Perencanaan sudu turbin dan disk turbin

4.2. Perencanaan sudu turbin dan disk turbin

Menurut Lit.3 , hal. 249 untuk turbin dengan derajat reaksi Λ = 50 ditentukan bahwa : φ 1 = tan β 3 – tanβ 2 Perbandingan langsung β 3 = α 2 dan β 2 = α 3 dan diagram kecepatan akan menjadi simetris. Selanjutnya untuk multi stage c 3 = c 1 dalam ara h sebagai besarnya, α 1 = α 3 = β 2 dan sudu stator dan rotor memiliki sudut sisi masuk dan keluar yang sama. Gambar 4.4 50 Percent Reaction Design Untuk flow coefficient φ = 0,8 dan nilai optimum temperatur drop coefficient ψ yaitu dari 3 ke 5, sehingga besarnya sudut gas α adalah : Universitas Sumatera Utara ψ = 4 φ tan α 2 – 2 tan α 2 = φ 4 2 + Ψ = 8 , 4 2 3 × + = 1,5625 α 2 = 57,38º Kemudian untuk sudut putaran angin swirl angle , α 3 adalah : ψ = 4 φ tan α 2 + 2 tan α 3 = φ 4 2 − Ψ = 8 , 4 2 3 × − = 0,3125 α 3 = 17,35º Dari geometri diagram kecepatan diperoleh : Ca = Ca 2 = Ca 3 = U . φ = 350 × 0,8 = 280 ms Kecepatan gas absolut C 2 adalah : C 2 = V 3 = σ U = 8 , 350 = 437,5 ms Ca 1 = C 1 = C 3 = 3 3 cos α Ca = 35 17 cos 280 ° = 293,35 ms Dikarenakan α 3 = β 2 = 17,35º maka bentuk diagram kecepatan adalah simetrikal seperti gambar berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar. 4.5 Diagram kecepatan untuk derajat reaksi Maka dari gambar di atas dapat diperoleh data-data sebagai berikut: C 3 = V 2 = 293,35 ms V 3 = C 2 = 437,35 ms α 3 = β 2 = 17,35º α 2 = β 3 = 57,38º 3.2.1.1 Kondisi sudu tetap turbin tingkat I Gambar. 4.6 Diagram h–s untuk satu tingkat turbin Pada gambar 4.6 diatas ditunjukkan diagram sederhana untuk satu tingkat turbin Enthalpy Drop actual pada tingkat I menurut Lit. 8, hal 149 yaitu : Δha 1t = J g Cpg C C ⋅ ⋅ ⋅ − + ⋅ − 2 cos 2 1 2 2 2 2 2 α φ φ σ Universitas Sumatera Utara Dimana : σ = koefisien kecepatan sudu yaitu 0,7 – 0,8 dipakai 0,8 Cpg = panas spesifik gas = 1,148 kJkg K φ = flow coefficient = 0,8 dipakai J = mechanical equivalent in engineering units = 778,2 ft-lb Btu C 2 = 437,5 ms, atau =1435,43 fts α = 17,35º sehingga : Δha 1t = 2 , 778 2 , 32 148 , 1 2 35 , 17 cos 8 , 2 8 , 1 43 , 1435 8 , 43 , 1435 2 2 2 × × × × − + × −  = 33,225 BTU lb ≈ 77,28 kj kg Kondisi gas keluar sudu tetap tingkat I pada titik 2t adalah : h 2t = h 1t – Δha 1t dimana : h 1t = h 03 , dari tabel gas untuk T 03 = T 1t = 1050ºC = 1323,15 ºK h 1t = 1423,33 kj kg Pr 3 = Pr 1t = 353,9 maka : h 2t = 1423,33 – 77,28 = 1346,05 kjkg ≈ 578,68 BTU lb Dari tabel ideal properties untuk h 2t = 578,68 BTU lb diperoleh : T 2t = 1257,96 ºK = 984,96 K Pr 2t = 287,26 Universitas Sumatera Utara Maka tekanan pada titik 2t adalah : P 2t = t t t P 1 1 2 Pr Pr × Dimana : P 1t = P 03 = 9,77 bar = 141,70 psi P 2t = 7 , 141 9 , 353 287,26 × = 7,93 bar ≈ 115,01 psi Efisiensi isentropis turbin η s adalah 0,9. Untuk itu penurunan enthalpi isentropis Δhs 1t adalah : Δhs 1t = 9 , 1t ha ∆ = 9 , 28 , 77 = 85,87 kj kg Enthalpy isentropis gas keluar sudu tetap tingkat I adalah : h 2ts = h 1t – Δhs 1t = 1423,33 – 85,87 = 1337,48 kj kg ≈ 574,98 BTU lb Dari tabel ideal gas properties diperoleh untuk h 2ts = 574,98 BTU lb yaitu : Pr 2ts = 280,43 T 2ts = 1791,55 ºF ≈ 1250,68 ºK Volume spesifik gas keluar sudu tetap tingkat I ν 2t adalah : ν 2t = t t P T R 2 2 dimana : R = konstanta gas = 287 J kg K ν 2t = 5 10 93 , 7 96 , 1257 287 × × = 0,45 m 3 kg Universitas Sumatera Utara Kapasitas aliran gas Q 2t adalah : Q 2t = M t x V 2t Dimana : m t = massa campuran bahan bakar, m f + udara, m ac = 11,46 + 694,5 = 705,96 kg s maka : Q 2t = 705,96 × 0,45 = 317,68 m 3 s 4.2.2 Kondisi sudu gerak turbin tingkat I Tinggi sudu gerak dibuat lebih tinggi dari sudu tetap agar pancaran aliran gas yang keluar dari sudu tetap dapat ditampung oleh sudu gerak, karena pancaran gas tersebut menyebar ke arah sisi keluar. Enthalpy drop actual sudu gerak tingkat I adalah : Δha 2t = Δha 1t = 77,28 kj kg Sisi keluar sudu gerak tingkat I diberi notasi 3t sehingga enthalpi aktual sudu gerak tingkat I adalah : h 3t = h 2t – Δha 2t = 1346,07 – 77,28 = 1268,79 kj kg ≈ 545,45 BTU lb Dari tabel ideal properties untuk h 3t = 545,45 BTU lb diperoleh : T 3t = 1686,51 ºF = 1192,32 K Pr 3t = 230,57 psi Universitas Sumatera Utara Tekanan gas aktual keluar sudu gerak tingkat I adalah : P 3t = t t t P 2 2 3 Pr Pr × = 01 , 115 26 , 287 230,57 × = 92,31 psi ≈ 6,36 bar Enthalpi isentropis keluar sudu gerak tingkat I adalah : h 3ts = h 2ts - s t s h η 2 ∆ = 1337,48 - 9 , 87 , 85 = 1242,07 kj kg ≈ 533,97 BTU lb Dari tabel ideal gas properties diperoleh untuk h 3ts = 533,97 BTU lb : T 3ts = 1645,48 ºF = 1169,5 K Pr 3ts = 213,06 Volume spesifik gas keluar dari sudu gerak tingkat I adalah : ν 3t = R . t t P T 3 3 = 287 5 10 36 , 6 32 , 1192 × × = 0,54 m 3 kg Kapasitas aliran gas Q 3t adalah : Q 3t = mt . ν 3t = 705,96 × 0,54 = 381,21 kg s Universitas Sumatera Utara Jumlah tingkat stage turbin direncanakan adalah : Zt = t t t t h h h h 3 1 4 1 − − dimana : h 4t = h 04 Dari tabel ideal gas properties diperoleh untuk T 04 = 828,32 K ≈ 1031,31 ºF : h 04 = 853,17 kj kg maka : Zt = 79 , 1268 33 , 1423 17 , 853 33 , 1423 − − = 3,7 = 4 tingkat diambil Maka untuk turbin gas dengan derajat reaksi Λ = 0,5, penurunan entalpi enthalphy drop adalah sama pada sudu tetap dan sudu geraknya. Untuk kondisi setiap tingkatnya ditabulasikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.5. Kondisi tiap tingkat turbin Kondisi Gas Tingkat Turbin I II III IV ST SG ST SG ST SG ST SG M h kj kg 1423,33 1346,05 1268,79 1191,51 1114,23 1036,95 959,67 882,39 A Pr psi 353,9 287,26 230,57 182,78 142,86 109,86 82,93 61,26 S T K 1323,15 1257,96 1192,32 1126,15 1059,36 991,88 923,62 854,51 U P psi 141,7 115,01 92,31 73,57 57,5 44,22 33,38 24,66 K νm³ kg 0,39 0,45 0,54 0,64 0,77 0,93 1,15 1,44 Q m³ s 275,32 317,68 381,21 451,8 543,57 656,52 811,83 1016,55 K h kjkg 1346,05 1268,79 1191,51 1114,23 1036,95 959,67 882,39 805,11 E Pr psi 287,26 230,57 182,78 142,86 109,86 82,93 61,26 44,1 L T K 1257,96 1192,32 1126,15 1059,36 991,88 923,62 854,51 784,45 U P psi 115,01 92,31 73,57 57,5 44,22 33,38 24,66 17,75 A νm³kg 0,45 0,54 0,64 0,77 0,93 1,15 1,44 1,83 R Q m³s 317,68 381,21 451,8 543,57 656,52 811,83 1016,55 1291,87 Universitas Sumatera Utara 4.2.3 Ukuran-ukuran sudu turbin Dalam penentuan ukuran–ukuran sudu turbin, maka terlebih dahulu ditentukan besarnya kerapatan gas ρ pada sisi masuk dan keluar sudu, dimana : Pada titik 1 ρ 1 = 1 1 ν = 39 , 1 = 2,56 kg m 3 Luas Annulus : dimana : m t = massa udara mf + massa bahan bakar m ac = 694,5 + 11,44 = 705,96 kg s A 1 = 1 1 Ca m t ⋅ ρ = 35 , 293 56 , 2 96 , 705 × = 0,94 m 2 Untuk mengatasi akibat adanya boundary layers Lit. 6 hal. 451, 452, maka diambil harga–harga koreksi yaitu : Ka = 0,997 ; Kv = 0,983 maka luas annulus terkoreksi A 1t adalah : A 1t = Kv Ka A ⋅ 1 = 983 , 997 , 0,94 × = 0,959 m 2 Tinggi sudu notasi I dapat diperoleh dari persamaan : h 1 = Um N A t ⋅ 1 dimana : N = putaran kerja = 3000 rpm = 50 rps Um = kecepatan keliling sudu rata–rata = 350 ms h 1 = Um N A t ⋅ 1 = 350 50 0,959 × = 0,137 m Universitas Sumatera Utara Radius annulus rata–rata r m adalah : r m = N Um ⋅ π 2 = 50 2 350 × π = 1,115 m Ratio radius annulus r t r r adalah : r t r r = 2 2 h r h r m m − + =   −   + 2 0,137 115 , 1 2 0,137 115 , 1 = 1,131 Gambar 4.7 Axial flow turbin stage Pada titik 2 - ρ 2 = 1 1 ν = 44 , 1 = 2,22 kg m 3 - A 2 = 2 2 Ca m t ⋅ ρ = 280 22 , 2 94 , 705 × = 1,136 m 2 A 2t = Kv Ka A ⋅ 2 = 98 , 1,136 = 1,159 m 2 - h 2 = Um N A t ⋅ 2 = 350 50 1,159 × = 0,166 m Universitas Sumatera Utara - r t r r =   −   + 2 0,166 115 , 1 2 0,166 115 , 1 = 1,161 Pada titik 3 - ρ 3 = 3 1 ν = 54 , 1 = 1,852 kg m 3 - A 3 = 3 3 Ca m t ⋅ ρ = 280 1,852 94 , 705 × = 1,361 m 2 A 3t = Kv Ka A ⋅ 3 = 98 , 1,361 = 1,389 m 2 - h 3 = Um N A t ⋅ 3 = 350 50 1,389 × = 0,198 m - r t r r =   −   + 2 0,198 115 , 1 2 0,198 115 , 1 = 1,195 Untuk turbin ini kita peroleh tinggi sudu tetap tingkat I h NI yaitu : h NI = 2 1 h 1 + h 2 = 2 1 0,137 + 0,166 = 0,152 m = 15,2 cm Radius puncak tip radius, r t adalah : r t = 1,115 +     2 NI h = 1,115 +   2 0,152 = 1,191 m Radius dasar root radius, r r adalah : r r = 1,115 -     2 NI h = 1,115 -   2 0,152 = 1,039 m Universitas Sumatera Utara Tinggi sudu gerak tingkat I h RI adalah : h RI = 2 1 h 2 + h 3 = 2 1 0,166 + 0,198 = 0,182 m = 18,2 cm Radius puncak tip radius, r t adalah : r t = 1,115 +     2 RI h = 1,115 +   2 0,182 = 1,206 m Radius dasar root radius, r r adalah : r r = 1,115 -     2 RI h = 1,115 -   2 0,182 = 1,024 m Aspect ratio hc Aspect ratio merupakan perbandingan antara tinggi sudu dengan panjang chord. Menurut lit. 3 hal. 296 bahwa nilai hc yang baik digunakan adalah berada diantara 3 dan 4. Maka dalam perencanaan ini dipakai hc = 3 C NI = 3 NI h = 3 152 , = 0,051 m = 5,1 cm C RI = 3 RI h = 3 182 , = 0,061 m = 6,1 cm Universitas Sumatera Utara Pitchchord ratio sc Gambar 4.8 Nilai ‘optimum’ pitchchord ratio Dari grafik optimum pitch chord ratio , untuk α 2 = 57,38º dan α 3 = 17,35º diperoleh nilai sc = 0,9 dimana : s = space atau pitch antar sudu Untuk sudu tetap dan sudu gerak tingkat I besarnya ”s” adalah : S NI = 0,9 . C NI = 0,9 ×0,051 = 0,046 m = 4,6 cm S RI = 0,9 . C RI = 0,9 ×0,061 = 0,055 m = 5,5 cm Menurut Lit. 3 hal. 285, dalam menggambarkan sudu ditetapkan harga–harga sebagai berikut : W = Width lebar sudu min h3. Untuk tip dan root dipakai h3 dan h25 tc = 0,1 sd 0,2. Untuk tip dan root dipakai t t = 0,25 dan t r =0,12 LER = Leading Edge Radius = 0,12 . t TER = Trailing Edge Radius = 0,06 . t Universitas Sumatera Utara CLL = Camber Line Length max = 0,4 . c i = Angle of incidence = 5º Gambar 4.9 Profil sudu turbin gas dan T6 aerofoil section Hasil selengkapnya dari ρ 1 , A, A t , r t r r dan h untuk setiap bagian dari turbin lihat gambar 4.1.7 , ditabelkan sebagai berikut : Tabel 4.6. Ukuran–ukuran sudu turbin Bagian Notasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ρ kg m³ 2,56 2,22 1,852 1,563 1,299 1,075 0,87 0,695 0,547 A m² 0,94 1,136 1,362 1,613 1,941 2,345 2,898 3,628 4,609 At m² 0,959 1,159 1,390 1,645 1,981 2,39 2,957 3,702 4,703 r r r t 1,131 1,161 1,396 1,237 1,291 1,362 1,468 1,622 1,863 h m 0,137 0,166 0,199 0,236 0,283 0,342 0,529 0,529 0,672 Universitas Sumatera Utara Dengan demikian dapat pula ditabelkan ukuran–ukuran sudu turbin keseluruhan sebagai berikut : Tabel 4.7. Ukuran–ukuran utama sudu turbin Tingkat Turbin Satuan ukuran I II III IV ST SG ST SG ST SG ST SG h m 0,152 0,183 0,218 0,260 0,313 0,383 0,476 0,601 r t m 1,191 1,206 1,224 1,245 1,272 1,307 1,353 1,416 r r m 1,039 1,024 1,006 1,985 0,959 0,924 0,877 0,815 c m 0,051 0,061 0,073 0,087 0,104 0,128 0,159 0,201 S m 0,046 0,055 0,066 0,079 0,094 0,116 0,143 0,181 ht m 0,051 0,061 0,073 0,087 0,104 0,128 0,159 0,201 Wt m 0,061 0,073 0,087 0,104 0,125 0,153 0,191 0,241 Wr m 0,006 0,007 0,009 0,011 0,013 0,016 0,019 0,024 t t m 0,013 0,015 0,018 0,022 0,026 0,032 0,040 0,051 t r m 0,005 0,006 0,007 0,008 0,01 0,013 0,016 0,02 LER m 0,0016 0,0018 0,0022 0,0027 0,003 0,004 0,005 0,006 TER m 0,001 0,001 0,0011 0,0013 0,0016 0,0019 0,0024 0,0031 CLL m 0,021 0,025 0,029 0,035 0,041 0,051 0,064 0,081 Berat Sudu Tiap Tingkat Sudu Turbin Berat Sudu = Volume sudu × Berat jenis material sudu atau, Gs = Vs × γ Volume sudu = Tinggi sudu × Tebal sudu × chord atau, Vs = h × t s × c Perhitungan volume sudu tingkat I yaitu : Vs = h 1 × t s1 × c 1 = 18,3 × 1,1 × 6,1 = 122,8 cm 3 ≈ 123 cm 3 Universitas Sumatera Utara berat jenis sudu tingkat I γ = 0,025 kgf cm 3 dipakai maka berat per_sudu gerak Tingkat I adalah : Gs = 123 × 0,025 = 3,1 kg Jumlah sudu gerak tingkat I dari hasil survey adalah Z 1 = 88 buah. Sehingga berat tingkat I sudu gerak adalah : 3,1 ×88 = 273 kg Dari data survey lapangan, berat stage tingkat I + ring adalah 2688 kg. Sehingga berat disc turbin tingkat I adalah : 2688 – 273 = 2415 Kg. Diameter disc turbin tingkat I adalah jari–jari dasar turbin r r dikali dua D d1 = 2 × 1,024 = 2,05 cm Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey lapangan dan perhitungan, diperoleh berat sudu dan disc turbin pada tabel sebagai berkut : Tabel 4.8. Berat tingkat stage turbin Satuan Tingkat stage Ukuran I II III IV Z 88 89 62 44 V cm³ 123 385 1177 4530 γ kg cm³ 0,025 0,02 0,017 0,0076 Gs kg 3,1 7,7 20 34,43 Gs tot kg 273 685 1241 1515 D d cm 205 197 185 163 G stage kg 2688 3065 3560 3346 G d kg 2415 2380 2319 1831 Universitas Sumatera Utara

4.3 Perencanaan Poros Penghubung Central Hollow Shaft