Analisis Data

Analisis Data

Metodologi Penelitian

Analisis data menurut Patton dalam buku Metodologi

Menurut Banister (dikutip dari Alsa, 2004: 30), Penelitian Kualitatif, Lexy J. Maleong (2007: 280) penelitian kualitatif dapat didefinisikan sebagai suatu adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan

cara sederhana, sangat longgar, yitu suatu penelitian ke dalam suatu pola, mengkategorisasikannya dan interpretatif terhadap suatu masalah dimana peneliti

menganalisis dan mengembangkannya. Proses merupakan sentral dari pengertian atau pemaknaan mengatur urutan data, disini maksudnya adalah yang dibuat mengenai masalah itu. Merriam (Alsa, mengorganisasikan data. Data yang terkumpul

WACANA Volume XV No. 3. September 2016, Hlm. 181 - 279

banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan tanggapan peneliti, gambar dan lain sebagainya, disini semua data diatur, diurutkan, dikelompokkan dan dikategorisasikan. Setelah ini kita dapat menemukan dan merumuskan hipotesis kerja. Disini dilakukan lebih intensif lagi, dimana tema dan hipotesis kerja lebih diperkaya, diperdalam dan lebih ditelaah lagi dengan menggabungkan data dari sumber - sumber lainnya. Yang terakhir adalah menganalisis berdasarkan hipotesis kerja. Setelah menemukan dan merumuskan hipotesis, peneliti mengalihkan pekerjaan analisisnya dengan mencari dan menemukan apakah hipotesis tersebut didukung atau ditunjang oleh data dan apakah hal itu benar. Dalam hal ini kemungkinan peneliti mengubah, menggabungkan atau membuang beberapa hipotesis pasti terjadi.

Model analisis data yang digunakan adalah metode perbandingan tetap (constant comparative method). Metode ini adalah metode yang secara tetap membandingkan satu data dengan data yang lain, dan kemudian secara tetap membandingkan kategori dengan kategori lainnya.

Metode yang digunakan adalah comparative analysis dalam tataran mikro atau individu. Melalui metode ini, data yang didapat yaitu hasil penelitian terhadap informan, dibandingkan untuk kemudian ditarik penjelasannya. Comparative analysis awalnya dilakukan oleh Charles Ragin (Patton, 2002), yang secara sistematis melakukan perbandingan dari kasus - kasus yang ditelitinya. Dengan demikian analisis ini, setiap kasus yang dijadikan bahan penelitian dibandingkan untuk dicari perbedaan maupun persamaannya.

Kualitas Keabsahan Penelitian

Triangulasi Sumber : untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan menilai balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh. Langkah - langkah triangulasi dengan sumber, adalah : 1)Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan data hasil wawancara. 2)Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 3)Membandingkan apa yang dikatakan orang - orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang penelitian. 4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang dari berbagai kalangan seperti orang biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada,

dan orang pemerintahan. Triangulasi Teknik : untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi atau kuisioner.

Triangulasi Waktu : waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

Dalam penelitian ini, untuk triangulasi sumber, dilakukan dengan mengecek melalui sumber - sumber yang memang sesuai dalam penelitian ini. Dalam hal ini sumber - sumber yaitu para kaum lesbian dan juga pengamat. Untuk triangulasi teknik, penelitian ini selain dilakukan dengan wawancara, pengecekan dilakukan juga dengan dokumentasi. Dan untuk triangulasi waktu, penelitian ini dilakukan saat ini, yang pastinya hasil penelitian akan berbeda dengan waktu yang terdahulu.

Pembahasan dan Hasil Penelitian

Interaksi simbolik merupakan suatu aktivitas yang merupakan cirri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna, dimana simbol itu digunakan dalam sebuah interaksi hubungan antara manusia untuk menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain.

Dapat dikatakan bahwa interaksi simbolik ini merupakan teori yang akan selalu berkesinambungan dari semua teori yang digunakan dalam penelitian ini. Karena memang focus penelitian ini merupakan interaksi sosial yang dilakukan kaum lesbian, yang difokuskan kepada komunikasi non - verbal atau dapat dikatakan juga sebagai interaksi simbolik. Seperti halnya saat membahas mengenai interaksi kaum lesbian dengan masyarakat dilingkungannya yang dilakukan oleh para informan, maka akan terkait dengan interaksi simbolik apa yang mereka lakukan saat mereka berperan dan meyakinkan khalayaknya bahwa mereka seorang lesbian dan memberi pemahaman bahwa kaum lesbian bukanlah sesuatu hal yang harus dihindari atau dikucilkan. Begitu juga saat membahas mengenai manajemen kesan yang dilakukan oleh kaum lesbian, dapat dikaitkan dengan bagaimana interaksi simbolik mereka saat mereka membentuk kesan diri mereka dikepala orang lain sesuai dengan yang mereka inginkan. Apakah dengan cara pakaian mereka, penampilan mereka, gerak tubuh mereka, cara memandang dan mimic muka mereka.Dan yang terakhir adalah saat membahas mengenai teori

Masyitah, Analisis Interaksi Simbolik Kaum Lesbian Butch...

pengaturan privasi komunikasi (Communication akan mendekati orang tersebut seperti layaknya seorang Privacy Management), dalam proses interaksi sahabat dan saat mereka sudah merasa nyaman atau sosialnya, antara sesama kaum lesbian, terbuka satu sama lain maka mereka akan menjadi ada kompleksitas antara privasi dan keterbukaan. Tentu pasangan. saja keterbukaan adalah hal penting dalam sebuah

Menggunakan baju yang memiliki warna dan gaya interaksi sebagai penyeimbangan yang berlangsung tertentu yang dapat mengisyaratkan bahwa mereka terus menerus. Tetapi memutuskan apa yang akan seorang lesbian. Gaya seperti lelaki dan warna diungkapkan dan apa yang harus dirahasiakan bukanlah gelap adalah tanda untuk lesbi butch, warna cerah keputusan yang langsung dapat diambil karena dan mencolok serta ketat dan menampakkan lekukan informasi itu bersifat privat. Hanya pribadi informanlah badan adalah tanda untuk lesbi femme dan gaya sedikit yang mengetahui kapan dan bagaimana identitasnya tomboy menandakan untuk lesbi andro, sedangkan lesbi sebagai lesbian dapat dia ungkapkan.

no -label bebas menggunakan baju dan gaya apa saja Seperti yang dikatakan oleh George Herbert Mead,

yang mereka inginkan. Poin - poin di atas merupakan salah seorang pencetus teori interaksi simbolik, bahwa komunikasi non - verbal seorang lesbian saat mereka : “Manusia mempunyai kemampuan menggunakan menunjukkan bahwa mereka seorang lesbian ditengah simbol; dan orang bertindak berdasarkan makna lingkungan sekitar mereka. Hampir semua lesbian interaksi simbolik yang muncul di dalam sebuah butch biasanya tidak pernah menutupi jati diri ditengah situasi tertentu.” Berarti dapat dikatakan bahwa makna

lingkungan disekitar mereka berinteraksi, tetapi tidak simbolik yang muncul atau dilakukan oleh para secara terbuka atau langsung mereka mengutarakan lesbian, itu muncul pada sebuah situasi tertentu.

bahwa mereka seorang lesbian, biasanya mereka bisa Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti, mengutarakan langsung. peneliti mendapatkan beberapa cirri khusus yang

ada pada para lesbian saat mereka melakukan Identitas diri dan Pola Komunikasi

interaksi terhadap lingkungan yang yang mengetahui Identitas dalam diri seseorang sangatlah penting. mereka sebagai seorang lesbian dan berinteraksi Karena identitas yang melekat dalam diri seseorang dengan lingkungan sekitar mereka, berikut cirri khusus

akan menjadikan mereka berada di posisi mana dalam tersebut :

masyarakat.

Para lesbian berjalan gagah dan tegap seperti lelaki Dalam komunikasi, identitas sering memberikan pada umumnya untuk menunjukkan bahwa mereka tidak saja makna tentang pribadi seseorang tetapi seorang lesbian

juga cirri khas sebuah kebudayaan yang melatar

Para lesbian akan menggunakan beberapa barang - belakanginya, dari cirri khas itulah kita mungkin barang yang biasanya digunakan oleh seorang laki dapat mengungkapkan keberadaan orang itu. - laki, seperti gel rambut dan membuat potongan

Dalam buku Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, rambut mereka sangat pendek seperti lelaki, perhiasan

Dr. Alo Liliweri, M.Si (2007: 87) dijelaskan bahwa yang dipakai laki - laki misalnya kalung besi dan sepatu identitas sosial, terbentuk sebagai akibat dari atau sendal yang biasa digunakan oleh lelaki.

keanggotaan dalam suatu kelompok kebudayaan. Tipe Para lesbian akan berpakaian layaknya lelaki pada

kelompok itu antara lain umur, geder, kerja, agama, umumnya. Seperti menggunakan pakaian - pakaian kelas sosial, tempat dan seterusnya. Identitas sosial yang biasa digunakan oleh lelaki, misalnya saja kaos merupakan identitas yang di peroleh melalui proses oblong atau kemeja yang biasanya digunakan khusus pencarian dan pedidikan dalam jangka waktu yang untuk para lelaki.

lama.

Para lesbian juga suka menggunakan korset yang Identitas bagi seseorang adalah sangat penting, dimana biasanya digunakan oleh wanita untuk perut, tetapi sebuah identitas dapat menjelaskan siapa dia, dari mana lesbian butch menggunakannya untuk dada mereka asalnya, bagaimana orang lain melihat dirinya. Identitas supaya terlihat rata pada saat menggunakan baju dan diri seseorang dapat memacu bagaimana cara ia terlihat seperti lelaki.

berkomunikasi, dengan latar budaya dan kebiasaannya.

Apabila para lesbian ini bertemu dengan seseorang Seperti yang dikutip dalam buku Littlejohn dan Foss yang mereka sukai, dan mereka ingin memberikan (2009: 493) “by understanding how individuals kode, biasanya mereka memainkan mata mereka define themselves and how others define untuk menandakan kepada orang tersebut bahwa ia

them on multiple grounds, persons can menyukainya. Dan apabila berlanjut biasanya para lesbian communicate with culturally different others with more

WACANA Volume XV No. 3. September 2016, Hlm. 181 - 279

interpersonal sensitivity and understanding”. yang mereka sayangi seperti keluarga, mungkin

Dari kutipan diatas, dapat digambarkan bahwa, itu butuh waktu dan respon pertama dari orang dengan memahami bagaimana individu mendefinisikan - orang sekitar mereka, baru mereka bisa terbuka

diri mereka sendiri dan bagaimana orang lain sepenuhnya siapa diri mereka sebenarnya secara mendefinisikan mereka dengan beberapa alasan, orang perlahan - lahan.”

dapat berkomunikasi dengan lebih interpersonal dan Identitas seseorang ternyata sangat penting, tidak saja saling memahami.

identitas pribadi yang harus dimiliki, namun identitas

Teori identitas ini dikembangkan oleh Henri Tajfel sosial pun sangat diperlukan. Dimana dari identitas dan John Turner pada tahun 1970-an dan 1980-an. sosial ini, kita dapat menempatkan diri kita di dalam Menurut Henri Tajfel :

sebuah kelompok atau di depan orang lain. Selain itu,

“Conceptualized an individual’s identity as comprised dengan adanya identitas sosial maupun identitas diri, of both social identity and personal identity dimensions dapat membantu orang lain mendefinisikan tentang on the psychological level. social identities can include siapa kita, begitu pun sebaliknya. cultural or ethnic membership identity, gender identity,

Dan ternyata, identitas ini pun menyangkut sexual orientation identity, social class identity, or kehidupan para lesbian. Posisi keberadaan mereka social role identity, to name a few. personal identities, ditengah masyarakat dapat ditentukan dengan on the other hand, can include any unique attributes that identitas mereka. Dan saat mereka mencoba we associate with our individuated self in comparison bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang - orang with those of others. both social identity and personal dilingkungan sekitar mereka, mereka menggunakan identity dimensions influence our everyday behaviors identitas yang mana, agar mereka dapat diterima oleh in a generalized and particularized manner”.

lingkungan tersebut. Agar mereka tetap bisa bertahan Jadi dapat digambarkan oleh Henri Tajfel, dalam sebuah lingkungan, mereka harus memiliki

mengkonseptualisasikan identitas individu terdiri atas identitas yang pasti, agar mereka dapat mengetahui dua yaitu identitas sosial dan identitas pribadi pada posisi mereka dan tentunya dengan identitas yang level psikologis. Identitas sosial dapat mencakup pasti mereka bisa mendapatkan sebuah kepastian identitas keanggotaan budaya, identitas gender, identitas pengakuan dari lingkungan mereka. orientasi seksual, identitas kelas sosial atau identitas

Di Indonesia sendiri, identitas seorang lesbian peran sosial. Identitas pribadi, di sisi lain dapat tidak dapat dengan mudah ditunjukkan di depan mencakup setiap atribut yang unik yang kita kaitkan khalayak umum. Indonesia yang kental dengan adat dengan diri sendiri dengan orang lain. Baik identitas ketimurannya, menganggap bahwa lesbian merupakan sosial dan identitas pribadi mempengaruhi perilaku kita hal yang tabu, secara otomatis identitas seorang lesbian sehari - hari dengan cara umum.

pun cukup sulit untuk ditunjukkan secara terang - Seperti yang dijelaskan juga oleh Tika Bisono,

terangan di Negara ini. Faktor utama adalah masih MPsi, psi, bahwa identitas berpengaruh kepada karena agama. Dengan cukup kentalnya pendidikan kelangsungan hidup dan posisi seseorang didalam agama dan juga masyarakat yang memegang teguh sebuah lingkungan :

agama di Negara ini, membuat identitas seorang “Disini mereka sengaja memelihara kesan bahwa lesbian tidak dapat dengan mudah ditunjukkan secara mereka seorang lesbian yang masih mempunyai gambling atau terbuka di tengah khalayak umum. sikap sosial atau peduli yang sangat tinggi dan Selain itu, tekanan terhadap para kaum lesbian mau bergaul, ini akan berpengaruh kepada pandangan

membuat mereka cukup sulit untuk menunjukkan orang lain terhadapnya dan akan berpengaruh kepada bahwa mereka seorang lesbian. Tekanan apa? posisi dia didalam lingkungan tersebut, itu bisa terjadi. Tekanan akan banyaknya masyarakat yang tidak

Identitas disini menjadi penting, karena apabila setuju dan menganggap perbuatan kaum lesbian identitas mereka diketahui secara otomatis merupakan perbuatan yang tercela.Contohnya adalah mereka bisa lebih leluasa untuk berkomunikasi salah satu aktivis LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual

dan memperlihatkan sikap atau perilaku yang ada dan Transgender) yaitu Dede Oetomo, saat akan pada diri mereka dengan identitas yang ada pada dirinya, maju menjadi salah satu kader dalam apalagi kalau identitas tersebut adalah memang jati

perwakilan di Komnas HAM, ia mendapat dirinya yaitu sebagai lesbian. Namun disatu sisi banyak kecaman disana, baik dari dalam maupun terkadang mereka menyembunyikan status atau takut dari masyarakat luas pada umumnya. Keterbukaan menunjukkan semua kepada masyarakat atau orang identitas kaum LGBT di Indonesia memang

Masyitah, Analisis Interaksi Simbolik Kaum Lesbian Butch...

cukup berkembang, dimana dahulu kaum LGBT tentu saja kaum lesbian harus melibatkan diri dalam benar - benar dikucilkan namun saat ini kaum proses komunikasi interpersonalnya, selain juga karena LGBT bisa sedikit lebih bebas memposisikan kodratinya sebagai makhluk sosial. Ketika kaum diri mereka sebagai seorang LGBT dikhalayak lesbian menyatakan diri dan berinteraksi melalui umum, walaupun tetap melihat dimana mereka komunikasi interpersonal pasti ada tekanan - tekanan berada.

tertentu yang dirasakan untuk memutuskan apa yang

Seperti teman - teman lesbian yang diteliti oleh akan diungkapkan dan apa yang harus dirahasiakan. peneliti. Mella, saat berada ditengah lingkungan Terlebih karena identitas mereka sebagai lesbi bukanlah teman - teman kampusnya, ia menggunakan dan sesuatu yang dikenal akrab di telinga masyarakat mengungkapkan identitas sebagai seorang perempuan Indonesia dan khususnya masyarakat yang berada di yang mandiri dan pintar berorganisasi, agar ia tetap lingkungan mereka berinteraksi. Padahal keterbukaan dihargai teman - teman heteroseksualnya dan juga adalah salah satu indicator tingkat keintiman dalam tetap merasa nyaman dan dapat bertahan dalam sebuah relasi. lingkungannya.

Lebih jauh lagi, teori Pengaturan Privasi Berbeda halnya dengan Ellyana dan Dona.

Komunikasi/ Communication Privacy Management Mereka memilih menggunakan identitas mereka (CPM) menyatakan pasti ada resiko dan sebagai perempuan yang aktif tetapi tetap penghargaan yang dihasilkan oleh keputusan

menonjolkan kepribadian lesbi mereka.Mereka sangat yang dibuat bagi masyarakat dengan siapa kaum vulgar dan tidak takut terhadap pandangan orang, lesbian berinteraksi. Selain itu tindakan mengungkapkan selama mereka nyaman dan tidak bergantung kepada ataupun menyimpan informasi personal memiliki orang lain maka tidak ada yang mereka khawatirkan. efek baik terhadap hubungan maupun terhadap Hal ini mereka lakukan, agar mereka tetap merasa individu. menjadi diri mereka sendiri dan diterima apa adanya

Karenanya meningkatkan skala kedekatan oleh lingkungan sekitar mereka. Serta dengan dalam komunikasi interpersonal merupakan sebuah identitas mereka sebagai perempuan yang memiliki

proses penilaian apakah komunikasi yang sangat penampilan seperti laki - laki maka mereka pribadi itu layak atau tidak untuk diteruskan. Dalam menunjukkan prestasi dan aktif dalam berorganisasi,

komunitas lesbian, keputusan untuk mengambil menambah keyakinan peran mereka agar tetap bisa resiko dan penghargaan dalam komunikasi bertahan dalam lingkungan mereka.

interpersonal yang dilakukan, dinyatakan dalam

Berbeda dengan Ayunita dan Sinta yang sedikit penggunaan istilah “closet” (kloset) dan “coming out” pendiam dan tertutup dengan identitas diri mereka (keluar). Ada kemungkinan istilah ini lahir sebagai dan membatasi peilaku mereka ditengah orang - bentuk pengelolaan batasan public dan privat yang orang disekitar mereka, kecuali dengan sahabat - diperlukan oleh kaum lesbian ketika mereka memutuskan sahabat atau teman - teman sesama lesbian mereka, untuk menyatakan atau tidak menyatakan identitas mereka sangat terbuka. Dan mereka akan menggunakan

mereka sebagai lesbian. Sehingga ada proses negosiasi identitas mereka sebagai seorang lesbian yang terbuka, dan koordinasi akan batasan. saat mereka berada ditengah lingkungan teman - teman

Dalam komunikasi, identitas sering memberikan sesama lesbian, yang apabila mereka menggunakan tidak saja makna tentang pribadi seseorang tetapi identitas lesbian mereka, secara otomatis merekaakan juga cirri khas sebuah kebudayaan yang melatar merasa dianggap oleh sesamanya, dan juga mereka belakanginya, dari cirri khas itulah kita mungkin dapat bertahan ditengah lingkungan sekitar mereka.

dapat mengungkapkan keberadaan orang itu. Jadi dapat dikatakan bahwa identitas yang Dalam buku Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, digunakan oleh mereka, mereka sesuaikan dengan Dr. Alo Liliweri, M.Si (2007: 87) dijelaskan bahwa situasi dan lingkungan tempat mereka berdiri saat itu. identitas sosial, terbentuk sebagai akibat dari Hal ini mereka gunakan untuk tetap bisa bertahan dan keanggotaan dalam suatu kelompok kebudayaan. Tipe mendapatkan pengakuan dari lingkungan tersebut.

kelompok itu antara lain umur, geder, kerja, agama,

Teori Pengaturan Privasi Komunikasi/ Communication kelas sosial, tempat dan seterusnya. Identitas sosial

Privacy Management(CPM) Seperti yang sudah merupakan identitas yang di peroleh melalui proses disampaikan sebelumnya, untuk mendapatkan pencarian dan pedidikan dalam jangka waktu yang

pengakuan atas keberadaan atau eksistensi dari lama. identitasnya sebagai lesbian dari masyarakat sekitar,

Identitas bagi seseorang adalah sangat penting,

WACANA Volume XV No. 3. September 2016, Hlm. 181 - 279

dimana sebuah identitas dapat menjelaskan siapa tersebut, itu bisa terjadi. Identitas disini menjadi dia, dari mana asalnya, bagaimana orang lain melihat penting, karena apabila identitas mereka diketahui dirinya. Identitas diri seseorang dapat memacu

secara otomatis mereka bisa lebih leluasa bagaimana cara ia berkomunikasi, dengan latar untuk berkomunikasi dan memperlihatkan sikap budaya dan kebiasaannya. Seperti yang dikutip atau perilaku yang ada pada diri mereka dengan dalam buku Littlejohn dan Foss (2009: 493) “by identitas yang ada pada dirinya, apalagi kalau understanding how individuals define themselves and identitas tersebut adalah memang jati dirinya how others define them on multiple grounds, persons can

yaitu sebagai lesbian. Namun disatu sisi terkadang communicate with culturally different others with more mereka menyembunyikan status atau takut

interpersonal sensitivity and understanding”. menunjukkan semua kepada masyarakat atau orang Dari kutipan diatas, dapat digambarkan bahwa, yang mereka sayangi seperti keluarga, mungkin dengan memahami bagaimana individu mendefinisikan itu butuh waktu dan respon pertama dari orang diri mereka sendiri dan bagaimana orang lain - orang sekitar mereka, baru mereka bisa terbuka

mendefinisikan mereka dengan beberapa alasan, orang sepenuhnya siapa diri mereka sebenarnya secara dapat berkomunikasi dengan lebih interpersonal dan perlahan - lahan.” saling memahami.

Identitas seseorang ternyata sangat penting, tidak saja

Teori identitas ini dikembangkan oleh Henri Tajfel identitas pribadi yang harus dimiliki, namun identitas dan John Turner pada tahun 1970-an dan 1980-an. sosial pun sangat diperlukan. Dimana dari identitas Menurut Henri Tajfel :

sosial ini, kita dapat menempatkan diri kita di dalam

“Conceptualized an individual’s identity as comprised sebuah kelompok atau di depan orang lain. Selain itu, of both social identity and personal identity dimensions dengan adanya identitas sosial maupun identitas diri, on the psychological level. social identities can include dapat membantu orang lain mendefinisikan tentang cultural or ethnic membership identity, gender identity,

siapa kita, begitu pun sebaliknya.

sexual orientation identity, social class identity, or Dan ternyata, identitas ini pun menyangkut social role identity, to name a few. personal identities, kehidupan para lesbian. Posisi keberadaan mereka on the other hand, can include any unique attributes that ditengah masyarakat dapat ditentukan dengan we associate with our individuated self in comparison identitas mereka. Dan saat mereka mencoba with those of others. both social identity and personal bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang - orang

identity dimensions influence our everyday behaviors dilingkungan sekitar mereka, mereka menggunakan in a generalized and particularized manner”.

identitas yang mana, agar mereka dapat diterima oleh Jadi dapat digambarkan oleh Henri Tajfel, lingkungan tersebut. Agar mereka tetap bisa bertahan

mengkonseptualisasikan identitas individu terdiri atas dalam sebuah lingkungan, mereka harus memiliki dua yaitu identitas sosial dan identitas pribadi pada identitas yang pasti, agar mereka dapat mengetahui level psikologis. Identitas sosial dapat mencakup posisi mereka dan tentunya dengan identitas yang identitas keanggotaan budaya, identitas gender, pasti mereka bisa mendapatkan sebuah kepastian identitas orientasi seksual, identitas kelas sosial atau pengakuan dari lingkungan mereka. identitas peran sosial. Identitas pribadi, di sisi lain dapat

Di Indonesia sendiri, identitas seorang mencakup setiap atribut yang unik yang kita kaitkan lesbian tidak dapat dengan mudah ditunjukkan dengan diri sendiri dengan orang lain. Baik identitas di depan khalayak umum. Indonesia yang sosial dan identitas pribadi mempengaruhi perilaku kita kental dengan adat ketimurannya, menganggap sehari - hari dengan cara umum.

bahwa lesbian merupakan hal yang tabu, secara Seperti yang dijelaskan juga oleh Tika Bisono,

otomatis identitas seorang lesbian pun cukup sulit MPsi, psi, bahwa identitas berpengaruh kepada untuk ditunjukkan secara terang - terangan di kelangsungan hidup dan posisi seseorang didalam Negara ini. Faktor utama adalah masih karena agama. sebuah lingkungan :

Dengan cukup kentalnya pendidikan agama dan juga

“Disini mereka sengaja memelihara kesan bahwa masyarakat yang memegang teguh agama di Negara mereka seorang lesbian yang masih mempunyai ini, membuat identitas seorang lesbian tidak dapat sikap sosial atau peduli yang sangat tinggi dan dengan mudah ditunjukkan secara gambling atau mau bergaul, ini akan berpengaruh kepada terbuka di tengah khalayak umum.

pandangan orang lain terhadapnya dan akan Selain itu, tekanan terhadap para kaum lesbian berpengaruh kepada posisi dia didalam lingkungan membuat mereka cukup sulit untuk menunjukkan

Masyitah, Analisis Interaksi Simbolik Kaum Lesbian Butch...

bahwa mereka seorang lesbian. Tekanan apa? Tekanan Jadi dapat dikatakan bahwa identitas yang akan banyaknya masyarakat yang tidak setuju dan digunakan oleh mereka, mereka sesuaikan dengan menganggap perbuatan kaum lesbian merupakan situasi dan lingkungan tempat mereka berdiri saat itu. perbuatan yang tercela.Contohnya adalah salah Hal ini mereka gunakan untuk tetap bisa bertahan dan satu aktivis LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan mendapatkan pengakuan dari lingkungan tersebut. Transgender) yaitu Dede Oetomo, saat akan

maju menjadi salah satu kader dalam perwakilan di Teori Pengaturan Privasi Komunikasi/ Komnas HAM, ia mendapat banyak kecaman disana, Communication Privacy Management(CPM)

baik dari dalam maupun dari masyarakat luas pada Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, umumnya. Keterbukaan identitas kaum LGBT di untuk mendapatkan pengakuan atas keberadaan Indonesia memang cukup berkembang, dimana dahulu atau eksistensi dari identitasnya sebagai lesbian dari kaum LGBT benar - benar dikucilkan namun saat masyarakat sekitar, tentu saja kaum lesbian ini kaum LGBT bisa sedikit lebih bebas memposisikan harus melibatkan diri dalam proses komunikasi diri mereka sebagai seorang LGBT dikhalayak interpersonalnya, selain juga karena kodratinya sebagai umum, walaupun tetap melihat dimana mereka makhluk sosial. Ketika kaum lesbian menyatakan berada.

diri dan berinteraksi melalui komunikasi interpersonal

Seperti teman - teman lesbian yang diteliti oleh pasti ada tekanan - tekanan tertentu yang dirasakan peneliti. Mella, saat berada ditengah lingkungan untuk memutuskan apa yang akan diungkapkan teman - teman kampusnya, ia menggunakan dan dan apa yang harus dirahasiakan. Terlebih karena mengungkapkan identitas sebagai seorang perempuan identitas mereka sebagai lesbi bukanlah sesuatu yang yang mandiri dan pintar berorganisasi, agar ia tetap dikenal akrab di telinga masyarakat Indonesia dan dihargai teman - teman heteroseksualnya dan juga khususnya masyarakat yang berada di lingkungan tetap merasa nyaman dan dapat bertahan dalam mereka berinteraksi. Padahal keterbukaan adalah salah lingkungannya.

satu indicator tingkat keintiman dalam sebuah relasi. Berbeda halnya dengan Ellyana dan Dona.

Lebih jauh lagi, teori Pengaturan Privasi Komunikasi/ Mereka memilih menggunakan identitas mereka Communication Privacy Management (CPM) sebagai perempuan yang aktif tetapi tetap menyatakan pasti ada resiko dan penghargaan yang

menonjolkan kepribadian lesbi mereka. Mereka sangat dihasilkan oleh keputusan yang dibuat bagi masyarakat vulgar dan tidak takut terhadap pandangan orang, dengan siapa kaum lesbian berinteraksi. Selain selama mereka nyaman dan tidak bergantung kepada itu tindakan mengungkapkan ataupun menyimpan orang lain maka tidak ada yang mereka khawatirkan. informasi personal memiliki efek baik terhadap Hal ini mereka lakukan, agar mereka tetap merasa hubungan maupun terhadap individu. menjadi diri mereka sendiri dan diterima apa adanya

Karenanya meningkatkan skala kedekatan dalam oleh lingkungan sekitar mereka. Serta dengan komunikasi interpersonal merupakan sebuah proses identitas mereka sebagai perempuan yang memiliki

penilaian apakah komunikasi yang sangat pribadi itu layak penampilan seperti laki - laki maka mereka atau tidak untuk diteruskan. Dalam komunitas lesbian, menunjukkan prestasi dan aktif dalam berorganisasi,

keputusan untuk mengambil resiko dan menambah keyakinan peran mereka agar tetap bisa penghargaan dalam komunikasi interpersonal bertahan dalam lingkungan mereka.

yang dilakukan, dinyatakan dalam penggunaan

Berbeda dengan Ayunita dan Sinta yang sedikit istilah “closet” (kloset) dan “coming out” (keluar). pendiam dan tertutup dengan identitas diri mereka Ada kemungkinan istilah ini lahir sebagai dan membatasi peilaku mereka ditengah orang - bentuk pengelolaan batasan public dan privat yang orang disekitar mereka, kecuali dengan sahabat - diperlukan oleh kaum lesbian ketika mereka memutuskan sahabat atau teman - teman sesama lesbian mereka, untuk menyatakan atau tidak menyatakan identitas mereka sangat terbuka. Dan mereka akan menggunakan

mereka sebagai lesbian. Sehingga ada proses negosiasi identitas mereka sebagai seorang lesbian yang terbuka, dan koordinasi akan batasan. saat mereka berada ditengah lingkungan teman - teman

Jika sudah demikian, bagaimana kemudian sesama lesbian, yang apabila mereka menggunakan seorang lesbian dapat menyatakan komunikasi identitas lesbian mereka, secara otomatis merekaakan interpersonalnya pada masyarakat disekitarnya lalu merasa dianggap oleh sesamanya, dan juga mereka memperoleh pengakuan atas keberadaannya, dan atau dapat bertahan ditengah lingkungan sekitar mereka.

bagaimana kemudian seorang lesbi dapat mengenal

WACANA Volume XV No. 3. September 2016, Hlm. 181 - 279

lebih jauh tentang identitas lesbiannya melalui cara membaca simbol yang ditampilkan orang lain. proses interaksi dengan orang - orang disekitarnya

Pada dasarnya kaum lesbian memiliki bahasa yang jika tidak melakukan pembukaan dengan mengutarakan sama dalam berkomunikasi dengan sesamanya, tetapi informasi - informasi privatnya? Karena itu menjadi berbeda ketika mereka berinteraksi dengan dalam penelitian tentang “Bagaimana komunikasi masyarakat sekitar. Mereka memiliki cara tersendiri interpersonal kaum lesbian dengan masyarakat disekitar untuk menyatakan identitasnya sebagai lesbian. lingkungan mereka?”ini, peneliti juga menggunakan

Konflik yang terjadi antara sesama kaum lesbian dan Penelitian ini difokuskan pada diri subjek, keterbukaan masyarakat adalah karena mereka menetapkan batasan

subjek satu sama lain dan dengan masyarakat sekitar informasi privat personal yang menghambat mereka lingkungan mereka, sejauh mana mereka bisa terbuka menjadi komunikator pesan yang baik. Kaum lesbian dengan masyarakat dan merahasiakan hal - hal yang memiliki kepentingan, motivasi dan prasangka negative dianggap privat oleh subjek atau kaum lesbian, dialog yang membuat mereka menutup diri dalam kondisi - subjek satu sama lain dan subjek dengan masyarakat,

kondisi tertentu. Akibatnya masyarakat tidak dapat dan pengalam subjek. Oleh karena itu, penelitian mengenal dan memahami kaum lesbian dengan baik ini mempunyai tujuan untuk mengamati perilaku untuk dapat mengakui keberadaan dan memandang komunikasi interpersonal dalam perjalanan hidup mereka dengan lebih positif. seorang lesbian yang bisa dilihat dari diri subjek ,

Faktor -faktor yang menyebabkan mereka menjadi keterbukaan subjek, dialog subjek, dan pengalaman seorang lesbian adalah keadaan keluarga dan kondisi subjek tersebut.

hubungan orang tua dan lingkungan yang sangat berperan secara dominan dalam mempengaruhi

Penutup

seseorang memutuskan dirinya untuk menjadi lesbian. Dari hasil penelitian yang telah dibahas, maka peneliti

dapat menyimpulkan bahwa kaum lesbian butch Daftar Pustaka

merupakan kaum dimana individu yang berjenis kelamin Alsa, A. 2003. Pendekatan Kuantitatif Dan Kualitatif perempuan menyukai sesama jenis (menyukai

Serta Kombinasinya Dalam sesama perempuan), namun disini ia bertindak Penelitian Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

sebagai lelakinya. Sebagian kaum lesbian Atkinson, R. Bem, D. Smith, E. 1999. Pengantar melakukan proses komunikasi simbolik dan

Psikologi. Alih Bahasa : Dr. Wijaya berinteraksi dengan masyarakat sekitar yaitu,

Kusuma, Interaksa, Batam.

mereka menetapkan informasi privat mereka sebagai Corbin, J. Strauss, A. 2003. Dasar-Dasar lesbian pada batasan kolektif (collective boundary), Penelitian Kualitatif. Terjemahan: Shodiq & sedangkan sebagiannya lagi mereka memilih

Muttaqien, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta. DeVito, Joseph.A, 1997, Komunikasi Antar Manusia,

menetapkan informasi privat mereka sebagai lesbian

Professional Books, Jakarta.

pada batasan personal (personal boundary) sehingga Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori, dan informasi privat sebagai lesbian tetap disimpan dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya

tidak dibuka kepada masyarakat. Namun segala upaya

Bakti, Bandung.

yang dilakukan oleh kaum lesbian ini merupakan ------------, 2003, Ilmu Komunikasi Teori dan bagian dari perjuangan agar yang dilakukan oleh kaum

Praktek, Cetakan Kesembilan Belas, PT. lesbian ini merupakan bagian dari perjuanganagar

Remaja Rosdakarya, Bandung. diterima dalam diri dan lingkungan tempat mereka ------------, 1999, Ilmu Komunikasi Dalam Teori

tinggal dan berinteraksi, agar mereka senantiasa dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, mandapat pengakuan yang sama dengan masyarakat

Bandung.

normal lainnya. Hall, Calvin S, dan Gardner Lindzey, 2 0 0 5 , Dalam penelitian ini memiliki focus Psikologi Kepribadian 1: Teori-teori yaitu menggali cara kaum lesbian Psikodinamik (Klinis), Diterjemahkan oleh menjaga citra dirinya dalam unteraksi sosial mereka

Yustinus, Editor oleh A.

sehari - hari. Bentuk komunikasi kaum lesbian dengan Supratiknya, Kanisius, Yogyakarta. masyarakat sekitar dipengaruhi oleh simbol yang Katherine Miller, Miller, Katherine, 2005. diberikan oleh orang lain. Melalui pemberian

Communication Theories, Perspectives, isyarat berupa simbol, maka kaum lesbian dapat Processes, And Contexts, Second Edition, McGraw mengutarakan perasaan, pikiran, maksud, dengan

Hill, New York.

Masyitah, Analisis Interaksi Simbolik Kaum Lesbian Butch...

Liliweri, Alo. 2004. Dasar - Dasar Komunikasi Skripsi

Antar Budaya, Pustaka Pelajar, Dicky, Hudiandy, 2007. Interaksi Simbolik Pria Yogyakarta.

Metroseksual Di Kota Bandung (Suatu Littlejohn dan Foss, Little John., Stephen W.,

Fenomenologi Interaksi Simbolik dan Karen A. Foss, 2009. Theories of PriaMetroseksual Pada Sosok Sales Promotion

Human Communication, Edisi Sembilan, Boy Di Kota Bandung), Skripsi Sarjana, Jurusan Salemba, Humanika, Jakarta.

Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan ----------, 2009. Teori Komunikasi, Salemba Humanika,

(UNIKOM), Bandung.

Jakarta. Rosna, Rachmawati, 2001. Program Pendampingan Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu

Kaum Waria Di Stasiun Tugu (Suatu Bentuk Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Komunikasi Interpersonal Sebagai Salah Satu

Bandung. Program Kepedulian Lentera Sahaja PKBI ----------, dan Solatun, 2007. Metode Penelitian

Daerah Istimewa Yogyakarta), Skripsi Sarjana, Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial

Bandung. dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada, ----------, 2006. Metode Penelitian Kualitatif, PT.

Yogyakarta.

Remaja Rosdakarya, Bandung. Theresia, Oki Mega Novena, 2011. Faktor - Moleong, Lexy J, 1995. Metodologi Penelitian

Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

pada Lesbian Butch, Skripsi Sarjana, Puspitosari, H dan Pujileksono, S, 2005. Waria dan

Jurusan Ilmu Psikologi, Fakultas Tekanan Sosial, Universitas, Muhammadiah

Psikologi, Universitas Katolik Soegijapranata. Malang, Malang.

Sarjana, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Poerwandari, K.1998. Pendekatan Kualitatif Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada,

Dalam Penelitian Perilaku Manusia. Yogyakarta.

Lembaga Pengembangan Sarana Theresia, Oki Mega Novena, 2011. Faktor - Faktor yang Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Mempengaruhi Konsep Diri pada Lesbian Butch, (LPSP3), Fakultas Psikologi Universitas Skripsi Sarjana, Jurusan Ilmu Psikologi, Fakultas Indonesia, Jakarta. Psikologi, Universitas Katolik Soegijapranata. Rakhmat, Jalaluddin, 2005. Psikologi Komunikasi, PT

Remaja Rosdakarya, Bandung. ----------, 1999.

Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Internet

Rosdakarya. Bandung. http://meonggoblog.blogspot.com/2012/02/ munculnya-gay-ternyata-sudah-ada-

Salim, Agus. 2006. Teori & Paradigma Penelitian

dari.html diakses pada tanggal 15 juni 2013.

Sosial, PT. Tiara Wacana, Yogyakarta. Silalahi, U. 2006. Metode Penelitian Sosial, UNPAR PRESS, Bandung.

http://jurnalberita.com/2011/06/macam- Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis, CV. macam-penyimpangan-seksual diakses pada

tanggal 18 juni 2013.

Alfabeta, Bandung. http://yulianti.staff.uii.ac.id/2008/08/01/ Supraktiknya, A, 1995. Mengenal Perilaku Abnormal, homoseksual-apa-dan-mengapa diakses pada LKIS Pelangi Aksara,Yogyakarta.

Susanto, Astrid S, 2003. Komunikasi Dalam Teori

tanggal 18 juni 2013

dan Praktek, PT. Remaja http://id.shvoong.com/lifestyle/dating/2308279-

Rosdakarya, Bandung. homoseksual/#ix2226p39zJj5 diakses Spencer, Colin, 2004. Sejarah Homoseksualitas: dari

pada tanggal 18 juni 2013

Zaman Kuno hingga Sekarang (terj. Nunik Rochani Sjams), Kreasi Wacana, Yogyakarta.

West-Turner, West, Richard dan Lynn H. Turner, http://lgbtindonesia.org/main/?p=89) diakses pada

tanggal 11 juni 2013

2008, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis Dan Aplikasi. Buku 1 edisi ke-3,

http://lafablo9.blogspot.com/2010/03/ciri-ciri- Terjemahan, Maria Natalia Damayanti Maer,

Salemba Humanika, Jakarta.

homoseks.html diakses pada tanggal 19juni 2013.