METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam mencapai kesimpulan dari penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif. Alasan pemilihan penelitian jenis ini adalah didasari oleh penelitian ini sendiri yang lebih banyak mengkaji mengenai implementasi salah satu instrumen diplomasi publik Amerika Serikat. Sehingga akan lebih tepat apabila yang digunakan adalah penelitian kualitatif untuk menjelaskan dan mengkaitkan fakta yang terjadi berdasarkan fenomena yang ada. Jenis penelitian ini diharapkan mampu membantu penulis dalam memahami fenomena yang dibahas dalam penelitian ini.
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas tentang langkah kebijakan diplomasi publik Amerika Serikat yang diambil pasca peristiwa 9/11. Periode yang diambil adalah periode tahun 2003 – 2013. Penulis mengambil periode tersebut karena pada periode tersebut Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan program YES bagi negara-negara Muslim di dunia pasca peristiwa 9/11. Hal ini dapat memastikan signifikansi dari kebijakan diplomasi publik Amerika Serikat terhadap Indonesia dan mempermudah penulis dalam melihat fenomena yang diangkat.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, dalam artian tidak menggunakan indikator yang bersifat numerik untuk menjelaskan fenomena ataupun menarik kesimpulan dari penelitian. Sekalipun ada hasil survey dan statistik yang digunakan dalam penelitian ini, pada akhirnya hasil tersebut akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang ada secara kualitatif. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data kepustakaan yang mana penulis gunakan dengan memadukan data berupa studi-studi terdahulu tentang kasus yang relevan dengan kasus yang dibahas oleh penulis dan beberapa data kualitatif yang dipakai penulis untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian ini.
Penulis memandang bahwa berita-berita di media juga bisa menjadi sumber yang dapat membantu penulis dalam memahami perkembangan kasus yang terjadi. Oleh karena itu, berita maupun artikel yang relevan dengan kasus ini juga digunakan oleh penulis sebagai salah satu bahan acuan dalam penelitian ini. Data yang digunakan oleh penulis dikumpulkan melalui internet, kemudian diseleksi berdasarkan relevansinya terhadap kasus yang dibahas. Bahan-bahan yang telah diseleksi digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini baik sebagai sumber utama, studi terdahulu, maupun data pendukung argumen maupun hasil dari penelitian.
3.4 Teknik Analisa Data
Setelah data-data dikumpulkan dan diseleksi, penulis kemudian melakukan analisis yang bersifat kualitatif. Analisis kualitatif digunakan bukan untuk mencari kebenaran absolut yang dapat disimpulkan dari penelitian kuantitatif melalui data yang bersifat numerik, namun analisis ini digunakan untuk mencari pemahaman tentang masalah yang diangkat. Teknik analisa data yang dipergunakan merupakan teknik analisa yang bersifat non statistik. Hal ini menyebabkan berbagai macam data yang diperoleh baik data berupa tabel ataupun grafik angka, akan diuraikan kedalam bentuk paragraf dan kalimat yang sistematis. Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan agar memperoleh hasil yang sistematis tersebut. Tahapan-tahapan tersebut adalah klasifikasi data, mereduksi dan memberikan interpretasi pada data yang telah diseleksi dengan berdasar pada konsep yang digunakan.
3.5 Metode Penulisan
Penelitian kali ini akan disusun kedalam lima bab yang sistematika penulisannya akan digambarkan dibawah ini:
1. Bab I Pendahuluan, yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah serta tujuan dan manfaat penelitian.
2. Bab II Kerangka Pemikiran, bab ini berisikan tentang kerangka pemikiran yang menjadikan landasan bagi penulis untuk menjawab rumusan masalah, mencakup studi terdahulu 2. Bab II Kerangka Pemikiran, bab ini berisikan tentang kerangka pemikiran yang menjadikan landasan bagi penulis untuk menjawab rumusan masalah, mencakup studi terdahulu
3. Bab III Metode Penelitian, bab ini menerangkan alur penelitian yang akan digunakan mencakup jenis penelitian, ruang lingkup penelitian, teknis pengumpulan dan analisis data, serta sistematika penulisan.
4. Bab IV Pembahasan dan Hasil Data, menjelaskan tentang pengkajian data yang menguraikan tentang operasionalisasi dari konsep diplomasi publik atas adanya pengimplementasian development of lasting relationship diplomasi publik Amerika Serikat pasca peristiwa 9/11 melalui program pertukaran pelajar yang dinamakan The Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study (YES) ke Indonesia. Di bab ini pula, dipaparkan hasil analisis penulis terhadap kasus yang diangkat dengan menggunakan konsep yang dipakai.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran, menjelaskan tentang kesimpulan dari seluruh hasil data dan analisa penulis serta saran atau rekomendasi penulis. Kesimpulan tersebut sekaligus menguji kebenaran argumentasi utama yang telah penulis 5. Bab V Kesimpulan dan Saran, menjelaskan tentang kesimpulan dari seluruh hasil data dan analisa penulis serta saran atau rekomendasi penulis. Kesimpulan tersebut sekaligus menguji kebenaran argumentasi utama yang telah penulis
Dalam meneliti pengaruh dari kebijakan diplomasi publik Amerika Serikat pasca peristiwa 9/11 melalui pertukaran pelajar, penting untuk mengetahui proses peristiwa 9/11 dan dampak yang diimbulkan pasca peristiwa tersebut. Perhatian terhadap dunia Muslim yang dilakukan oleh Amerika Serikat, menjadikannya sebagai salah satu amunisi diplomasi publik Amerika Serikat termasuk dalam memperbaiki kondisi hubungannya dengan masyarakat Indonesia. Bab ini akan membahas tentang proses perubahan image yang terjadi pada Amerika Serikat serta implementasinya di Indonesia. Bab ini juga sekaligus akan menjadi pengantar dalam memahami pengaruh yang ditimbulkan antara masyarakat Amerika Serikat dengan masyarakat Indonesia melalui diplomasi publik yang diimplementasikan.
4.1.1 Peristiwa 9/11 yang Terjadi di Amerika Serikat
Peristiwa serangan terorisme yang menimpa Amerika Serikat dan kemudian dikenal 9/11 telah menewaskan setidaknya sekitar kurang lebih
3000 orang. 76 Sejumlah empat pesawat dibajak oleh para anggota militan Al- Qaeda dalam peristiwa peledakan gedung WTC dan Pentagon di Amerika
Serikat. 77 Gedung WTC ditabrak oleh dua pesawat, sedangkan satu pesawat ditabrakkan ke gedung Pentagon dan satu pesawat lainnya jatuh ke lapangan
Pennsylvania. 78
Gambar 1. Peristiwa 9/11 - Serangan Gedung WTC
Pasca peristiwa tersebut, perhatian Amerika Serikat terhadap dunia Muslim pun meningkat. Hal ini ditunjukkan pula dengan meningkatnya jumlah berita maupun artikel khusus yang membahas mengenai dunia Muslim
sebanyak tujuh kali dibandingkan sebelum peristiwa 9/11. 79 Terlebih perbedaan sudut pandang yang terjadi pada penduduk Muslim dunia dengan
76 9/11 Attacks, diambil dari sumber <http://www.history.com/topics/9-11-attacks>, diakses pada tanggal 16 November 2014.
77 Ibid. 78 Ibid. 79 Op. cit. Diana L. Eck, hal.23.
masyarakat Amerika Serikat setelah dikeluarkannya kebijakan Global War On Terrorism (GWOT).
Seperti yang telah penulis bahas di latar belakang, bahwa pasca peristiwa 9/11, isu terorisme telah menjadi agenda utama negara Amerika Serikat. Tidak hanya pada era Bush saja, pada era kepemimpinan Obama pun terorisme tetap menjadi isu penting yang tidak boleh lepas untuk ditangani. Dalam memberantas terorisme secara luas dan bertahan lama, tentu saja dibutuhkan proses waktu yang tidak sebentar dan dukungan dari masyarakat dunia. Strategi diplomasi publik yang dipergunakan oleh Amerika Serikat
akan menarik simpatik dari masyarakat internasional lebih luas. 80
Perbedaan nilai dan cara pandang antara penduduk Muslim dengan penduduk Westerners juga turut menyebabkan Amerika Serikat berusaha
memperbaiki hubungan antar kedua belah pihak. 81 Proses rekonsiliasi yang dilakukan tersebut, tentunya membutuhkan waktu yang lama bukan hanya
dalam hitungan tahun saja. 82 Pendekatan demi pendekatan yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap dunia Muslim, berfungsi pula untuk
80 Joseph Nye, America Needs To Use Soft Power, diambil dari sumber <http://search.proquest.com/docview/249527755?accountid=46437>, diakses pada tanggal 8
Februari 2014, hal.4. 81 John L. Espito, The Future of Islam and U.S. – Muslim Relations, diambil dari sumber
<http://search.proquest.com/docview/902754304?accountid=46437>, diakses pada tanggal 8 Februari 2014, hal.4.
82 Ibid. hal. 23.
menentukan pengambilan arah kebijakan luar negeri Amerika Serikat kedepannya. 83
Begitu pentingnya diplomasi publik bagi Amerika Serikat, berkaitan dengan penelitian ini, Amerika Serikat menggunakan diplomasi publiknya melalui pengimplementasian development of lasting relationship -nya. Dimana pasca 9/11 dikeluarkan program pertukaran pelajar yang khusus ditujukan bagi negara-negara Muslim di dunia, termasuk Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbanyak. Mengenai program tersebut, akan dijelaskan oleh penulis pada sub bab lainnya.
4.2 Citra Amerika Serikat
4.2.1 Image Amerika Serikat Pasca Peristiwa 9/11 ke Indonesia
Berangkat dari kebijakan ―Global War On Terrorism‖ (GWOT) yang dikemukakan oleh George W. Bush Jr. menyebabkan perbedaan sudut pandang antara masyarakat Muslim di dunia dengan masyarakat Westerners . Umat Muslim di dunia menganggap bahwa war on terrorism merupakan war
on Islam 84 . Hal ini diperkuat pula dengan misunderstanding yang sering terjadi antara umat Muslim dengan kebijakan yang dikeluarkan olah para
petinggi Amerika Serikat.
83 Op. cit. John L. Espito, hal. 20. 84 Hady Amr dan P. W. Singer, To Wi The War o Terror , We Must First Wi The War of Ideas :
Here’s How, Sage, hal.212.
― Many Muslims say they find the style and tone of communication often used by senior U.S. officials arrogant, patronizing, and needlessly
confrontational. Unfortunately, they are right 85 .‖
Kutipan diatas menunjukkan bahwa banyak umat Muslim yang memiliki persepsi negatif atas statement yang telah dikeluarkan oleh aktor- aktor senior pemerintahan Amerika Serikat. Sedangkan pilar utama yang harus dibangun Amerika Serikat agar dapat meyukseskan GWOT-nya ialah dengan membangun citra Amerika Serikat di mata masyarakat internasional dunia. Untuk menopang pilar ini, Amerika Serikat harus fokus terhadap
hubungannya dengan dunia Muslim. 86 Kebijakan luar negeri yang dikeluarkan Amerika Serikat pun dapat dikatakan sukses tidak terlepas dari bagaimana
Amerika Serikat dapat bekerja sama dengan negara lain serta bagaimana upayanya dalam membentuk persepsi yang ditimbulkan oleh masyarakat
asing. 87
Peran masyarakat asing sangatlah penting bagi suatu negara, mengingat bahwa suatu negara dapat memperoleh hasil yang ingin didapatkan. Hal tersebut diperoleh melalui diplomasi publik dengan cara negara lain mengagumi kemudian ingin mengikuti nilai-nilai negara yang
dikaguminya, sehingga mereka menirunya untuk diterapkan. 88 Soft power sendiri merupakan kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar
85 Op.cit. Hady Amr. Hal. 216. 86 Ibid. Hal 213. 87 Ibid. 88 Op. Cit. Nye, Public Diplomacy and Soft Power, hal. 94.
menghasilkan outcomes yang diinginkan dengan cara yang atraktif dibandingkan menggunakan kekerasan ataupun iming-iming pembayaran. 89
Maka dari itu, Amerika Serikat meningkatkan kekuatan soft power- nya melalui instrumennya yakni diplomasi publik. Digunakannya diplomasi publik ialah karena cara ini berperan bagi Amerika Serikat dalam menghantarkan pemahaman atas kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya
terhadap umat Muslim. 90 Indonesia seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa Indonesia merupakan negara dengan populasi masyarakat Muslim
terbesar di dunia tentunya menjadi salah satu target bagi Amerika Serikat menerapkan diplomasi publiknya pasca peristiwa 9/11. Terlebih belum pernah peristiwa lainnya seperti peristiwa pasca 9/11 yang memberikan dampak negatif sangat kuat bagi umat Muslim Indonesia dalam memandang Amerika Serikat.
Hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Indonesia telah terjalin sejak lama. Hal ini ditandai secara resmi melalui pendirian Kedutaan Besar di negara satu sama lain. Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta pada tahun 1949 dan Kedutaan Besar Indonesia di Amerika Serikat pada
tahun 1950. 91 Kerjasama di di bidang pendidikan pun sudah terbentuk tak
89 Op. Cit. Nye, Public Diplomacy and Soft Power, hal. 94. 90 Op. cit., Atu Indarto, hal.1. 91 Bilateral Relations, diambil dari sumber
<http://www.embassyofindonesia.org/wordpress/?page_id=516>, diakses pada tanggal 3 November 2013.
lama dari tahun tersebut, yakni sejak tahun 1952 melalui program beasiswa Fulbright yang kemudian diorganisir AMINEF. 92
Namun pasca peristiwa 9/11, hubungan diplomatik antara kedua negara cukup merenggang. Ini disebabkan oleh citra negatif akibat misunderstanding umat Muslim Indonesia atas Amerika Serikat dalam pengimplementasian kebijakan GWOT-nya. Dapat dilihat pada grafik favorability views yang dihasilkan awal pasca 9/11, menunjukkan hasil yang menurun:
Grafik 1. Favorability Views Indonesia terhadap Amerika Serikat Sebelum
9/11 dan Dua Tahun Pasca 9/11 93
92 Op. cit. Bilateral Relations. 93 A eri a’s I age i the World: Fi di gs fro the Pew Glo al Attitudes Proje t, diambil dari sumber
<http://www.pewglobal.org/2007/03/14/americas-image-in-the-world-findings-from-the-pew- global-attitudes-project/, diakses pada tanggal 26 Oktober 2014.
Maka dari itu, seperti pada penjelasan-penjelasan sebelumnya, bahwa Amerika Serikat tidak lantas berdiam diri. Justru dengan menurunnya jumlah favorability views Indonesia terhadap Amerika Serikat, Amerika Serikat meningkatkan intensitas diplomasi publiknya ke Indonesia. Program pertukaran pelajar menjadi salah satu fokus utama sebagai instrumen di dalam diplomasi publik Amerika Serikat. Berikut hasil favorability views yang ditunjukkan meningkat setelah diimplementasikan dan ditingkatkan diplomasi publik Amerika Serikat ke Indonesia:
Grafik 2. Favorability Views Indonesia Terhadap Amerika Serikat Setelah Pengimplementasian Diplomasi Publik 94
Pada tahun 2010 Indonesia bahkan bekerjasama dengan Amerika Serikat dalam menghasilkan „ Joint Commission ‘ atau „ Comprehensive
94 Diolah dari Pew Research Global Attitudes Project, dari sumber <http://www.pewglobal.org/database/indicator/1/survey/6/>, diakses pada tanggal 23 Oktober
Partnership ‘ . Kunjungan yang dilakukan Hillary Clinton, sekretaris negara Amerika Serikat, pada bulan Februari di tahun tersebut pun tidak lain karena berkaitan dengan pembentukan kerjasama tersebut. Dua tujuan utama yang ingin dicapai melalui kerjasama itu, seperti yang diungkapkan Hillary, yaitu: (1)Meningkatkan jumlah peserta pertukaran pelajar secara dua kali lipat untuk datang ke Amerika Serikat, (2)Meningkatkan hubungan antar lembaga
pendidikan di antara kedua negara. 95 Hillary melihat bahwa melalui kerjasama ini, terlebih melalui aspek pendidikan dengan pertukaran pelajar, menjadi
aspek penting yang harus selalu diperhatikan untuk kepentingan Amerika Serikat. Terlebih di era globalisasi seperti dewasa ini, smart power dengan penggunaannya melalui diplomasi publik, sangat dibutuhkan dalam pencapaian arah kebijakan luar negeri negara.
―Building a partnership, a comprehensive partnership with Indonesia, is a critical step on behalf of the United States ‘ commitment to smart power.‖ 96
Sedangkan pada tahun berikutnya, tahun 2011, Amerika Serikat menduduki peringkat ketiga diantara sembilan negara lainnya yang dipercaya oleh publik Indonesia untuk bertanggung jawab menjaga perdamaian dunia. Berbeda pada tahun 2006, masyarakat Indonesia hanya berjumlah 32%
95 A Smart-Power Partnership with Indonesia, diambil dari sumber <https://www.americanambassadors.org/publications/ambassadors-review/spring-2009/a-smart-
power-partnership-with-indonesia>, diakses pada tanggal 2 April 2014. 96 Ibid.
memiliki kepercayaan terhadap Amerika Serikat. 97 Pada tahun 2011 Amerika Serikat memiliki hasil sejumlah 72% atas kepercayaan masyarakat Indonesia
terhadapnya. 98
4.2.2 U.S. National Strategy for Strategic Communication and Public Diplomacy
Meski telah lama Amerika Serikat menerapkan diplomasi publiknya, namun Amerika Serikat justru baru mempublikasikan arah diplomasi publiknya tahun 2007. Kemudian pada tahun 2010, Amerika Serikat berusaha meningkatkan diplomasi publiknya di abad ke-21 ini dengan menghasilkan
Strategic Framework of Public Diplomacy. 99 Framework ini memfokuskan dengan lima langkah pelaksanaannya, yaitu: (1)Pembentukan persepsi,
(2)Memperluas maupun memperkuat hubungan dengan publik asing, (3)Memberantas ekstrimisme, (4)Menginformasikan secara luas mengenai policy making negara, (5)Pengalokasian sumber daya strategis dalam
mendukung prioritas kebijakan luar negeri. 100 Namun disini penulis memfokuskan pada arah diplomasi publik Amerika Serika yang dihasilkan
97 Murray Hiebert, Ted Osius dan Gregory B. Poling, A U.S.- Indonesia Partnership for 2020 Recommendations for Forging a 21st Century Relationship, hal. 14.
98 Ibid. 99 Public Diplomacy: US Department of State, diambil dari sumber
http://www.state.gov/documents/organization/181074.pdf, diakses pada tanggal 23 Oktober 2014. 100 Future of U.S. Public Diplomacy, diambil dari sumber
http://www.state.gov/r/remarks/2010/138283.htm, diakses pada tanggal 24 Oktober 2014.
pada tahun 2007, yakni U.S. National Strategy for Strategic Communication and Public Diplomacy.
Tiga bidang prioritas utama dalam diplomasi publik Amerika Serikat ialah memperluas program pertukaran pelajar di bidang pendidikan, memodernisasi komunikasi dengan masyarakat asing, serta mempromosikan
“ diplomacy of deeds ”. Pada prioritas bidang yang pertama ialah pada bidang pendidikan dengan program-program pertukaran pelajar. Seperti diketahui,
pertukaran pelajar maupun pertukaran kebudayaan yang diadakan Amerika Serikat telah sukses membantu kelangsungan diplomasi publik Amerika
Serikat selama kurang lebih 60 tahun terakhir. 101 Program pertukaran pelajar yang mana akan membawa pertukaran nilai kebudayaan tersebut, hingga kini
masih memiliki peranan penting sebagai bagian yang tak terpisahkan dari diplomasi publik Amerika Serikat. 102
Dalam pencapaian diplomasi publik di bidang ini, Amerika Serikat berusaha menjadikan para pemuda pemudi atau masyarakat asing berusia
muda sebagai target sasaran utamanya. 103 Disebabkan para siswa asing ini dapat menjadi dasar penting dalam pencapaian diplomasi publik Amerika
Serikat di kemudian hari, terlebih saat mereka menjadi tokoh utama masyarakat yang memiliki pengaruh lebih luas. 104 Bagi pemerintah Amerika
Serikat, memperluas jaringan program pertukaran pelajarnya sama dengan
101 Op. cit. Nancy Snow, hal. 236 102 Ibid. Hal. 240. 103 Op. cit. U.S. National Strategy, hal.4. 104 Ibid. hal.6.
memperluas pembangunan hubungan antara person-to-person yang mana akan menciptakan mutual understanding . Seperti kutipan di bawah yang telah dikatakan oleh Mantan Sekretaris Negara Amerika Serikat, Condoleeza Rice:
―...public diplomacy is a conversation, not a monologue. In order to extend the conversation, more students will have to travel and study
abroad.‖ 105
Pada bidang kedua, yang dimaksud pemodernisasian komunikasi adalah bagaimana Amerika Serikat berusaha menjelaskan kebijakan maupun nilai-nilai negaranya ke khalayak yang lebih luas melalui media massa. Pada intinya, bagaimana para pejabat Amerika Serikat agar lebih sering
menampakkan dirinya dalam media-media asing. 106 Seperti diketahui bahwa pemerintah menggunakan diplomasi publiknya untuk berusaha berkomunikasi
dengan publik asing melalui cara-cara yang menarik. Tidak hanya aktif menampilkan kebijakan melalui media massa, namun Amerika Serikat juga menghimbau kepada aktor-aktor yang berperan penting untuk turut aktif dalam komunikasi yang interaktif maupun kreatif, seperti melalui website , blog, jejaring sosial hingga video yang dapat menampilkan program hingga
kebijakan Amerika Serikat. 107
Pada bidang ketiga, diplomacy deeds , yang dimaksud ialah bagaimana Amerika Serikat berusaha menunjukkan bukti secara riil bahwa Amerika
105 Op. cit. Nancy, hal. 243. 106 Op. cit. U.S. National Strategy, hal.6. 107 Ibid.
Serikat merupakan negara yang baik, terbuka serta murah hati. Ini dilakukan dengan kegiatan bantuan luar negeri yang dilaksanakan oleh Amerika Serikat. Melalui bantuan nyata yang diberikan, nilai-nilai yang dimiliki Amerika Serikat pun akan mampu terkomunikasikan secara lebih efektif dibandingkan
melalui kata-kata. 108
Kemudian pada tahun 2010, Amerika Serikat berusaha meningkatkan diplomasi publiknya di abad ke-21 ini dengan menghasilkan Strategic
Framework of Public Diplomacy. 109 Framework ini memfokuskan dengan lima
langkah pelaksanaannya, yaitu: (1)Pembentukan persepsi, (2)Memperluas maupun memperkuat hubungan dengan publik asing, (3)Memberantas ekstrimisme, (4)Menginformasikan secara luas mengenai policy making negara, (5)Pengalokasian sumber daya strategis dalam mendukung prioritas kebijakan luar negeri.
Jadi berkaitan dengan penelitian ini, kembali pada poin bidang pertama mengenai Amerika Serikat tetap menempatkan pertukaran pendidikan maupun kebudayaan dalam bagian pokok prioritas instrumen diplomasi publiknya. Selama kurang lebih setengah abad terakhir, Amerika Serikat mengadakan program pertukaran pelajarnya, termasuk di tingkat SMA atau
Secondary School Student 110 . Program pertukaran pelajar di tingkat SMA ini diadakan oleh Amerika Serikat sejak tahun 1949 dan telah menjadi bagian
108 Op. cit. U.S. National Strategy, hal. 7. 109 Op. cit. Public Diplomacy: US Department of State. 110 Secondary School Student Exchanges Discussion Paper
April 2007, Hal.2.
yang tak terpisahkan dari upaya diplomasi publik negara. 111 Pemerintahan Amerika Serikat melalui ECA mendirikan program setelah peristiwa
bersejarah tertentu untuk memacu minat diplomatik dari para peserta di seluruh dunia, salah satunya program pertukaran YES yang diadakan tepat setelah pasca peristiwa 9/11.
4.3 Diplomasi Publik Amerika Serikat Pasca 9/11
Pasca peristiwa 9/11 membawa fokus diplomasi publik Amerika Serikat ke arah hubungannya dengan masyarakat Muslim dunia. Mispersepsi yang ditambahkan pula oleh kebijakan GWOT, menyebabkan Amerika Serikat berusaha melakukan pencitraan negaranya dalam sisi yang positif. Pernyataan tersebut ditekankan dalam kutipan pidato Bush pada saat pemilihan umum di Amerika Serikat:
―If we are an arrogant nation, they‘ll view us that way, but if we‘re a humble nation, they‘ll respect us.‖ 112
Pasca terjadinya peristiwa 11 September ini pun Amerika Serikat mulai memutar otak untuk menggunakan cara diplomasi publiknya terhadap negara-negara muslim di dunia. Istilah diplomasi publik pun mulai marak terdengar dan dipopulerkan oleh negara adidaya tersebut. Berikut periode waktu ( timeline )
111 Op. cit. Secondary School. 112 Joseph S. Nye Jr, The Parado of A eri a Power: Wh the World’ O l “uperpower Ca ’t Go It
Alone, (New York: Oxford University Press, 2002), hal. 13.
diplomasi yang digunakan Amerika Serikat, yang mana kini digunakan pasca 11 September adalah Diplomasi Publik yang memegang prinsip mutual understanding :
9/11 (1945-1989)
Cold War
Post Cold War
Understanding by
Mutual
the foreign public
understanding
Bagan 2. Timeline 113
Dari seluruh penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik yang terdapat dalam diplomasi publik Amerika Serikat pasca peristiwa 9/11 ialah: 114
1. Diplomasi publik modern yang mengantisipasi lebih banyak pendekatan terhadap hubungan internasional.
2. Berkontribusi terhadap mutual understanding antara negara atau aktor internasional dan masyarakat asing.
3. Membantu untuk membangun hubungan yang berkelanjutan antara negara atau aktor internasional dan masyarakat asing.
4. Memfasilitasi hubungan antara organisasi dan masyarakat dalam sektor publik dan privat
5. Melibatkan antara masyarakat domestik dan asing
113 Auer, Claudia dan Alice Srugies. 2013. CPD Perspectives on Public Diplomacy; Public Diplomacy in Germany. Los Angeles: Figueroa Press. Hal. 9.
114 Fitzpatrick, Kathy R. September 2011. U.S. Public Diplomacy in a Post-9/11 World: From Messaging To Mutuality. Los Angeles: Figueroa Press. Hal. 12.
6. Melibatkan masyarakat asing dalam proses pengambilan kebijakan
7. Diplomasi publik modern berlandaskan prinsip dialog dan mutuality.
8. Menekankan pada interaksi dan komunikasi dua arah.
9. Meningkatkan interaksi people-to-people melalui mass messaging .
10. Proaktif dan memiliki fokus jangka panjang dalam membina hubungan. Kembali pada tiga dimensi yang ada dalam diplomasi publik, yakni daily
communications, strategic communications serta development of lasting relationship . Penulis melihat, Amerika Serikat pasca peristiwa 9/11 melakukan ketiga aspek tersebut dalam pengimplementasian diplomasi publiknya. Dimulai dari dimensi yang pertama, daily communications dilakukan oleh para aktor pemerintahan Amerika Serikat.
Dimana sejak tanggal 12 September, setiap pidato maupun policy statement yang dikeluarkan oleh aktor penting dipublikasikan ke dalam enam bahasa pada hari
dipublikasikannya. 115 Sedangkan pada beberapa hari selanjutnya, telah disebarkan dan dialihbahasakan ke dalam 30 bahasa. 116 Dalam menjaga informasi yang
disebarluaskan tersebut, State Department bekerjasama dengan White House dan Department of Defense untuk mengawasi arus perputaran media informasi yang
berjalan. 117 Upaya tersebut dilakukan juga untuk cepat menanggapi bila terjadi respon yang tidak diinginkan dari publik. 118
115 Op. cit. Mark Leonard, hal. 35 116 Ibid. 117 Ibid. 118 Ibid.
Dalam menyebarluaskan informasi kebijakan luar negerinya melalui daily commnications , pada era kepemimpinan Bush maupun Obama, mereka juga rutin
melakukan 119 press conference dan ditayangkan ke seluruh dunia. Hal tesebut menandakan bahwa aktor pemerintahan negara Amerika Serikat berusaha
meyakinkan publik bahwa kebijakan luar negaranya memiliki dampak yang positif bagi kemajuan dunia yang semakin berkembang. Seperti diketahui pula, bahwa kepercayaan yang diberikan oleh publik asing sangatlah penting untuk keefektifan
diplomasi publik suatu negara itu sendiri. 120
Pada dimensi yang kedua, terdapat strategic communications , dimana s trategic communications dapat lebih memetakan cara yang lebih strategis dan taktis untuk mengidentifikasi prioritas kebijakan serta menentukan arah persepi dan
pengaruhnya terhadap publik yang dituju. 121 Kebijakan luar negeri dan strategic
communications merupakan kedua hal yang tidak dapat dipisahkan perannya satu sama lain. 122 Pada pasca peristiwa 9/11, Amerika Serikat mengkampanyekan
kebijakan GWOT-nya ke khalayak internasional. Suatu kebijakan bila tidak diinformasikan terhadap masyarakat domestik negara maupun masyarakat internasional, tentu saja tidak akan menjamin keberhasilan suatu kebijakan negara
tersebut. 123
119 Sumber diolah dari <http://www.whitehouse.gov>, diakses pada tanggal 16 November 2014. 120 Op. cit. Mark Leonard, hal. 32. 121 Ibid. hal.2 122 Report of the Defense Science Board Task Force on Strategic Communication, diambil dari sumber
<http://fas.org/irp/agency/dod/dsb/commun.pdf>, diakses pada tanggal 15 November 2014, hal. 3. 123 Ibid. hal.3
Tentu saja bila suatu kebijakan negara tidak dipublikasikan secara luas, tidak dapat dikatakan sebagai upaya diplomasi publik. Hal tersebut berdampak pula pada keberhasilan kebijakan tersebut, bila tidak mendapatkan apresiasi yang cukup untuk mendukungnya. Karena melihat pada pembahasan sebelumnya, bahwa upaya diplomasi publik dilakukan dengan melibatkan langsung peran masyarakat asing.
Pada bab 2, penulis telah menyebutkan pula bahwa terdapat strategic communications yang dinamakan ‗Shared Values Initiative ‘. Dikampanyekan melalui berbagai akses jenis iklan, yang memberikan pesan inti bahwa penduduk Muslim Amerika hidup berdampingan bersama penduduk Amerika Serikat dengan damai. Penelitian menunjukkan bahwa iklan-iklan yang dikampanyekan tersebut memiliki respon positif dari target yang dituju, yakni umat Muslim dunia. Seperti yang diungkapkan oleh Alice Kendrick bahwa iklan merupakan salah satu strategi yang efektif dalam pengimplementasian diplomasi publik.
"Advertising can be an effective tool in public diplomacy and should not be discounted as a strategy. 124 ‖
Tidak hanya berhenti sampai disitu, Amerika Serikat melalui Bureau of International Information Programs (IIP) memproduksi empat buah buklet berwarna
mengenai 125 ‗Network of Terrorism‘ . Buklet tersebut menggambarkan dan mengilustrasikan dampak-dampak apa saja yang terjadi setelah peristiwa 9/11 di
124 Op. cit. Study Shows Advertising Can Affect Attitudes About America; Controversial Campaign by Charlotte Beers Shown Effective In Experiment.
125 Op. cit. Mark Leonard, hal. 35
Amerika Serikat tersebut 126 . Telah dialihbahasakan sebanyak 36 bahasa dan menjadi produk dalam bentuk dokumen yang pernah dirilis dalam kegiatan diplomasi publik
suatu negara. 127 Upaya-upaya ini menunjukkan Amerika Serikat berusaha memberantas terorisme sekaligus membuka pemahaman kepada dunia bahwa
Amerika Serikat merupakan negara yang bersahabat.
Beralih ke dimensi selanjutnya, yakni development of lasting relationship , dimana berkaitan dengan fokus penulis dalam pengimplementasian diplomasi publik Amerika Serikat pasca peristiwa 9/11. Bahwa Amerika Serikat berusaha mendekatkan dirinya dengan cara menghadirkan para individu masyarakat asing untuk mengenal lebih dekat negaranya. Upaya tersebut dinilai penulis, sebagai tindakan dalam rangka menciptakan mutual understanding diantara kedua belah pihak negara yang bersangkutan.
Aksi yang ditempuh Amerika Serikat dalam penghadiran para individu asing tersebut, salah satunya melalui program pertukaran pelajar. Karena dengan program pertukaran pelajar, memiliki dampak positif yang lebih lama terhadap siswa tersebut bahkan hingga ia kembali ke negaranya. Kenaikan angka jumlah siswa asing yang menempuh pendidikan di Amerika Serikat pada tahun 2004 hingga 2013 dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
126 Op. cit. Mark Leonard, hal. 35. 127 Ibid.
26000 Jumlah Siswa Datang 25000
Grafik 3. Jumlah Siswa Asing yang Datang ke Amerika Serikat Pasca Peristiwa 9/11 128
Melihat pada grafik diatas, bahwa di tahun 2004 sejumlah 25.815 siswa asing datang ke Amerika Serikat. Disusul kenaikan pada tahun 2005 sejumlah 27.972, tahun 2006 sejumlah 28.268. Kemudian pada tahun 2007 sebanyak 29.004 dan puncaknya pada tahun 2013 yang mana mencapai jumlah 29.698 siswa.
Program-program pertukaran pelajar pun dikerahkan Amerika Serikat tidak terlepas mendorong peran Kedutaan Besar Amerika Serikat di seluruh dunia. Dimana
program pertukaran pelajar diarahkan dengan para peserta pelajar muda. 129 Program pertukaran
tersebut diperluas pengimplementasiannya, termasuk dengan menjalin kerjasama bersama Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh mantan Foreign Service Officer Amerika Serikat, bahwa
128 Nina Olivetti, 2012 – 2013 International Youth Exchange Statistics: Semester and Academic Year Programs 2012-2013 Cycle, (CSIET, 2013), hal. 57.
129 Op.cit. Atu Indarto, hal. 17.
program pertukaran tersebut merupakan salah satu agenda pokok Amerika Serikat ke Indonesia dalam menerapkan diplomasi publiknya melalui development of lasting relationship :
― Higher education is the number one priority of the U.S. in Indonesia, to improve education cooperation between our countries in both directions.
More students, more research, more cooperation, cooperative agreements, teaching agreements, university partnerships are a major and really important partnership. There is an element of people to people and public
diplomacy in education. 130 ‖
Program YES termasuk salah satu program pertukaran pelajar berusia muda yang diprakarsai oleh Amerika Serikat dalam implementasi diplomasi publiknya ke Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia. Dimana program pertukaran pelajar YES juga memberikan dampak pertukaran nilai, ide, kebudayaan antara siswa Indonesia dengan Amerika Serikat secara langsung. Pentingnya peran individu sebagai aspek penting dalam penghantaran proses diplomasi publik suatu negara dikemukakan oleh Philip M. Coombs dalam penelitiannya yang berjudul „ The Fourth Dimension of Foreign Policy: Educational and Cultural Affairs ‘, seperti di bawah ini:
―..concerned, in short, with the development of people, both within and beyond our borders — their skills and knowledge, insights and understanding, attitudes, and values, and all their creative potentialities. It is concerned also
with the development of knowledge and creative works — with scholarly
130 Op.cit. Atu Indarto.
research and scientific discovery, with the cultivation of arts and humanities. And it is concerned with the transmission and application of ideas and
knowledge in myriad forms and w 131 ays.‖
Indonesia meskipun tidak seluruh penduduknya memeluk agama Islam, namun Indonesia memiliki beragam kelompok Islam berbeda dengan Islam di kawasan Timur Tengah. Begitu banyaknya keragaman suku dan budaya yang ada di Indonesia, menyebabkan perbedaan sudut pandang yang terjadi setelah peristiwa 9/11. Hal inilah yang justru menyebabkan tantangan bagi Amerika Serikat dalam menerapkan diplomasi publiknya, seperti yang diungkapkan mantan Senior Public Diplomacy Officer Amerika Serikat:
―Muslim community in Indonesia was important as they were distinct community, yet unique as Indonesian Muslims had different aspect compare to Muslims in the Middle East, and had criticism over the U.S. because of the
misunderstanding of the U.S. policy.‖ 132
Diplomasi publik yang dilakukan Amerika Serikat tidak terlepas dari merenggangnya hubungan diplomatik dengan Indonesia pasca peristiwa 9/11. Maka dari itu sejumlah langkah agenda dilakukan oleh Amerika Serikat guna rekonsiliasi hubungan antar kedua negara tersebut. Salah satu bidang yang tidak luput dari hasil kerjasama antara Amerika Serikat dan Indonesia adalah di bidang pendidikan. Disini penulis akan memaparkan ‗ Joint Commission ‘ pada bidang pendidikan dalam
131 Op. cit. Nancy Snow, hal. 235. 132 Op. cit. Atu Indiarto, hal.12 131 Op. cit. Nancy Snow, hal. 235. 132 Op. cit. Atu Indiarto, hal.12
Kerjasama „ Joint Commission ‘ atau dapat disebut juga „ Comprehensive Partnership ‘ ini diawali pada tanggal 17 September 2010 di Washington D. C.
Dimana pada era kepemimpinan Obama ini, menekankan bahwa kerjasama ini dilakukan untuk memperluas, mempererat, serta membangun hubungan bilateral antara Amerika Serikat dan Indonesia dengan komitmen jangka panjang (long
term). 133 Kedua belah pihak sepakat untuk meningkatkan jumlah program pertukaran pelajar yang dibiayai oleh pemerintah, memperkuat kemitraan antar universitas kedua
negara, melibatkan yayasan dan komunitas pendidikan terkait, serta sektor swasta untuk mencapai tujuan kerjasama ini. 134 Keinginan kuat dalam membangun hubungan
yang solid atas kerjasama bilateral ini, diutarakan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia pada saat itu, Martya Natalegawa, terhadap Secretary of State , John Kerry:
― Our relations — our two countries‘ relations are strong; they‘re solid. We enjoy what we call comprehensive partnership; it‘s a broad subje ct matter on
which we cooperate, and this truly is in a sense a partnership among friends, mutually beneficial, and of a mutual 135 — a great deal of mutual interest. ‖
133 U.S.-Indonesia Joint Commission and Bilateral Meeting, diambil dari sumber <http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2010/09/147309.htm>, diakses pada tanggal 1 November 2014.
134 Ibid. 135 Op. cit. Murray Hiebert, hal.1.
Kerjasama ini kemudian dilanjutkan pada Second Indonesia – U.S. Joint Commission Meeting 136 di Bali di tanggal 26 Juli 2011. Pada pertemuan kerjasama
kali ini, Amerika Serikat dan Indonesia sepakat untuk menyoroti pertukaran dalam bidang pendidikan bahasa Inggris dalam program ‗Peace Corps‘ English Teaching and Teacher Training 137 ‘. Dalam kerjasama ini pula, Indonesia menawarkan 100 program beasiswa Darmasiswa bagi siswa Amerika serta menambahkan beasiswa
program Fulbright-Dikti bagi tingkatan Master dan PhD. 138 Diadakannya pula Indonesia-U.S. Higher Education Summit , yang mana diikuti lebih dari 100
universitas Amerika Serikat diadakan untuk mempererat sektor swasta dan pendidikan tinggi diantara kedua belah pihak. 139
Selanjutnya pada Joint Commission yang ketiga, pada 20 September 2012, dinyatakan bahwa perkembangan kemajuan dalam bidang kerjasama pendidikan antara Amerika Serikat dan Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat. Baik dari pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi. Peningkatan kualitas program pertukaran pendidikan juga terus ditingkatkan dengan adanya program-program pertukaran baru yang dinamakan: PRESTASI,
PRIORITAS, Program 140 Sandwich dan program-program sejenis lainnya.
136 Joint Statement of the Second Indonesia-U.S. Joint Commission Meeting Bali, Indonesia, diambil dari sumber <http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2011/07/169104.htm>, diakses pada tanggal 1
November 2014. 137 Ibid.
138 Ibid. 139 Ibid. 140 Joint Statement of the United States of America and the Republic of Indonesia on the Occasion of
the Third Annual Joint Commission Meeting, diambil dari sumber <http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2012/09/198004.htm>, diakses pada tanggal 1 November 2014.
Pada awal tahun ini, 17 Februari 2014, Joint Commission Meeting Amerika Serikat dan Indonesia telah mencapai tahun keempat. Tentunya hasil kerjasama ini telah memperluas cakupannya dalam satu bidang. Seperti pada bidang education , menjadi socio-cultural, education, science and technology cooperation . Berikut merupakan kesepakatan yang ingin dicapai melalui kerjasama tahun 2014 ini:
Tabel 3. Fourth Joint Commission Meeting Amerika Serikat dan Indonesia 141
No. Agenda
Keterangan
Meningkatkan pertukaran pelajar dalam satu tahun ke depan sebesar 8% pelajar Indonesia yang pergi
1. Pertukaran Pelajar ke Amerika Serikat dan sebesar 65% orang
Amerika yang pergi ke Indonesia. Melanjutkan perpanjangan dalam kesepakatan ini selama lima tahun ke depan pada AMINEF. Seperti diketahui, AMINEF merupakan organisasi
Bilateral Framework
2. yang mengorganisir Fulbright dan juga telah Agreement mempromosikan berbagai program pertukaran
pelajar bagi hubungan bilateral antara Amerika Serikat dan Indonesia. Dirancangnya program ini dibawah Community College yang baru dibuat. Tujuannya ialah untuk
Community Academies membantu
Departemen
Pendidikan dan
3. Program
Kebudayaan pada tahun-tahun mendatang dalam mengembangkan Community Academies di
seluruh Indonesia
4. Higher Education Meningkatkan jumlah peserta pertukaran pelajar
141 U.S.-Indonesia Fourth Joint Commission Meeting, diambil dari sumber <http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2014/02/221714.htm>, diakses pada tanggal 1 November 2104.
Leadership and pada 50 universitas mitra serta terus Management Project
mengembangkan kualitas setiap yang berperan dalam institusi-institusi tersebut. Dimana sebanyak dua partnership yang akan ditambahkan dalam daftar, yakni yang pertama antara Universitas Tufts dan Universitas Siswa Bangsa Internasional, lalu yang kedua ialah
Memfasilitasi New
5. Universitas Columbia dengan Institut Pertanian University Partnership Bogor (IPB). Dalam partnership yang dijalankan,
berfokus pada promosi inovasi dan kreativitas ilmiah bagi para pelajar SMA, dengan cara melalui science high school model. Mempromosikan dua hal ini dalam bidang kelautan, keanekaragaman hayati, kesehatan,
Joint Research dan
6. pertanian dan inovasi ilmiah lainnya di bawah Pertukaran Ilmiah
„ U.S.-Indonesia
Science
and Technology
Agreement ‘ . Memperkuat
kewirausahaan dengan cara
mengembangkan keterampilan, Global Innovation pembiayaan, koneksi serta mentoring melalui
membantu
7. through Science and kompetisi GIST. Pada tanggal 4 hingga 6 April Technology (GIST) 2014, diadakan boot camp GIST yang kedua di
Indonesia. Membantu lima laboratorium di Indonesia guna melakukan Multi-Drug Resistant Tuberculosis
8. Sertifikasi Internasional (MDR TB). Lima laboratorium ini akan meng- cover bagi yang membutuhkan, dari Aceh hingga
Papua.
9. Professional Skills Melatih professional skills development bagi 20
Development orang Indonesia melalui Building Opportunity Out of Science and Technology (BOOST). Dimana pelatihan ini akan menghasilkan lebih banyak lagi topik dalam proposal penelitian, publishing research, mengkomunikasikan dan membangun hubungan dengan masyarakat ilmiah internasional agar mampu menghadapi tantangan global kedepannya. Bekerjasama untuk memutakhirkan teknologi
Teknologi Diagnosis dalam mendiagnosis MDR TB. Dari yang semula
10. MDR TB
dalam hitungan bulan, proses diagnosis berubah menjadi hitungan jam saja.
International accreditation of
Dukungan akreditasi internasional bagi Indonesia
11. Indonesia‘s National dalam melakukan pengujian jaminan obat- Drug Quality Testing
obatannya di kawasan negara-negara lainnya. Laboratory Memperluas hubungan antara para ilmuwan American and
Indonesia dan Amerika, dengan cara salah satunya
12. Indonesian Scientist mengadakan „ Maternal and Neonatal Health ‘ di Partnerships
bulan Januari 2013 kemudian juga pada bulan Februari 2014.
Mengadakan kemitraan dengan USAID and Becton, Dickinson and Company, perusahaan
Meningkatkan good
13. berbasis teknologi medis di New Jersey untuk laboratory practices meningkatkan praktik laboratorium di Indonesia
dalam diagnosis TB.
Banyaknya kerjasama yang terus meningkat menunjukkan pergeseran sikap publik yang terjadi terhadap Amerika Serikat mempengaruhi sikap pemerintah Indonesia pula. Hal tersebut juga dinilai sebagai landasan penting terbentuknya
Comprehensive Partnership 142 yang terus berkelanjutan ini. Kerjasama yang terjalin ini menunjukkan kesadaran atas kedua negara untuk membangun betapa pentingnya
hubungan baik yang harus terjalin. 143
Terlebih kerjasama di bidang pendidikan seperti yang telah penulis jelaskan pada sub-bab ini. Amerika Serikat menargetkan para pelajar Indonesia berusia muda sebagai duta pembawa nilai-nilai negaranya hingga nilai kebudayaannya juga. Karena dengan begitu, pelajar Indonesia dapat membantu Amerika Serikat dalam melakukan pencapaian pada dimensi diplomasi publiknya, yakni development of lasting relationship . Kutipan di bawah dari mantan Foreign Service Officer Amerika Serikat, setidaknya mengungkapkan hal tersebut:
― ...We were making a special effort to reach out to young Indonesians. That would be students and young professionals... influential, up and coming young
and bright Indonesian that are setting the future of the country. We tried to both talk... and listen... We also tried to communicate and engage with them about U.S. society and values, because we know they do not like our policy sometimes, but they were curious and interested about American culture,
142 Op. cit. Murray Hiebert, hal. 14. 143 Op. cit. Murray Hiebert, hal. 15.
democracy in America, religion in America, young people in America, sports, music, and all of these things. 144 ‖
Maka dari itu, berkaitan dengan topik penelitian yang penulis ambil, bahwasanya program pertukaran pelajar YES merupakan salah satu instrumen Amerika Serikat dalam pencapaian development of lasting relationship- nya. Dikarenakan program pertukaran pelajar YES dilakukan secara dua arah, sehingga terdapat pelajar Amerika Serikat pula yang menempuh program pertukaran pelajar di Indonesia. Hal ini juga termasuk upaya nyata pemerintah Amerika Serikat dalam peningkatan hubungan kedua belah pihak yang akan menghasilkan long term effect pada hubungan diplomatik kedua negara termasuk melalui cultural maupun academic exchanges yang terjadi dalam program YES, seperti pada kegiatan siswa yang terdapat pada program YES.
4.3.1 Asal Usul Program YES
Program YES merupakan program pertukaran pelajar yang diadakan tepat setelah terjadinya peristiwa 9/11. Program ini didanai secara penuh oleh pemerintah Amerika Serikat melalui Bureau of Educational and Cultural
Affairs 145 (ECA). Para peserta penerima program pertukaran pelajar yang datang dari luar kawasan Amerika Serikat ini akan menghabiskan kurang
144 Op. cit. Atu Indiarto, hal. 12 145 Op. cit. U.S. Department of State, Evaluation of The Youth Exchange & Study Program: Final
Report.
lebih satu tahun tinggal di negara adidaya tersebut. 146 Mereka juga akan tinggal disana bersama host family selama bersekolah di SMA yang
dipilihkan, turut serta dalam kegiatan yang mempelajari mengenai masyarakat dan nilai-nilai Amerika Serikat, mendapatkan leadership skills , serta berkesempatan pula untuk berbagi pengalaman dengan masyarakat Amerika Serikat mengenai negara dan kebudayaan yang dimiliki oleh Amerika
Serikat. 147 Mengingat bahwa bidang program pertukaran pelajar dilakukan secara
dua arah, maka tentunya program YES yang telah dihasilkan keputusannya sejak 2002 dan diimplementasikan pada tahun 2003 bagi negara-negara Muslim, melaksanakan pula beasiswa bagi masyarakat Amerika Serikat. Program tersebut diberi nama YES Abroad Program yang mana baru
diimplementasikan tahun 2007. 148 Sekitar kurang lebih 7000 pelajar dari berbagai negara Muslim telah mengikuti program YES ini sejak tahun 2003
hingga tahun 2012. 149 Negara-negara Muslim yang tergabung dalam perekrutan program
YES ini ialah Afghanistan (2004-2011), Albania, Algeria (2004-2007), Bahrain, Bangladesh, Bosnia dan Herzegovina, Bulgaria, Kamerun, Mesir, Ethiopia (2007-2009), Gaza, Ghana, India, Indonesia, Irak (2004-2009), Israel
146 Ibid. 147 Op. cit. U.S. Department of State. 148 Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study Program, diambil dari sumber
<http://jakarta.usembassy.gov/scholarship/yes-program.html>, diakses pada tanggal 9 Mei 2014. 149 Department of State (Public Notice) Bureau of Educational and Cultural Affairs (ECA) Request for
Grant Proposals, diambil dari <http://eca.state.gov/files/bureau/yes_rfgp_overseas_components_12- 13-12_edited.pdf>, diakses pada tanggal 9 Mei 2014
( Arab Communities ), Jordan, Kenya, Kosovo, Kuwait, Lebanon, Liberia, Libya, Macedonia, Malaysia, Mali, Moroko, Mozambik, Nigeria, Oman, Pakistan, Philipina, Qatar, Arab Saudi, Senegal, Sierra Leone, Afrika Selatan, Sudan Selatan, Suriname, Syria (2003-2005), Tanzania, Thailand, Tunisia,
Turki, West Bank, dan Yemen. 150 Melalui program YES, menyebabkan setidaknya sekitar 900 pelajar tiap tahunnya datang ke Amerika Serikat. 151
Tiap kawasan di organisir oleh organisasi yang berbeda untuk mewadahinya, baik dalam mengatur perekrutannya hingga penempatannya. Organisasi-organisasi tersebut diantaranya: ACES (American Cultural Exchange Service) , AFS-USA (American Field Service), AIFS/AYA (American Institute for Foreign Study), American Councils, ASSE (International Student Exchanges Program) , AYUSA (Academic Year in the U.S.A) International , CCI (The Community College Initiative), CIEE (Council On Iternational Educational Exchange) , FLAG (Foreign Links Around The Globe) , IRIS ( Iowa Resource for International Service ), NW Services PEACE (Promoting Education and Cultural Exchange) Program , PAX (Program of Academic Exchange), STS Foundation, World Learning, World Link, and
YFU 152 (Youth For Understanding). Sedangkan organisasi perekrutannya, yakni: iEarn ( International Education and Resource Network ), IRIS,
150 Op.Cit. Kennedy-Lugar Youth Exchange & Study (YES). 151 Ibid. 152 About The Program, diambil dari sumber <http://yesprograms.org/about>, diakses pada tanggal 9
Mei 2014.
American Councils for International Education , AMIDEAST ( America- Mideast Educational and Training Services 153 ) dan AFS.
Sehingga dalam pembagian organisasi yang bertanggung jawab untuk rekruitmen peserta, seleksi maupun pre-departure orientation tiap negara,
yaitu: - AFS: Mesir, Ghana, India, Indonesia, Kenya, Malaysia, Mozambique,
Philipina, Arab Saudi, Afrika Selatan, Thailand, Turki, Amerika Serikat (untuk para pelajar Sekolah Menengah Atas Amerika yang menjalani “YES Abroad‖).
- American Councils: Albania, Bosnia-Herzegovina, Bulgaria, Kosovo, Macedonia. - AMIDEAST: Bahrain, Gaza, Jordan, Kuwait, Lebanon, Moroko, Oman, Qatar, Tunisia, West Bank dan Yaman. - iEarn: Bangladesh, Cameroon, Israel, Liberia, Pakistan, Senegal, Sierra Leone, Suriname. - IRIS: Nigeria, Tanzania.
Melalui program pertukaran pelajar YES, siswa-siswi berusia muda memberikan manfaat bagi peningkatan hubungan negara Amerika Serikat dengan negara-negara Muslim, termasuk negara Indonesia. Peningkatan hubungan tersebut dilakukan melalui para siswa peserta program YES bahkan hingga mereka kembali ke Indonesia atau telah menjadi alumni program ini.
153 Ibid.
Hal ini terbukti dengan cara membuat, membangun serta mengembangkan proyek-proyek bersama para alumni YES setempat juga dalam menyebarkan nilai, pemahaman, pengalaman serta opini positif mengenai Amerika Serikat selama mereka menjadi siswa program pertukaran pelajar tersebut.
Upaya peningkatan yang dilakukan Amerika Serikat agar program YES dapat terus berjalan efektif dalam menyebarkan nilai negara, diukur dengan cara melakukan survey ke dalam tiga tahap. Ketiga tahapan tersebut, yaitu: Pre-Program Questionnaire (sebelum para siswa datang ke Amerika Serikat), Post-Program Questionnaire (pada saat program akan berakhir), dan Follow-Up Questionnaire (satu tahun setelah siswa kembali ke negara asal). Survey ini dilakukan dengan tujuan menilai seberapa jauh pengaruh nilai mutual understanding yang ditanamkan oleh Amerika Serikat kepada para siswa program YES.
Menurut penulis, ketiga tahapan survey ini memberikan kemudahan bagi pihak Amerika Serikat dalam melihat dampak kegiatan diplomasi publiknya melalui program YES ini. Opini, tingkah laku serta kemampuan
para siswalah yang menjadi tolak ukur survey. 154 Sedangkan saat kegiatan yang siswa jalani dalam program YES akan berakhir, dilakukan survey
kembali terhadap siswa dan siswa juga diwajibkan untuk menjelaskan apa saja dampak yang diperolehnya. 155 Para siswa akan memiliki perubahan
154 Op. Cit. Evaluation of The Youth Exchange & Study Program; Final Report. 155 Ibid.
pandangan, yang semula hanya biasa-biasa saja atau memiliki pandangan negatif akan berubah memiliki pandangan positif terhadap Amerika Serikat.
Bahkan para pelajar disurvey setelah satu tahun mereka kembali ke negara asal. 156 Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman dan perubahan yang
terjadi dalam aspek-aspek yang telah disebutkan sebelumnya, memiliki pengaruh yang kuat dan bertahan lama. Pengaruh tersebut dibawapara peserta dalam kehidupan mereka di negara asal, meskipun program YES yang mereka jalani di Amerika Serikat telah usai.
Telah dikatakan bahwa diplomasi publik tidak hanya melibatkan publik saja, namun juga melibatkan sektor pemerintahan. Penulis melihat melalui sektor aparat negara dalam negeri yang terlibat aktif ini pun, menyebabkan terjalinnya hubungan baik antara kedua belah pihak pemerintah. Hubungan Amerika Serikat sebagai negara yang berpegang teguh atas pemerintahan berasaskan nilai-nilai demokrasi dengan Indonesia sebagai negara yang sangat baik dalam menjalankan praktik demokrasinya, tentunya mempererat hubungan kedua belah pihak negara yang mana akan berdampak langsung pada long-term relationship kini dan kedepannya.
Namun begitu, hubungan diplomatik yang dilakukan suatu negara tidaklah hanya terletak pada diplomasi publik pada bidang program pertukaran pelajar YES saja. Diplomasi publik termasuk dalam segelintir atas kontribusinya pada hasil positif yang dicapai oleh suatu negara. Meskipun
156 Ibid.
demikian diplomasi publik tetap menjadi faktor penting pencapaian suatu negara terlebih di era globalisasi seperti sekarang ini, dimana perbedaan pemahaman atas masyarakat internasional dapat menyebabkan konflik yang lebih jauh di kemudian harinya.