Kinerja Guru
2.4 Kinerja Guru
2.4.1. Pengertian Kinerja Guru
Kualitas dari proses dan hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan dari guru. Dengan kata lain guru adalah tulang punggung dari pendidikan karena berpengaruh besar terhadap baik atau buruknya kualitas sebuah pendidikan (Hanif & Pervez, 2004). Kinerja guru yang efektif adalah sebuah keharusan dalam perkembangan pendidikan. Dalam mendefinisikan kerja guru yang baik, banyak faktor yang mempengaruhinya seperti efektivitas mengajar, manajemen waktu, serta komunikasi yang efektif antara guru dan siswa. Guru yang baik selain harus mengajar dengan efektif di dalam kelas dan memuaskan siswa dengan gaya dan kualitas mengajarnya juga harus dapat mengatur waktu untuk mengajar dan tugas lain yang diberikan oleh kepala sekolah dan institusi pendidikan dimana guru tersebut berkarya.
Seiring dengan berjalannya era globalisasi, peran sekolah menjadi sangat krusial dan menuntut dalam mendukung perkembangan individu di lingkup komunitas, masyarakat, dan hubungan internasional (Hanif, 2004). Sehubungan dengan tuntutan ini, sekolah diharapkan untuk menjalankan fungsi barunya Seiring dengan berjalannya era globalisasi, peran sekolah menjadi sangat krusial dan menuntut dalam mendukung perkembangan individu di lingkup komunitas, masyarakat, dan hubungan internasional (Hanif, 2004). Sehubungan dengan tuntutan ini, sekolah diharapkan untuk menjalankan fungsi barunya
Untuk menjalankan fungsi ini, ada perubahan besar dalam paradigma guru sebagai pendidik untuk memperluas peran dan tanggung jawab guru yang bukan melulu hanya jadi agen pembelajaran tetapi juga sebagai pengembang kurikulum, mentor, fasilitator perkembangan staf, peneliti tindakan, pemimpin tim, pembuat keputusan, dan anggota dari pengurus manajemen (Boles & Troven, Murphy, Fessler & Ungaretti dalam Hanif, 2004). Imbas dari tuntutan ini adalah bahwa guru memerlukan pendidikan profesional sepanjang hayat untuk memperbaharui kemampuan mereka dengan pengetahuan, kompetensi, dan sikap yang baru guna memenuhi tantangan yang ada.
kunci untuk kesuksesan pendidikan dalam sekolah. Ruang lingkup kerja guru yang kini bukan hanya untuk mengajar siswa saja membuat sekolah untuk menginvestasikan sumber daya yang ada untuk memenuhi tuntutan perkembangan guru ini. Secara sudut pandang tradisional, efektivitas guru dipandang hanya berfokus pada individu seperti pengajaran di dalam kelas dan mengabaikan peran mereka yang ada dalam lingkungan organisasi sekolah. Selain itu, pengaruh dari komunitas juga dapat berimbas pada peran dan kinerja guru pada
Guru merupakam
elemen elemen
Hanif (2004) mengatakan bahwa kinerja guru adalah aktivitas guru dan perilaku mereka dalam konteks organisasi sekolah. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, peran guru bukan hanya mengajar saja tapi juga meliputi tanggung jawab dan perilaku mereka dalam manajemen sekolah, perubahan kurikulum, inovasi pendidikan, bekerja sama dengan orang tua siswa dan komunitas. Dengan adanya peran dan tanggung jawab dari guru tersebut, diharapkan sekolah memiliki inisiatif terhadap perkembangan dan pendidikan guru untuk meningkatkan efektivitas guru.
Untuk menambah efektivitas guru, penting juga untuk diketahui karakteristik guru – dalam hal kepribadian, sikap, kemampuan, dan pengetahuan- untuk mencapai tujuan dan tugas yang ditetapkan. Dengan begitu akan lebih mudah bagi institusi pendidikan untuk memberikan action plans sehingga pengembangan program efektivitas guru akan lebih mudah (Hanif, 2004).
2.4.2. Mengukur Kinerja Guru
Mengevaluasi kinerja guru biasanya banyak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar dari
organisasi yang dalam konteks ini adalah sekolah, meningkatkan etos kerja dan fungsi administratif tertentu, mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan dari masing-masing guru, juga untuk mengembangkan dan mengevaluasi sistem sumber daya manusia (Arvey dalam Hanif, 2004). Ada beberapa alat ukur untuk mengevaluasi kinerja guru seperti Teaching Performance Assessment Scale (TPAS) yang dikembangkan oleh Stanford Center for Assessment, Learning and Equity (SCALE, 2013); The Teacher Performance Rate and Accuracy Scale (TPRA) (Ross, Singer-Dudek, & Greer, 2005) dan Teachers’ Job Performance Scale (TJPS) (Hanif, 2004). Alat ukur tersebut bukan hanya digunakan untuk mengukur kinerja guru pada dimensi yang berbeda, akan tetapi juga untuk memberikan fleksibilitas dalam tujuan penelitian yang berbeda.
Dalam penelitian ini akan menggunakan alat ukur Teachers’ Job Performance Scale (TJPS) yang dikembangkan oleh Hanif dikarenakan tujuan penelitian yang hendak mengukur kinerja guru dalam konteks aktivitas dan perilaku mereka dalam sekolah, bukan hanya dalam kegiatan mengajar saja. Adapun indikator yang digunakan dalam alat ukur ini adalah Teaching Skills (TS), Management Skills (MS), Discipline and Regularity (DR), dan Interpersonal Skills (IS). Keempat indikator ini dapat digunakan untuk Dalam penelitian ini akan menggunakan alat ukur Teachers’ Job Performance Scale (TJPS) yang dikembangkan oleh Hanif dikarenakan tujuan penelitian yang hendak mengukur kinerja guru dalam konteks aktivitas dan perilaku mereka dalam sekolah, bukan hanya dalam kegiatan mengajar saja. Adapun indikator yang digunakan dalam alat ukur ini adalah Teaching Skills (TS), Management Skills (MS), Discipline and Regularity (DR), dan Interpersonal Skills (IS). Keempat indikator ini dapat digunakan untuk