Kategori Pengukuran Pengetahuan dan Sikap Rokok

2.3 Kategori Pengukuran Pengetahuan dan Sikap

Menurut Arikunto dalam Budiman dan Riyanto 2013, tingkat pengetahuan dan sikap responden dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: baik, cukup, dan kurang. Hasilnya dapat didapat berdasarkan penilaian berikut ini: Nilai = Jumlah skor akhir responden Jumlah skor maksimum × Dengan perincian : a. Kategori baik apabila responden mempunyai nilai ≥ 75 b. Kategori cukup apabila responden mempunyai nilai 56-74 c. Kategori kurang apabila responden mempunyai nilai ≤ 55

2.3 Perilaku

Perilaku berdasarkan KBBI, berarti tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Skiner 1938 seorang ahli psikologi, menyatakan perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Teori Skiner ini disebut juga teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respon. Perilaku diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan respon perilaku terhadap stimulus, yaitu: a. Perilaku tertutup covert behavior Reaksi stimulus masih dalam batas perhatian, persepsi, pengetahuan, dan sikap, dan belum dapat diamati jelas oleh orang lain. b. Perilaku terbuka overt behavior Reaksi stimulus dalam bentuk tindakan nyata, berupa tindakan atau praktik. Perilaku ini sudah dapat dilihat oleh orang lain. Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku

Berdasarkan tim kerja WHO, penyebab seseorang berperilaku disebabkan adanya 4 hal pokok, yaitu : Pemikiran dan perasaan, orang penting sebagai referensi, sumber daya, dan kebudayaan. a. Pemikiran dan perasaan thoughts and feeling 1. Pengetahuan 2. Kepercayaan, sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek 3. Sikap b. Orang penting sebagai referensi personal reference Perilaku orang, terutama anak kecil banyak dipengaruhi orang yang dianggap penting. Contohnya : Guru, pemuka agama, kepala desa, dan sebagainya. c. Sumber-sumber daya r esources Hal ini meliputi fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan lain-lain. d. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber dalam suatu masyarakat yang menghasilkan pola hidup yang disebut juga kebudayaan culture . Kebudayaan terbentuk dalam waktu yang lama dan selalu berubah, baik perlahan atau pun cepat, sesuai dengan perkembangan manusia. Secara sederhana teori WHO dapat dirumuskan sebagai berikut B = fTF, PR, R, C B-Behavior f-Fungsi TF-Thoughts about feeling PR-Personal Reference R-Resources C-Culture Universitas Sumatera Utara Dari batasan perilaku oleh Skiner, perilaku kesehatan dapat didefinisikan sebagai suatu respon seseorang organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Perilaku kesehatan dibagi menjadi tiga menurut Becker, dalam Notoatmodjo 2003: a. Perilaku hidup sehat Berhubungan dengan usaha seseorang untuk menjaga atau meningkatkan kesehatannya. Contoh perilaku hidup sehat : - Makan dengan menu seimbang - Olahraga teratur - Tidak merokok. Merokok merupakan kebiasaan buruk dengan berbagai efek penyakit. Ironisnya, kebiasaan merokok di Indonesia sangat membudaya - Tidak minum-minuman keras dan narkoba - Istirahat cukup - Pengendalian stress, dan sebagainya b. Perilaku sakit Merupakan respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, antara lain: persepsi terhadap penyakit, pengetahuan tentang penyakit, dan lainnya. c. Perilaku peran sakit Perilaku ini dimaksudkan bahwa pasien mengetahui hak dan kewajiban orang- orang sakit. Meliputi: - Tindakan untuk sembuh - Mengetahui sarana pelayanan kesehatan yang layak - Mengetahui hak contoh: memeroleh pelayanan kesehatan dan kewajibannya contoh: memberitahukan penyakitnya kepada orang lain, tidak menularkan penyakitnya, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Perilaku Merokok dan Faktor-faktor yang memengaruhinya

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian diisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa Sitepoe 2000. Perilaku merokok disebabkan karena adanya dorongan psikologis dan dorongan fisiologis. Perilaku merokok sendiri digolongkan menjadi empat jenis berdasarkan Management of Affect Theory oleh Tomkins, yaitu: a. Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan positif Pelaku beranggapan semakin banyak merokok, semakin bertambah rasa positif dalam dirinya. Ia menjadi percaya diri, tenang, nyaman, dan lainnya dengan merokok. b. Perilaku merokok yang diperngaruhi perasaan negatif Seseorang yang merokok untuk mengalihkan kecemasannya, menenangkan emosi-emosi negatif dari dirinya. c. Perilaku merokok yang adiktif ketergantungan fisiologis Perilaku ini menyebabkan seseorang akan terus meningkatkan dosis rokok yang dihisap setiap hari setelah efek rokok tersebut berkurang.. Hal ini biasanya disebabkan nikotin. d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan ketergantungan psikologis Perilaku yang otomatis dilakukan, baik secara sadar atau tidak sengaja. Perokok tidak mampu menolak permintaan dari dalam dirinya.

2.4 Rokok

Dalam Pasal 1 PP No.19 2003, Tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, Rokok diartikan sebagai hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Universitas Sumatera Utara Di Indonesia, perkebunan tembakau dimulai pada tahun 1864, sedangkan pabrik rokok mulai tumbuh pada 1925. Tembakau diperoleh dari daun tembakau yang dirajang lalu dikeringkan. Dari daun tembakau kering itu, tembakau dikonsumsi berbagai cara. Secara garis besar, penggunaan tembakau dibagi menjadi dua, yaitu a. Pemakaian Tembakau Tanpa Membakar Tanpa Mengeluarkan Asap atau Smokeless Tobacco Contoh penggunaannya : - Tembakau kunyah, yaitu daun tembakau kering tersebut digulung lalu diisap-isap. - Tembakau minuman, daun tembakau segar dibuat menjadi jus yang dicampur garam atau bahan rempah-rempah lainnya. - Tembakau jilatan, jus tembakau ditambahkan tepung ubi lalu digoreskan di gigi, gusi, atau pun lidah. - Tembakau sebagai supositoria, tembakau kering dimasukkan melalui anus. Awalnya untuk mengobati kecacingan dan sembelit, namun sekarang telah menjadi kebiasaan. - Tembakau hirup, daun tembakau kering digiling dan diayak, lalu dihirup. - Tembakau digunakan melalui kulit atau jaringan tubuh lain, ada yang melekatkan tembakau pada kulit dengan plester atau pun meneteskan cairan atau asap rokok daun tembakau ke mata. Namun perlu diingat bahwa, smokeless tobacco juga dapat mengganggu kesehatan. Pada smokeless tobacco , tembakau yang diisap mengandung N nitrosonornikotin yang bersifat karsinogenik. Nikotin juga bisa memberikan adiksi, dapat meningkatkan tekanan darah Benowitz et al.1988, kanker mulut Simarak et al. 1977, dan penyakit Burger O’Dell et al.1987 dalam Sitepoe 2000. Universitas Sumatera Utara b. Tembakau sebagai Rokok Tembakau terdiri dari berbagai bentuk dan jenis. Salah satunya, pembagian rokok berdasarkan pembungkusnya, 1. Pembungkus kertas, misalnya rokok kretek dan rokok putih. 2. Pembungkus daun nipah, yaitu pelepah tongkol jagung, disebut rokok kelobot 3. Pembungkus dengan daun tembakau sendiri disebut rokok cerutu 4. Tanpa pembungkus, misalnya pada rokok pipa Sedangkan berdasarkan bahan bakunya, rokok dibedakan menjadi : 1. Rokok Putih, hanya berbahan baku tembakau. 2. Rokok kretek, berbahan baku tembakau dan cengkeh. 3.Rokok kelembak atau rokok siong, berbahan baku tembakau dan ditambahkan kemenyan dan kelembak. Rokok ini sangat khas dan diminati di beberapa daerah Jawa. Salah satu kekhususan rokok di Indonesia adalah rokok kretek, yang terdiri dari bahan baku tembakau dan cengkeh. Jenis ini berbeda dengan rokok putih yang beredar di seluruh dunia, komponen utamanya hanya tembakau. Menurut Wise and Guerin 1986 perbandingan tembakau dan cengkeh adalah 60:40 pada rokok kretek. Rokok kretek diproduksi dengan dua cara yaitu dengan mesin, yang disebut rokok kretek mesin, dan dapat juga diproduksi secara manual menggunakan banyak tenaga kerja, yang disebut rokok kretek tangan. Di beberapa daerah Jawa, perokok bahkan dapat menggulung sendiri rokok yang akan diisap, rokok ini disebut rokok tingwe. Berdasarkan penggunaan filter, rokok dibagi menjadi dua yaitu rokok filter dan non-filter. Pada rokok filter, bagian pangkalnya terdapat gabus untuk mengurangi asap yang keluar dari rokok. Sedangkan rokok non-filter lebih berbahaya daripada rokok yang menggunakan filter. Universitas Sumatera Utara

2.5 Jenis-Jenis Perokok

Dokumen yang terkait

Perbandingan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Stambuk 2014 Dengan Stambuk 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai Basic Life Support

7 67 65

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2008 Terhadap Makanan yang Mengandung Natrium

4 58 63

Pengetahuan Dan Sikap Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kebiasaan Merokok Dikalangan Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

0 38 53

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok

1 35 74

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012 dan 2014 Tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK

0 6 100

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012 dan 2014 Tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK

0 0 14

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012 dan 2014 Tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK

0 0 2

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012 dan 2014 Tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK

0 0 5

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012 dan 2014 Tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK

0 0 4

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012 dan 2014 Tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK

0 0 28