalam materi hadis yang bersifat musykil atau irrasional. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 153 3. Bagi para peneliti hadis, tidak terburu-buru menolak materi hadis yang tersahihkan yang bersifat irrasional, karena hal tersebut merupakan tindakan kurang tepat, siapa tahu pemahamannya tidak sampai untuk merasionalkannya. 4. Bagi setiap muslim mempercayai hadis yang tersahihkan yang datang dari Rasulullah adalah wajib, baik dalam masalah akidah, hukum, sosial, dll. Baik ahad lebih-lebih mutawatir. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id DAFTAR PUSTAKA ‘Askari al, Murtad}a, al-Qur’an al-Karim wa-Riwayah al-Madrasatain, Qum: Danshakdah Us}ul al-Din, 1416 H, juz III. ‘Asqalani al, Ahmad ibn Ali ibn Hajar, Al-Nukat fi Kitab ibn al-S}alah Bairut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1414 H1994 M. ----------. Ibn Hajar, Lisan al-Mizan, vol. 5 t.t: Dar al-Basha’ir al- Islamiyyah, cet. 1, 2002. ‘Azami, M., Studies in Hadit Methodology and Literature Indiana: American Trust Publications, cet. Ke-I, 1977. ‘Itr, Nur al-Din, al- Madkhal ila ‘Ulum al-Hadits, Madinah: al-Maktabah al- ‘Ilmiyah, 1971. ----------. Manhaj fi ‘Ulum al-Hadis Cet. III; Beirut-Libanon: Dar al-Fikr, 1997. ‘Umari al, Muhammad Ali Qasim, Dirasat fi Manhaj al-Naqd ‘Inda al- Muh}addithin Yordania: Dar al-Nafais, 1420 H2000 M. ‘Uwais, ‘Abd al-Hal īm, Al-Syaikh Muhammad al-Ghazālī, Marāhil ‘Azīmah fī Hayah Mujah īd ‘Azīm Kairo: Dār al-Şahwah, 1993. ’Amili al, Husain ibn Abdul S}amad, Wus}ul al-Akhyar ila Us}ul al-Akhbar Qum: t.tp, 1401 H. Amidi al, Saif al-Din Abi al-H{asan ‘Ali b. Abi ‘Ali b. Muh}ammad, al-Ih}kam fi Us}ul al-Ah}kam Kairo: al-H{alabi, 1976 M. Abbas, Hasjim, Kritik Matan Hadis: Versi Muhaddisin dan Fuqaha. Yogyakarta: Teras. 2004. Adlabi al, S}alah} al-Din b. Ah}mad, Manhaj Naqd al-Matn Bairut: Dar al- At}aq al-Jadidah, 1403 H. Agus, Purnomo Telaah Epistemologi Terhadap Hadis Hukum al-Kafi al- Kulaini, Jurnal Dialogia, Vol. 9 No. 2 Desember 2011. Ali Mustafa Yaqub, Kritik Hadis Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996. Alusi al, Abu al-Fad}l Shihabuddin al-Sayyid Mahmud, Ruh} al-Ma’ani Bairut: Dar Ih}ya` al-Turath al-‘Arabi, t.th, juz XXII. Amin, Moh., Ijtihad Ibnu Taimiyah dalam Bidang Fikih Islam Jakarta: INIS, 1991. Amin al, Al-Sayyid Muhsin, A‘yan al-Syi’ah Jilid I Bairut: Dar al-Ma‘arif li al-Mathbu‘at, 1406 H1986 M. Amin al, Shaykh Ibrahim, Dirasat fi al-Imamiyah Qum: Mu`assasah Ans}ariyan, 1416 H1996 M. Anis, Thalib, ‚Syaikh Muhammad al-Ghaz ālī: Da’i yang Menulis‛ dalam Syaikh Muhammad al-Ghaz ālī, Berdialog Dengan al-Quran, Pesan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kitab Suci Dalam Kehidupan Masa Kini, terj. Masykur Hakim dan Ubaidillah Bandung: Mizan, 1999. Anwar, Syamsul, ‚ Manhaj Tauthiq Mutun al-h}adith ‘inda Us}uliyyi al-Ah}qaf.‛ Al-Jami‘ah, No. 65VI2000. Arifin, Zainul, Studi Kitab Hadis, Surabaya: Pustaka Al-Muna, 2010. Arkoun, Mohammed, Rethinking Islam: Common Questions, Uncommon Answers terj. Dan ed. Robert D. Lee Colorado: Westview Press, Inc., 1994. Azami, M., Manhaj an- Naqd ‘Ind al-Muhaddithin Riyad: Maktabah al-Kathar, cet. Ke-3, 1990. Azami, Muhammad Mustafa, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, Terj. Baghdadi al, Al-Khathib, al-Kifayah fi ‘Ilm al-Riwayah Bairut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1409 H1988 M. Baghdadi al, Al- Kifayat fi ‘Ilm al-Riwayah, Baihaqy al, Ahmad bin al-H{usain Abu Bakar, Shu’ab al-Iman, vol. 3 Riyadh: Maktabah al-Rushd, cet. 1, 1423 H2003 M. Brown, Daniel W., Menyoal Relevansi Sunnah Dalam Islam Modern Bandung: Mizan, 1996. ----------. Daniel W., Menyoal Relevansi Sunah dalam Islam Modern terj. Bandung: Mizan, cet. Ke-1, 2000. Bukhari al, Abi Abdillah Muhammad Ibnu Ismail Ibnu Ibrahim Ibnu Mughira al-Jufi, Shahih Bukhari, Kitabul Ilmi: diedit oleh Muhammad Zahir Nasir ibnu al-Nasir, Beirut, Libanon: Dar Tauq al- Najah, 1422 H. Burujurdi al, Al-Sayyid ‘Ali, T{ara’if al-Maqal fi Ma’rifah T{abaqat al-Rijal, vol. 1 Qumm: Maktabah Ayatullah al-‘Uz}ma al-mar’ishi al-najafi al-‘ Ammah, cet. 1, 1410 H. Bustamin, Salam, M. Isa H.A, Metodologi Kritik Hadis, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. Busti al, Muhammad bin H{ibban, Sah{ih Ibn Hibban, ed. Syu’aib al-Arnauwt}. Vol. 1 Beirut: Muassasah al-Risalah, cet. 2, 1414 H1993 M. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997. Din al, Jamal al-Din Abi Mans}ur al-S}aikh H}asan ibn Zain, Ma‘alim al-Din wa Maladz al-Mujtahidin Teheran: al-Maktabah al-Islamiyah, t.th. Eliade, Mircea, Ed., The Encyclopedia of Religion, Vol. 6 New York: Macmillan Publising Company, 1997. Fairuzabadi al, Muhammad ibn Ya’qub, Al-Qamus al-Muh}it} Bairut: Dar Ih}ya’ al-Turath al-‘Arabi, 1412 H1991 M, juz IV.