Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012 dan 2014 Tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK

(1)

LAMPIRAN 1

LEMBAR PENJELASAN PENGISIAN ANGKET

Saya selaku Mahasiswa FK USU: Nama : Vidya Cecilia Stambuk : 2012

Lembar persetujuan responden ini bertujuan untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012 dan 2014 Tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK. Peneliti memerlukan Saudara/i sebagai subjek dalam penelitian, dimana Saudara/i berperan sebagai responden. Responden diminta untuk mengisi angket sesuai petunjuk yang diberikan. Nama responden tidak akan dicantumkan pada hasil penelitian dan jawaban yang responden berikan hanya digunakan untuk keperluan penelitian saja. Pengisian angket kurang lebih memakan waktu 10-15 menit.

Demikian saya beritahukan. Atas kesediaan Saudara/i mengisi lembar persetujuan dan kuesioner ini saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Semoga partisipasi Saudara/i dalam penelitian ini membawa manfaat besar bagi kita semua.

Medan, September 2015


(2)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN ANGKET

Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama :

Stambuk : NIM :

Dengan ini menyatakan bersedia ikut berpartisipasi menjadi salah satu responden dalam penelitian “Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012 dan 2014 Tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK” dan bersedia mengisi angket ini dengan sebaik-baiknya.

Medan, September 2015


(3)

LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN MASUK 2012 DAN 2014 TENTANG MEROKOK SEBAGAI

FAKTOR RISIKO PPOK

No. responden : ________________

Nama : _______________________ Angkatan : __________

Umur : ______ tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Suku : ___________________

Riwayat merokok : Merokok Tidak Merokok

PENGETAHUAN

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda contreng pada jawaban yang menurut anda anggap benar.

1. Jumlah bahan kimia yang diperkirakan terdapat dalam asap rokok …

a. 500-1000 b.1000-3000 c. 3000-7000

2. Asap sampingan dari rokok adalah …

a. Asap rokok yang dihisap langsung masuk ke paru-paru lalu dihembuskan kembali b. Asap yang dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar, dan juga dari hembusan perokok


(4)

3. PPOK ditandai dengan

a. Deviasi trakea pada sisi yang sakit

b. Keterbatasan aliran udara yang terus-menerus c. Ekspansi dada asimetris

4. Sel inflamasi yang terganggu akibat merokok sehingga menyebabkan PPOK.. a. Makrofag Alveolar

b. Eosinofil c. Mast Cell

5. Jumlah klasifikasi derajat keparahan PPOK berdasarkan pemakaian spirometri (GOLD 2014)

a. 3 b. 4 c. 5

6.Komplikasi PPOK adalah…

a. Asma

b. Bronkitis kronik c. Cor pulmonale

7. Pilihan pertama yang di rekomendasi pada penatalaksanaan PPOK stabil untuk kelompok pasien tipe A adalah

a. SAMA b. ICS b. NSAID

8. Faktor manakah yang merupakan indikator risiko tinggi pada PPOK? a. Eksaserbasi tahun lalu >1x

b. VEP1<60% c. VEP1<50%


(5)

9. Manakah yang bukan merupakan tiga gejala utama eksaserbasi…

a. Batuk darah

b. Dahak berubah warna c. Volume dahak bertambah

10. Klasifikasi PPOK eksaserbasi berdasarkan berat-ringan serangan… a. 3

b. 4 c. 5

B. SIKAP

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda contreng pada jawaban yang menurut anda anggap benar.

NO. PERMASALAHAN SANGAT

SETUJU

SETUJU TIDAK SETUJU

SANGAT TIDAK SETUJU 1. Ketika saudara/i mencium

asap rokok Anda akan menutup mulut.

2. Saudara/i akan ikut serta dalam menyukseskan program hari tanpa tembakau.

3. Saudara/i merasa tidak nyaman berada di samping orang yang merokok

4. Semua sponsor dan iklan rokok perlu dikurangi

5. Harga jual hasil tembakau/ rokok perlu ditingkatkan. 6. Di tempat-tempat umum

seperti restoran, anda akan memilih lokasi/ruang bebas rokok

7. Saudara/i akan mendukung program pemerintah dalam mengurangi konsumsi tembakau

8. Dokter perlu memberi contoh yang baik dengan tidak


(6)

merokok.

9. Dokter yang merokok dapat mempengaruhi pandangan pasien terhadapnya. 10. Upaya berupa kampanye

berhenti merokok dikalangan mahasiswa fakultas kedokteran yang merokok, perlu

dilaksanakan untuk mengurangi jumlah perokok di kalangan mahasiswa FK

11. Apabila ada seseorang yang merokok di tempat umum yang telah diberi larangan untuk merokok seperti di bioskop, saudara/i akan bertindak (menegur, menasihati)


(7)

LAMPIRAN 4

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Vidya Cecilia

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 23 November 1994

Warga Negara : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Katolik

Alamat : Jl. Danau Indah 5 no. 9. Jakarta Utara.

Nomor Handphone : 081513108418

Email : vidya_cecilia@hotmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SD Don Bosco II Pulomas (2000-2006) 2. SMP Don Bosco II Pulomas (2006-2009) 3. SMA Don Bosco II Pulomas (2009-2012)


(8)

LAMPIRAN 5

ANGGARAN BIAYA PENELITIAN 1. Persiapan Proposal

Nama Jumlah Harga Satuan Total

Tinta print 1 Rp 60.000,00 Rp 60.000,00

Kertas A4 1 Rp 40.000,00 Rp 40.000,00

Jilid proposal awal 5 Rp 2.000,00 Rp 10.000,00 Jilid proposal revisi 5 Rp 2.000,00 Rp 10.000,00

Total Rp 120.000,00 2. Taksasi Pengumpulan Data

Memperbanyak kuesioner 190 Rp 400,00 Rp 76.000,00 Memperbanyak lembar

penjelasan

190 Rp 100,00 Rp 19.000,00 Memperbanyak lembar

persetujuan

190 Rp 100,00 Rp19.000.00 Souvenir untuk responden 190 Rp 2.000,00 Rp 380.000,00

Total Rp 494.000,00 3. Taksasi Analisis data dan revisi

Tinta print 1 Rp 20.000,00 Rp 60.000,00

Kertas A4 1 Rp 40.000,00 Rp 40.000,00

Jilid KTI softcover 5 Rp 2.000,00 Rp 10.000,00 Jilid KTI hardcover 5 Rp 20.000,00 Rp 110.000,00

Total Rp 170.000,00

4. Transportasi Rp 100.000,00


(9)

LAMPIRAN 6

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(10)

Uji Validitas dan Reliabilitas Sikap

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(11)

LAMPIRAN 7

HASIL PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA TAHUN MASUK 2012 DAN 2014


(12)

(13)

(14)

(15)

LAMPIRAN 8

DATA INDUK

Data Induk Mahasiswa Tahun Masuk 2012 Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 33 36.7 36.7 36.7

Perempuan 57 63.3 63.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 19 1 1.1 1.1 1.1

20 15 16.7 16.7 17.8

21 60 66.7 66.7 84.4

22 11 12.2 12.2 96.7

23 3 3.3 3.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

Suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Melayu 8 8.9 8.9 8.9

Tionghoa 13 14.4 14.4 23.3

India 11 12.2 12.2 35.6

Batak 40 44.4 44.4 80.0

Jawa 6 6.7 6.7 86.7

Minang 10 11.1 11.1 97.8

Aceh 2 2.2 2.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Riwayat Merokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Merokok 10 11.1 11.1 11.1

Tidak Merokok 80 88.9 88.9 100.0


(16)

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 34 37.8 37.8 37.8

1 56 62.2 62.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 22 24.4 24.4 24.4

1 68 75.6 75.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 31 34.4 34.4 34.4

1 59 65.6 65.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 20 22.2 22.2 22.2

1 69 76.7 76.7 98.9

2 1 1.1 1.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 48 53.3 53.3 53.3

1 41 45.6 45.6 98.9

2 1 1.1 1.1 100.0


(17)

P6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 37 41.1 41.1 41.1

1 52 57.8 57.8 98.9

2 1 1.1 1.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 49 54.4 54.4 54.4

1 41 45.6 45.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 51 56.7 56.7 56.7

1 39 43.3 43.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 41 45.6 45.6 45.6

1 49 54.4 54.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

P10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 24 26.7 26.7 26.7

1 66 73.3 73.3 100.0


(18)

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 26 28.9 28.9 28.9

Cukup 33 36.7 36.7 65.6

Kurang 31 34.4 34.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

S1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1.1 1.1 1.1

2 6 6.7 6.7 7.8

3 25 27.8 27.8 35.6

4 58 64.4 64.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

S2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 3 3.3 3.3 3.3

3 41 45.6 45.6 48.9

4 46 51.1 51.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

S3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1.1 1.1 1.1

2 8 8.9 8.9 10.0

3 15 16.7 16.7 26.7

4 66 73.3 73.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

S4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 5 5.6 5.6 5.6

2 5 5.6 5.6 11.1

3 28 31.1 31.1 42.2

4 52 57.8 57.8 100.0


(19)

S5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 2.2 2.2 2.2

2 11 12.2 12.2 14.4

3 29 32.2 32.2 46.7

4 48 53.3 53.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

S6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 2.2 2.2 2.2

2 2 2.2 2.2 4.4

3 12 13.3 13.3 17.8

4 74 82.2 82.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

S7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1.1 1.1 1.1

2 2 2.2 2.2 3.3

3 20 22.2 22.2 25.6

4 67 74.4 74.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

S8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 4 4.4 4.4 4.4

3 11 12.2 12.2 16.7

4 75 83.3 83.3 100.0


(20)

S9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 3 3.3 3.3 3.3

3 18 20.0 20.0 23.3

4 69 76.7 76.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

S10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 4 4.4 4.4 4.4

3 25 27.8 27.8 32.2

4 61 67.8 67.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

S11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1.1 1.1 1.1

2 9 10.0 10.0 11.1

3 42 46.7 46.7 57.8

4 38 42.2 42.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 82 91.1 91.1 91.1

Cukup 8 8.9 8.9 100.0


(21)

Data Induk Mahasiswa Tahun Masuk 2014 Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 20 25.0 25.0 25.0

Perempuan 60 75.0 75.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 17 1 1.3 1.3 1.3

18 24 30.0 30.0 31.3

19 47 58.8 58.8 90.0

20 6 7.5 7.5 97.5

21 2 2.5 2.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

Suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Melayu 12 15.0 15.0 15.0

Tionghoa 18 22.5 22.5 37.5

India 1 1.3 1.3 38.8

Batak 29 36.3 36.3 75.0

Jawa 12 15.0 15.0 90.0

Minang 7 8.8 8.8 98.8

Aceh 1 1.3 1.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

Riwayat Merokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Merokok 6 7.5 7.5 7.5

Tidak Merokok 74 92.5 92.5 100.0


(22)

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 41 51.3 51.3 51.3

1 39 48.8 48.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 28 35.0 35.0 35.0

1 52 65.0 65.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 24 30.0 30.0 30.0

1 56 70.0 70.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 17 21.3 21.3 21.3

1 63 78.8 78.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 36 45.0 45.0 45.0

1 44 55.0 55.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

P6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 73 91.3 91.3 91.3

1 7 8.8 8.8 100.0


(23)

P7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 67 83.8 83.8 83.8

1 13 16.3 16.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 63 78.8 78.8 78.8

1 17 21.3 21.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 43 53.8 53.8 53.8

1 37 46.3 46.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

P10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 49 61.3 61.3 61.3

1 31 38.8 38.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 1 1.3 1.3 1.3

Cukup 18 22.5 22.5 23.8

Kurang 61 76.3 76.3 100.0


(24)

S1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 2.5 2.5 2.5

2 1 1.3 1.3 3.8

3 18 22.5 22.5 26.3

4 59 73.8 73.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

S2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1.3 1.3 1.3

2 7 8.8 8.8 10.0

3 36 45.0 45.0 55.0

4 36 45.0 45.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

S3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 2.5 2.5 2.5

2 3 3.8 3.8 6.3

3 7 8.8 8.8 15.0

4 68 85.0 85.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

S4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 3 3.8 3.8 3.8

2 3 3.8 3.8 7.5

3 21 26.3 26.3 33.8

4 53 66.3 66.3 100.0


(25)

S5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 4 5.0 5.0 5.0

2 7 8.8 8.8 13.8

3 20 25.0 25.0 38.8

4 49 61.3 61.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

S6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1.3 1.3 1.3

2 2 2.5 2.5 3.8

3 9 11.3 11.3 15.0

4 68 85.0 85.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

S7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1.3 1.3 1.3

2 1 1.3 1.3 2.5

3 21 26.3 26.3 28.8

4 57 71.3 71.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

S8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 2 2.5 2.5 2.5

3 8 10.0 10.0 12.5

4 70 87.5 87.5 100.0


(26)

S9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1.3 1.3 1.3

2 1 1.3 1.3 2.5

3 17 21.3 21.3 23.8

4 61 76.3 76.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

S10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1.3 1.3 1.3

2 1 1.3 1.3 2.5

3 25 31.3 31.3 33.8

4 53 66.3 66.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

S11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1.3 1.3 1.3

2 7 8.8 8.8 10.0

3 45 56.3 56.3 66.3

4 27 33.8 33.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

Sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 74 92.5 92.5 92.5

Cukup 5 6.3 6.3 98.8

Kurang 1 1.3 1.3 100.0


(27)

(28)

(29)

53

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M 1996, Penyakit Paru Obstruktif Menahun : Polusi Udara, Rokok, dan Alfa-1-antitripsin, Airlangga University Press, Surabaya.

Alsagaff, H 2005, Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru, Airlangga University Press, Surabaya.

Arumugam, HR 2009, Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU 09 tentang Merokok sebagai Faktor Resiko Utama PPOK, Repository USU, Medan. Azwar, S. 2005, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Vol. 2. Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Badan Penelitian dan Penembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI 2013, Riset Kesehatan Dasar, Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.

Behr, J, Nowak, D 2002, ‘Tobacco Smoke and Respiratory Disease’, European Respiratory Monograph, vol. 21, pp. 161-179.

Benowitz, NL, Hukkanen, J, Jacob III, P 2009, ‘Nicotine Chemistry, Metabolism, Kinetics, and Biomarkers’, in Nicotine Psychopharmacology, Springer, San Fransisco, USA.

Bogden JD, Kemp FW, Buse M 1999. Composition of tobaccos I. Selenium, polonium-210, Alternaria, tar, and nicotine. J. Natl. Cancer Inst.Vol. 66 (1), pp. 27–31.

Bustan, MN 1997, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Rineka Cipta, Jakarta. Carre, PC, Roche, N, Neukirch, F, Radeau, T, Perez, T, Terrioux, P et al. 2008, ‘The

Effect of an Information Leaflet upon Knowledge and Awareness of COPD in Potential Sufferers’, Respiration 2008, vol. 76, pp. 53-60.

Dewi, M, Wawan A, 2010, Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia, Nuha Media, Yogyakarta.

Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser, Longo, Jameson, et al. 2008, Harrison’s Principles of Internal Medicin, 17th edn, The McGraw-Hill Companies, United States.


(30)

54

Food and Drug Administration 2012, Harmful and Potentially Harmful Constituents in Tobacco Products and Tobacco Smoke, vol. 77, no. 64.

Geis, O, Kotzias, D 2007, Tobacco, Cigarettes and Cigarette Smoke An Overview, European Communities Directorate-General Joint Research Centre Institute for Health and Consumer Protection, Luxembourg.

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 2015, At-A-Glance Outpatient Management Reference for Chronic Obstructive Pulmonary Disease, GOLD, Belgium.

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease 2015, Global Strategy for the Diagnosis, Management, and Prevention of COPD Updated 2015, GOLD, Belgium.

Grassi MC, Chiamulera, C, Baraldo, M, Culasso, F, Ferketich, AK, Raupach, T et al. 2012, ‘Cigarette Smoking Knowledge and Perceptions Among Students in Four Italian Medical Schools’, Nicotine & Tobacco Research 2012, viewed 1 December 2015, Oxford Journals, DOI 10.1093/ntr/ntr330.

Han, MY, Chen, WQ, Wen, XZ, Liang, CH, Ling, WH 2012, ‘Differences of Smoking Knowledge, Attitudes, and Behaviors Between Medical and Non-medical Students’, International Journal of Behavioral Medicine March 2012, Volume 19, Issue 1, pp 104-110, viewed 1 December 2015, Springer, DOI 10.1007/s12529-010-9140-7.

Kaplan R.M, Sallis J.F& Paterson T.L 2003, Types Of Cigarette Smoke. In Health and Human Behavior, Mc Graw Hill Book Co, New York.

Kawakami, M 2000, ‘Awareness of the Harmful Effects of Smoking and Views on Smoking Cessation Intervention among Japanese Medical Students’, Internal Medicine 2000, Vol. 39, No. 9, pp. 720-726, viewed 1 December 2015, j-stage, DOI http://doi.org/10.2169/internalmedicine.39.720.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2010, Pusat Promosi Kesehatan

Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.


(31)

55

Loren, Jeff 2009, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Faklutas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok, Repository USU, Medan.

Laniado, R 2008, ‘Smoking and Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Parallel Epidemics of the 21st Century’, International Journal of Environmental Research and Public Health,vol. 6, pp. 209-224.

Maramis, WF 2006, Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan, Airlangga University Press, Surabaya.

Mannino, DM, Buist AS 2007, ‘Global Burden of COPD: Risk Factors, Prevalence, and Future Trends’, The Lancet, vol. 370, pp. 765-773.

Mubarak, WI 2011, Promosi Kesehatan untuk Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta. Notoatmodjo, S 2003, Promosi kesehatan & Ilmu perilaku, Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S 2005, Ilmu & Aplikasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.

Notoadmodjo, S 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Notoadmodjo, S 2007, Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,

Jakarta.

Potkin, S. 2005, viewed 10 November 2015,

<http://www.iptek.net.id/ind/berita/berita_lama_idx.php?id=169>.

Raupach, T, Shahab, L, Baetzing, S, Hoffmann, B, Hasenfuss, G, West, R et al. 2008, ‘Medical students lack basic knowledge about smoking: Findings from two European medical schools’, Nicotine & Tobacco Research 2009, viewed 1 December 2015, Oxford Journals, DOI 10.1093/ntr/ntr007.

Riyanto, BS, Hisyam, B 2009, ‘Obstruksi Saluran Pernapasan Akut’, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V, Interna Publishing, Jakarta, pp. 2216-2239.

Saryono 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemulsa, Mitra Cendikia Press, Jogjakarta.


(32)

56

Tamimi, A, Serdarevic, D, Hanania, NA 2012, ‘The effects of cigarette smoke on airway inflammation in asthma and COPD: Therapeutic implications’, Respiratory Medicine, vol. 106, pp. 319-328.

Tobacco History, viewed 27 March 2015,

<http://archive.tobacco.org/History/Tobacco_History.html>.

TCSC-IAKMI 2010, Fakta Tembakau : Permasalahannya di Indonesia Tahun 2010, Bunga Rampai, Jakarta.

U.S Department of Health and Human Services 2010, A Report of the Surgeon General : How Tobacco Smoke Causes Disease: What It Means to You, Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and Prevention, National Center for Chromic Disease Prevention and Health Promotion, Office on Smoking and Health.

World Health Organization 2012, The top 10 causes of death, diakses 26 Maret 2015, <http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/index1.html>.

World Health Organization 2012, Burden of COPD, diakses 26 Maret 2015, <http://www.who.int/respiratory/copd/burden/en/>.

World Health Organization 2014, WHO global report on trends in tobacco smoking

2000-2025, diakses 26 Maret 2015,

<http://www.who.int/tobacco/publications/surveillance/reportontrendstobacco smoking/en/index4.html>.

World Health Organization 2015, Tobacco Fact Sheet, diakses 26 Maret 2015, <http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs339/en/>.


(33)

31

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka konsep penelitian yang terdiri dari kerangka konsep dan definisi operasional. Pada kerangka konsep, akan digambarkan skema kerangka konsep yang berisi variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian.

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan dan Sikap

Mahasiswa FK USU tahun masuk 2012

Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa FK USU tahun masuk


(34)

32

3.2. Variabel dan Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur

Skala Pengukuran 1. Pengetahuan Segala

sesuatu yang diketahui responden tentang rokok dan PPOK. Menjawab pertanyaan kuesioner oleh responden Kuesioner 10 soal

Benar = 1 Salah = 0

Bila total jawaban benar berjumlah: 8-10 (76-100%) = baik 6-7 (56-75%) = cukup 1-5 (<56%) = kurang

Ordinal

2. Sikap Reaksi responden terhadap rokok dan PPOK. Pemberian jawaban kuesioner oleh responden Kuesioner 11 soal Sangat Setuju = 4

Setuju = 3 Tidak Setuju = 2

Sangat Tidak Setuju = 1

Bila skor jawaban berjumlah:

34-44 (76-100%) = baik

25-34 (56-75%) = cukup

1-24 (<56%) = kurang


(35)

33

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menilai tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Sumatera Utara tahun masuk 2012 dengan tahun masuk 2014 mengenai rokok sebagai faktor risiko PPOK. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah studi potong lintang (cross-sectional study), dimana pengambilan data dilakukan sekali saja pada setiap responden.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan dari bulan Maret hingga bulan Oktober 2015. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan September 2015.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.3 Populasi dan Sampel penelitian 4.3.1 Populasi Target

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun masuk 2012 yang berjumlah 523 orang dan mahasiswa tahun masuk 2014 yang berjumlah 270 orang.

4.3.2. Sampel

Perhitungan sampel bagi penelitian ini diambil dari rumus penentuan besarnya sampel untuk populasi yang kecil yaitu kurang dari 10.000 (Notoatmodjo 2005; Saryono 2008). Di mana rumus yang digunakan adalah:

n =


(36)

34

N = Besar populasi n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang dinginkan

Pada penelitian ini, tingkat kepercayaan yang dikehendaki adalah 90% dan tingkat ketepatan relatif adalah 10%.

Berdasarkan rumus diatas, pada mahasiswa tahun masuk 2012, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian adalah:

n =

[ + , ]

n = , n = 83,94

Dengan demikian, pada mahasiswa tahun masuk 2012, besar sampel yang diperlukan pada penelitian ini adalah 84 orang, dan pada penelitian ini diambil sebanyak 90 orang.

Sedangkan pada mahasiswa tahun masuk 2014, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian adalah:

n =

[ + , ]

n = , n = 72,97

Dengan demikian, pada mahasiswa tahun masuk 2014, besar sampel yang diperlukan pada penelitian ini adalah 73 orang, dan pada penelitian ini diambil sebanyak 80 orang.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling. Sampel tersebut kemudian didistribusikan merata pada mahasiswa FK USU.


(37)

35

4.4 Metode Pengumpulan Data 4.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian dan pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner yang diisi oleh mahasiswa FK USU tahun masuk 2012 dan 2014. Ada beberapa formulir yang akan disertakan dengan instrumen penelitian.

Formulir A:

Formulir ini berisi tentang penjelasan kepada responden tentang penelitian yang akan dijalankan yang memuatkan tandatangan peneliti.

Formulir B:

Adalah informed consent yang memuat tanda tangan responden sebagai tanda persetujuan.

Formulir C:

Kuesioner yang akan diisi oleh responden.

4.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari pihak universitas bagian akademik yang berhubungan dengan jumlah mahasiswa FK USU tahun masuk 2012 dan 2014.

4.4.3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner Pertanyaan dibuat berdasarkan variable yang akan diukur yang terdapat pada kerangka konsep penelitian, yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan mahasiswa FK USU tahun masuk 2012 dan 2014.


(38)

36

4.4.4 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Uji validitas dibagi atas validitas isi/muatan (content), validitas relasi kriteria (criteria related), dan validitas konstrak (construct). Pada penelitian ini digunakan jenis validitas konstrak.

Kuesioner penelitian ini yang telah disusun sebelumnya dengan jumlah pertanyaan sebanyak 45 pertanyaan, yang terdiri dari 26 pertanyaan pengetahuan dan 19 pertanyaan sikap, kemudian dilakukan uji validitas dan diambil sebanyak 21 soal yang valid. Sampel untuk uji validitas adalah 20 orang responden yang diambil dari mahasiswa FK USU tahun masuk 2013. Uji validitas ini dilaksanakan pada bulan September 2015.

Uji validitas dinilai dengan menggunakan korelasi Pearson. Skor yang didapat dari setiap pertanyaan dikorelasikan dengan skor total variabel yang diukur. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel. Dalam aplikasi pelaksanaan, peneliti menggunakan program SPSS untuk mendapatkan data korelasi tersebut. Pengambilan keputusan jika r hasil > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid, sebaliknya jika r hasil < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

4.4.5 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana konsistensi hasil penelitian jika kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang, dan uji reliabilitas ini dapat dilakukan apabila seluruh butir pertanyaan telah valid. Pertanyaan dalam kuesioner yang telah selesai disusun, dan telah valid, diuji reliabilitasnya dengan program komputer SPSS.

Sampel bagi uji reliabilitas adalah sama seperti sampel yang digunakan bagi uji validitas, yaitu 20 orang responden yang diambil dari mahasiswa FK USU tahun


(39)

37

masuk 2013. Pertanyaan yang reliabel merupakan pertanyaan yang memiliki nilai alpha lebih besar dari r tabel.

Tabel 4.1. Hasil uji validitas dan relialibilitas untuk tiap pertanyaan

Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson

Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0.570 Valid 0.782 Reliabel

2 0.506 Valid Reliabel

3 0.664 Valid Reliabel

4 0.630 Valid Reliabel

5 0.512 Valid Reliabel

6 0.550 Valid Reliabel

7 0.509 Valid Reliabel

8 0.600 Valid Reliabel

9 0.773 Valid Reliabel

10 0.563 Valid Reliabel

Sikap 1 0.540 Valid 0.833 Reliabel

2 0.700 Valid Reliabel

3 0.714 Valid Reliabel

4 0.564 Valid Reliabel

5 0.698 Valid Reliabel

6 0.660 Valid Reliabel

7 0.674 Valid Reliabel

8 0.674 Valid Reliabel

9 0.658 Valid Reliabel

10 0.583 Valid Reliabel


(40)

38

4.5. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dalam bentuk angket/kuesioner, dan sebelum pengisian kuesioner akan dilampirkan lembar persetujuan responden. Kuesioner tersebut berisikan pertanyaan-pertanyaan berupa pengetahuan dan sikap mahasiswa mengenai rokok dan PPOK. Baik nama serta identitas diri pasien akan menjadi rahasia peneliti dan tidak akan disebarluaskan. Sedangkan hasil penelitian serta jawaban yang diberikan responden hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian Waktu pengisian kuesioner memakan waktu kurang lebih 10-15 menit.

4.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah suatu proses untuk memperoleh data atau angka yang ringkas. Pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya:

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

3. Data entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer.


(41)

39

4. Melakukan teknik analisis.

Data penelitian diperoleh dari jawaban kuesioner responden. Pengolahan data yang diperoleh dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan program computer yaitu SPSS (Statistical Products and Service Solutions). Data dianalisis secara univariat, yang berfungsi untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi demografis responden.


(42)

40

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan dengan menggunakan instrumen angket yang telah diisi oleh responden di tempat tanpa dibawa pulang ke rumah. Hasil angket yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di jalan dr. Mansyur No.5 Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Medan, Indonesia, dengan batas wilayah:

a. Batas Utara : Jalan dr. Mansyur, Padang Bulan b. Batas Selatan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU c. Batas Timur : Jalan Universitas, Padang Bulan d. Batas Barat : Fakultas Psikologi USU

Fakultas ini memiliki berbagai fasilitas yaitu, ruang kelas, ruang administrasi, ruang laboratorium, ruang skills lab, ruang seminar, perpustakaan, kedai mahasiswa, ruang PEMA, ruang POM, kantin, kamar mandi, dan mushola. Fakultas ini menerima mahasiswa baru setiap tahunnya melalui jalur UMB, PMP, SNMPTN, Kemitraan, Mandiri, dan Internasional dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pihak Universitas.


(43)

41

5.1.2 Karakteristik Responden

Berikut adalah tabel yang mendeskripsikan karakteristik responden dalam penelitian ini.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Karakteristik

Tahun Masuk

2012 2014

n % n %

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total 33 57 90 36,7 63,3 100,0 20 60 80 25,0 75,0 100,0 Usia 17 18 19 20 21 22 23 Total 0 0 1 15 60 11 3 90 0,0 0,0 1,1 16,7 66,7 12,2 3,3 100,0 1 24 47 6 2 0 0 80 1,3 30,0 58,8 7,5 2,5 0,0 0,0 100,0 Suku Melayu Tionghoa India Batak Jawa Minang Aceh Total 8 13 11 40 6 10 2 90 8,9 14,4 12,1 44,4 6,7 11,1 2,2 100,0 12 18 1 29 12 7 1 80 15,0 22,5 1,3 36,3 15,0 8,8 1,3 100,0 Riwayat Merokok Tidak Merokok Merokok Total 80 10 90 88,9 11,1 100,0 74 6 80 92,5 7,5 100,0 Dari tabel 5.1, pada mahasiswa tahun masuk 2012, terlihat bahwa dari keseluruhan 90 responden, didapati responden terbanyak ialah perempuan dengan


(44)

42

total sebanyak 57 orang (63,3%) sedangkan laki-laki dengan total sebanyak 33 orang (36,7%). Sedangkan pada mahasiswa tahun masuk 2014, terlihat bahwa dari keseluruhan 80 responden, didapati responden terbanyak ialah perempuan dengan total sebanyak 60 orang (75,0%) dibandingkan dengan laki-laki dengan total sebanyak 20 orang (25,0%).

Pada mahasiswa tahun masuk 2012, terlihat bahwa responden terbanyak ialah reponden berusia 21 tahun sebanyak 60 responden (66,7%), dan responden paling sedikit berusia 19 tahun sebanyak 1 responden (1,1%). Sedangkan pada mahasiswa tahun masuk 2014, terlihat bahwa responden terbanyak ialah reponden berusia 19 tahun sebanyak 47 responden (58,8%), dan responden paling sedikit berusia 17 tahun sebanyak 1 responden (1,3%).

Berdasarkan karakteristik suku, pada mahasiswa tahun masuk 2012, terlihat bahwa mayoritas responden ialah reponden dengan Suku Batak sebanyak 40 responden (44,4%), dan responden paling sedikit yang bersuku Aceh sebanyak 2 responden (2,2%). Sedangkan pada mahasiswa tahun masuk 2014, terlihat bahwa mayoritas responden juga bersuku Batak yaitu sebanyak 29 responden (36,3%), dan responden paling sedikit yang bersuku India dan bersuku Aceh, yaitu sebanyak 1 responden (1,3%).

Dilihat dari riwayat merokoknya, pada mahasiswa tahun masuk 2012, terlihat bahwa dari keseluruhan 90 responden, didapati sebanyak 80 responden (88,9%) tidak memiliki riwayat merokok dan sebanyak 10 responden (11,1%) yang mempunyai riwayat merokok. Sedangkan pada mahasiswa tahun masuk 2014, terlihat bahwa dari keseluruhan 80 responden, didapati sebanyak 74 responden (92,5%) tidak pernah merokok dan sebanyak 6 responden (7,5%) merokok.


(45)

43

5.2 Hasil Analisis Data

5.2.1 Pengetahuan Mahasiswa FK USU Terhadap Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK

Pada penelitian ini, dalam lembar angket penelitian terdapat 10 pertanyaan mengenai pengetahuan terhadap merokok sebagai faktor risiko PPOK. Pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam angket tersebut telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat mewakili pengetahuan responden. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban angket responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.5 di bawah ini.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pengetahuan Responden pada Pertanyaan Pengetahuan Mengenai Merokok sebagai Faktor Risiko PPOK

No Item Pertanyaan

Tahun Masuk

2012 2014

Benar Salah Benar Salah

n % n % n % n %

1, Bahan kimia dalam rokok 44 48,9 46 51,1 39 48,8 41 51,3 2, Pengertian asap sampingan

rokok

59 65,6 31 34,4 52 65,0 28 35,0 3, Tanda PPOK 58 64,4 32 35,6 56 70,0 24 30,0 4, Sel inflamasi pada PPOK 67 74,4 23 25,6 63 78,8 17 21,3 5, Klasifikasi derajat PPOK

berdasarkan spirometri

48 53,3 42 46,7 44 55,0 36 45,0 6, Komplikasi PPOK 7 7,8 83 92,2 7 8,8 73 91,3 7, Tatalaksana PPOK stabil untuk

pasien tipe A

14 15,6 76 84,4 13 16.3 67 83,8 8, Indikator risiko tinggi pada

PPOK

18 20,0 72 80,0 17 21,3 63 78,8 9, Gejala utama eksaserbasi

PPOK

42 46,7 48 53,3 37 46,3 43 53,8 10, Klasifikasi PPOK eksaserbasi 34 37,8 56 62,2 31 38,8 49 61,3


(46)

44

Berdasarkan tabel 5.2, pertanyaan yang paling banyak dijawab oleh mahasiswa tahun masuk 2012 dengan benar, yaitu pertanyaan pada nomor 4 yaitu sebesar 74,4%. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak di jawab salah adalah pertanyaan pada nomor 6 yaitu sebesar 92,2%. Pertanyaan yang paling banyak di jawab oleh mahasiswa tahun masuk 2014 dengan benar, yaitu pertanyaan pada nomor 4 yaitu sebesar 83,8%. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak di jawab salah adalah pertanyaan pada nomor 6 yaitu sebesar 92,2%.

5.2.2 Distribusi Pengetahuan Responden

Tabel 5.3 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Merokok sebagai Faktor Risiko PPOK

Pengetahuan

Tahun Masuk

2012 2014

n % n %

Baik 26 28,9 1 1,3

Cukup 33 36,7 18 22,5

Kurang 31 34,3 61 76,3

Total 90 100,0 80 100,0

Dari tabel 5.3, pada mahasiswa tahun masuk 2012 diperoleh kelompok responden tertinggi memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 33 orang (34,4%), tingkat pengetahuan kurang 31 orang (34,3%), dan tingkat pengetahuan baik sebanyak 26 orang (28,9%). Sedangkan pada mahasiswa tahun masuk 2014 diperoleh kelompok responden tertinggi memiliki tingkat pengetahuan kurang yaitu sebanyak 61 orang (76,3%), diikuti responden tingkat pengetahuan cukup sebanyak 18 orang (22,5%), dan kelompok responden terendah dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 1 orang (1,3%).


(47)

45

5.2.3 Sikap Mahasiswa FK USU Terhadap Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK

Pada penelitian ini, dalam lembar angket penelitian terdapat 11 pertanyaan mengenai sikap terhadap merokok sebagai faktor risiko PPOK. Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam angket tersebut telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat mewakili sikap responden. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban angket responden pada variabel sikap dapat dilihat pada tabel 5.4 di bawah ini.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Sikap Responden pada Pertanyaan Sikap Mengenai Merokok sebagai Faktor Risiko PPOK

No Item Pernyataan

Tahun Masuk

2012 2014

SS S TS STS SS S TS STS

n % n % n % n % n % n % n % n %

1, Menutup mulut ketika mencium asap rokok

58 64,4 24 26,7 6 6,7 2 2,2 59 73,8 18 22,5 1 1,3 2 2,5 2, Menyukseskan

program hari tanpa tembakau

46 51,1 41 45,6 3 3,3 0 0,0 36 45,0 36 45,0 7 8,8 1 1,3 3, Tidak nyaman

disamping orang merokok

66 73,3 15 16,7 8 8,9 1 1,1 68 85,0 7 8,8 3 3,8 2 2,5 4, Sponsor dan iklan

rokok perlu dikurangi

52 57,8 27 30,0 6 6,7 5 5,6 53 66,3 21 26,3 3 3,8 3 3,8 5, Harga jual rokok

ditingkatkan

48 53,3 28 31,1 11 12,2 3 3,3 49 61,3 20 25,0 7 8,8 4 5,0 6, Memilih ruang

bebas rokok

74 82,2 11 12,1 3 3,3 2 2,2 68 85,0 21 26,3 2 2,5 1 1,3 7, Mendukung

program

pemerintah untuk mengurangi rokok

66 73,3 20 22,2 3 3,3 1 1,1 57 71,3 21 26,3 1 1,3 1 1,3

8, Dokter memberi contoh dengan


(48)

46

tidak merokok 9, Dokter yang

merokok memengaruhi pandangan pasien terhadapnya

70 77,8 17 18,9 3 3,3 0 0,0 61 76,3 17 21,3 1 1,3 1 1,3

10, Kampanye berhenti merokok dikalangan mahasiswa

61 67,8 24 26,7 5 5,6 0 0,0 53 66,3 25 31,3 1 1,3 1 1,3

11, Menegur orang yang merokok di ruang bebas rokok

39 43,3 42 46,7 8 8,9 1 1,1 27 33,8 45 56,3 7 8,8 1 1,3

Berdasarkan tabel 5.4, pernyataan yang paling banyak dijawab oleh mahasiswa tahun masuk 2012 dengan sikap sangat setuju, terdapat pada pernyataan pada nomor 8 bahwa sikap dokter seharusnya memberi contoh yang baik dengan tidak merokok, yaitu sebanyak 83,3%. Pernyataan yang paling banyak dijawab oleh mahasiswa tahun masuk 2014 dengan sikap sangat setuju, yaitu juga pernyataan nomor 8.

5.2.4 Distribusi Sikap Responden

Tabel 5.5 Distribusi Sikap Responden Mengenai Merokok sebagai Faktor Risiko PPOK

Sikap

Tahun Masuk

2012 2014

n % n %

Baik 82 91,1 74 92,5

Cukup 8 8,9 5 6,3

Kurang 0 0 1 1,3


(49)

47

Dari tabel 5.5, pada mahasiswa tahun masuk 2012 diperoleh kelompok responden tertinggi memiliki sikap baik yaitu sebanyak 82 orang (91,1%), sikap cukup 8 orang (8,9%), dan tidak ditemukan responden bersikap kurang. Sedangkan pada kelompok 2 diperoleh kelompok responden tertinggi juga memiliki sikap baik yaitu sebanyak 74 orang (87,8%), dan responden dengan sikap cukup sebanyak 5 orang (6,3%), namun pada mahasiswa tahun masuk 2014 masih ditemukan mahasiswa dengan sikap kurang sebanyak 1 orang (1,1%).

5.3 Pembahasan 5.3.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo 2003). Dalam penelitian ini telah dilakukan pembagian angket yang telah valid untuk mengukur pengetahuan dan sikap responden pada tingkat pengetahuan yang pertama, yaitu tahu.

Dari hasil jawaban pertanyaan dari tabel 5.2, diperoleh bahwa pertanyaan terbanyak yang di jawab dengan benar adalah pertanyaan nomor 4. Sebanyak 67 responden dari mahasiswa tahun masuk 2012 dan 63 responden dari mahasiswa tahun masuk 2014, telah mengetahui bahwa merokok menyebabkan Mast Cell terganggu yang merupakan bagian dari patofisiologi PPOK.

Sedangkan pertanyaan yang paling sedikit dijawab dengan benar, yaitu pada nomor 6. Pertanyaan mengenai salah satu komplikasi PPOK apabila PPOK tidak ditatalaksana sesuai, yaitu cor pulmonale hanya telah diketahui oleh 7 responden dari tahun masuk 2012 dan 7 responden dari tahun masuk 2014. Komplikasi PPOK yang dapat timbul apabila PPOK tidak ditatalaksana sesuai adalah gagal napas, infeksi berulang, cor pulmonale, pneumothoraks, dan bronkiektasis (GOLD 2015).


(50)

48

Dengan mengetahui jawaban responden pada pertanyaan yang menilai pengetahuan responden, diperoleh tingkat pengetahuan responden. Pada mahasiswa tahun masuk 2012, tingkat pengetahuan mayoritas responden adalah cukup yaitu sebanyak 33 responden (36,7%) dari total 90 responden. Sedangkan pada mahasiswa tahun masuk 2014, tingkat pengetahuan mayoritas responden adalah kurang sebanyak 61 responden (76,3%) dari total 80 responden. Maka dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa tahun masuk 2012 mengenai merokok sebagai faktor risiko PPOK adalah lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa tahun masuk 2014. Menurut asumsi peneliti, hal ini disebabkan karena belum didapatkannya mata kuliah mengenai PPOK pada mahasiswa semester 3,sehingga pengetahuan mahasiswa semester 3 masih kurang.

Hal ini sesuai dengan penelitian Han et al. (2011) yang dilaksanakan di Guangzhou bahwa pengetahuan mengenai bahaya merokok, lebih tinggi pada mahasiswa senior dibandingkan mahasiswa junior. Penelitian yang dilakukan oleh Arumugam (2009), mengenai Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU 09 tentang Merokok sebagai Faktor Resiko Utama PPOK, juga menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa yang telah memperoleh pengetahuan dari perkuliahan, berada dalam kategori baik (76% ).

Namun juga masih ditemukan sebanyak 31 responden (34,4%) yang memiliki tingkat pengetahuan kurang pada mahasiswa tahun masuk 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun sudah pernah mendapatkan pendidikan mengenai bahaya merokok sebagai mahasiswa kedokteran, mahasiswa bisa saja tidak memiliki pengetahuan yang baik.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Grassi (2011), pada penelitian yang dilakukan pada 4 fakultas kedokteran bahwa, 70% mahasiswa kedokteran memiliki pengetahuan yang kurang mengenai merokok dan risiko penyakit yang disebabkannya. Penelitian yang di lakukan oleh Kawakami (2000), juga menyebutkan bahwa pada mahasiswa kedokteran di Jepang, antara tahun ke-2 dan ke-5, tingkat pengetahuannya lebih baik pada mahasiswa tahun ke-5. Penelitian


(51)

49

lainnya yang dilakukan oleh Raupach pada tahun 2013 pada 2 fakultas kedokteran berbeda di Jerman dan London, ditemukan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan mahasiswa berada pada tingkat kurang.

Menurut peneliti, tingkat pengetahuan mahasiswa, selain dipengaruhi oleh sudah diperolehnya kuliah atau tidak, juga dapat dipengaruhi oleh usia, pendidikan, pengalaman, dan media informasi, contohnya, media cetak, maupun media elektronik. Makin banyak mendapatkan informasi maka makin tinggi pengetahuan mahasiswa.

Seperti yang disampaikan oleh Wied Hary A. (dalam Mubarak 2011) bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, sehingga dalam kaitannya dengan hasil yang didapati, persentase pengetahuan responden yang baik akan lebih besar bila dalam perkuliahan mendapat topik mengenai PPOK.

5.3.2. Sikap

Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang mengkehendaki adanya reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar 2005).

Dalam penelitian sikap, pengukuran juga dilakukan dengan menggunakan angket yang berisikan 11 pernyataan yang berhubungan dengan sikap responden terhadap rokok. Dari tabel 5.4, diketahui bahwa mayoritas responden, 75 orang dari mahasiswa tahun masuk 2012, dan 70 orang dari mahasiswa tahun masuk 2014, sangat setuju bahwa sebagai dokter perlu memberikan contoh baik pada pasiennya dengan tidak merokok, hal ini disebabkan karena dokter yang merokok akan memengaruhi pandangan pasien terhadapnya.


(52)

50

Dari hasil analisa secara keseluruhan dapat dilihat bahwa sikap mahasiswa FK USU terhadap rokok berada pada kategori baik. Bila dilihat dari pengetahuan responden yang bermayoritas memiliki kategori cukup, maka hal ini bertolak belakang dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmodjo (2003). Menurut Notoadmodjo, pengetahuan yang diperoleh subjek selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap objek yang telah diketahuinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bila pengetahuan yang baik akan memiliki sikap yang baik juga. Tetapi dalam penelitian ini didapati hasil pengetahuan dan sikap tidak sejalan, dimana pengetahuan yang diperoleh dalam penelitian ini berada pada kategori cukup,sedangkan sikap dalam penelitian ini berada pada kategori baik.

Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat mempengaruhi sikap responden sehingga memiliki sikap yang baik walaupun dengan pengetahuan yang sedang. Menurut Azwar (2005), sikap dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti lingkungan, kebudayaan, adat istiadat, ataupun pengalaman. Sehingga walaupun dengan pengetahuan yang cukup, mayoritas responden dapat memiliki sikap yang baik.


(53)

51

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan, yaitu:

a. Tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun masuk 2012 terhadap merokok sebagai faktor risiko PPOK mayoritas berada pada kategori cukup. Sedangkan pada mahasiswa tahun masuk 2014, tingkat pengetahuan mayoritas berada pada kategori kurang. b. Sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun

masuk 2012 terhadap merokok sebagai faktor risiko PPOK mayoritas berkategori baik. Pada mahasiswa tahun masuk 2014, mayoritas sikap juga berada pada kategori baik.

6.2. Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul beberapa saran dari peneliti, yaitu:

a. Masukan kepada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara supaya: (1) Memberikan topik kuliah mengenai komplikasi PPOK kepada mahasiswa

FK USU

(2) Mengeluarkan larangan merokok sehingga di lingkungan FK USU tidak ada yang boleh merokok.

b. Masukan kepada Organisasi Kemahasiswaan di FK USU, supaya lebih sering dan aktif merangkul mahasiswa untuk turut berperan serta dalam program hari tanpa tembakau. Sehingga mahasiswa FK USU dapat sebagai contoh yang baik bagi masyarakat.


(54)

52

c. Masukan terhadap mahasiswa, supaya segera mengubah pengetahuan dan sikap yang buruk terhadap rokok. Mengingat mahasiswa kedokteran yang nantinya akan menjadi lini pertama dari tenaga kesehatan yang akan dekat kepada masyarakat sehingga akan sebagai panutan masyarakat. Sehingga citra nama baik keluarga besar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tetap terjaga.


(55)

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan (Knowledge)

Menurut KBBI 2002, Pengetahuan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo 2003).

Ada 2 cara untuk memperoleh pengetahuan (Notoatmodjo 2005), yaitu: 1. Cara Tradisional atau Non-ilmiah

a. Trial and error

Cara ini telah digunakan sebelum munculnya kebudayaan atau bahkan sebelum munculnya peradaban. Pada waktu itu, ketika seseorang dihadapkan dengan suatu persoalan atau masalah, cara penyelesaiannya dilakukan dengan coba-coba saja. Sampai sekarang pun metode ini masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun pendekatan ini untuk beberapa masalah lebih

praktis sering tidak efisien.

b. Kekuasaan atau Otoritas

Pada prinsip ini, masyarakat langsung menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang lain yang memiliki autoritas lebih tinggi, seperti pemimpin pemerintahan, tokoh agama, maupun orang dengan keahlian tertentu, contohnya dokter, perawat, tanpa membuktikan atau menguji kebenarannya. Maka jika pendapatnya berasal dari pengalaman pribadi, seringkali pengetahuannya tidak teruji secara ilmiah.


(56)

7

c. Pengalaman Pribadi

Cara ini dilakukan dengan mengulang pengalaman atau pengetahuan yang didapat ketika memecahkan suatu masalah pada telah diselesaikan pada masa yang lampau.

d. Jalan Pikiran atau Secara Logis

Dengan perkembangan kebudayaan dan pengetahuan sebelumnya, pemikiran manusia ikut berkembang. Manusia mampu menggunakan nalar atau jalan pikirnya nya untuk memecahkan suatu masalah.

2. Cara Modern atau Cara Ilmiah (Metode Ilmiah)

Cara yang paling tepat untuk mencari suatu kebenaran. Dikarenakan lebih sistematis, berdasar pada pengetahuan yang terstruktur, dan analisa data dengan menggunakan prinsip validitas dan reabilitas (Nursalam, dalam Notoatmodjo 2005).

2.1.1 Tingkatan-tingkatan dalam pengetahuan

Menurut Benyamin Bloom, proses pembelajaran dari suatu pengetahuan terbagi atas tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif adalah perilaku yang paling sederhana dalam hirarki perilaku dan pengetahuan sekaligus yang terpenting.

Menurut Notoatmodjo, pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkat di dalam domain kognitif :

1. Tahu (Know)

Tahu merupakan kegiatan mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan dan materi yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya. Kemampuan tahu ini dapat diketahui dengan kata kerja menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan lain-lain.


(57)

8

2. Memahami (Comprehension)

Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui serta menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

Kata kerja untuk pengukuran tingkatan memahami adalah menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan sebagainya.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi didefinisikan sebagai penggunaan materi yang telah dipelajari pada suatu kondisi yang sesungguhnya (real). Aplikasi diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum- hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Orang yang mampu menyintesis suatu materi harus dapat menyusun, merencanakan, menyesuaikan, dan lainnya terhadap rumusan yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi merujuk pada kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran evaluasi dapat dilihat dari kata kerja membandingkan, menanggapi, menafsirkan, dan sebagainya.


(58)

9

Untuk mengukur pengetahuan seseorang, dapat digunakan kuesioner atau pun wawancara. Indikator yang dapat digunakan dapat dikelompokkan menjadi:

a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit

Antara lain : penyebab penyakit, gejala atau tanda-tanda penyakit, cara pengobatan, cara pencegahan, cara penularan, dan sebagainya

b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat

Antara lain : bahaya merokok, jenis-jenis makanan bergizi, manfaat makan makanan bergizi, pentingnya olahraga, pentingnya istirahat cukup, dan sebagainya.

c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan

Antara lain : manfaat air bersih, cara pembuangan limbah yang sehat, manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat, akibat polusi bagi kesehatan, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).

2.2 Sikap (Attitude)

Sikap adalah perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian, keyakinan (KBBI). Sikap dapat dianggap sebagai suatu predisposisi umum untuk berespon atau bertindak secara positif atau negatif terhadap suatu objek atau orang disertai emosi positif atau negatif (Maramis 2006). Newcomb, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo 2003).


(59)

10

Menurut Bem (dalam Maramis 2006), sikap biasanya sedikit banyak berhubungan dengan kepercayaan Hal ini sejalan dengan pendapat Allport (dalam Notoatmodjo 2007), bahwa sikap terdiri dari tiga komponen pokok yaitu kepercayaan terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek, dan kecenderungan untuk bertindak. Contohnya, seorang mahasiswa telah mengetahui penyebab, akibat, dan sebagainya tentang PPOK. Pengetahuan ini akan membawa mahasiswa tersebut untuk berpikir dan berusaha supaya tidak terkena PPOK. Dalam pemikiran, komponen keyakinan dan emosi ikut berpengaruh sehingga mahasiswa itu menghindari asap rokok untuk mencegah PPOK. Mahasiswa ini mempunyai sikap tertentu terhadap objek yang berupa PPOK.

2.2.1 Tingkatan-tingkatan Sikap

Sama halnya dengan pengetahuan, sikap juga terdiri dari hirarki tingkatan. Ada empat tingkatan dalam sikap :

1. Menerima (Receiving)

Sikap menerima dilakukan ketika subjek (seseorang) mau dan memerhatikan objek (stimulus) yang diberikan.

2. Merespon (Responding)

Sikap merespon adalah bila seseorang memberikan jawaban bila diberi pertanyaan, mengerjakan, atau menyelesaikan suatu tugas yang diberikan. 3. Menghargai (Valuing)

Sikap menghargai diartikan bila seseorang mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan tentang suatu masalah.

4. Bertanggung Jawab (Responsible)

Pada tingkat sikap yang paling tinggi ini, seseorang mampu bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risikonya. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.


(60)

11

Bila secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Indikator untuk sikap kesehatan, juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan, antara lain :

a. Sikap terhadap sakit dan penyakit

Sikap mengenai bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap gejala penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, dan sebagainya.

b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

Sikap mengenai bagaimana penilaian sesorang terhadap makanan, minuman, olahraga, relaksasi, merokok, dan sebagainya

c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan

Sikap mengenai bagaimana pendapat seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan, misalnya terhadap air bersih, polusi, dan sebagainya.

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka sesorang terhadap objek. Sikap membuat seseorang mendekati atau pun menjauhi objek lain. Sikap positif terhadap nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal-hal yang memengaruhinya, antara lain:

a. Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. b. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada

pengalaman orang lain.

c. Sikap diwujudkan atau tidak diwujudkan berdasarkan banyak sedikitnya pengalaman seseorang.

d. Sikap dipengaruhi oleh nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam menyelengggarakan hidup bermasyarakat (Teori WHO, dalam Notoatmodjo 2007).


(61)

12

2.3 Kategori Pengukuran Pengetahuan dan Sikap

Menurut Arikunto (dalam Budiman dan Riyanto 2013), tingkat pengetahuan dan sikap responden dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: baik, cukup, dan kurang. Hasilnya dapat didapat berdasarkan penilaian berikut ini:

Nilai = Jumlah skor akhir respondenJumlah skor maksimum × %

Dengan perincian :

a. Kategori baik apabila responden mempunyai nilai ≥ 75% b. Kategori cukup apabila responden mempunyai nilai 56-74% c. Kategori kurang apabila responden mempunyai nilai ≤ 55%

2.3 Perilaku

Perilaku berdasarkan KBBI, berarti tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Skiner (1938) seorang ahli psikologi, menyatakan perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Teori Skiner ini disebut juga teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respon. Perilaku diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan respon perilaku terhadap stimulus, yaitu:

a. Perilaku tertutup (covert behavior)

Reaksi stimulus masih dalam batas perhatian, persepsi, pengetahuan, dan sikap, dan belum dapat diamati jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Reaksi stimulus dalam bentuk tindakan nyata, berupa tindakan atau praktik. Perilaku ini sudah dapat dilihat oleh orang lain.


(62)

13

2.3.1 Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku

Berdasarkan tim kerja WHO, penyebab seseorang berperilaku disebabkan adanya 4 hal pokok, yaitu : Pemikiran dan perasaan, orang penting sebagai referensi, sumber daya, dan kebudayaan.

a. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling) 1. Pengetahuan

2. Kepercayaan, sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek 3. Sikap

b. Orang penting sebagai referensi (personal reference)

Perilaku orang, terutama anak kecil banyak dipengaruhi orang yang dianggap penting. Contohnya : Guru, pemuka agama, kepala desa, dan sebagainya. c. Sumber-sumber daya (resources)

Hal ini meliputi fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan lain-lain.

d. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber dalam suatu masyarakat yang menghasilkan pola hidup yang disebut juga kebudayaan (culture). Kebudayaan terbentuk dalam waktu yang lama dan selalu berubah, baik perlahan atau pun cepat, sesuai dengan perkembangan manusia.

Secara sederhana teori WHO dapat dirumuskan sebagai berikut

B = f(TF, PR, R, C)

B-Behavior f-Fungsi

TF-Thoughts about feeling PR-Personal Reference R-Resources


(63)

14

Dari batasan perilaku oleh Skiner, perilaku kesehatan dapat didefinisikan sebagai suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Perilaku kesehatan dibagi menjadi tiga menurut (Becker, dalam Notoatmodjo 2003):

a. Perilaku hidup sehat

Berhubungan dengan usaha seseorang untuk menjaga atau meningkatkan kesehatannya.

Contoh perilaku hidup sehat : - Makan dengan menu seimbang - Olahraga teratur

- Tidak merokok. Merokok merupakan kebiasaan buruk dengan berbagai efek penyakit. Ironisnya, kebiasaan merokok di Indonesia sangat membudaya

- Tidak minum-minuman keras dan narkoba - Istirahat cukup

- Pengendalian stress, dan sebagainya b. Perilaku sakit

Merupakan respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, antara lain: persepsi terhadap penyakit, pengetahuan tentang penyakit, dan lainnya.

c. Perilaku peran sakit

Perilaku ini dimaksudkan bahwa pasien mengetahui hak dan kewajiban orang-orang sakit. Meliputi:

- Tindakan untuk sembuh

- Mengetahui sarana pelayanan kesehatan yang layak

- Mengetahui hak (contoh: memeroleh pelayanan kesehatan) dan kewajibannya (contoh: memberitahukan penyakitnya kepada orang lain, tidak menularkan penyakitnya, dan lain-lain).


(64)

15

2.3.2 Perilaku Merokok dan Faktor-faktor yang memengaruhinya

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian diisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa (Sitepoe 2000). Perilaku merokok disebabkan karena adanya dorongan psikologis dan dorongan fisiologis. Perilaku merokok sendiri digolongkan menjadi empat jenis berdasarkan Management of Affect Theory oleh Tomkins, yaitu:

a. Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan positif

Pelaku beranggapan semakin banyak merokok, semakin bertambah rasa positif dalam dirinya. Ia menjadi percaya diri, tenang, nyaman, dan lainnya dengan merokok.

b. Perilaku merokok yang diperngaruhi perasaan negatif

Seseorang yang merokok untuk mengalihkan kecemasannya, menenangkan emosi-emosi negatif dari dirinya.

c. Perilaku merokok yang adiktif (ketergantungan fisiologis)

Perilaku ini menyebabkan seseorang akan terus meningkatkan dosis rokok yang dihisap setiap hari setelah efek rokok tersebut berkurang.. Hal ini biasanya disebabkan nikotin.

d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan (ketergantungan psikologis) Perilaku yang otomatis dilakukan, baik secara sadar atau tidak sengaja. Perokok tidak mampu menolak permintaan dari dalam dirinya.

2.4 Rokok

Dalam Pasal 1 PP No.19 2003, Tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, Rokok diartikan sebagai hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.


(65)

16

Di Indonesia, perkebunan tembakau dimulai pada tahun 1864, sedangkan pabrik rokok mulai tumbuh pada 1925. Tembakau diperoleh dari daun tembakau yang dirajang lalu dikeringkan. Dari daun tembakau kering itu, tembakau dikonsumsi berbagai cara. Secara garis besar, penggunaan tembakau dibagi menjadi dua, yaitu a. Pemakaian Tembakau Tanpa Membakar (Tanpa Mengeluarkan Asap) atau

Smokeless Tobacco Contoh penggunaannya :

- Tembakau kunyah, yaitu daun tembakau kering tersebut digulung lalu diisap-isap.

- Tembakau minuman, daun tembakau segar dibuat menjadi jus yang dicampur garam atau bahan rempah-rempah lainnya.

- Tembakau jilatan, jus tembakau ditambahkan tepung ubi lalu digoreskan di gigi, gusi, atau pun lidah.

- Tembakau sebagai supositoria, tembakau kering dimasukkan melalui anus. Awalnya untuk mengobati kecacingan dan sembelit, namun sekarang telah menjadi kebiasaan.

- Tembakau hirup, daun tembakau kering digiling dan diayak, lalu dihirup. - Tembakau digunakan melalui kulit atau jaringan tubuh lain, ada yang

melekatkan tembakau pada kulit dengan plester atau pun meneteskan cairan atau asap rokok daun tembakau ke mata.

Namun perlu diingat bahwa, smokeless tobacco juga dapat mengganggu kesehatan. Pada smokeless tobacco, tembakau yang diisap mengandung N nitrosonornikotin yang bersifat karsinogenik. Nikotin juga bisa memberikan adiksi, dapat meningkatkan tekanan darah (Benowitz et al.1988), kanker mulut (Simarak et al. 1977), dan penyakit Burger (O’Dell et al.1987 dalam Sitepoe 2000).


(66)

17

b. Tembakau sebagai Rokok

Tembakau terdiri dari berbagai bentuk dan jenis. Salah satunya, pembagian rokok berdasarkan pembungkusnya,

1. Pembungkus kertas, misalnya rokok kretek dan rokok putih.

2. Pembungkus daun nipah, yaitu pelepah tongkol jagung, disebut rokok kelobot

3. Pembungkus dengan daun tembakau sendiri disebut rokok cerutu 4. Tanpa pembungkus, misalnya pada rokok pipa

Sedangkan berdasarkan bahan bakunya, rokok dibedakan menjadi : 1. Rokok Putih, hanya berbahan baku tembakau.

2. Rokok kretek, berbahan baku tembakau dan cengkeh.

3.Rokok kelembak atau rokok siong, berbahan baku tembakau dan ditambahkan kemenyan dan kelembak. Rokok ini sangat khas dan diminati di beberapa daerah Jawa.

Salah satu kekhususan rokok di Indonesia adalah rokok kretek, yang terdiri dari bahan baku tembakau dan cengkeh. Jenis ini berbeda dengan rokok putih yang beredar di seluruh dunia, komponen utamanya hanya tembakau. Menurut Wise and Guerin (1986) perbandingan tembakau dan cengkeh adalah 60:40 pada rokok kretek. Rokok kretek diproduksi dengan dua cara yaitu dengan mesin, yang disebut rokok kretek mesin, dan dapat juga diproduksi secara manual menggunakan banyak tenaga kerja, yang disebut rokok kretek tangan. Di beberapa daerah Jawa, perokok bahkan dapat menggulung sendiri rokok yang akan diisap, rokok ini disebut rokok tingwe.

Berdasarkan penggunaan filter, rokok dibagi menjadi dua yaitu rokok filter dan non-filter. Pada rokok filter, bagian pangkalnya terdapat gabus untuk mengurangi asap yang keluar dari rokok. Sedangkan rokok non-filter lebih berbahaya daripada rokok yang menggunakan filter.


(67)

18

2.5 Jenis-Jenis Perokok

Secara umum, perokok dibedakan menjadi dua, yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif ialah perokok yang mempunyai kebiasaan merokok atau orang yang mengisap rokok. Sedangkan perokok pasif adalah orang yang berada disekitar perokok aktif, dan menghisap asap rokok perokok aktif (Susanna, Hartono dan Fauzan 2003). Perokok pasif rentan menjadi korban penyakit akibat rokok karena menghirup asap sampingan yang mempunyai bahaya tiga kali lebih besar (Crofton dan Simpson 2009).

Dari survei yang dibuat oleh Departemen Kesehatan (1990), derajat perokok dibedakan menjadi empat

a. Perokok ringan (1-10 batang/hari) b. Perokok sedang (11-20 batang/hari) c. Perokok berat (>20 batang/hari) d. Perokok yang berhenti merokok

Menurut hasil Riskesdas 2013, diketahui bahwa rerata batang rokok yang dihisap per hari per orang di Indonesia adalah 12,3 batang (setara satu bungkus), artinya rata-rata perokok di Indonesia termasuk perokok sedang.

Klasifikasi lainnya menurut PDPI (2000), derajat merokok seseorang dapat diukur dengan Indeks Brinkman, dimana perkalian antara jumlah batang rokok yang dihisap dalam sehari dikalikan dengan lama merokok dalam satu tahun, akan menghasilkan pengelompokan sebagai berikut :

1) Perokok ringan : 0-200 batang per tahun 2) Perokok sedang : 200-600 batang per tahun 3) Perokok berat : lebih dari 600 batang per tahun


(68)

19

2.6 Zat-zat yang terkandung dalam rokok Tabel 2.1 Zat Kimia dalam Rokok

Primary Toxic and Carcinogenic components of Cigarette Smoke including vapour-phase and particulate vapour-phase components

Agent Toxic Ciliotoxic Carcinogenic

Co-carcinogenic / Promoter

Carbon Monoxide x Nitrogen Oxides (NOx) x

Hydrogen Cyanide x x

Formaldehyde x x

Acrolein x

Acetaldehyde x

Ammonia x

Hydrazine x

Vinyl Chloride x

Urethane x

2-Nitropropane x

Quinoline x

Benzo[a]pyrene x x

Dibenz[a,h]anthracene x x

Benzo[b]fluoranthene x x

Benzo[j]fluoranthene x x

Dibenzo[a,h]pyrene x x

Dibenzo[a,i]pyrene x x

Dibenz[a,j]acridine x x

Indeno[1,2,3-cd]pyrene x x

Benzo[c]phenanthrene x x


(69)

20

Benzo[e]pyrene x x

Chrysene x x

Methylchrysene x x

Mehtylfluoranthene x x

Dibenz[a,c]anthracene x x

Dibenz[a,h]acridine x x

Dibenzo[c,g]carbazole x x

Mehtylnaphtalenes x

1-Methylindoles x

Dichlorostilbene x

Catechol x

3-Methycatechol x

4-Methycatechol x

4-Ethycatechol x

4-n-Propylcatechol x

Nitrosodimethylamine x

Nitrosoethymethylamine x

Nitrosodiethylamine x

Nitrosodi-n-propylamine x

Nitrosodi-n-butylamine x

Nitrosopyrrolidine x

Nitrosopiperidine x

Nitrosomorpholine x

N'-Nitrosonornicotine x

4-(methylnitrosamino)-

1-(3-pyridyl)-1-butanone


(70)

21

N'-Nitrosoanabasine x

N'-Nitrosoanatabine x

Aromatic Amines x

Aromatic

Nitrohydrocarbons x

Polonium-210 x

Nickel x

Arsenic x

Cadmium x

Sumber : Stephen Mulcahy. The Toxicology of Cigarette Smoke and Environmental

Tobacco Smoke, dalam Report Assignment-Biochemical Toxicology,1997.

Pada saat merokok, asap rokok yang diisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua komponen, yaitu: komponen yang lekas menguap berbentuk gas dan komponen yang bersama gas terkondensasi dan berubah menjadi komponen partikulat. Maka, asap rokok yang diisap umumnya 85% gas dan 15% partikel (Faucci 2008). Asap rokok sendiri dibedakan menjadi dua :

a. Mainstream smoke (MS), yaitu asap rokok yang diisap melalui mulut

b. Sidestream smoke (SS), yaitu asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar dan dihembuskan ke udara. Sidestream smoke inilah yang dihirup oleh perokok pasif. Temperatur pada saat pembentukan MS jauh lebih tinggi dibandingkan temperatur SS, akibatnya SS mengandung lebih banyak zat berbahaya dibandingkan MS.

Asap rokok diperkirakan mengandung lebih dari 7000 zat kimia dan 70 karsinogen. Meskipun komposisi asap rokok tergantung dari berbagai faktor, yaitu jenis tembakau, pemrosesan tembakau, kekeringan tembakau, berat bahan baku rokok, bahan pembungkus rokok, dan ada tidaknya filter, seluruh jenis rokok akan mengganggu kesehatan seseorang bila ia merokok terus menerus.


(71)

22

Berikut ini adalah zat-zat utama berbahaya yang ada dalam setiap rokok a. Nikotin

Kandungan zat ini terdapat dalam asap rokok dan tembakau yang tidak dibakar. Nikotin bersifat toksis terhadap jaringan saraf, juga menyebabkan tekanan darah meningkat. Hal ini disebabkan efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah, yang berakhir dengan hipertensi. Efek lain nikotin adalah, merangsang berkelompoknya trombosit (sel pembekuan darah), trombosit akan menggumpal dan akhirnya akan menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat asap yang mengandung CO yang berasal dari rokok. Hal ini akan memperparah kejadian penyakit kardiovaskular. Nikotin juga memegang peranan penting dalam ketagihan merokok. Menurut Benowitz (1994) menyatakan kadar nikotin sejumlah 4-6 mgr per hari dapat menimbulkan ketagihan terhadap rokok. Dengan bioavabilitas nikotin 40% dari rokok yang diisap, Benowitz memperhitungkan ambang batas nikotin agar tidak ketagihan adalah sebesar 0,4-0,5 mgr/batang rokok.

Gambar 2.1 Skema metabolisme nikotin


(72)

23

b. Tar

Tar disebut juga (NFDPM = Nicotine Free Dry Particulate Matter), diartikan sebagai total particulate matter (TPM) tanpa air dan tanpa nikotin. TPM ditemukan dalam filter Cambride pada mesin rokok dari mainstream smoke. Sumber tar adalah tembakau, cengkeh, pembungkus rokok, dan bahan organik yang dibakar

Hubungan antara konsentrasi tar dengan efeknya terhadap kesehatan masih belum jelas. Namun diketahui ada hubungan antara rokok dengan kanker, zat karsinogenik dalam tar yaitu polisiklik hidrokarbon aromatis yang memicu kanker paru. Tar juga mengandung benzopyrene, yang menyebabkan noda di gigi, kuku dan paru-paru. Konsentrasi tar yang terkandung dalam rokok bervariasi, dan dapat dikelompokkan menjadi tiga

- Kadar tar tinggi: <22 mg/batang rokok - Kadar tar sedang : 15-21 mg/batang rokok - Kadar tar rendah : <14 mg/batang rokok c. Karbon Monoksida (CO)

Gas bersifat toksis yang bersaing dengan oksigen dalam mengikat hemoglobin. CO tidak berwarna dan tidak berbau. CO dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari karbon. Dalam rokok terdapat 2-6% gas CO saat merokok, sehingga kadar karboksi-hemoglobin dalam darah dapat meningkat dari 1% pada bukan perokok hingga 2-16% pada perokok. Apabila hal ini berlanjut, maka dapat terjadi polisitemia yang memengaruhi saraf pusat, penciutan pembuluh darah, aterosklerosis, hingga meninggal.


(1)

vii

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 31

3.1 Kerangka Konsep ... 31

3.2 Variabel dan Definisi Operasional ... 32

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 33

4.1 Jenis Penelitian ... 33

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 33

4.2.1 Waktu Penelitian ... 33

4.2.2 Tempat Penelitian ... 33

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

4.3.1 Populasi Target ... 33

4.3.2 Sampel ... 33

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 35

4.4.1 Data Primer ... 35

4.4.2 Data Sekunder ... 35

4.4.3 Instrumen Penelitian ... 35

4.4.4 Uji Validitas ... 36

4.4.5 Uji Reliabilitas... 36

4.5 Etika Penelitian ... 38

4.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 38

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

5.1 Hasil Penelitian ... 40

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 40

5.1.2 Karakteristik Responden ... 41

5.2 Hasil Analisis Data ... 43

5.2.1 Pengetahuan Mahasiswa FK USU Terhadap Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK... 43

5.2.2 Distribusi Pengetahuan Responden ... 44

5.2.3 Sikap Mahasiswa FK USU Terhadap Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK ... 45

5.2.4 Distribusi Sikap Responden ... 46

5.3 Pembahasan ... 47

5.3.1 Pengetahuan ... 47


(2)

6.1 Kesimpulan ... 51

6.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(3)

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Zat kimia dalam rokok 19

Tabel 2.2 Klasifikasi PPOK berdasarkan Spirometri 29

Tabel 2.3 Klasifikasi Kombinasi PPOK berdasarkan GOLD 2015

29

Tabel 3.1 Definisi Operasional 32

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 37

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 41 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pengetahuan

Responden pada Pertanyaan Pengetahuan

Mengenai Merokok sebagai Faktor Risiko PPOK

43

Tabel 5.3 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Merokok sebagai Faktor Risiko PPOK

44

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Sikap Responden pada Pertanyaan Sikap Mengenai Merokok sebagai Faktor Risiko PPOK

45

Tabel 5.5 Distribusi Sikap Responden Mengenai Merokok sebagai Faktor Risiko PPOK

46


(4)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Skema metabolisme nikotin 22

Gambar 2.2 Skema rokok sebagai faktor risiko penyakit paru 27


(5)

xi

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul

Lampiran 1 Lembar Penjelasan

Lampiran 2 Lembar Persetujuan (Informed Consent) Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 5 Anggaran Biaya Penelitian

Lampiran 6 Hasil Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Tahun Masuk 2012 dan 2014

Lampiran 7 Data Induk Mahasiswa Lampiran 8 Ethical Clearance Lampiran 9 Surat Izin Penelitian


(6)

DAFTAR SINGKATAN

AP : Activator Protein

BBLR : Bayi berat lahir rendah CAT : COPD Assessment Test CCQ : Clinical COPD Questionnaire

CO : Karbon Monoksida

COPD : Chronic Obstructive Lung Disease DNA : Deoxyribonucleic acid

EGFR : Epidermal Growth Factor Receptor

FK : Fakultas Kedokteran

GOLD : Global initiative for Chronic Obstructive Lung Disease KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

KVP : Kapasitas Vital Paksa

mMRC : Modified Medical Research Council

NF : Nuclear Factor

PDPI : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia PPOK : Penyakit Paru Obstruktif Kronik Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

ROR : Reactive Organic Radical

VEP1 : Volume Ekspirasi Paksa detik pertama WHO : World Health Organization


Dokumen yang terkait

Perbandingan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Stambuk 2014 Dengan Stambuk 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai Basic Life Support

7 67 65

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2008 Terhadap Makanan yang Mengandung Natrium

4 58 63

Pengetahuan Dan Sikap Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kebiasaan Merokok Dikalangan Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

0 38 53

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok

1 35 74

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012 dan 2014 Tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK

0 0 14

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012 dan 2014 Tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK

0 0 2

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012 dan 2014 Tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK

0 0 5

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012 dan 2014 Tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK

0 1 25

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012 dan 2014 Tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK

0 0 4

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2012 dan 2014 Tentang Merokok Sebagai Faktor Risiko PPOK

0 0 28