Perencanaan Bagian Kompresor PERENCANAAN TURBIN

BAB IV PERENCANAAN TURBIN

4.1. Perencanaan Bagian Kompresor

Adapun perencanaan perancangan bagian–bagian utama dalam unit kompresor yang akan dibahas meliputi : 1. Jumlah Tingkat Kompresor 2. Sudu Kompresor 3. Poros Utama Tie Rod 4. Disk Kompresor. 4.1.1. Jumlah Tingkat Kompresor Menurut Lit.3 hal. 182 bahwa kenaikan temperatur seluruh tingkat adalah selisih antara temperatur udara keluar dengan temperatur udara masuk kompresor. Sedangkan banyaknya jumlah tingkat kompresor dinyatakan sebagai perbandingan antara kenaikan temperatur seluruh tingkat dengan kenaikan temperatur setiap tingkatnya. Dari diagram h–s dapat dilihat kenaikan temperatur untuk seluruh tingkat kompresor yaitu : ΔTα = T 02 – T 01 Sedangkan kenaikan temperatur untuk setiap tingkatnya menurut Lit.3 hal 166 yaitu ΔTα = p a C C U tan tan . . 2 1 β β λ − Dimana : λ = Faktor kerja setiap tingkat, besarnya antara 0,80 s d 0,98 = 0,80 dipakai Universitas Sumatera Utara U = Kecepatan keliling sudut rata–rata ms β 1 = Sudut kecepatan masuk aksial β 2 = Sudut kecepatan keluar aksial Kerapatan udara pada titik 1 dan 2 dari diagram h–s adalah : ρ 1 = 01 01 .T R P air Dimana, R air = 0,287 kj kg K ρ 1 = 61 , 301 287 , 10 993 , 2 × × = 1,147 kg m 3 ρ 2 = 27 , 627 287 , 10 97 , 9 2 × × = 5,538 kg m 3 maka jari–jari puncak kompresor adalah : rt 2 =             − 2 1 1 . . t r a ac r r C m ρ π Dimana : t r r r = Perbandingan dasar dan puncak sudu = 0,4 s d 0,6 ........Lit.3 hal 180 r t 2 =             − × × 2 1 150 147 , 1 45 , 695 t r r r π Universitas Sumatera Utara r t 2 =             − 2 1 287 , 1 t r r r Kecepatan relatif sudu U t direlasikan pada r t oleh persamaan U t = 2 π.r t .N dan karena itu nilai untuk U t = 350 ms sehingga diperoleh besarnya putaran poros rotor adalah : N = t t r U . 2 π = t r ⋅ π 2 350 Kisaran nilai r t dan N terlihat pada tabel dibawah ini. Perhitungan harga r t dan N dilakukan dengan memasukkan harga–harga r r r t yaitu : Tabel 4.1. Perbandingan dasar dan puncak sudu r r r t m r t s rev N 0,40 1,237 45,02 0,45 1,270 43,87 0,50 1,309 42,43 0,55 1,358 41,04 0,60 1,418 39,30 Berdasarkan data yang telah diperoleh diatas, nilai yang mendekati putaran poros 3000 rpm = 50 rev s adalah pada data t r r r = 0,40. Untuk itu dapat diperoleh jari–jari tengah sudu rata–rata r m yaitu : r m = 2 t r r r + = 2 237 , 1 495 , + = 0,866 m Universitas Sumatera Utara Kecepatan keliling sudu rata–rata U adalah : U = 2π x r m x N = 50 866 , 2 × × π = 271,93 m s Sudut kecepatan masuk aksial udara pada tingkat pertama menurut Lit 3, hal. 183 adalah : tan β 1 = Ca U = 150 93 , 271 = 1,813 β 1 = 61,12 º Kecepatan relatif udara masuk V 1 adalah : V 1 = 1 cos β Ca = ° 12 , 61 cos 150 = 310,57 m s Agar estimasi kemungkinan defleksi maksimum dalam rotor diaplikasikan kriteria de Haller, V 2 V 1 ≤ 0,72 atas dasar nilai minimum yang diperbolehkan. Untuk itu, V 2 = V 1 × 0,72 V 2 = 310,57 × 0,72 = 223,61 m s Sudut kecepatan aksial keluar adalah : cos β 2 = V2 Ca = 223,61 150 = 47,87 º Untuk itu kenaikan temperatur setiap tingkatnya adalah : ΔT os = Cp tan β n β λ.U.Ca.ta 2 1 − = 3 10 005 , 1 87 , 47 tan 12 , 61 tan 150 93 , 271 8 , × ° − ° × × = 22,97 K Universitas Sumatera Utara Jumlah tingkat kompresor yang dibutuhkan adalah : Z k = os α T T ∆ ∆ = os 1 02 T T - T ∆ = 97 , 22 290,42 - 627,27 = 15,66 Sepertinya dari data diatas kompresor akan membutuhkan 15 atau 16 tingkat dan dalam beberapa pengaruh dari faktor kerja work_down factor, pada perancangan ini dipilih 16 tingkat. Dengan 16 tingkat dan kenaikan temperatur keseluruhan sebesar 336,85 K, rata-rata kenaikan temperatur adalah 20,05 K per tingkat kompresor. Hal tersebut adalah normal dirancang untuk mengurangi kenaikan temperatur di awal dan di akhir tingkat. Sedangkan perbedaan tekanan untuk setiap tingkatnya adalah : Δp = n p r 1 = 10,04 116 = 1,1550 Bar Volume spesifik tiap tingkat v adalah : v = ρ 1 = 147 , 1 1 = 0,872 m 3 kg Universitas Sumatera Utara Untuk selanjutnya dihitung besarnya tekanan dan temperatur setiap tingkat sebagai berikut : Tingkat I : Tingkat II : Masuk Kompresor : Keluar Kompresor : P = 1 Bar P = 1,155 ×1 = 1,155 Bar T = 303.15 K T = 303,15 + 20 = 323,15 K Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Kondisi udara tiap tingkat kompresor Tingkat Udara Masuk Udara Keluar v ρ P Bar T K P Bar T K m³ kg kg m³ I 1,000 303,15 1,155 323,15 0,872 1,147 II 1,155 323,15 1,334 344,32 0,741 1,350 III 1,334 344,32 1,541 365,49 0,681 1,469 IV 1,541 365,49 1,780 386,66 0,624 1,604 V 1,780 386,66 2,055 407,83 0,569 1,756 VI 2,055 407,83 2,374 429 0,518 1,928 VII 2,374 429 2,742 450,17 0,471 2,122 VIII 2,742 450,17 3,167 471,34 0,427 2,341 IX 3,167 471,34 3,658 492,51 0,386 2,587 X 3,658 492,51 4,225 513,68 0,349 2,866 XI 4,225 513,68 4,880 534,85 0,315 3.179 XII 4,880 534,85 5,636 556,02 0,283 3,532 XIII 5,636 556,02 6,510 577,19 0,255 3,930 XIV 6,510 577,19 7,519 598,36 0,228 4,378 XV 7,519 598,36 8,684 619,53 0,205 4,884 XVI 8,684 619,53 10,030 639,53 0,180 5,569 Universitas Sumatera Utara 4.1.2. Poros Utama Fungsi dari poros utama tie rod adalah sebagai pengikat disk kompresor, poros penghubung dan disk turbin menjadi satu. Bahan poros direncanakan adalah Stainless Steels AISI 440 C Hardened and Tempered condition, Lit. 4 hal. 85 dengan kekuatan tarik σ B = 285 kpsi = 200,355 kg mm 2 . Untuk pemakaian umum pada poros menurut Lit.5 hal. 8 bahwa tegangan geser yang diizinkan τ a kg mm 2 untuk bahan poros dapat dihitung dengan rumus : τ a = 2 1 Sf Sf B × σ dimana : Sf 1 = Safety factor untuk batas kelelahan puntir sebesar 18 dari kekuatan tarik σ B , maka diambil sebesar 10,18 =5,6 Sf 2 = Safety factor karna pengaruh konsentrasi tegangan yang cukup besar serta pengaruh kekasaran permukaan dengan harga sebesar 1,3 sampai 3,0 2,50 diambil Maka tegangan geser yang diizinkan adalah : τ a = 15 , 2 6 , 5 335 , 200 × = 166,4 kg mm 2 Momen torsi yang terjadi pada poros adalah : Mp = 9,74 x 10 5 × N Nt dimana : Nt = Daya yang harus dibangkitkan oleh turbin = 350168,99 KW N = Putaran poros = 3000 rpm Universitas Sumatera Utara Untuk itu, Mp = 9,74 × 10 5 × 3000 350168,99 = 113688198,8 kgmm 2 = 1,137 . 10 8 kgmm 2 Maka dapat dihitung diameter poros menurut Lit. 5 hal. 8 yaitu : d S = 3 1 1 , 5       ⋅ ⋅ ⋅ T Cb Kt a τ atau, d S = 3 8 10 . 137 , 1 2 , 1 , 1 64 , 16 1 , 5 × × × = 347,2 ≈ 355 mm diambil sesuai dengan tabel 4.1.3. Sudu Kompresor Setelah menentukan distribusi sudut udara yang akan dibutuhkan oleh tingkat kerja work stage, kini saatnya dibutuhkan penjabaran ke dalam distribusi sudut sudu, dimana berasal dari ketelitian mengukur susunan sudu yang akan ditentukan. Dalam perencanaannya akan dihitung dimensi utama sudu kompresor serta faktor–faktor yang mempengaruhinya. 1. Perhitungan Annulus Kompresor Massa aliran dalam annulus adalah tetap konstan. Luas annulus pada sisi masuk kompresor atau tingkat I A I adalah : A I = Ca m . ρ Dimana : m = M ac = massa aliran udara = 694,5 kg s Universitas Sumatera Utara sehingga : A I = .Ca ρ m 1 = 150 147 , 1 694,5 × = 4,04 m 2 dan luas annulus sisi keluar kompresor atau tingkat 16 A 16 adalah : A 16 = .Ca ρ m 2 = 150 569 , 5 694,5 × = 0,83 m 2 Mengacu pada data dari tabel 4.1 diperoleh hubungan puncak dan dasar sudu     t r r r = 0,40 dengan r t = 1,237 m, maka : t r r r = 0,40 maka diperoleh radius dasar sudu yaitu : r r = 1,237 × 0,40 = 0,495 m Jari-jari rata-rata annulus r m adalah : r m = 2 t r r r + = 2 1,237 495 , + = 0,866 m Universitas Sumatera Utara 2. Tinggi sudu gerak kompresor tingkat I h 1 adalah : h 1 = m r A . 2 1 π = 866 , 2 04 , 4 × π = 0,743 m 3. Jari–jari puncak r t dan dasar r r sudu gerak tingkat I : r t = r m +     2 1 h = 0,866 +   2 0,743 = 1,238 m r r = r m -     2 1 h = 0,866 -   2 0,743 = 0,494 m 4. Tinggi sudu gerak kompresor tingkat 16 h 16 adalah : h 16 = m r A . 2 16 π = 0,866 2 83 , × π = 0,153 m 5. Jari–jari puncak r t dan dasar r r sudu gerak tingkat 16 adalah : r t = r m +     2 1 h = 0,866 +   2 153 , = 0,943 m Universitas Sumatera Utara r r = r m -     2 1 h = 0,866 -   2 153 , = 0,790 m 6. Perancangan sudu Blade Design Sudu kompresor terdiri dari dua bagian yaitu : a Sudu Gerak moving blade b Sudu Tetap guide Blade Agar loses pada sudu gerak adalah sama dengan loses pada sudu tetap maka direncanakan derajat reaksinya sebesar 50. Hal tersebut dimaksudkan agar bentuk konstruksi sudunya akan sama pada tingkat yang sama. Dari data yang telah diperoleh sebelumnya yaitu : α 1 = β 2 = 47,87º α 2 = β 1 = 61,12º sehingga air deflection ε diperoleh : ε = β 1 - β 2 = 61,12º - 47,87º = 13,25º Dari Lit. 3, grafik 5.26 hal. 204 kurva desain defleksi yaitu untuk β 2 = 47,87º dan ε = 13,25º diperoleh c s = 0,98. s = pitch dan c = chord Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik hubungan sc 7. Direncanakan Aspect Ratio, hc = 3. Maka selanjutnya jarak pitch dan Chord untuk setiap tingkat sudu dapat diperoleh yaitu : c = 3 h Dari persamaan di atas dapat dicari untuk tingkat 1 dan 16 yaitu : c 1 = 3 1 h = 3 743 , = 0,248 m s 1 = 0,98 . c 1 = 0,98 × 0,248 = 0,243 m dan, c 16 = 3 16 h = 3 153 , = 0,051 m s 16 = 0,98 × c 16 = 0,98 × 0,051 = 0,05 m Universitas Sumatera Utara 8. Tebal sudu t Pada perencanaan ini, direncanakan tebal sudu maksimum adalah 10 chord. Jadi tebal sudu gerak tingkat 1 dan 16 dari kompresor adalah : t 1 = 10 . c 1 = 0,10 × 0,248 = 0,025 m t 16 = 10 . c 2 = 0,10 × 0,051 = 0,005 m 9. Berat sudu Ws Ws = volume sudu Vs × berat jenis sudu γ material dimana, Vs = h . c . t γ = 7,6 x 10 -3 kg m 3 maka perhitungan volume sudu tingkat 1 dan 16 adalah : Vs 1 = h 1 . c 1 . t 1 = 0,743 × 0,248 × 0,025 = 4,607 × 10 -3 m 3 = 4607 cm 3 Vs 16 = h 16 . c 16 . t 16 = 0,153 × 0,051 × 0,005 = 3,902 × 10 -5 m 3 = 39,02 cm 3 dengan diperolehnya perhitungan tebal sudu, maka perhitungan untuk berat sudu adalah : Ws 1 = Vs 1 × γ = 4607 × 7,6 x 10 -3 = 35 kg Ws 16 = Vs 16 × γ = 39,02 × 7,6 x 10 -3 = 0,3 kg Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil data perhitungan dan data dari hasil survey, maka ukuran– ukuran utama kompresor adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Ukuran–ukuran utama kompresor Tingkat Jumlah Annulus Volume Berat Tinggi Tebal Pitch Chord Z A cm² V cm³ W kg h cm T cm S cm ccm I 29 404 4607 35 74,3 2,5 24,3 24,8 II 33 343 2783 21,2 63,1 2,1 20,6 21 III 37 315 2123 16,1 57,9 1,9 18,9 19,3 IV 41 289 1695 12,9 53,2 1,8 17,4 17,7 V 43 264 1257 9,6 48,5 1,6 15,9 16,2 VI 43 240 972 7,4 44,1 1,5 14,4 14,7 VII 43 218 752 5,7 40,1 1,4 13,1 13,4 VIII 53 198 529 4,0 36,4 1,2 11,9 12,1 IX 53 179 398 3,0 32,9 1,1 10,8 11 X 53 162 295 2,3 29,8 1,0 9,7 9,9 XI 65 146 218 1,7 26,9 0,9 8,8 9 XII 65 131 156 1,2 24,1 0,8 7,9 8,1 XIII 65 118 109 0,8 21,7 0,7 7,1 7,2 XIV 79 106 89 0,7 19,5 0,7 6,4 6,5 XV 79 95 61 0,5 17,5 0,6 5,7 5,8 XVI 79 83 39 0,3 15,3 0,5 5,0 5,1 Universitas Sumatera Utara 10. Perhitungan performa tingkat kompresor Gambar 4.2 Profil sudu aerofoil Gaya axial per unit panjang pada tiap sudu adalah Δp dan dari pertimbangan momentum, aksi gaya sepanjang cascade per unit panjang adalah : F = s . ρ . Va 2 × perubahan komponen kecepatan sepanjang cascade F = s . ρ . Va 2 × tan α 1 – tanα 2 ...Lit.3 hal 209 Dimana : Va = Ca = kecepatan axial = 150 ms ρ = 1,147 kgm 3 α 1 = 47,87º α 2 = 61,12º S = Blade pitch = Δp . s = 1,155 × 0,243 = 0,28 untuk itu, F = 0,28 × 1,147 × 150 2 tan 61,12º – tan 47,87º = 5112 kg Universitas Sumatera Utara Koefisien C L dan C Dp didasarkan pada vektor kecepatan rata–rata Vm dibagi oleh segitiga kecepatan. Maka, Vm = Va . sec α m dimana α m adalah : tan α m = 2 1 tan α 1 + tan α 2 = 2 1 tan 47,87º + tan 61,12º tan α m = 1,459 α m = 55,59º untuk itu, Vm = Va . sec α m = 150 . sec 55,59º = 265,44 ms Jika D dan L adalah gaya angkat tarikan dan gaya dorong sudu, dan tegak lurus terhadap arah vektor kecepatan rata–rata maka : D = 2 1 ρ .Vm 2 .c .C Dp ...Lit.3, hal. 209 atau, D = F .sin α m – s . Δp .cos α m = 5112 .sin 55,59º – 0,28 cos 55,59º = 4217,3 kg Universitas Sumatera Utara sehingga, C Dp = 2 Vm c ρ 2 1 D × × × = 2 44 , 265 248 , 147 , 1 5 , 4217,3 × × × = 0,42 Merubah ketegaklurusan terhadap vektor rata–rata L = 2 1 ρ .Vm 2 .c .C L atau, L = F .cos α m + s .Δp .sin α m = 5112 .cos 55,59º + 0,28 .sin 55,59º = 2889 kg Sehingga diperoleh koefisien gaya dorong lift forces coefficient, C L yaitu : C L = 2 2 1 Vm c L × × × ρ C L = 2 44 , 265 248 , 147 , 1 2 1 2889 × × × = 0,29 Universitas Sumatera Utara 4.1.4. Disk Kompresor Disk kompresor merupakan piringan tempat menanam cakar sudu. Diameter disk merupakan diameter dasar sudu pada tiap–tiap tingkat dengan ketebalan disk dibuat sama dengan jumlah tingkat kompresor. Disamping fungsinya sebagai tempat kedudukan sudu–sudu, disk kompresor juga berfungsi sebagai rotor. Adapun tampilan disk kompresor terlihat pada gambar sebagai berikut : Ket : Compressor : 16 Stage A. Front Hollow Shaft Turbin : 4 Stage B. Central Hollow Shaft C. Rear Hollow Shaft D. Central Tie Bolt E. Disk Gambar 4.3 Penampang konstruksi turbin gas 1. Diameter Disk Kompresor Dari gambar diatas untuk disk kompresor dapat dihitung besar diameternya sebagai berikut : D dK = 2 × r r dimana : r r adalah root radius atau jari–jari dasar sudu kompresor Dengan demikian dapat dihitung diameter disk kompresor tingkat 1 dan 16 yaitu: D dK 1 = 2 × r r D dK 1 = 2 × 0,495 = 0,99 m ≈ 99 cm Universitas Sumatera Utara dan, D dK 16 = 2 × r r = 2 × 0,79 = 1,58 m ≈ 158 cm 2. Berat Disk Kompresor Berat disk kompresor adalah berat sudu kompresor setiap tingkat dikurang dengan berat total sudu setiap tingkatnya atau ; W dK = W stn - W skn dmana : W stn = Berat sudu kompresor tingkat n W skn = Berat total sudu kompresor tingkat n Pada gambar 4.3 diatas, untuk sudu tingkat I langsung dijoint dengan front hollow shaft. Dari data survey di lapangan diperoleh berat total front hollow shaft tersebut Wst 1 = 4273 kg. Sehingga berat untuk disk front hollow shaft adalah : W dK = W st 1 - W sk 1 = 4273 – 1015 = 3258 kg Universitas Sumatera Utara Hasil dari disk kompresor selengkapnya ditabelkan pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.4 Berat dan diameter disk kompresor Compressor Compressor Dia. Disk Berat Disk Stage Wheel cm kg I 4273 99 3250 II 1584 110 885 III 1388 115 792 IV 1311 120 782 V 1401 125 988 VI 1124 129 806 VII 1135 133 890 VIII 905 137 693 IX 902 140 743 X 1051 143 929 XI 719 146 608 XII 719 149 641 XIII 690 152 638 XIV 599 154 544 XV 597 156 557 XVI 599 158 557 Universitas Sumatera Utara

4.2. Perencanaan sudu turbin dan disk turbin