Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bersa Efek Indonesia (BEI)

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

OLEH

SYAIDATI IFDARI 090522137

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Bagi perusahaan yang ingin terus mengembangkan usahanya tentu harus dapat meningkatkan modal usahanya dengan cara melakukan penjualan saham di pasar modal. Harga saham suatu perusahaan mencerminkan nilai perusahaan dimata masyarakat, apabila harga saham suatu perusahaan tinggi, maka nilai perusahaan dimata masyarakat juga baik dan begitu juga sebaliknya, oleh karena itu harga saham merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis apakah ROA (return on assets), ROE (return on equity), EPS (earning per share), Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Regresi Linear Berganda. Variabel penelitian adalah ROA (return on assets), ROE (return on equity), EPS (earning per share), EVA (economic value added) dan Harga Saham. Populasi penelitian adalah laporan keuangan Perusahaan jasa yang terdaftar dii Bursa Efek Indonesia tahun 2009 – 2011.

Berdasarkan hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa Return on Assets dan Earning Per Share tidak berpengaruh positif terhadap harga saham. Sedangkan Return on Equity dan Economic Value Added berpengaruh positif terhadap Harga Saham.

Kata kunci: ROA (Return on Asset), ROE (Return On Equity), EPS (Earnings Per Share), EVA (Economic Value Added) dan harga saham.


(3)

ABSTRACT

ANALYZE IMPACT OF RATIO PROFITABILITY AND ECONOMIC VALUE ADDED ON STOCK VALUE AT SERVICE COMPANIES LISTED ON THE

INDONESIA STOCK EXCHANGE

For the companies that want to continue to expand its business would have to increase its capital by way of sale of share in the capital market. The shares price of a company reflects the company’s value in the eyes of the public. If company’s share price is high, then value of the company is also good in the eyes of society and vice versa, therefore share price are important for the company. The purpose of this study to identify and analyze whether the ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), EPS (Earnings Per Share), EVA (Economic Value Added) influence the price of share in the services listed in the Indonesia stock exchanges.

The model used to analyze the data in this study is Multiple Linear Regression. The research variables are ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), EPS (Earnings Per Share), EVA (Economic Value Added) and Share Price. The population of study was the financial statements of service companies listed in the Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2011.

Based on the test result it can be concluded that the Return on Asset (ROA) and Earning per Share (EPS) is not a positive effect on share price. Meanwhile, Return on Equity (ROE) and Economic Value Added (EVA) positive effect on share price.

Key word : ROA (Return on Asset), ROE (Return On Equity), EPS (Earnings Per Share), EVA (Economic Value Added) dan harga saham.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kepada ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan Kasih Karunia-nya sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai. Shalawat serta salam saya haturkan kepada junjungan kita rasulullah SAW, para sahabat dan keluarganya.

Skripsi ini berjudul “Analisis pengaruh Economic Value Added dan rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar di BEI. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan fakultas Ekonomi Sumatera Utara

2. Bapak Dr Syafruddin Ginting Sugihen MAFIS, Ak, selaku Ketua

Departemen dan Bapak Drs Hotmal Ja’far, MM selaku sekertaris departemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs Firman Syarif M.Si, Ak selaku ketua Program Studi Akuntansi dan Ibu Dra Mutia Ismail M.M, Ak Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. M. Zainul B. Torong M.Si, Ak Selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi ini.


(5)

5. Bapak Drs. Erwin Abu Bakar, MBA, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan bimbingan dan kritik dan saran Untuk perbaikan Skripsi ini.

6. Kepada orang tua yang yang saya sayangi, terima kasih untuk kasih sayang yang sangat berlebih buat saya, dan kepada semua pihak yang membantu skripsi ini saya ucapkan banyak terima kasih.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan peneliti dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kririk & saran yang membangun. Akhir kata peneliti berharap skripsi ini bermanfaat.

Medan, 10 September 2012

Syaidati Ifdari 090522137


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan penelitian ... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added ... 10

2.1.1 Pengertian Economic Value Added ... 10

2.1.2 Model Economic Value Added ... 14

2.1.3 Manfaat dan kelemahan EVA ... 20

2.2 Rasio Profitabilitas ... 22

2.2.1 Return On Asset ... 22

2.2.2 Return On Equity ... 23

2.2.3 Earnings Per Share ... 24

2.3 Harga Saham ... 25

2.3.1 Valuasi Harga Saham ... 26

2.3.2 Pendekatan Penilaian Saham ... 26

2.3.3 Indeks Harga Saham ... 29

2.4 Penelitian Terdahulu ... 29

2.5 Kerangka Konseptual ... 31

2.6 Hipotesis ... 32

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

3.3 Batasan Opersional ... 34

3.4 Defenisi Operasioanal dan Skala Pengukuran Variabel ... 34

3.5 Populasi dan Sampel ... 38

3.6 Jenis Data ... 40

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 42


(7)

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif ... 48

4.2 Uji Asumsi Klasik ... 50

4.2.1 Uji Normalitas ... 51

4.2.2 Uji Multikolinearitas... 52

4.2.3 Uji Autokorelasi ... 53

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 54

4.3 Pembuktian Hipotesis ... 55

4.3.1 Koefisien Determinasi ... 55

4.3.2 ANOVA (Uji F) ... 57

4.3.3 Uji T ... 58

4.4 Pembahasan ... 60

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Keterbatasan ... 67

5.3 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN ... 71


(8)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul

Halaman

2.4.1 Daftar peneliti terdahulu ... 29

3.1 Langkah perhitungan EVA ... 36

3.2 Skala pengukuran variabel ... 39

3.3 Jumlah criteria berdasarkan kriteria sampel ... 40

3.4 Daftar perusahaan sampel ... 41

4.1 Descriptive statistic ... 49

4.2 One-sampel kolmogrov-smirnov test ... 51

4.3 Uji multikolinearitas ... 52

4.4 Uji autokorelasi ... 53

4.5 Uji heteroskedastisitas ... 54

4.6 Variabel entered ... 55

4.7 Model summary ... 56

4.8 ANOVA (uji F) ... 57


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul

Halaman


(10)

DAFTAR SINGKATAN

EVA = Economic Value Added

ROA = Return On Asset

ROE = Return On Equity

EPS = Earnings Per Share

NITAMI = Nilai Tambah Ekonomis NOPAT = Net Operating After tax

IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan OLS = Ordinary Least Square


(11)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Bagi perusahaan yang ingin terus mengembangkan usahanya tentu harus dapat meningkatkan modal usahanya dengan cara melakukan penjualan saham di pasar modal. Harga saham suatu perusahaan mencerminkan nilai perusahaan dimata masyarakat, apabila harga saham suatu perusahaan tinggi, maka nilai perusahaan dimata masyarakat juga baik dan begitu juga sebaliknya, oleh karena itu harga saham merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis apakah ROA (return on assets), ROE (return on equity), EPS (earning per share), Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Regresi Linear Berganda. Variabel penelitian adalah ROA (return on assets), ROE (return on equity), EPS (earning per share), EVA (economic value added) dan Harga Saham. Populasi penelitian adalah laporan keuangan Perusahaan jasa yang terdaftar dii Bursa Efek Indonesia tahun 2009 – 2011.

Berdasarkan hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa Return on Assets dan Earning Per Share tidak berpengaruh positif terhadap harga saham. Sedangkan Return on Equity dan Economic Value Added berpengaruh positif terhadap Harga Saham.

Kata kunci: ROA (Return on Asset), ROE (Return On Equity), EPS (Earnings Per Share), EVA (Economic Value Added) dan harga saham.


(12)

ABSTRACT

ANALYZE IMPACT OF RATIO PROFITABILITY AND ECONOMIC VALUE ADDED ON STOCK VALUE AT SERVICE COMPANIES LISTED ON THE

INDONESIA STOCK EXCHANGE

For the companies that want to continue to expand its business would have to increase its capital by way of sale of share in the capital market. The shares price of a company reflects the company’s value in the eyes of the public. If company’s share price is high, then value of the company is also good in the eyes of society and vice versa, therefore share price are important for the company. The purpose of this study to identify and analyze whether the ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), EPS (Earnings Per Share), EVA (Economic Value Added) influence the price of share in the services listed in the Indonesia stock exchanges.

The model used to analyze the data in this study is Multiple Linear Regression. The research variables are ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity), EPS (Earnings Per Share), EVA (Economic Value Added) and Share Price. The population of study was the financial statements of service companies listed in the Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2011.

Based on the test result it can be concluded that the Return on Asset (ROA) and Earning per Share (EPS) is not a positive effect on share price. Meanwhile, Return on Equity (ROE) and Economic Value Added (EVA) positive effect on share price.

Key word : ROA (Return on Asset), ROE (Return On Equity), EPS (Earnings Per Share), EVA (Economic Value Added) dan harga saham.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian di suatu negara sangat dipengaruhi oleh pengusaha-pengusaha yang sukses dalam mengelola perusahaannya. Dalam meningkatkan dan memperlancar bisnisnya berbagai perusahaan berupaya untuk mengembangkan usahanya dan melakukan kegiatan dalam rangka meraih dana untuk memperlancar bisnis perusahaan. Ternyata semakin berkembangnya kegiatan pengembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia tentunya membutuhkan penyediaan dana yang cukup besar. Untuk mendapatkan modal ekstern yang besar dan terikat dalam jangka waktu panjang maka para pemilik perusahaan diarahkan ke pasar modal. Pasar modal merupakan sarana bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana untuk melakukan investasi dalam jangka memengah dan jangka panjang.

Bagi perusahaan yang ingin terus mengembangkan usahanya tentu harus dapat meningkatkan modal usahanya dengan cara melakukan penjualan saham di pasar modal. Harga saham suatu perusahaan mencerminkan nilai perusahaan dimata masyarakat, apabila harga suatu perusahaan tinggi, maka nilai perusahaan dimata masyarakat juga baik dan begitu juga sebaliknya, oleh karena itu harga saham merupakan hal yang penting bagi perusahaan.

Para investor pasar modal perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan fluktuasi harga saham agar bisa mengambil keputusan


(14)

tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih guna menginvestasikan kelebihan dananya. Para investor perlu informasi yang relevan tentang kinerja keuangan perusahaan, manajemen perusahaan, kondisi ekonomi moneter untuk menilai secara akurat.

Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakkan perekonomian suatu negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara. Seperti halnya dengan pasar modal di Indonesia dimana telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan bagi perusahaan selain sektor perbankan. Hal ini karena ada dua fungsi yang dijalankan, yaitu fungsi ekonomi sangat penting dalam menjembatani hubungan antara penyedia, yang disebut dengan investor dan pengguna dana yang disebut dengan emiten atau perusahaan go public. Fungsi keuangan pasar modal ditunjukkan dengan keberadaannya yang memungkinkan pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menanamkan modal dengan harapan memperoleh hasil (return) dan perusahaan dapat memanfaatkan dana tersebut untuk aktifitas perusahaan tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasional perusahaan.

Instrumen yang diperdagangkan di pasar modal antara lain instrumen ekuitas seperti saham dan instrumen hutang seperti obligasi. Hal yang perlu diketahui adalah bahwa investasi pada saham merupakan investasi yang berisiko. Harga saham dapat naik tetapi juga dapat turun. Investasi dalam saham membutuhkan analisa yang cermat baik secara fundamental, tehnikal maupun faktor-faktor lain yang mungkin


(15)

mempengaruhi seperti kebijakan ekonomi dan politik pemerintah serta psikologi.

Terdapat dua macam analisis untuk menentukan nilai saham (baik fundamental maupun intrinsik), yaitu analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis) atau analisis perusahaan (company analysis) dan analisis teknis (tehnical analysis) (Hartono, 1998:61). Analisis fundamental menggunakan data keuangan perusahaan seperti: laba, dividen yang dibayar, penjualan, dan lain-lain. Sedangkan analisis teknis menggunakan data pasar saham yang meliputi harga dan volume transaksi saham.

Penilaian investasi salah satunya adalah analisis secara fundamental. Artinya seorang calon investor dapat meramal masa depan fortofolio yang dipilihnya berdasarkan performa perusahaan yang digambarkan dari data sekunder perusahaan, yaitu berupa data neraca, laba rugi, perubahan modal, arus modal dan laporan pendukung lainnya. Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Manfaat laporan keuangan tersebut mejadi optimal bagi investor apabila dapat menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan.

Salah satu bidang usaha yang tampak mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia adalah sektor jasa di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan kumulatif PDB tahun 2010 pada sektor perusahaan jasa mencapai 33,36% (www.bps.go.id). Perkembangan ini juga terlihat pada


(16)

banyaknya penduduk Indonesia yang bekerja di perusahaan jasa pada tahun 2009 sekitar 42.880.880 orang (Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS): 2009). Peningkatan sektor jasa disebabkan adanya peningkatan kebutuhan masyarakat sehingga konsumsi akan barang-barang, selain kebutuhan primer semakin beragam dan meningkat. Begitu juga dengan kebutuhan untuk mengkonsumsi produk-produk jasa yang timbul dari kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan.

Kondisi diatas berpengaruh pada meningkatnya minat investor yang berinvestasi pada saham-saham di perusahaan jasa. Adanya metode baru dan rasio-rasio berdasarkan laporan keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian perusahaan terhadap perkembangan pesat saham-saham yang tergabung di BEI. Selain itu, untuk lebih menarik minat investor yang berinvestasi pada saham-saham perusahaan, perusahaan juga harus menunjukkan hasil kinerja perusahaan yang baik. Penilaian Kinerja perusahaan dilakukan dengan menghitung rasio keuangan yang berdasarkan laporan keuangan dan metode EVA. Rasio keuangan yang sering digunakan dan lebih sesuai dalam penelitian ini adalah rasio profitabillitas. Rasio profitabilitas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas akan menunjukkan efektivitas operasional keseluruhan perusahaan. Rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi dan sering digunakan dalam menganalisis


(17)

perubahan harga suatu saham adalah ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity), dan EPS (Earning per Share).

Return on equity yang mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Dalam perhitungannya, Return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari semua aktiva yang dipergunakan. ROA diperoleh dari rasio antara Earning After Taxes dengan total aktiva. ROE merupakan perbandingan antara pendapatan sebelum pajak dengan modal sendiri. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan, jika proporsi hutang semakin besar maka rasio ini juga akan makin tinggi, dan sebaliknya. EPS (Earning per Share) merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Nilai dari ketiga rasio keuangan diatas sudah tercantum dalam setiap laporan keuangan perusahaan sehingga lebih mudah bagi investor dalam mengalisisnya untuk kemudian dijadikan dasar menentukan kebijakan portofolio.

Selain itu asumsi lain menurut Astuti (dalam Effendi, 2010) semakin tinggi ROA semakin tinggi pula tingkat pengembalian Asset yang digunakan maka kepercayaan investor terhadap perusahaan juga tinggi sebagai permintaan atas saham perusahaan akan tinggi pula yang akhirnya akan menaikkan harga saham dan begitu pula sebaliknya. Menurut Syamsuddin (2007:64) ROE semakin tinggi penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan, yang akhirnya akan


(18)

menaikkan harga saham dan begitu pula sebaliknya, menurut Ikhsan (dalam Effendi, 2010) EPS sangat besar pengaruhnya terhadap harga saham, meningkatkan laba per lembar saham cenderung meningkatkan harga saham. Sedangkan Menurut Tandelilin (2002:195) EVA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/ efektif, maka akan tercermin pada peningkatan harga saham. Sebaliknya jika kinerja manajemen tidak efektif, maka akan tercermin pada penurunan harga saham.

Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Stewart & Stern seorang analis keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co pada tahun 1993. Di Indonesia metode tersebut dikenal dengan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi). EVA/NITAMI adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal (Tunggal 2001). EVA merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value added dari modal yang telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan. Oleh karenanya EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax atau NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital).

Pada penelitian ini peneliti telah banyak mengambil referensi dari peneliti sebelumnya yang berkenaan dengan Economic Value Added sebagai


(19)

pendukung dan pedoman dalam penelitian ini. Penelitian sebelumnya melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara EVA, MVA dan rasio keuangan (ROA, ROE, DER dan EPS) terhadap harga saham dengan berbeda perusahaan dan tahun periodenya. Hasil data analisis penelitian tersebut semua variabel menunjukkan pengaruh yang positif. Variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham (Y) dan EPS merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi harga saham. Selain itu, peneliti sebelumnya menjelaskan EVA dan MVA lebih baik dari pada rasio keuangan dalam menjelaskan perusahaan berkinerja baik dan tidak baik. Pada penelitian ini peneliti lebih mengacu pada penelitian yang diteliti oleh Lilik Sri Hariani (2010) dengan judul “Analisi Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Keuangan pada perusahaan terhadap Return Saham Syariah”. Pada peneliti lirik meneliti perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Indeks periode 2006 sampai 2008. ROA(X1), ROE (X2), EPS (X4) dan EVA (X4) secara serentak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham (Y).

Selain itu, pendukung lainnya sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini adalah perkembangan kinerja saham-saham dalam BEI yang cukup pesat yang diperlihatkan dengan pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun 2010 yang mencatat tingkat pertumbuhan sebesar 46%, yaitu dari 2.534 pada penutupan tahun 2009 menjadi 3.703 pada penutupan bursa 30 Desember 2010 yang akan memberikan harapan baru bagi dunia investasi pasar modal. Kondisi ini meningkatkan minat


(20)

investor yang berinvestasi pada saham-saham di BEI. Dalam penilaian kinerja perusahaan terhadap nilai perusahaan dan perkembangan pesat saham-saham yang tergabung dalam BEI serta peneliti-peneliti terdahulu telah memberikan inspirasi bagi peniliti untuk melanjutkan penelitian yang berkenaan dengan Analisis pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Jasa di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 sampai 2011.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

• Apakah EVA (Economic Value Added) dan rasio profitabilitas yaitu ROA, ROE, EPS secara serentak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

• Apakah EVA (Economic Value Added) dan rasio profitablilitas yaitu ROA, ROE, EPS secara individual berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan tersebut diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah


(21)

• Untuk mengetahui dan menganalisis apakah EVA dan rasio profitabilitas yang terdiri atas ROA,ROE, dan EPS secara serantak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

• Untuk mengetahui dan menganalisis apakah EVA dan Rasio profitabilitas yang terdiri atas ROA, ROE, dan EPS secara individual berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak antara lain :

1. Bagi peneliti memperoleh wawasan dan pengalaman yang diperoleh selama ini yang berhubungan dengan pasar modal, khususnya kinerja keuangan baik yang berupa rasio maupun berbasis nilai dan harga saham.

2. Bagi Emiten memberi informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham sehingga perusahaan emitem dapat menarik para investor untuk menanamkan modalnya.

3. Bagi Calon Investor merupakan informasi yang dapat dijadikan untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi di pasar modal sehingga dapat meminimalisasi kemungkinan kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi dan


(22)

dapat memperoleh imbalan hasil yang memuaskan sesuai dengan apa yang diharapkan investor.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan referensi, bahan masukan serta perbandingan hasil peneliti dengan periode, perusahaan yang berbeda dengan penelitian selanjutnya.


(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSATAKA

2.1 Economic Value Added

2.1.1 Pengertian Economic Value Added

Salah satu metode baru dalam menilai kinerja perusahaan yang mencerminkan nilai perusahaan adalah Economic Value Added (EVA), yang di Indonesia dikenal dengan istilah Nilai Tambah Ekonomi (NITAMI). Nilai tambah ekonomi atau EVA pertama kali diperkenalkan oleh Sterwart (dalam A.Sakir, 2009:151) yang mendefenisikan EVA sebagai berikut: “EVA adalah mengukur income residual dikurangi biaya modal dari hasil laba opersai dalam bisnis”. EVA akan meningkat seandainya laba operasi dapat tumbuh tanpa meningkatnya biaya modal. Jika laba baru diinvestasikan dalam proyek yang ada atau semua proyek yang memperoleh laba lebih daripada biaya modal keseluruhan, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa EVA merupakan cara mengukur sisa laba yang dihasilkan perusahaan dengan mengurangi laba opersai dengan biaya modal. Dalam hal ini, EVA akan meningkat jika pertumbuhan atau peningkatan laba operasi tidak diikuti oleh adanya peningkatan modal.

Menurut Tully (dalam Sakir, 2009) EVA adalah suatu cara untuk mengukur laba riil yang merupakan juga kunci nyata dalam menciptakan kemakmuran. Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Ruki dan Arifin (dalam Sakir, 2009), menyatakan bahwa EVA merupakan suatu


(24)

konsep baru untuk menilai kinerja perusahaan independen dan sekaligus dapat mengukur kemampulabaan dan pertumbuhan. Model ini dapat juga digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan dari sisi kepentingan dan harapan penyandang dana (pemegang saham dan kreditur) yang selalu menuntut eksekutif perusahaan agar mampu menghasilkan nilai tambah dari kegiatan perusahaan.

EVA merupakan keuntungan operasional setelah dikurangi pajak dengan biaya modal atau dengan kata lain EVA adalah pengukuran pendapatan sisa (residual income) yang mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi. Jadi, EVA ditentukan oleh dua hal itu yaitu keuntungan bersih operasi setelah pajak dan tingkat biaya modal. Laba operasi setelah pajak menggambarkan hasil penciptaan value di perusahaan, sedangkan biaya modal sendiri dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan value tersebut.

Hubungan antara EVA dan nilai perushaan dapat digunakan sebagai alat untuk menilai perusahaan apabila perhitungan EVA tidak hanya pada periode masa kini, tetapi juga mencakup periode yang akan datang. Hal ini disebabkan karena EVA pada suatu tahun tertentu menunjukkan besarnya penciptaan nilai sekarang dari total penciptaan nilai selama umur perusahaan tersebut (Young, 2001: 32):

Nilai sekarang = Total modal yang diinvestasikan + EVA

Persamaan di atas jelas menunjukkan bahwa EVA yang semakin tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan dimana penciptaan nilai tersebut


(25)

akan tercemin pada harga saham yang lebih tinggi sebaliknya mungkin saja nilai perusahaan lebih rendah dari total modal yang diinvestasikan apabila total EVA yang dihasilkan perusahaan tersebut mempunyai nilai negatif.

EVA sangat bermanfaat bagi penilai kinerja perusahaan di mana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai (value creation). Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA, para manajer akan berpikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham, yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.

EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi dari pada biaya modalnya. Kegiatan atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif menunjukkan bahwa proyek tersebut menciptakan nilai perusahaan dan dengan demikian sebaiknya diambil. Sebaliknya, kegiatan atau proyek tersebut tidak menguntungkan dan tidak perlu diambil. Penggunaan EVA dalam mengevaluasi proyek akan mendorong para manajer untuk selalu melakukan evaluasi atas tingkat resiko proyek yang bersangkutan. Dengan EVA, para manajer harus selalu membandingkan tingkat pengembalian proyek dengan tingkat biaya modal yang mencerminkan tingkat risiko proyek tersebut.

Menurut Utama (1997) oleh penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut:


(26)

• Apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.

• Apabila EVA = 0 menunjukkan posisi impas atau Break Event Point.

• Apabila EVA < 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah.

Sehingga hal tersebut diatas akan lebih mudah diterjemahkan sebagai berikut:

Nilai EVA Pengertian

Laba Perusahaan

EVA > 0 Ada nilai ekonomis lebih, setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sesuai ekspektasinya.

Positif

EVA = 0 Tidak ada nilai ekonomis lebih, tetapi perusahaan mampu membayarkan semua kewajibannya pada para penyandang dana atau kreditur sesuai ekspektasinya.

Positif

EVA < 0 Perusahaan tidak mampu membayarkan kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sebagimana nilai yang diharapkan ekspektasi harga saham tidak dapat tercapai.

Tidak dapat ditentukan, namun jika pun ada laba, tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Dari uraian singkat diatas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa pada dasarnya pendekatan EVA (Economic Value Added) berfungsi sebagai:

• Indikator tentang adanya penciptaan nilai dari sebuah investasi.

• Indikator kinerja sebuah perusahaan dalam setiap kegiatan operasional ekonomisnya.


(27)

• Pendekatan baru dalam pengukuran kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil para penyandang dana atau pemegang saham.

2.1.2 Model Economic Value Added

Menurut Stewart III, 1991:139 (dalam A.Sakir), perhitungan Economic Value Added (EVA) dapat diformulasikan sebagai berikut:

EVA = NOPAT – (c* x capital) Dimana: NOPAT = Net Operating Profit After Tax

Capital = Total modal yang diinvestasikan c* = Tingkat biaya modal

Menurut Young (2001:32), EVA merupakan selisih antara Net Operatng After Tax (NOPAT) dengan biaya modal, yaitu:

EVA = NOPAT – Biaya Modal EVA = NOPAT – (WACC x capital) Dimana:

NOPAT = Laba bersih setelah pajak Capital = Modal yang diinvestasikan

WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Averege Cost of Capital)

Dari rumusan tersebut diatas maka perhitungan EVA dpat dilakukan dengan langkah sebagai berikut;


(28)

Net operating Profit After Tax (NOPAT) adalah laba yang didapatkan dari opersi-operasi perubahan setelah pajak tetapi sebelum membiayai biaya-biaya dan noncash bookkeeping entries seperti biaya penyusutan (Tunggal, 2001:5). Dengan demikian NOPAT dapat juga dartikan sebagai jumlah laba yang tersedia untuk memberikan pengembalian (return) tunai kepada semua penyedia dana untuk modal perusahaan.

Menurut Young (2001:39), NOPAT merupakan laba yang diperoleh dari hasil operasi perusahaan setelah dikurangi pajak.

NOPAT = EBITDA – Penyusutan dan Amortisasi – pajak Dimana:

EBITDA = Earning Before Interest, Tax, Depreciation, and Amortization

Perhitungan NOPAT tidak mengikutsertakan faktor non-operasioanl dan laba/rugi lain-lain yang sama sekali tidak berhubugan dengan kegiatan operasional rutin perusahan, dan tidak ada keterangan yang jelas dalam catatan atas laporan keuangan, tidak diikutsertakan dalam perhitungan NOPAT.

b. Modal yang Dinvestasikan

Menurut Young (2001:39), modal yang diinvestasikan adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, passiva yang tidak mengandung bungan (non interest – bearing liabilities), seperti utang, upah yang akan jatuh tempo (accrued wages)


(29)

dan pajak yang akan jatuh tempo (accrued taxes). Modal yang diinvestasikan sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, utang dan kewajiban jangka panjang lainnya.

Perhitungan capital menurut young (2001: 41) adalah Utang jangka pendek + utang jangka panjang (termasuk obligasi) + utang jangka panjang lainnya (pajak ditangguhkan dan provisi) + ekuitas pemegang saham (termasuk Bunga Minoritas) = modal yang diinvestasikan.

c. Biaya Modal Rata-rata Tertimbang

Young (2001:39) mendefinisikan bahwa biaya modal sama dengan modal yang diinvestasikan perusahaan (juga disebut modal atau modal yang dipakai) dikalikan rata-rata tertimbang (weighted average) dari biaya modal (WACC). WACC sama dengan jumlah biaya dari setiap komponen modal – utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan ekuitas pemegang saham ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar.

Perhitungan WACC menurut Young (2001:149) adalah :

WACC = utang (biaya utang)(1 –T)+ ekuitas (biaya ekuitas) pembiayaan total pembiayaan total

Dalam hal ini, Pembiayaan Total =Jumlah dari nilai pasar dari utang dan pembiayaan ekuitas; T = Tingkat pajak perusahaan; Biaya Utang = Tingkat sebelum pajak yang dibayar perusahaan kepada


(30)

pemberi pinjaman; sedangkan Biaya Ekuitas = pengembalian yang diminta investor untuk membuat investasi ekuitas dalam perusahaan.

Biaya ekuitas dapat dihitung dengan model penetapan harga

aktiva modal (Capital Asset Pricing Model/CAPM). CAPM

dirumuskan sebagai berikut :

E(R) = Rf + β [E(Rm) – Rf]

dimana :

E(R) = Harapan pengembalian dari aktiva berisiko manapun

Rf = Pengembalian atas suatu aktiva bebas resiko (seperti obligasi pemerintah)

E(Rm) = Harapan pengembalian atas pasar saham

Selain itu terdapat langkah – langkah untuk menghitung EVA (Tunggal : 2001) yang lebih sederhana :

1. Menghitung NOPAT ( Net Operating After Tax) Rumus :

NOPAT = Laba (Rugi) Usaha – Pajak

Ket: Laba usaha adalah laba operasi perusahaan dari suatu current operating yang merupakan laba sebelum bunga. Pajak yang digunakan dalam perhitungan EVA adalah pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam penciptaan nilai tersebut. 2. Menghitung Invested Capital


(31)

Ket: Total hutang dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Pinjaman jangka pandek tanpa bunga merupakan pinjaman yang digunakan perusahaan yang pelunasan maupun pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, dan atas pinjaman itu tidak dikenai bunga, seperti hutang usaha, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, dan lain-lain.

3. Menghitung WACC (Weighted Average Cost Of Capital) Rumus :

WACC = {(D x rd) (1 – Tax) + (E x re)} Dimana :

Total Hutang

Tingkat Modal (D) = —————————- x 100 % Total Hutang dan Ekuitas

Beban bunga

Cost of Debt (rd) = ———————– x 100 % Total Hutang

Total Ekuitas

Tingkat Modal dan Ekuitas (E) = ——————————- x 100 % Total Hutang dan Ekuitas

Laba bersih setelah pajak

Cost of Equity (re) = ———————————- x 100 % Total Ekuitas

Beban pajak

Tingkat Pajak (Tax) = ———————————– x 100 % Laba Bersih sebelum pajak


(32)

Rumus :

Capital Charges = WACC x Invested Capital 5. Menghitung Economic Value Added (EVA)

Rumus :

EVA = NOPAT – Capital charges Atau

EVA = NOPAT – (WACC x Invested Capital)

2.1.3 Manfaat dan Kelemahan EVA

EVA tidak dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena EVA bukanlah suatu sistem, melainkan hanya sebuah indikator. EVA hanya menunjukkan sebuah nilai tambah murni dari sejumlah dana yang ditanamkan dalam suatu perusahaan. Sebaliknya, kinerja ditentukan oleh sistem dan praktik manajemen dalam perusahaan (Teuku Mirza, 1999:91). Namun, EVA memang telah dibuktikan secara empiris dapat memberikan manfaat (Tunggal, 2001) sebagai berikut:

1. EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan

memperhitungkan beban biaya modal sebagai konsekuensi investasi. 2. Perhitungan EVA relatif mudah dilakukan hanya yang menjadi

persoalan adalah perhitungan biaya modal yang memerlukan data yang lebih banyak dan analisa yang lebih mendalam.

3. EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau perusahaan lain sebagaimana


(33)

konsep penilaian dengan menggunakan analisa ratio. Dalam prakteknya data pembanding ini, seringkali tidak tersedia.

Meskipun EVA memiliki beberapa keunggulan, namun teknik ini juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan EVA (Tunggal:2001) antara lain:

1. Sulit menentukan biaya modal secara obyektif. Hal ini disebabkan dana untuk investasi dapat berasal dari berbagai sumber dengan tingkat biaya modal yang berbeda – beda dan bahkan biaya modal mungkin merupakan biaya peluang.

2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor – faktor lain terkadang justru lebih dominan.

3. Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat. Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi internalnya.

4. EVA jarang dipakai dalam praktik.

5. EVA hanya mengukur salah satu keberhasilan bisnis.

Semakin banyak perusahaan yang menggunakan EVA sebagai suatu alat untuk mengukur kinerja perusahaan, khususnya untuk mengukur penciptaan nilai. Perusahaan – perusahaan tersebut percaya bahwa


(34)

penggunaan EVA akan membuat kepentingan manajer semakin sesuai dengan kepentingan pemilik modal. EVA mengukur besarnya nilai yang diciptakan oleh suatu perusahaan karena berbeda dengan pengukuran akuntansi tradisional, EVA memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan.

Dengan diperhitungkannya biaya modal, EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal. Namun demikian, dalam prakteknya EVA dapat menimbulkan masalah, terutama karena diperlukannya estimasi atas tingkat biaya modal. Untuk itu dalam menerapkan EVA, kita harus selalu memonitor dan mengevaluasi atas kewajaran tingkat biaya modal yang digunakan.

2.2 Rasio Profitabilitas

Ratio profitabilitas (profitability ratio) terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Bersama-sama, rasio ini akan menunjukkan efektivitas operasional keseluruhan perusahaan. Dalam hal ini, rasio dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi.

Rasio profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi

menghubungkan laba dengan investasi. Rasio profitabilitas yang sering digunakan dalam menganalisis perubahan harga harga suatu saham adalah


(35)

ROA (Return on Asset), ROE (Return in Equity), dan EPS (Earnings Per Share).

2.2.1 Return on Asset (ROA)

Untuk menilai kinerja perusahaan, biasanya investor akan melihat dan menganalisa laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Alat ukur financial yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat laba adalah ROA. Perusahaan yang memiliki ROA yang tinggi dianggap menghasilkan kinerja yang baik.

ROA merupakan salah satu rasio yang menjadi ukuran profitabilitas perusahaan, serta menunjukkan efisiensi manajemen dalam menggunakan seluruh aset yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Perhitungan ROA diformulasikan sebagai berikut:

Aktiva Total

pajak setelah bersih

Laba ROA=

Besarnya Return on Assets dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor (dalam Miera,2007), yaitu :

1. Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi.

2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam presentase penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualan.


(36)

2.2.2 Return on Equity (ROE)

Pengukuran ringkasan lainnya atas kinerja keseluruhan perusahaan adalah pengembalian atas ekuitas. ROE membandingkan laba bersih setelah pajak (dikurangi deviden saham biasa) dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang saham di perusahaan.

Perhitungan ROE dapat diformulasikan sebagai berikut:

ekuitas pemegang saham pajak setelah bersih

Laba ROE=

Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan sering kali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam sebuah industri yang sama. ROE yang tinggi sering kali mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Akan tetapi, jika perusahaan tersebut telah memilih untuk menerapkan tingkat utang yang tinggi berdasarkan standar industri, ROE yang tinggi hanyalah merupakan hasil dari asumsi resiko yang berlebihan.

2.2.3 Earnings Per Share (EPS)

Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau dikenal sebagai Earning per Share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua


(37)

pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan bisa kita hitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan.

Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut (Tandelilin, 2001:241-242):

beredar saham

jumlah

pajak dan bunga setelah bersih

Laba EPS =

Besarnya hasil perhitungan laba per lembar saham/EPS menunjukkan laba yang dapat dibukukan oleh perusahaan untuk setiap unit saham biasa yang digunakannya.

2.3 Harga Saham

Persoalan mendasar bagi setiap investor di pasar modal adalahbagaimana menentukan harga saham yang seharusnya serta melakukan peramalan (forecasting) terhadap perubahan harga saham pada masa yang akan datang sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan investasi. Ada beberapa konsep dasar nilai atau harga saham yang akan dibahas disini, yaitu nilai buku per lembar saham, harga pasar, harga teoritis/intrinsic value, dan harga nominal. Nilai buku per lembar saham adalah nilai kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Kekayaan bersih ekonomis merupakan selisih total


(38)

aktiva dengan total kewajiban. Harga pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual belisaham. Harga teoritis adalah harga saham yang seharusnya terjadi, sedangkan harga nominal adalah harga yang tercantum pada saham biasa.

2.3.1 Valuasi harga saham.

Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik(intrinsic value) suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini (current market price) saham tersebut. Nilai intrinsik (NI) menunjukan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang digunakan untuk menentukan harga saham adalah sebagai berikut.

a. Apabila NI lebih besar dari harga pasar saat ini maka sahamtersebut dinilai harganya terlalu rendah (undervalued), sehingga saham tersebut harus dibeli atau dipertahankan jika sudah dimiliki;

b. Apabila NI lebih kecil dari harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinyatakan harganya terlalu mahal (overvalued). Saham yang dalam kondisi seperti ini harus segera dijual;

c. Apabila NI sama dengan harga pasar saat ini maka saham tersebut dinyatakan dalam kondisi keseimbangan. Dari asumsi investor terhadap nilai saham yang overvalued atau undervalued inilah terjadi proses jual beli saham yang akan berakibat pada perubahan harga saham.


(39)

2.3.2 Pendekatan penilaian saham

Untuk menentukan harga saham diperlukan adanya suatu model perhitungan yang bisa dipergunakan untuk memilih saham mana seharusnya dimasukkan dalam portofolio. Model perhitungan merupakan suatu mekanisme untuk mengubah serangkaian variable perusahaan (misalnya penjualan, laba, dan deviden) yang diamati menjadi perkiraan harga saham. Ada beberapa pendekatan untuk menentukan harga saham yaitu:

1. Analisis Fundamental

Dalam analisis ini dinyatakan bahwa, saham memiliki nilai intrinsik tertentu. Analisis ini akan membandingkan nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya yaitu dengan dua pendekatan:

a. Pendekatan Deviden

Deviden merupakan sebagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Pembayaran deviden yang tinggi mencerminkan prospek tingkat keuntungan yang baik suatu perusahaan, sedangkan penurunan tingkat pembayaran deviden dapat menjadi informasi yang kurang menguntungkan bagi perusahaan sebab deviden jugadianggap sebagai tanda tersedianya pendapatan yang tinggi dalam perusahaan dan juga mengindikasikan tingkat pertumbuhan pendapatan saat ini dan masa yang akan datang. Pada akhirnya harga saham akan mengikuti naik turun besarnya deviden yang dibagikan;


(40)

b. Pendekatan Price Earning Ratio (PER)

Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan.

2. Analisis Teknikal

Analisis ini dimulai denga cara memperhatikan perubahan harga suatu saham dari waktu ke waktu. Model analisis ini beranggapan bahwa harga suatu saham akan ditentukan oleh supply dan demand terhadap saham tersebut, sehingga asumsi yang berlaku dalam model analisis ini adalah:

a. Harga pasar saham ditentukan oleh interaksi supply dan demand; b. Supply dan demand dipengaruhi banyak faktor baik yang rasional

maupun irasional;

c. Perubahan harga saham cenderung mengikuti tren tertentu;

d. Tren tersebut dapat berubah mengikuti pergeseran supply dan demand;

e. Pergeseran supply dan demand dapat dideteksi dengan mempelajari diagram perilaku pasar;

f. Pola–pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali di masa yang akan dating.


(41)

2.3.3 Indeks Harga Saham

Indeks Harga Saham (IHS) merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan kompleks dari berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang kejadian – kejadian ekonomi, bahkan kejadian non ekonomi seperti misalnya sosial, politik, dan keamanan.Dengan demikian IHS juga dapat dijadikan sebagai barometer kesehatan ekonomi suatu negara.

2.4 Peneliti Terdahulu

Berikut ini beberapa peneliti terdahulu yang dijelaskan secara singkat dan jelas ke dalam bentuk tabel:

Table 2.4.1 daftar peneliti terdahulu N

o

Nama dan tahun

penelitian

Judul Variable Hasil penelitian

1 G. Bennett Steward (1991)

Perubahan MVA, EVA dan Ukuran Umum Kinerja Perusahaan terhadap kinerja harga saham

MVA, EVA, ROE, Growth in Cach Flow dan Gowrth in Dividend

EVA paling berkorelasi kuat diantara variabel yang diregres.

2 Lehn dan Makhija (1996)

Hubungan EVA dan MVA terhadap Stock Return.

stock return, ROA, ROE, ROS serta EVA dan MVA.

seluruh variabel bebas memiliki hubungan yang positif dengan stock return

dan EVA merupakan pengukur kinerja yang memiliki hubungan lebih tinggi dibandingkan yang lain (walaupun


(42)

3 Asmara dan Ibrahim (2003)

Penagruh

Economic Value Added (EVA) terhadap Harga Saham. Dependen: harga saham Independen: EVA

Terdapat hubungan positif antara EVA dan harga saham yang berarti setiap kenaikan EVA diikuti dengan kenaikan harga saham.

4 A.Sakir (2009)

Pengaruh EVA terhadap Harga Saham Peruahaan yang Terdaftar di Jakarta isalamic Index Bursa Efek Indonesia.

Dependen: Harga Saham Independen: EVA

Hubungan antara harga saham dan nilai EVA perusahaanberpengaruh signifikan. Selain itu diketahui bahwa harga saham dipengaruhi oleh nilai EVA perusahaan. 5 Lilik Sri

Hariani (2010) Analisis Pengaruh ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN Rasio Keuangan Perusahaan Terhadap Return Saham syariah Dependen:

Return saham Independen:

ROA, ROE, EPS, dan EVA

1. ROA(X1), ROE (X2), EPS (X4) dan EVA (X4) secara serentak

memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham (Y).

2. Hasil uji secara partial menunjukkan

ROE dan EPS signifikan positif sedangakn

ROE dan EVA berpengaruh sigifikan negatif.

3. EPS merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi return saham.

4. Economic Value Added (EVA) ternyata memiliki pengaruh signifikan Negative


(43)

2.5 Kerangka Konseptual

Untuk memperjelas kerangka dari penelitian ini maka dibuatlah suatu kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Keterangan

a. ROA adalah variabel pertama yang akan diteliti untuk mengetahui apakah hasil dari nilai ROA pada perusahaan Jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berpengaruh terhadap harga saham di Bursa. Hasil ROA akan diketahui dengan membandingkan hasilkan laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva yang dimiliki suatu perusahaan. Kemudian hasil ROA perusahaan-prusahaan jasa berpengaruh terhadap harga saham masing-masing perusahaan tersebut. Selain itu, tingkat profitabilitas baik atau buruknya suatu perusahaan akan diketahui Return On Asset

(ROA)

Return On Equity (ROE)

Harga Saham Earnings Per

Share (EPS)

Economic Value Added (EVA)


(44)

dengan hasil tinggi dan rendahnya hasil ROA perusahaan tersebut. Semakin tinggi hasil ROA suatu perusahaan mencerminkan bahwa rendahnya suatu perusahaan menggunakan aset untuk menghasilkan nilai rupiah atau laba.

b. ROE adalah variabel kedua yang akan diteliti untuk mengetahui apakah hasil dari nilai ROE berpengaruh terhadap harga saham perusahaan di Bursa. Hasil ROE diketahui dengan membandingkan hasil laba bersih setelah pajak dengan ekuitas pemegang saham. Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham. ROE yang tinggi sering kali mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif.

c. EPS adalah variabel ketiga yang akan diteliti untuk mengetahui apakah hasil dari nilai EPS berpengaruh terhadap harga saham tiap perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.

d. EVA adalah variabel keempat yang akan diteliti untuk mengetahui apakah hasil dari nilai EVA masing-masing perusahaan berpengaruh terhadap harga saham di Bursa. EVA merupakan alat ukur untuk menilai kinerja perusahaan yang mencerminkan nilai perusahaan. EVA merupakan hasil keuntungan operasional setelah dikurangi pajak dengan biaya modal. Laba operasi setelah pajak menggambarkan hasil


(45)

penciptaan value di perusahaan, sedangkan biaya modal sendiri dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan value tersebut.

2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara dari suatu penelitian yang harus diuji kebenarannya. Dari landasan teori dan kerangka konsep serta perumusan masalah dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berukut:

H1 : EVA, ROA, ROE, dan EPS secara serentak berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H2 : EVA, ROA, ROE, dan EPS secara individual berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(46)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian penjelasan (explanatory) yaitu penelitian yang melakukan uji hipotesis untuk melihat hubungan antara variabel. Hal ini didukung pendapat Singarimbun dan Effendi, 1989 (dalam L Rusmaryadi:2008): “Apabila penelitian menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa, maka penelitian tersebut tidak lagi dinamakan penelitian deskriptif melainkan penelitian pengujian hipotesa atau penelitian penjelasan (Explanatory Research)”. Sedangkan karakteristik penelitian ini bersifat replikasi, sehingga hasil uji hipotesis harus didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya, yang diulang dengan kondisi lain yang kurang lebih sama.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini beralokasi di PT. Bursa Efek Indonesia yang beralamat di jalan jendral Sudirman Kav. 52-53 Jakarta, Indonesia. Akan tetapi, peneliti dalan hal ini hanya melakukan perolehan data melalui website

internet

Waktu penelitian dilakukan mulai akhir bulan Mei sampai dengan selesai. Penelitian ini dilakukan peneliti sebagai pelangkap studinya dibangku perkuliahan pada semester terakhir.


(47)

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional adalah objek dan ruang lingkup yang akan dianalisis atau diteliti dalam penelitian ini. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Economic Value Added dan rasio profitabilitas yang terdiri dari ROA, ROE, dan EPS serta harga saham perusahaan. Sedangkan yang menjadi luang lingkup dalam objek penelitian adalah perusahaan yang beroperasi dibidang jasa yang terdaftar dalam PT. Bursa Efek Indonesia selama periode 3 tahun berturut-turut yaitu dimulai dari tahun 2009 sampai 2010.

3.4 Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel 3.4.1 Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel menjelaskan konsep masing-masing variabel dalam penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel dependen (Y)

Variabel dependen pada penelitian ini adalah harga saham. Harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran saham bersangkutan di bursa (Jogiyanto:1998). Analisis terhadap harga saham pada umumnya bertujuan memperkirakan nilai yang layak bagi saham tersebut. Tentunya jika nilai yang seharusnya dari suatu saham (nilai instrinsik) tersebut lebih besar dari harga


(48)

saham itu, maka harga saham dinilai undervalued (harga saham terlalu rendah). Jika sebaliknya, maka harga saham dinilai overvalued (harga saham terlalu mahal).

Menurut Darmadji dan Fachruddin, harga saham terdiri dari beberapa bagian yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri yaitu:

1. previous price menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya. 2. Open atau opening price menunjukkan harga saham pertama kali

pada saat pembukaan sesi I perdagangan.

3. Low atau lowest price menunjukkan harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

4. Last price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham. 5. Change menunjukkan selisih antara harga pembukaan dengan harga

yang terakhir terjadi.

6. Close atau closing price menunjukkan harga penutupan suatu saham.

b. Independen Variabel

1. Return on Total Assets (X1) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu.

Aktiva Total

pajak setelah bersih

Laba ROA=

2. Return on Equity (X2) adalah rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi pemegang saham biasa, secara sistematis dirumuskan sebagai berikut (Van Horne, 1995:772)


(49)

saham pemegang ekuitas pajak setelah bersih Laba ROE=

3. Earning Per Share (X3) adalah untuk mengukur pedapatan pemegang saham yang merupakan bagian laba yang menjadi hak pemegang saham setelah pajak dan deviden bagi saham preferen. EPS dapat dinyatakan sebagai berikut (Syamsudin, 1994:66):

beredar saham jumlah pajak dan bunga setelah bersih Laba EPS =

4. Economic Value Added (X4) adalah sebuah alat ukur yang mencatat dengan baik atau tepat seluruh kompleksitas perdagangan yang terkait dengan penciptaan nilai perusahaan.

Tabel 3.1 Langkah Perhitungan EVA

Langkah Satuan Keterangan

1. Biaya Modal Hutang (kD)

a. Beban bunga Rp Laporan laba rugi

b. Jumlah hutang jangka panjang Rp Neraca

c. Suku bunga % (1.a)/(1.b)

d. Pajak perusahaan (t) % Laporan laba rugi dan

Penjelasannya

e. Faktor koreksi (1-t) % 1 1– (1.d)

f. Biaya modal hutang % (1.e) x (1.c)

2. Biaya Modal Saham (kE)

a. rf tingkat bunga tanpa risiko % Bunga SBI

b. Beta % (r im σIσm) : σm2

c. rm (tingkat bunga pasar) % Bursa efek

d. Biaya modal saham % (2a) + (2b) x (2c – 2a)

3. Struktur modal


(50)

b. Modal saham Rp Neraca

c. Jumlah modal Rp (3a) / (3b)

d. Komposisi utang % (3a) / (3c)

e. Komposisi modal saham % (1-(3d))

4. Biaya Modal Rata-rata Tertimbang % {(3d) x (1f)} + {(3e) x (2d)}

5. EVA

a. Laba sebelum pajak Rp Laporan laba rugi

b. Beban bunga Rp Laporan laba rugi

c. Laba sebelum bunga dan pajak Rp (5a) + (5b)

d. Beban pajak Rp Laporan laba rugi

e. Biaya modal tertimbang Rp (4a) x (3c)

f. EVA Rp (5c) – (5d) – (5e)

3.4.2 Skala pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel adalah proses dari kegiatan penelitian mengukur variabel untuk pengujian hipotesis serta mendapatkan jawaban yang akurat terhadap permasalahan yang muncul dalam penelitian. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel fisik seperti Economic Value Added (nilai tambah ekonomis) dan rasio profitabilitas dari perusahaan jasa yang akan diteliti melalui data laporan keuangan perusahaan perusahaan yang sudah diaudit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(51)

Tabel 3.2 Skala pengukuran variabel

N o

Defenisi Parameter Skala

1. ROA: rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu

ROE = ���������ℎ������ℎ����� �����������

Rasio

2 ROE: rasio untuk mengukur tingkat pengembalian atas

investasi bagi pemegang saham ROE

=

���������ℎ������ℎ����� �����������������ℎ��

Rasio

3 EPS: rasio untuk mengukur pendapatan pemegang saham setelah pajak dan deviden bagi saham preferen.

ROE

=

���������ℎ������ℎ�����

�����ℎ��ℎ���������

Rasio

4 EVA: sebuah alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan yang mencerminkan nilai perusahaan

EVA = NOPAT – (WACC x Invested Capital)

Rasio

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah jumlah seluruh obyek yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 31 desember 2009 sampai dengan 31 Desember 2011 yaitu 28 perusahaan . Data laporan keuangan yang digunakan adalah laporan yangsudah diaudit per 31 Desember.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu dengan menetapkan beberapa criteria tertentu. kriteria pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai beriktu:


(52)

1. Perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara terus menerus sejak tahun 2009 sampai tahun 2011.

2. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan yang telah diaudit setiap tahun pengamatan.

3. Perusahaan memiliki data harga saham (pada tanggal saat laporan keuangan diserahkan ke BAPEPAM selama tahun 2009-2011.

4. Di dalam laporan keuangan tersebut tercantum biaya bunga (interest expense) dan beban bunga.

Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sampel sebanyak 14 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Table 3.3

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Sampel

No Kriteria Sampel Jumlah

1 Perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2011.

28 2 Perusahaan yang dikeluarkan karena data laporan

keuangan tidak lengkap

14

Jumlah populasi yang masuk criteria 14

Data periode pengamatan yang dilakukan dari Tahun 2009-2011 diperoleh populasi 28 perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memenuhi kriteria untuk menjadi sampel perusahaan adalah sebanyak 14 perusahaan. Data perusahaan dari tahun 2009-2010 selama 3 tahun menghasilkan unit analisis dari 14 sampel adalah sebanyak 42 data sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini.


(53)

Table 3.4

Daftar Perusahaan Sampel

3.6 Jenis Data

Berdasarkan teknik data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan yang akan diteliti, maka analisis data disebut time series techniques

No Nama perusahaan Sektor industry Kode

saham

1. Fast Food Indonesia Tbk Retoran FAST

2. Grahamas Citrawisata Tbk Pariwisata GMCW

3. Hotel Mandarine Regency Tbk Hotel HOME

4. Island Concept Indonesia Tbk Pariwisata ICON

5. Panorama Sentra wisata Tbk Pariwisata PANR

6. Destinasi Tirta Nusantara Tbk Travel PDES

7. Mahaka Media Tbk Advertising,

printing, & media

ABBA 8. Elang Mahkota Teknologi Tbk Advertising,

printing, & media

EMTK

9. Fortune Indonesia Tbk Advertising,

printing, & media

FORU

10. Astra Graghia Tbk Komputer ASGR

11. Indosiar Karya Media Tbk Advertising,

printing, & media

IDKM

12. First Media Tbk Advertising,

printing, & media

KBLV 13. Media Nusantara Cintra Tbk Advertising,

printing, & media

MNCN

14. Surya Citra Media Tbk Advertising,

printing, & media


(54)

dan cross section techniques. Times series techniques dalam penelitian ini adalah data yang berurut selama 3 tahun yang dimulai tahun 2009 sampai 2011. Sedangkan cross section techniques yaitu membandingkan analisa 14 keuangan perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain yang sejenis pada saat bersamaan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka atau data yang dapat dihitung serta dapat dianalisis secara sistematis. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data angka-angka yang terdapat dalam laporan neraca dan laba rugi serta harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia periode 2009– 2011

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari perusahaan yang bersangkutan, melainkan data sudah tersedia oleh pihak lain. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui interne berupa laporan tahunan perusahaan.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara pendekatan terhadap sumber data sehingga data yang terkumpul benar-benar dapat menggambarkan atau mewakili populasinya. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara mendownload data perusahaan melalui website Bursa Efek Indonesia yait


(55)

Menurut jenis metode penarikan sampel dalam penelitian ini, maka metode yang digunakan adalah metode non-probability sampling yaitu setiap elemen populasi yang akan ditarik menjadi anggota sampel tidak berdasarkan pada probabilitas yang melekat pada setiap elemen tetapi berdasarkan karakteristik khusus masing-masing elemen. Model dari metode sampling non-probality dalam penelitian ini adalah purposive sampling seperti yang sudah dijelaskan pada bagian populasi dan sampel.

3.8 Teknik Analisis Data

Untuk menjelaskan pengaruh Rasio profitabilitas perusahaan dan meode EVA terhadap harga saham, maka model analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda yang diuji dengan dengan persamaan kudrat terkecil biasa (Ordinary Least Square). Dalam penelitian ini akan diuji: (1) pengaruh secara serentak dengan menggunakan uji F (over all test) (2) pengaruh secara parsial dengan menggunakan uji t (individual test). Kemudian untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi varibel dependen, peneliti menggunakan koefisien determinasi (R2). Semua hasil perhitungan akan didasarkan pada hasil perhitungan komputer dengan bantuan program SPSS. Adapun model matematis dari penelitian ini adalah:

Y= βo+ β1X1 ++ β2X2 + β3X3 + β4X4 + e Dimana:

Y = harga saham (variable terikat)


(56)

X1 = Return on Total Assets (ROA) sebagai variabel bebas X2 = Return on Equity (ROE) sebagai variabel bebas X3 = Earning Per Share (EPS) sebagai variabel bebas X4 = Economic Value Added (EVA) sebagai variabel bebas e = error ter

3.8.1 Uji Asumsi Klasik

Dalam mengestimasi menggunakan model regresi kuadran terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS), agar memenuhi criteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimated), ada beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi dalam penelitian ini, yaitu tidak adanya multikolinearitas, tidak adanya autokorelasi, tidak adanya heterokedastisitas, kenormalan data.

a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Dasar dalam pengambilan keputusan ini adalah jika 2-tailed > 0,05, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya.

b. Uji multikolinearitas

Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Salah satu untuk mengetahui ada/tidaknya multikolinearitas ini adalah dengan


(57)

menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari sepuluh dan nilai Tolerance (T) lebih dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 1, berarti tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih dari sepuluh dan nilai Tolerance (T) kurang dari 0,1 dan lebih dari 1, berarti terjadi multikolinearitas.

c. Uji autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem Autokorelasi yang menyebabkan model yang digunakan tidak layak dipakai. Untuk mendeteksi adanya Autokorelasi digunakan nilai Durbin Watson, adapun kriteria pengujiannya adalah (Setiaji,2004);

a. Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada Autokorelasi positif;

b. Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada Autokorelasi;

c. Jika nilai D-W diatas 2,5 sampai 4 berarti ada Autokorelasi negatif. d. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika residual satu pengamatan ke


(58)

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Kebalikannya jika residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Untuk menguji adanya heterokedastisitas digunakan uji Glejser. Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini adalah jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

3.8.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara uji signifikansi ( pengaruh nyata ) variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y) baik secara bersama-sama (serentak) maupun secara parsial (individual) akan dilakukan dengan uji statistik F (F-test) dan uji statistik t (t-test).

a. Analisis Korelasi Ganda (R)

Analisis Koefisien Ganda digunakan untuk mengetahui seberapa kuatkah pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Adapun menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi Ganda sebagai berikut:

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh 0,000 – 0,199 Sangat Lemah 0,200 – 0,399 Lemah

0,400 – 0,599 Sedang 0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat Kuat


(59)

b. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisis Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya persentase pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

c. ANOVA (Uji F)

ANOVA digunakan untuk mengetahui signifikansi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jika signifikan (nilai signifikansi di bawah 0,05) berarti variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Jika tidak signifikan (nilai signifikansi di atas 0,05) berarti variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

d. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Uji Koefisien Regresi Secara Parsial digunakan untuk mengetahui arah dan pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

Untuk mengetahui apakah variabel bebas secara terpisah berpengaruh secara signfikan atau tidak terhadap variabel terikat, dapat diketahui dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi di bawah 0,05 berarti variabel bebas secara terpisah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Jika nilai signifikansi di atas 0,05


(60)

berarti variabel bebas secara terpisah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Arah pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat dari nilai

t

hitung nya sebagai berikut:

• Jika

t

hitung bernilai positif artinya variabel bebas memiliki pengaruh

yang searah dengan variabel terikat, dengan kata lain apabila variabel bebas naik maka variabel terikat akan mengalami kenaikan.

• jika

t

hitung bernilai negatif artinya variabel bebas memiliki

pengaruh yang berlawanan arah dengan variabel terikat, artinya jika variabel bebas naik maka variabel terikat tidak akan mengalami kenaikan.

• Jika

t

hitung >

t

tabel artinya variabel bebas berpengaruh terhadap

variabel terikat.

• Jika

t

hitung <

t

tabel artinya variabel bebas tidak berpengaruh terhadap


(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan pengolahan data dengan peralatan statistik (SPSS), data ROA, ROE, EPS, EVA, dan harga saham perusahaan jasa terlebih dahulu di-log dengan menggunakan program excel untuk menghindari munculnya nilai exponensial pada output data.

Statistik deskriptif bertujuan untuk menjelaskan distribusi atau sebaran data dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Dapat disimpulkan deskriptif statistic dari data yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah telihat pada table 4.1 dibawah ini:

B e

r d a s a

Berdasarkan statistik deskriptif pada table 4.1 ditemukan bahwa jumlah data yang dimasukkan sebanyak 42 dengan nilai ROA, ROE, EPS,

Table 4.1 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

ROA 42 0.00 0.36 0.0721 0.01219 0.07901

ROE 42 0.00 1.01 0.1834 0.03718 0.24094

EPS 42 0.01 505.00 78.4469 20.89286 135.40122

EVA 42 -124+E06 896+E06 102.01+E06 31.269+E06 202.644+E06

SAHAM 42 1.14 950.00 283.5955 48.65190 315.30035

Valid N (listwise)


(62)

EVA, dan harga saham terendah yaitu 0.00; 0.00; 0.01; -124+E06; 1.14. dan nilai yang tertinggi yaitu 0.36; 1.01; 505.00; 896+E06; 950.00.

Rata-rata nilai ROA, ROE, EPS, EVA dan harga saham perusahaan jasa selama 3 tahun adalah 0.0721; 0.1834; 78.4469; 102.01+E06; 283.5955. nilai standart of mean variabel tersebut yaitu 0.01219; 0.03718; 20.89286; 31.269+E06; 48.65190.

Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata sampel. Dengan standar deviasi dari masing-masing variabel yaitu 0.07901; 0.24094; 135.40122; 202.644+E06; 315.30035. dari sebaran data diatas dapat dilihat kemungkinan distribusi datanya tidak normal, namun untuk mendapatkan kepastian dari sebaran datanya maka akan dilakukan uji normalitas data dengan kolmogorv smirnov.

4.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Dasar dalam pengambilan keputusan ini adalah jika 2-tailed > 0,05, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:


(63)

Pada table terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0.206, dan di atas nilai signifikan (0.05). Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Salah satu untuk mengetahui ada/tidaknya multikolinearitas ini adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari sepuluh dan nilai Tolerance (T) lebih dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 1, berarti tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih dari sepuluh dan nilai Tolerance

Table 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized residual

N 42

Normal Parametersa,,b Mean 92.8812

Std. Deviation

77.68961

Most Extreme Differences Absolute 0.165

Positive 0.165

Negative -0.144

Kolmogorov-Smirnov Z 1.066

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.206

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(64)

(T) kurang dari 0,1 dan lebih dari 1, berarti terjadi multikolinearitas. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut

H

Hasil analisis data digunakan semua nilai tolerance lebih besar dari 0,1 sedangkan nilai VIF kurang dari 10 . maka hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

4.2.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem Autokorelasi yang menyebabkan model yang digunakan tidak layak dipakai. Untuk mendeteksi adanya Autokorelasi digunakan nilai Durbin Watson.

Table 4.3 uji multikolinearitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF

1(Const ant)

268.361 72.179 3.718 .001

ROA -45.497 967.234 -0.011 -.047 .963 0.394 2.541

ROE 268.514 224.011 0.205 1.199 .238 0.789 1.267

EPS 0-.753 0.535 -0.323 -1.407 .168 0.438 2.284

EVA 0.278 0.252 0.179 1.102 .278 0.880 1.136


(65)

Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson berada diantar 1,5 sampai 2,5 yaitu sebesar 1.548 (table 4.4), hal ini menunjukkan tidak adanya masalah autokorelasi pada model regresi yang digunakan.

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Glejser. Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini adalah jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dari pengujian yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Table 4.4 uji autokorelasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .380a .145 .052 306.98405 1.548

a. Predictors: (Constant), EVA, ROA, ROE, EPS b. Dependent Variable: SAHAM


(66)

Hasil tampilan tabel di atas dengan jelas menunjukkan tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut (absUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkatannya kepercayaan 5%, jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas.

4.3 Pembuktian Hipotesis

Untuk membuktikan pengaruh EVA dan rasio profitabilitas perusahaan yang terdiri dari ROA, ROE, EPS terhadap harga saham perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka penelitian ini dilanjutkan dengan pengujian statistik untuk pembuktian hipotesis yang telah diangkat. Pengujian dilakukan dengan regresi linear berganda.

4.3.1 Koefisien Determinasi (R2)

Ketetapan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur berdasarkan Godness of fit-nya yaitu nilai R2 atau koefisien determinasi. Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

Tabel 4.5 uji heteroskedastisitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 247.864 41.488 5.974 0.000

ROA 376.081 555.958 0.169 0.676 0.503

ROE -39.528 128.760 -0.054 -0.307 0.761

EPS -0.494 0.308 -0.381 -1.606 0.117

EVA 0.009 0.145 0.011 0.065 0.948


(67)

menerangkan variasi variabel independen. Nilalinya adalah 0-1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan sangat terbatas terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik.

Pada variabel enter/removed terlihat bahwa variabel-variabel yang dimasukkan (entered) adalah EVA, ROA, ROE, EPS. Metode yang dipilih metode enter.

Hasil data analisis pada tabel diatas menunjukkan bahwa R = 0.386 berarti hubungan antara EVA, ROA,ROE, EPS terhadap harga saham sebesar 38%, artinya hubungannya tidak erat. Semakin besar R berarti hubungannya semakin erat. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada table dibawah ini:

Table 4.7 Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 EVA, ROA, ROE,

EPSa

. Enter

a. All requested variables entered.

Table 4.8 Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 0.380a 0.145 0.052 306.98405


(1)

NOPAT

Invested capital

WACC

Capital charge

EVA

5.599.791.719

223.611.574.490 0.027

5.162.931.685

436.860.043

140.015.000.000

582.475.000.000 0.113

65.820.000.000

74.195.000.000

949.183.033

5.198.899.004 0.174

906.830.436

42.352.597

13.651.096.893

124.716.106.933 0.097

12.097.462.373

1.553.634.520

227.852.970

1.125.689.760 0.164

184.613.120

43.239.850

2.984.251.212

13.322.664.991 0.1460

1.945.109.088

1.039.142.124

1.987.767.171

49.624.664.331 0.022

1.091.742.615

896.024.556

8.468.217.275

176.192.944.039 0.0242

3.996.127.625

4.472.089.650

47.991.335.857

138.140.254.008 123.06

17.007.435………..

0

17.595.000

3.217.390.000 0.00172

5.560.000

-124.597.000

1.349.793.000

7.570.866.000 0.161

1.225.305.000

124.488.000

62.081.914

397.531.942 0.105

41.740.854

20.341.060

18.823.779.983

183.316.513.110 0.071

13.015.472.430

5.808.307.553


(2)

Lampiran V daftar nilai ROA, ROE, EPS selama 3 tahun

Kode

Perusahaan

ROA ROE EPS

2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011

ABBA 0.006 0.004 0.006 0.01 0.016 0.024 0.35 1.20 1.47

ASGR 0.08 0.12 0.10 0.5 0.88 0.21 49.64 87.79 103.39

EMTK 0.05 0.17 0.10 0.08 0.11 0.17 51.49 83.83 118.08

FORU 0.02 0.09 0.04 0.06 0.03 0.11 14 21 28

FAST 0.17 0.16 0.15 0.28 0.24 0.27 408 447 505

GMCW 0.11 0.23 0.12 0.30 0.12 0.22 33.31 33.58 40.81

ICON 0.06 0.009 0.006 0.3 1.01 0.009 1.94 0.009 0.93

HOME 0.007 0.0014 0.007 0.012 0.0024 0.004 1.11 2.20 0.67

IDKM 0.007 0.0008 0.10 0.02 0.026 0.76 4.09 4.20 47.81

KBLV 0.02 0.002 0.0009 0.11 0.005 0.002 40 30 25

MNCN 0.05 0.009 0.12 0.09 0.15 0.18 28 54 80

PANR 0.016 0.012 0.12 0.05 0.048 0.028 4.78 5.34 12.77

PDES 0.017 0.017 0.032 0.02 0.032 0.065 5.61 6.16 12.39

SCMA 0.12 0.21 0.36 0.2 0.35 0.60 149.81 276.68 473.33

Lampiran VI

Daftar harga saham

Perusahaan

Harga saham

2009 2.010 2.011

ABBA 62 280 119

ASGR 315 690 1.140

EMTK 1.310 1.220 3.300

FORU 90 112 145

FAST 5.040 8.917 9.950

GMCW 860 860 860

ICON 470 470 450

HOME 18.522 100 117

IDKM 111 800 2.900

KBLV 722 950 580

MNCN 210 940 1.310

PANR 200 170 156

PDES 125 187 95


(3)

(4)

(5)

(6)

Lampiran VIII

Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40) Pr

0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884 2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712 3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453 4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318 5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343 6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763 7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529 8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079 9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681 10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370 11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470 12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963 13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198 14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739 15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283 16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615 17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577 18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048 19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940 20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181 21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715 22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499 23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496 24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678 25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019 26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500 27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103 28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816 29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624 30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518 31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490 32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531 33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634 34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793 35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005 36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262 37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563 38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903 39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279 40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) danLikuiditas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Pertambangan yang Terdaftar di BEI

2 112 89

Pengaruh Profitability Ratio dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2012

2 97 96

Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 67 80

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 70 117

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

2 74 84

Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added, dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Return Saham Perusahaan yang Terdaftar Di BEI.

0 41 97

Hubungan Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas Dengan Harga Saham Perusahaan Manakan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2 46 73

Pengaruh Economic Value Added Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 49 88

Analisa Hubungan Rasio Profitabilitas Dengan Economic Value Added Dalam Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI

1 26 99