Distribusi Suhu Pada Masing – Masing Tray

b. Lama pengeringan dengan menggunakan bahan bakar kayu bakar

Dari pengujian yang dilakukan, didapatlah berat kopra yang dikeringkan pada tiap tray alat pengering selama proses pengeringan berlangsung dengan menggunakan bahan bakar kayu bakar. Penurunan berat kopra tiap jamnya terlihat jelas pada tabel 5.2 di bawah ini. Tabel 5.2. Berat kopra tiap tray selama pengeringan berlangsung Waktu jam Tray 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1,90 1,77 1,68 1,58 1,48 1,36 1,26 1,16 1,05 0,95 2 1,90 1,78 1,68 1,58 1,48 1,37 1,26 1,16 1,05 0,95 3 1,91 1,78 1,68 1,59 1,49 1,37 1,26 1,16 1,05 0,95 Dari hasil ini dapat diambil lama waktu pengeringan kopra hingga mencapai nilai kadar air yang diperkirakan dengan menggunakan bahan bakar kayu bakar adalah 10 jam.

5.5.2 Distribusi Suhu Pada Masing – Masing Tray

Dari data – data di atas, maka distribusi suhu tiap tray selama proses pengeringan berlangsung untuk bahan bakar minyak tanahdan kayu bakar dapat dilihat pada gambar 5.1 dan 5.2 berikut ini. Dari grafik pada gambar 5.1, suhu yang terjadi selama proses pengeringan dengan bahan bakar minyak tanah berkisar antara 114,97 o C sampai 117,21 o C. Temperatur tertinggi selalu berada pada tray 1 dan yang terendah selalu pada tray 3. Waktu pengeringan untuk mengeringkan kopra pada pengujian ini adalah 8 jam. Dari grafik pada gambar 5.2, suhu yang terjadi selama proses pengeringan dengan bahan bakar kayu bakar berkisar antara 111,97 o C sampai 114,91 o C. Temperatur tertinggi selalu berada pada tray 1 dan yang terendah selalu pada tray 3. Waktu pengeringan untuk mengeringkan kopra pada pengujian ini adalah 10 jam. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.1. Grafik distribusi suhu tiap tray untuk bahan bakar minyak tanah Gambar 5.2. Grafik distribusi suhu tiap tray untuk bahan bakar kayu bakar 113 113,5 114 114,5 115 115,5 116 116,5 117 117,5 118 1 2 3 4 5 6 7 8 Tray 1 Tray 2 Tray 3 T em p era tu re o C Distribusi suhu tiap tray untuk bahan bakar minyak tanah Waktu jam j Waktu jam 109 109,5 110 110,5 111 111,5 112 112,5 113 113,5 114 114,5 115 115,5 116 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tray 1 Tray 2 Tray 3 T em p era tu re o C Distribusi suhu tiap tray untuk bahan bakar kayu bakar Waktu jam Universitas Sumatera Utara Gambar 5.3. Grafik distribusi suhu tiap trayminyak tanah vs kayu bakar Dari gambar grafik di atas, bahwa suhu yang terjadi dari bahan bakar minyak tanah selama proses pengeringan lebih tinggi dibandingkan dengan suhu yang terjadi dari pembakaran bahan bakar kayu bakar. Waktu pengeringan untuk mengeringkan kopra juga lebih cepat dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah dari pada menggunakan bahan bakar kayu bakar. Hal ini dipengaruhi oleh nilai kalor bakar yang lebih tinggi dimiliki oleh minyak tanah sehingga energi yang dilepaskan lebih banyak sekaligus mempercepat proses pemanasan dan pengeringan.

5.5.3 Kebutuhan Air Selama Proses Pengeringan

Dokumen yang terkait

Evaluasi Pengelolaan Hutan Rakyat di Desa Matiti, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan

1 57 72

Kajian Erosi Tanah pada Hutan Rakyat, Lahan Agroforestri, dan Lahan Pertanian Semusim di Desa Bingkawan Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

11 89 85

Kontribusi Pemanfaatan Hasil Hutan Rakyat terhadap Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus : Desa Salabulan, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara)

7 94 61

Manfaat Ekonomi Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat Di Sekitar Taman Nasional Batang Gadis (Studi Kasus: Desa Hutarimbaru dan Desa Tolang, Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal)

4 85 92

Identifikasi Dan Inventarisasi Pengelolaan Hutan Rakyat Di Kecamatan Biru-Biru

12 89 67

Evaluasi Pengelolaan Hutan Rakyat di Desa Matiti, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan

1 32 72

PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT OLEH KELOMPOK PEMILIK HUTAN RAKYAT DI DESA BANDAR DALAM KECAMATAN SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 7 76

Dinamika kelompok tani hutan dalam pengelolaan hutan rakyat: kasus pada kelompok tani hutan di Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor

3 14 70

Pengelolaan Hutan Rakyat dan Dinamika Kelompok Tani Hutan (Kasus pada Kelompok Tani Hutan di Desa Sidamulih, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis)

1 5 158

RESPONDENPETANI HUTAN RAKYAT ANALISIS FINANSIAL PERBANDINGAN USAHA HUTAN RAKYAT MONOKULTUR DENGAN USAHA HUTAN RAKYAT CAMPURAN (Studi Kasus di Desa Jaharun, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang) PENGENALAN TEMPAT

0 0 27