ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED DAN PROFITABILITAS TERHADAP RISIKO KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014.

(1)

ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RISIKO

KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

AGUM HILKIA

7123210002

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

iii ABSTRAK

Agum Hilkia, NIM. 7123210002. Analisis Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Profitabilitas Terhadap Risiko Kebangkrutan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014. Skripsi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, Tahun 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh secara langsung maupun tidak langsung economic value added, market value added, dan profitabilitas terhadap risiko kebangkrutan. Model yang digunakan dalam melihat Risiko Kebangkrutan adalah model Altman Z-Score tahun 1995 dengan kriteria Z-Score < 1,1 dikategorikan ke dalam perusahaan yang memiliki risiko kebangkrutan yang besar. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sampel penelitian yang diambil adalah 113 perusahaan manufaktur yang diperoleh dengan teknik pengambilan data purposive sampling.

Teknis analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas data, uji heterokedastisitas, dan uji linearitas. Selain itu dilanjutkan dengan menggunakan model analisis jalur (path analysis) untuk menguji pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel dengan pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan tingkat signifikansi sebesar 5% (0.05).

Hasil penelitian untuk pengaruh langsung memperlihatkan bahwa variabel economic value added berpengaruh negatif secara langsung terhadap risiko kebangkrutan. Sementara variabel market value added dan profitabilitas berpengaruh positif secara langsung terhadap risiko kebangkrutan. Untuk pengaruh tidak langsung memperlihatkan bahwa variabel economic value added berpengaruh positif terhadap risiko kebangkrutan melalui market value added dan profitabilitas. Sementara variabel market value added tidak berpengaruh terhadap risiko kebangkrutan melalui profitabilitas.

Kata kunci: economic value added, market value added, profitabilitas, risiko Kebangkrutan, analsis jalur


(6)

iv ABSTRACT

Agum Hilkiah, NIM. 7123210002. Analysis of Effect of Economic Value Added, Market Value Added and Profitability Toward Bankruptcy Risk in Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Year 2014. Skripsi Department of Management, Faculty of Economics, University of Medan, 2016.

This study aims to look at the effects of direct and indirect economic value added, market value added, and profitability against the risk of bankruptcy. The model used in view of Risk Bankruptcy is a model of the Altman Z-Score 1995 with the criteria of the Z-Score < 1,1 is categorized into a company that has a big risk of bankruptcy. The population in this study are all manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange and the sample taken is 113 manufacturing companies that obtained by purposive sampling data retrieval techniques.

Technical analysis of the data used is the classical assumption of normality data test, test heterocedasticity, and the linearity test. Additionally continued using path analysis model (path analysis) to examine the direct and indirect influences between variables with hypothesis testing using t test with significance level of 5% (0.05).

The results of research to show that the direct effect of the economic value added variable direct negative effect toward risk bankruptcy. While variable market value added and profitability direct positive effect toward risk bankruptcy. For the indirect effect showed that the variables of economic value added positive effect on the risk of bankruptcy by market value added and profitability. While the market value added variable has no effect on the risk of bankruptcy through profitability.

Keywords: economic value added, market value added, profitability, risk bankruptcy, path analysis


(7)

v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 7

1.3Batasan Masalah ... 8

1.4Rumusan Penelitian ... 8

1.5Tujuan Penelitian ... 9

1.6Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Risiko Kebangrutan ... 11

2.1.1 Pengertian Kebangkrutan ... 11

2.1.2 Faktor Penyebab Kebangkrutan ... 12

2.1.3 Manfaat Prediksi Kebangkrutan ... 14

2.1.4 Model Altman Z-Score ……… . 15

2.2Economic Value Added ... 19

2.2.1 Pengertian Economic Value Added ... 19

2.2.2 Model Economic Value Added ... 22

2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Economic Value Added ... 28

2.3Market Value Added ... 29

2.3.1 Pengertian Market Value Added ... 29

2.3.2 Model Market Value Added ... 31

2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Market Value Added... 32

2.4Profitabilitas ... 33


(8)

vi

2.4.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas ... 34

2.4.3 Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas ... 35

2.5Penelitian Terdahulu ... 38

2.6Kerangka Berpikir ... 42

2.7Hipotesis ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Sumber Data dan Waktu Penelitian ... 48

3.2Populasi dan Sampel ... 48

3.3Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 49

3.4Metode Analisis ... 51

3.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 51

3.4.2 Analisis Jalur ... 52

3.4.3 Uji Hipotesis ... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 56

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ... 56

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 58

4.1.3 Analisis Jalur ... 61

4.1.4 Uji Hipotesis ... 68

4.2Pembahasan Penelitian ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 75

5.2Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN


(9)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada penulis ucapkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah memberikan karunia dan rahmat-nya yang selalu melindungi dan memberikan yang terbaik bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Profitabilitas terhadap Risiko Kebangkrutan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Chandra Situmeang, SE, M.SM, Ak, CA selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing penulis dalam proses pembuatan proposal ini. Dan ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Syahwal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak Prof. Indra Maipita, M.Si, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan

3. Bapak Dr. Eko Wahyudi, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

4. Ibu T. Teviana, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Negeri Medan.


(10)

ii

5. Ibu Dita Amanah, SE, MBA selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Universitas Negeri Medan

6. Orang tua penulis yang terkasih ayahanda Mangatur Silalahi dan ibunda Hotmaida Purba yang senantiasa memberikan doa, dukungan moril dan materil serta bimbingan kepada penulis.

7. Adik penulis yang tersayang Tio Rosauli, Erlin D. Debora, Rizky Yoel dan Charlie Zibeon yang memberikan doa dan semangat.

8. Teman-teman satu kelas MJM B’12 yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis, serta banyak pihak lain yang membantu namun tidak terucapkan satu persatu, maka penulis mohon maaf.

9. Teman-teman satu kost yang memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis.

Penulis berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik segi isi, maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini.

Medan, Maret 2016

Penulis

Agum Hilkia NIM. 7123210002


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 1 Kriteria Penilaian EVA ... 21

Tabel 2 Langkah-langkah Perhitungan MVA ... 32

Tabel 3 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ... 55

Tabel 4 Perhitungan Pembagian Kategori Variabel EVA ... 55

Tabel 5 Deskriptif Data Variabel ... 56

Tabel 6 Uji Normalitas ... 59

Tabel 7 Hasil Uji Linieritas ... 61

Tabel 8 Hasil Analisis Jalur Persamaan I ... 62

Tabel 9 Hasil Analisis Jalur Persamaan II ... 63

Tabel 10 Hasil Analisis Jalur Persamaan III... 64

Tabel 11 Hasil Koefisien Jalur ... 65


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 1 Kerangka Berpikir ... 45

Gambar 2 Diagram Jalur ... 52

Gambar 3 Deksriptif Data Variabel EVA ... 56

Gambar 4 Deskriptif Data Variabel MVA ... 57

Gambar 5 Deskriptif Data Variabel ROA ... 58

Gambar 6 Deskriptif Data Variabel Risiko Kebangkrutan ... 58

Gambar 7 Uji Heterokedastisitas ... 60


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Lampiran 2 Data Tabulasi Variabel Penelitian

Lampiran 3 Deskriptif Variabel Penelitian Lampiran 4 Uji Asumsi Klasik

Lampiran 5 Analisis Jalur

Lampiran 6 Surat Permohonan Judul Lampiran 7 Surat Pergantian Judul Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 9 Surat Keterangan Buku Sumbangan Lampiran 10 Surat Keterangan Bebas Pustaka


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perekonomian dunia telah banyak membuat kesulitan yang sangat besar terhadap perekonomian di setiap negara terutama perusahaan besar yang memberikan kontribusi yang besar bagi negara. Kondisi ekonomi yang selalu berfluktuatif, telah banyak mempengaruhi kegiatan ekonomi dan kinerja perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil.

Kondisi perekonomian Indonesia adalah salah satu negara yang kondisi yang perekonomiannya dapat dikatakan sangat sensitif terhadap gejolak perekonomian dunia. Dikatakan demikian, sebab bukan hanya sedikit perusahaan yang bangkrut atau pailit akibat kesulitan keuangan yang merupakan dampak dari gejolak perekonomian dunia. Kesulitan keuangan yang diderita beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) sejak 1997 disebabkan oleh krisis ekonomi 1997. Pada saat itu kurs meningkat sangat pesat. Peningkatan dari 31 Desember 1996 sampai 31 Desember 1997 sebesar 1,95 kali. Padahal komposisi hutang bank dan lembaga keuangan lainnya pada perusahaan-perusahaan kesulitan keuangan tersebut cukup tinggi, yaitu 80,34% pada tahun 1996 dan 85,71% pada tahun 1997. Persentase hutang bank dan lembaga keuangan lainnya dalam US$ terhadap jumlah hutang bank dan lembaga keuangan lainnya dalam mata uang asing juga cukup tinggi, yaitu 98,27% pada tahun 1996 dan 98,97% pada tahun 1997. Kerugian karena beban bunga dan selisih kurs yang tinggi, dan mungkin juga biaya-biaya yang meningkat


(15)

2

pada masa krisis menyebabkan profitabilitas perusahaan tersebut menjadi negatif. Tingginya hutang dan rendahnya profitabilitas menyebabkan kesulitan keuangan perusahaan.

Pada tahun 2008–2009, krisis financial global yang melanda di negara- negara maju, yang bermula dari krisis kredit perumahan di Amerika Serikat menjadi masalah serius dan menjadi gejolak yang ditimbulkan mulai mempengaruhi stabilitas ekonomi dibeberapa kawasan dan sektor ekonomi. Indonesia merupakan salah satu negara yang secara tidak langsung terkena dampak dari krisis keuangan global (financial global), terutama pada sektor Manufaktur yang paling terkena dampak buruk dibandingkan sektor lainnya. Hal ini terjadi dikarenakan kenaikan harga komoditi primer yang menjadi bahan baku, yang menyebabkan total biaya produksi meningkat.

Demikian juga naiknya harga minyak bumi yang menyebabkan naiknya total biaya operasi karena BBM untuk sektor Industri di Indonesia tidak disubsidi. Sementara itu, pasar ekspor yang menjadi target utama pemasaran produk Industri Manufaktur mengalami kemerosotan dikarenakan di negara maju yang menjadi target utama ekspor mengalami kemrosotan ekonomi akibat krisis keuangan global (financial global) ini. Pada tahun 2015 ini, sekitar 125 perusahaan tambang tutup operasi akibat dari ekonomi yang tidak stabil. Kurs rupiah yang mencapai Rp 13.000/US Dollar, harga minyak bumi yang semakin melemah, tingkat inflasi yang mencapai 7%, meningkatnya biaya produksi yang tidak sebanding dengan pemasukan membuat banyak perusahaan mengalami kesulitan keuangan.


(16)

3

Permasalahan keuangan (financial distress) sudah menjadi momok bagi seluruh perusahaan, karena permasalahan keuangan dapat menyerang seluruh jenis perusahaan walaupun perusahaan yang bersangkutan adalah perusahaan yang besar. Selain itu, permasalahan keuangan memiliki pengaruh yang besar, dimana bukan hanya pihak perusahaan yang mengalami kerugian, tetapi juga stakeholder dan shareholder perusahaan juga akan terkena dampaknya. Penanganan yang tidak tepat dalam mengatasi kondisi kesulitan keuangan akan menyebabkan perusahaan menjadi bangkrut atau pailit.

Suatu perusahaan yang telah dinyatakan pailit memiliki pengaruh buruk yang cukup luas. Dampaknya tidak hanya diderita oleh debitor saja, namun hal ini juga dirasakan oleh kreditor. Dipailitkannya suatu perusahaan mengakibatkan debitor kehilangan haknya secara hukum untuk menguasai dan mengurus kekayaannya. Baik kekayaan perusahaan maupun kekayaan pribadi yang dimasukan dalam kepailitan.

Kesulitan keuangan dalam suatu perusahaan dapat dilihat pada laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan neraca, laporan laba – rugi, dan laporan arus kas perusahaan. Dari data yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan akan terlihat kondisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan adalah sumber informasi yang paling penting untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan. Agar informasi yang tersaji menjadi lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan, data keuangan harus dikonversi menjadi informasi lebih ekonomis. Hal ini ditempuh dengan menganalisis laporan keuangan.


(17)

4

Analisa laporan keuangan dapat menjadi salah satu alat untuk memprediksi kebangkrutan. Laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk mengukur kesehatan suatu perusahaan melalui rasio – rasio keuangan yang ada. Kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya, distribusi aktivanya, keefektifan penggunaan aktivanya, hasil usaha atau pendapatan yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayar, serta potensi kebangkrutan yang akan dialami.

Berbagai penelitian telah banyak dilakukan untuk mengkaji permasalahan

dengan menggunakan laporan keuangan mengenai kebangkrutan. Penelitian yang

paling populer mengenai prediksi kebangkrutan adalah penelitian yang dilakukan oleh Altman (1968). Altman melakukan analisis kebangkrutan perusahaan dengan

menggunakan beberapa rasio keuangan yaitu Working Capital to Asset, Retained

Earnings to Total Assets, Earning Before Interest and Tax to Total Assets, Market

Value of Equity to Total of Liabilities, Sales to Total Assets. Altman menyatakan

jika perusahaan memiliki indeks 2,6 atau lebih maka perusahaan tidak dikategorikan dalam perusahaan yang akan mengalami kebangkrutan. Sedangkan perusahaan yang memiliki indeks 1,10 atau kurang maka perusahaan dikategorikan dalam perusahaan bangkrut.

Platt dan Platt (2002) melakukan penelitian terhadap 24 perusahaan yang mengalami financial distress dan 62 perusahaan yang tidak mengalami financial distress, dengan menggunakan model logit mereka berusaha untuk menentukan rasio keuangan yang paling dominan untuk memprediksi adanya financial distress. Temuan dari penelitian adalah variabel EBITDA/sales, current


(18)

5

assets/current liabilities dan cashflow growh rate memiliki hubungan negatif terhadap kemungkinan perusahaan akan mengalami financial distress dan variabel net fixed asset/total assets, long-term debt/equity dan notes payable/total assets memiliki hubungan positif terhadap kemungkinan perusahaan akan berisiko mengalami kebangkrutan.

Wilopo (2001) dalam Luciana (2003) melakukan penelitian kebangkrutan dengan metode pengambilan sampel secara cluster yaitu 235 bank pada akhir tahun 1996 dibagi menjadi 16 bank terlikuidasi dan 219 bank yang tidak dilikuidasi, selanjutnya diambil 40% sebagai sampel estimasi, terdiri atas 7 bank terlikuidasi dan 87 bank yang tidak dilikuidasi. Kemudian dari 215 bank pada akhir tahun 1997 yang terdiri atas 38 bank terlikuidasi dan 177 bank pada tahun 1999 yang tidak dilikuidasi, diambil 40% sebagai sampel validasi yang terdiri atas 16 bank terlikuidasi dan 70 bank yang tidak dilikuidasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk memprediksikan kebangkrutan bank adalah rasio keuangan model CAMEL (13 rasio), besaran (size) bank yang diukur dengan log. assets, dan variabel dummy (kredit lancar dan manajemen).

Subagyo (2007) membuktikan bahwa financial ratios, industry relative ratios, sensitifitas terhadap indikator ekonomi makro dapat digunakan sebagai prediktor dalam model financial distress. Pranowo, dkk (2010) menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi financial distress, hasilnya menunjukkan rasio CA/CL, EBITDA/TA, Due date account payable to fund availability, Paid in capital (capital at book value) secara signifikan mempengaruhi financial distress perusahaan.


(19)

6

Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan rasio yang berpengaruh terhadap financial distress, diantaranya penelitian Platt dan Platt (2002) dengan menggunakan model logit menemukan bahwa rasio CACL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial distress. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pranowo (2010) dimana CACL menunjukkan hasil yang positif dan signifikan.

Khoirul (2012) dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel rasio kinerja keuangan, variabel posisi keuangan, variabel rasio efisiensi, dan variabel rasio hutang secara simultan mempengaruhi kemungkinan financial distress. Secara parsial rasio posisi keuangan berpengaruh terhadap kemungkinan financial distress, rasio efisiensi berpengaruh terhadap kemungkinan financial distress, dan rasio hutang berpengaruh terhadap kemungkinan financial distress, tetapi rasio kinerja keuangan tidak berpengaruh terhadap kemungkinan financial distress.

Dian (2013) dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa struktur dari corporate governance berpengaruh terhadap financial distress. Variabel jumlah dewan direksi dan jumlah anggota komite audit terbukti berpengaruh negatif terhadap kondisi financial distress pada suatu perusahaan. Sedangkan variabel lainnya berupa proporsi komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan ukuran perusahaan (firm size) terbukti tidak berpengaruh terhadap kondisi financial distress.

Banyaknya model dalam memprediksi kebangkrutan dan hasil atas penelitian yang tidak konsisten membuat peneliti merasa tertarik dalam


(20)

7

menemukan variabel yang cocok dalam hal mengukur kebangkrutan. Salah satunya dengan menggunakan economic value added dan market value added. Adanya economic value added dan market value added menjadi alat relevan dalam memprediksi kebangkrutan yang berdasarkan nilai (value) karena EVA merupakan ukuran nilai tambah yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas perusahaan. Sedangkan MVA merupakan ukuran nilai tambah harga saham perusahaan yang beredar di pasar. Dengan adanya EVA dan MVA maka pemilik tahu sebagaimana besar pertambahan nilai yang ada di perusahaannya dan dapat mengetahui apakah perusaahan dalam kesulitan keuangan. Kedua alat tersebut juga dapat melihat sebagaimana besar profitabilitas yang didapatkan perusahaan.

Berdasarakan uraian diatas maka penelitian ini akan menganalisis kinerja perusahaan melalui economic value added, market value added dan profitabilitas yang dihasilkan perusahaan berpengaruh terhadap kondisi Financial Distress yang dialami perusahaan dalam skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Profitabilitas terhadap Risiko Kebangkrutan. Dengan menggunakan objek penelitian pada jenis perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada latar belakang, maka yang menjadi identifikasi masalah penelitian adalah:


(21)

8

a. Bagaimana pengaruh Economic Value Added terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur ?

b. Bagaimana pengaruh Market Value Added terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur ?

c. Bagaimana pengaruh Economic Value Added terhadap Risiko Kebangkrutan pada perusahaan manufaktur ?

d. Bagaimana pengaruh Market Value Added terhadap Risiko Kebangkrutan pada perusahaan manufaktur ?

e. Bagaimana pengaruh Profitabilitas terhadap Risiko Kebangkrutan pada perusahaan manufaktur ?

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi Masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi pada Economic Value Added, Market Value Added dan Profitabilitas dapat memprediksi risiko kebangkrutan pada perusahaan manufaktur.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan studi-studi empiris, maka permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah ada pengaruh Economic Value Added terhadap Market Value Added pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

b. Apakah ada pengaruh Economic Value Added terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

c. Apakah ada pengaruh Market Value Added terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?


(22)

9

d. Apakah ada pengaruh Economic Value Added terhadap Risiko Kebangkrutan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? e. Apakah ada pengaruh Market Value Added terhadap Risiko

Kebangkrutan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? f. Apakah ada pengaruh Profitabilitas terhadap Risiko Kebangkrutan

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI? 1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu : a. Untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added terhadap

Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. b. Untuk mengetahui pengaruh Market Value Added terhadap

Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. c. Untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added terhadap Risiko

Kebangkrutan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. d. Untuk mengetahui pengaruh Market Value Added terhadap Risiko

Kebangkrutan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. e. Untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap Risiko

Kebangkrutan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 1.6Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Manfaat yang diharapakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


(23)

10

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi tambahan yang dapat membantu wawasan mengenai risiko kebangkrutan. b. Bagi Peneliti

Untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya dan mengembangkan wawasan penulis khususnya mengenai pengaruh economic value added, market value added dan profitabilitas terhadap risiko kebangkrutan perusahaan manufaktur.

c. Bagi Perusahaaan

Diharapkan dengan penelitian ini dapat membantu pihak perusahaan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan agar meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan.

d. Bagi Investor

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat menjadi bahan pertimbangan yang objektif dan relevan bagi pihak investor dalam menanamkan modalnya.

e. Bagi Kreditor

Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para kreditor dalam menganalisa kelayakan usaha untuk memberikan pinjaman modal.


(24)

75 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penilitian ini, maka terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Economic Value Added berpengaruh secara langsung terhadap Risiko Kebangkrutan dengan nilai koefisien jalur sebesar -0,466 dengan signifikan 0,000 atau < 0,05

b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Market Value Added berpengaruh secara langsung terhadap Risiko Kebangkrutan dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,336 dengan signifikan 0,001 atau < 0,05.

c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Asset berpengaruh secara langsung terhadap Risiko kebangkrutan dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,440 dengan signifikan 0,000 atau < 0,05

d. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Economic Value Added berpengaruh terhadap Risiko Kebangkrutan melalui Market Value Added dengan nilai koefisen jalur 0,188 > -0,466.

e. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Economic Value Added berpengaruh terhadap Risiko Kebangkrutan melalui Return on Asset dengan nilai koefisien jalur 0,120 > -0,466.


(25)

76

f. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Market Value Added tidak dapat berpengaruh terhadap Risiko kebangkrutan melalui Return on Asset dengan nilai koefisien jalur 0,086 < 0,336.

5.2Saran

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diberikan saran sebagai berikut :

a. Bagi perusahaan manufaktur yang listed di BEI diharapkan mengatur kembali strategi keuangannya, baik yang memiliki Risiko Kebangkrutan yang besar maupun kecil yaitu dengan meninjau kembali kebijakan untuk meningkat nilai tambah ekonomis demi mengurangi Risiko Kebangkrutan. b. Bagi investor diharapkan untuk memertimbangkan proporsi antara trading dan investasi sehingga membantu investor meminimalkan kerugian. Selain itu, investor yang menggunakan analisis teknikal dan analisis psikologi untuk tidak terpengaruh oleh harga saham yang fluktuatif dan berusaha memiliki target keuntungan setiap transaksi dalam berinvestasi.

c. Kalangan akademisi diharapkan dalam melakukan penelitian sejenis mencoba mengembangkan variabel lain sehingga penelitian akan lebih valid.


(26)

77

DAFTAR PUSTAKA

Altman, E.I.. 1968. Financial Ratio, Discriminant Analysis, and the Prediction of Corporat Bankruptcy. The Journal of Finance, September (25).

Almilia, Luciana Spica. 2006. Prediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Go-Public dengan Menggunakan Analisis Multinomial Logit. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.XII No.1.

Baridwan, Zaki dan Ary Legowo. 2002. Asosiasi Antara Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. TEMA, Vol-3, No. 2, September, 133 – 149.

Brahmana, Rayenda K. 2007. Identifying Financial Distress Condition in Indonesia Manufacture Industry.

Brigham, Eugene F dan Philip R. Daves. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga.

Brigham, Eugene F dan Philip R. Daves. 2003. Intermediete Financial Management. Eight Edition. Thomson. South-Western. P. 837-859.

Damodaran, Aswarth. Corporate Finance, Theory and Practice. 2nd ed., Wiley International, 2001

Djongkang, Fanni. 2013.Manfaat Laba dan Arus Kas Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress.

Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi IV. Universitas Diponegoro. Semarang.

Hanafi, Mamduh. 2008. Manajemen Keuangan Edisi 1. Yogyakarta : BPFE.

Hartoyo, Nico Tantra. 2013. Prediksi Financial Distress menggunakan Analisis Diskriminan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011.

Haryetti. 2010. Analisis Financial Distress Untuk Memprediksi Risiko Kebangkrutan. Jurnal Ekonomi. Volume 18. No 2.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Edisi Kelima). Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta : Kencana Prenada Media Group


(27)

78

Khoirul. 2012. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kemungkinan Financial Distress. Accounting Analysis Journal.

Mardiyanto, Herry.2013. Analisis Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi dan Nilai Tambah Pasar Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Ritel yang Listing Di BEI. Dalam Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 1 No.1.Hal 297-306 Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

Mas’ud ,Imam. 2012. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial

Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akutansi Universitas Jember.

Meilinda Triwahyuningtias, Harjum Muharam. 2012. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Dewan, Komisaris Independen, Likuiditas dan Leverage Terhadap Terjadinya Kondisi Financial Distress (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010). Diponegoro Journal of Management. Volume 1, No.1. Hal 1-14.

Mirza, T dan Imbuh. 1999. Konsep Economic Value Added : Pendekatan Untuk Menentukan Nilai Riil Manajemen. Jurnal Akuntansi. Usahawan No. 10 Tahun XXVIII. Januari. hal 37 – 40.

Napitupulu, Sahala Ian Putra. 2008. Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Pada Tiga Emiten Terbaik 2006.

Nurcahyono, Ketut Sudharma. 2014. Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress. Management Analysis Journal.

Platt, H., dan M. B. Platt. 1991. A Linier Programming Approach to Bond Portfolio Selectio. Economic and Financial Computing 1: 71-84.

Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian, 2001, Manajemen Keuangan Satu, Edisi Keempat, Prenhallindo, Jakarta.

Sakir. 2009. Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Harga Saham Perusahaaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Bursa Efek Indonesia dalam Jurnal Ekonomi Dan Bisnis. Vol 8 No. 2. Hal 150-165.

Sastriana, Dian. 2013. Pengaruh Corporate Governance dan Firm Size terhadap Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distress). Diponegoro Journal of Accounting.Volume 2, No. 3.

Setiawan, R. 2011. Pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Price to Book Value Ratio Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Semarang.


(28)

79

Subagyo, Rr. Iramani, 2007, Model Prediksi Financial Distress di Indonesia Era Globalisasi, PPM National Conference on Management Research.

Tunggal, Amin Widjajaja. 2001. Memahami Economic Value Added(EVA). Jakarta: Harvarindo.

Utama. 1997. EVA: Pengukuran dan Penciptaan Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi. Usahawan. No. 4 April. p10 – 13.

Whitaker, Richard B, 1999. Early Stage of Financial Distress. Journal of Economics and Finance. 23(2): 122-133.

Wilopo. 2001. Prediksi Kebangkrutan Bank. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 4, No. 2, Mei 2001: 184-198

Winarto, Jacinta. 2005. Penilaian kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan Market Value Added. Jurnal Manajemen, 4 (2):19.

Young S. David dan Stephen F. O’Byrne, 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai (Panduan Praktis Untuk Implementasi), Jakarta: Salemba Empat.


(1)

10

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi tambahan yang dapat membantu wawasan mengenai risiko kebangkrutan. b. Bagi Peneliti

Untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya dan mengembangkan wawasan penulis khususnya mengenai pengaruh economic value added, market value added dan profitabilitas terhadap risiko kebangkrutan perusahaan manufaktur.

c. Bagi Perusahaaan

Diharapkan dengan penelitian ini dapat membantu pihak perusahaan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan agar meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan.

d. Bagi Investor

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat menjadi bahan pertimbangan yang objektif dan relevan bagi pihak investor dalam menanamkan modalnya.

e. Bagi Kreditor

Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para kreditor dalam menganalisa kelayakan usaha untuk memberikan pinjaman modal.


(2)

75

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penilitian ini, maka terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Economic Value Added berpengaruh secara langsung terhadap Risiko Kebangkrutan dengan nilai koefisien jalur sebesar -0,466 dengan signifikan 0,000 atau < 0,05

b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Market Value Added berpengaruh secara langsung terhadap Risiko Kebangkrutan dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,336 dengan signifikan 0,001 atau < 0,05.

c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Asset berpengaruh secara langsung terhadap Risiko kebangkrutan dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,440 dengan signifikan 0,000 atau < 0,05

d. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Economic Value Added berpengaruh terhadap Risiko Kebangkrutan melalui Market Value Added dengan nilai koefisen jalur 0,188 > -0,466.

e. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Economic Value Added berpengaruh terhadap Risiko Kebangkrutan melalui Return on Asset dengan nilai koefisien jalur 0,120 > -0,466.


(3)

76

f. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Market Value Added tidak dapat berpengaruh terhadap Risiko kebangkrutan melalui Return on Asset dengan nilai koefisien jalur 0,086 < 0,336.

5.2Saran

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diberikan saran sebagai berikut :

a. Bagi perusahaan manufaktur yang listed di BEI diharapkan mengatur kembali strategi keuangannya, baik yang memiliki Risiko Kebangkrutan yang besar maupun kecil yaitu dengan meninjau kembali kebijakan untuk meningkat nilai tambah ekonomis demi mengurangi Risiko Kebangkrutan. b. Bagi investor diharapkan untuk memertimbangkan proporsi antara trading dan investasi sehingga membantu investor meminimalkan kerugian. Selain itu, investor yang menggunakan analisis teknikal dan analisis psikologi untuk tidak terpengaruh oleh harga saham yang fluktuatif dan berusaha memiliki target keuntungan setiap transaksi dalam berinvestasi.

c. Kalangan akademisi diharapkan dalam melakukan penelitian sejenis mencoba mengembangkan variabel lain sehingga penelitian akan lebih valid.


(4)

77

Altman, E.I.. 1968. Financial Ratio, Discriminant Analysis, and the Prediction of Corporat Bankruptcy. The Journal of Finance, September (25).

Almilia, Luciana Spica. 2006. Prediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Go-Public dengan Menggunakan Analisis Multinomial Logit. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.XII No.1.

Baridwan, Zaki dan Ary Legowo. 2002. Asosiasi Antara Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. TEMA, Vol-3, No. 2, September, 133 – 149.

Brahmana, Rayenda K. 2007. Identifying Financial Distress Condition in Indonesia Manufacture Industry.

Brigham, Eugene F dan Philip R. Daves. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga.

Brigham, Eugene F dan Philip R. Daves. 2003. Intermediete Financial Management. Eight Edition. Thomson. South-Western. P. 837-859.

Damodaran, Aswarth. Corporate Finance, Theory and Practice. 2nd ed., Wiley International, 2001

Djongkang, Fanni. 2013.Manfaat Laba dan Arus Kas Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress.

Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi IV. Universitas Diponegoro. Semarang.

Hanafi, Mamduh. 2008. Manajemen Keuangan Edisi 1. Yogyakarta : BPFE.

Hartoyo, Nico Tantra. 2013. Prediksi Financial Distress menggunakan Analisis Diskriminan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011.

Haryetti. 2010. Analisis Financial Distress Untuk Memprediksi Risiko Kebangkrutan. Jurnal Ekonomi. Volume 18. No 2.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Edisi Kelima). Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta : Kencana Prenada Media Group


(5)

78

Khoirul. 2012. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kemungkinan Financial Distress. Accounting Analysis Journal.

Mardiyanto, Herry.2013. Analisis Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi dan Nilai Tambah Pasar Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Ritel yang Listing Di BEI. Dalam Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 1 No.1.Hal 297-306 Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

Mas’ud ,Imam. 2012. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial

Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akutansi Universitas Jember.

Meilinda Triwahyuningtias, Harjum Muharam. 2012. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Dewan, Komisaris Independen, Likuiditas dan Leverage Terhadap Terjadinya Kondisi Financial Distress (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010). Diponegoro Journal of Management. Volume 1, No.1. Hal 1-14.

Mirza, T dan Imbuh. 1999. Konsep Economic Value Added : Pendekatan Untuk Menentukan Nilai Riil Manajemen. Jurnal Akuntansi. Usahawan No. 10 Tahun XXVIII. Januari. hal 37 – 40.

Napitupulu, Sahala Ian Putra. 2008. Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Pada Tiga Emiten Terbaik 2006.

Nurcahyono, Ketut Sudharma. 2014. Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress. Management Analysis Journal.

Platt, H., dan M. B. Platt. 1991. A Linier Programming Approach to Bond Portfolio Selectio. Economic and Financial Computing 1: 71-84.

Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian, 2001, Manajemen Keuangan Satu, Edisi Keempat, Prenhallindo, Jakarta.

Sakir. 2009. Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Harga Saham Perusahaaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Bursa Efek Indonesia dalam Jurnal Ekonomi Dan Bisnis. Vol 8 No. 2. Hal 150-165.

Sastriana, Dian. 2013. Pengaruh Corporate Governance dan Firm Size terhadap Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distress). Diponegoro Journal of Accounting.Volume 2, No. 3.

Setiawan, R. 2011. Pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Price to Book Value Ratio Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Semarang.


(6)

Subagyo, Rr. Iramani, 2007, Model Prediksi Financial Distress di Indonesia Era Globalisasi, PPM National Conference on Management Research.

Tunggal, Amin Widjajaja. 2001. Memahami Economic Value Added(EVA). Jakarta: Harvarindo.

Utama. 1997. EVA: Pengukuran dan Penciptaan Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmiah Ilmu Ekonomi. Usahawan. No. 4 April. p10 – 13.

Whitaker, Richard B, 1999. Early Stage of Financial Distress. Journal of Economics and Finance. 23(2): 122-133.

Wilopo. 2001. Prediksi Kebangkrutan Bank. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 4, No. 2, Mei 2001: 184-198

Winarto, Jacinta. 2005. Penilaian kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan Market Value Added. Jurnal Manajemen, 4 (2):19.

Young S. David dan Stephen F. O’Byrne, 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai (Panduan Praktis Untuk Implementasi), Jakarta: Salemba Empat.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bersa Efek Indonesia (BEI)

1 32 98

Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Economic Value Added Pada Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman Dengan Perusahaan Sektor Farmasi di Bursa Efek Indonesia.

0 60 117

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

5 97 94

Rancangan Sistem Kanban Untuk Mengurangi Non Value Added Activities Pada Proses Produksi di PT. Central Windu Sejati

28 218 205

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), DAN Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added (EVA), Dan Market Value Added (MVA) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

ANALISIS PENGARUH ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).

0 1 12

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).

0 1 8

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 7 125

PENGARUH MARKET VALUE ADDED, ECONOMIC VALUE ADDED, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014

0 0 12

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN FINANCIAL VALUE ADDED TERHADAP MARKET VALUE ADDED PADA PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 2 13