b Manisan Basah
Manisan basah adalah salah satu produk olahan rumput laut yang hanya membutuhkan peralatan dan teknologi sederhana. Rumput laut biasanya dari
jenis Eucheuma cottonii yang telah lunak dicampur dengan air gula dan bahan lainnya. Manisan yang dijual dipasaran dikemas dengan kantung plastik atau
cupgelas plastik. Tahapan pembuatan manisan basah adalah sebagai berikut: pencucuian rumput laut, perendaman rumput laut, pemotongan rumput laut,
pencampuran bahan, pengemasan, dan pasteurisasi. c
Dodol Rumput Laut Dodol rumput laut memiliki tekstur yang khas tidak seperti dodol pada
umumnya. Produk olahan ini dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama kurang lebih 1 bulan. Sebagai makanan cemilan, dodol rumput laut
merupakan pilihan yang tepat untuk mengganjal perut yang lapar. Tahap pembuatan dodol rumput laut adalah sebagai berikut: meyiapkan peralatan dan
bahan, pencucian rumput laut, perendaman rumput laut, penirisan, pelumatan, perebusan bubur rumput laut, pencetakan, pemotongan,pengeringan, pengemasan
Afriantori dan Mutaqin, 2006.
2.1.4. Proses Pengolahan Tepung Rumput Laut
Pengubahan bentuk rumput laut menjadi tepung akan mempermudah pemanfaatan rumput laut menjadi bahan setengah jadi yang fleksibel, karena
selain tahan lama daya simpannyajuga dapat dipakai sebagai penganekaragaman pengolahan makanan.
1. Penyortiran
Memilih mana rumput laut yang bagus dan tidak rusak itulah yang akan dipakai untuk pembuatan tepung.
2. Perendaman
Rumput Laut yang sudah disortir kemudian direndam dengan air beras untuk menghilangkan bau karang, selama 1 hari.
3. Pencucian
Dilakukan pencucian rumput laut dalam wadah berisi air, kemudian kembali dicuci dengan air mengalir sampai bersih, pencucian ini berfungsi untuk
menghilangkan kotoran yang menempel pada rumput laut. 4.
Penirisan Mengurangi air yang ada pada rumput laut.
5. Pengecilan ukuran
Pengecilan ukuran dengan menggunakan blender, pengecilan ukuran rumput laut bertujuan untuk mempermudah dalam pengeringan.
6. Pengeringan
Pengeringan merupakan metode mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan sehingga kadar air seimbang dengan
kondisi udara normal atau kadar air setimpal dengan aktivitas air a
w
yang aman dari kerusakan mikrobiologi, enzim, dan kimiawi. Tujuan pengeringan adalah
untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan pembusukan terhenti, demikian juga
perubahan-perubahan akibat kegiatan enzim, menjadikan bahan tidak mudah
rusak sehingga mempunyai daya awet yang lebih lama dan memudahkan pengolahan lanjutan Wirakartakusumah et al, 1992. Pengeringan dilakukan
dioven pada suhu 60-70 C selama 2 hari.
7. Penghalusanpenepungan
Rumput Laut kering digiling atau dihaluskan menggunakan blender hingga menjadi bubuk halus, kemudian diayak sehingga diperoleh hasil berupa tepung
yang halus.
Gambar 2.2. Tepung Rumput Laut 2.2. Daging Sapi
Daging dibentuk oleh 2 bagian utama yaitu serat-serat otot berbentuk rambut dan tenunan pengikat.Serat-serat otot daging diikatkuat oleh tenunan
pengikat dan dihubungkan dengan tulang. Komposisi serat-serat otot daging mengandung campuran komplek dari protein lemak, karbohidrat, dan garam
mineral. Protein yang terdapat dalam serat otot daging dari aktin dan miosin. Karbohidrat yang ada dalam bentuk glikogen.Ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi oleh ternak yang akan dipotong agar diperoleh kualitas daging yang baik yaitu ternak harus dalam keadaan sehat, bebas dari berbagai penyakit,
ternak harus cukup istirahat, tidak diperlakukan kasar, serta tidak mengalami sters agar kandungan glikogen otot maksimal Syarief dan Irawati, 1998.
Semakin segar daging semakin bagus mutu bakso yang dihasilkan. Selain itu daging hendaknya tidak banyak berlemak dan tidak banyak berurat. Lemak
dan urat yang terdapat pada daging sebaiknya dipisahkan dulu. Namun untuk membuat bakso urat justru digunakan daging yang banyak urat atapun seratnya,
sedangkan lemak tetap dipisahkan Wibowo, 2006.
Gambar 2.3. Daging Sapi 2.2.1. Kandungan Gizi Daging Sapi
Didalam daging terdapat mineral-mineral sperti kalsium, magnesium, kalium, natrium, fosfor, khlor, besi, belerang, tembaga, dan mangan. Vitamin
yang terdapat pada daging terutama pada golongan vitamin B B1, B12, B6, dan B2, vitamin C, A, E, D, dan K. Selain itu daging mengandung pigmen memberi
warana merah mioglobin. Perubahan daging dari kakas menjadi merah cerah karena pembentukan oksimioglobin dan ketika berubah menjadi cokelat karena
mioglobin menjadi metmioglobin Syarief dan Irawati, 1998. Daging sapi mengandung berbagai zat gizidan beberapa senyawa kimia
lain. Komposisi zat gizi daging sapi dapat dilihat pada tabel 2.4
Tabel 2.4. Komposisi Zat Gizi Daging Sapi dalam 100 gram bahan
Komposisi Jumlah
Kalori kal 207,00
Protein g 18,80
Lemak g 14,00
Kalsium g 11,00
Fosfor mg 170,00
Besi mg 2,80
Vit A SI 30,00
Air g 66,00
Sumber : Departemen Kesehatan R.I., 1996 Daging merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik. Secara
umum, daging merupakan sumber mineral, kalsium, fosfor, dan zat besi, serta vitamin B komplek niasin, riboflavin, dan tiamin, tetapi rendah kadar vitamin C.
Hati yang lebih dikenal sebagai jeroan, mengandung kadar vitamin A dan zat besi yang sangat tinggi Syarief dan Irawati, 1998.
2.3. Bakso