Sejarah Provinsi Sumatera Utara Lambang Provinsi Sumatera Utara

sebagian lagi berada pada daerah ketinggian yang suhunya minimalnya bisa mencapai 23,7 C. Sebagaimana provinsi lainnya di Indonesia, provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan September dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret. Diantara kedua musim itu diselingi oleh musim pancaroba.

3.2 Sejarah Provinsi Sumatera Utara

Sumatera Utara berdiri pada tanggal 15 April 1948 dengan wilayah mencakup tiga keresidenan, yaitu Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Pada saat itu ibukota dari Sumatera Utara adalah Kutaraja yang sekarang menjadi banda Aceh, dan dikepalai oleh seorang gubernur. Gubernur Sumatera Utara yang pertama adalah Mr. S.M. Amin. Awal tahun 1949 diadakan reorganisasi pemerintahan di Sumatera. Dengan keputusan Pemerintah Darurat RI tanggal 17 mei 1949 Nomor 22PemPDRI yang mengatakan bahwa jabatan gubernur Sumatera Utara dtiadakan, selanjutnya dengan ketetapan pemerintah Darurat RI tanggal 17 Desember 1949 di bentuk provinsi Aceh dan provinsi Tapanuli atau Sumatera Timur yang kemudian dengan peraturan pemerintah pengganti undang-undang nomor 5 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan ini dujabut dan kembali dibentuk provinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara Tanggal 7 Desember 1956 di dalam undang-undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonomi provinsi Aceh dan perubahan peraturan pembentukan provinsi Sumatera Utara yang artinya wilayah Sumatera Utara dikurangi dengan bagian-bagian yang terbentuk sebagai daerah otonomi provinsi Aceh.

3.3 Lambang Provinsi Sumatera Utara

Gambar 3.1 Makna lambang provinsi Sumatera Utara di atas adalah : 1. Kepalan tangan yang diacungkan ke atas dengan menggenggam rantai beserta perisainya melambangkan kebulatan tekad perjuangan rakyat provinsi Sumatera Utara melawan imperialism atau kolonialisme, feodalisme dan komunisme. Universitas Sumatera Utara 2. Batang bersudut lima, perisai dan rantai melambangkan kesatuan masyarakat di dalam membela dan mempertahankan pancasila. 3. Pabrik, pelabuhan, pohon karet, pohon sawit, daun tembakau, ikan, daun padi, dan tulisan “Sumatera Utara” melambangkan daerah yang indah permai masyhur dengan kekayaan alamnya yang berlimpah-limpah. 4. Tujuh belas kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba, dan empat puluh lima butir padi menggambarkan tanggal bulan dan tahun kemerdekaan. Dimana ketiga-tiganya ini berikut tongkat dibawah kepalan tangan melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan kebesaran bangsa, patriotism, pencinta, keadaan, dan pembela keadilan. 5. Bukit barisan yang berpuncak lima melambangkan tata kemasyarakatan yang berkepribadian luhur, bersemangat persatuan kegotongroyongan yang dinamis.

3.4 Visi dan Misi Provinsi Sumatera Utara