BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PT. Putra Sejahtera Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang vulkanisir ban di Sumatera Utara. Vulkanisir ban adalah suatu
proses perbaikan daur ulang ban yang sudah aus terpakai direkondisikan dengan cara memberi telapak pada permukaan ban crown tanpa merubah bentuk
ataupun merek pada ban dasar dengan jaminan kekuatandaya tahan tingkat keausan 90 jika dibandingkan dengan ban original dengan harga yang relatif
murah. Hampir semua perusahaan angkutan umum memakai produk ban vulkanisir demi meminimisasi biaya operasional perusahaan, terutama pada
angkutan umum yang memakai ban ukuran besar. Ban vulkanisir menjadi alternatif yang diminati karena ban vulkanisir dinilai lebih murah dibandingkan
dengan ban baru. Oleh karena itu, di PT. Putra Sejahtera Mandiri lebih banyak memproses ban dengan ukuran besar daripada ban kecil. Persentase permintaan
ban besar mencapai rata-rata 66,57 per tahun. Data permintaan ban besar vulkansir dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut
Tabel 1.1. Permintaan Ban Besar Vulkanisir Bulan
Permintaan Ban Besar Vulkanisir
Total Permintaan Produk unit
Persentase Ban Besar Vulkanisir
20142015 20142015
April 5991
9424 63.57
Mei 5905
9277 63.65
Juni 6394
9281 68.89
Juli 6138
9360 65.57
Agustus 6299
9330 67.51
Tabel 1.1. Permintaan Ban Besar Vulkanisir Lanjutan Bulan
Permintaan Ban Besar Vulkanisir
Total Permintaan Produk unit
Persentase Ban Besar Vulkanisir
20142015 20142015
September 6301
9202 68.47
Oktober 6538
9216 70.94
November 5862
9441 62.09
Desember 5876
9233 63.64
Januari 5947
9274 64.12
Februari 6428
9372 68.59
Maret 6644
9229 71.99
Rata-rata 6194
9304 66,57
Sumber: pengumpulan data PT Putra Sejahtera Mandiri merupakan perusahaan yang baru berdiri
sekitar 2 tahun, sehingga dapat ditemui permasalahan yang berkaitan dengan proses. Aliran produksi proses vulkanisir ban terdiri dari sebelas stasiun kerja
yaitu stasiun inspection pengecekan ban, stasiun buffing pemarutan ban, stasiun skiving perataan ban, stasiun repairing penambalan, stasiun cementing
pemberian cairan lem, stasiun filling rubber pemberian cushion gum, stasiun building penempelan bunga ban, stasiun envolving pemberian perekat pada tepi
bunga ban dan pemasangan velg, stasiun chambering pemasakan ban, dan stasiun finishing pengecatan ban. Panjangnya production lead time untuk ban
besar di PT. Putra Sejahtera Mandiri selama 2,67 hari kerja menyebabkan adanya keterlambatan penyerahan produk kepada konsumen. Hal ini disebabkan oleh
adanya penumpukan produk setengah jadi work in process di stasiun skiving, cementing dan finishing yang masing-masing berjumlah 170 unit, 3 unit, dan 131
unit per hari. Selain itu, adanya operator mengganggur pada stasiun repairing selama 6,86 menit per siklus kerja dan penggunaan material handling yang tidak
efesien juga menyebabkan lead time menjadi panjang. Oleh karena itu diperlukan
upaya untuk mengefesiensikan aliran proses produksi dan mengurangi aktivitas yang menyebabkan pemborosan waste seperti waktu menunggu dan transportasi
yang berlebihan. Lean Manufacturing adalah salah satu upaya untuk mengefesiensikan
sistem dengan mereduksi pemborosan. Lima elemen penting dari lean manufacturing adalah siklus manufaktur, organisasi, pengendalian proses,
metrics, dan logistik.
1
. Dalam penelitian ini, pendekatan yang dilakukan adalah mengefesiensikan elemen siklus manufaktur untuk mereduksi pemborosan.
Pendekatan ini dilakukan dengan memahami gambaran umum perusahaan melalui aliran informasi dan material di lantai produksi dengan membuat value stream
mapping.
2
Keberhasilan penerapan lean manufacturing dengan menggunakan tools value stream mapping untuk mengurangi production lead time di perusahan
Value Stream Mapping adalah alat proses pemetaan yang berfungsi untuk mengindentifikasi aliran material dan informasi pada proses produksi dari bahan
menjadi produk jadi. Value Stream Mapping digambarkan dengan simbol-simbol yang mewakili aktivitas. Aktivitas dikelompokkan dalam value added dan non
value added, sehingga dapat diketahui aktivitas mana yang dapat memberikan nilai tambah dan yang tidak memberikan nilai tambah, dengan kata lain dapat
mengidentifikasi pemborosan yang terjadi selama proses produksi sehingga dapat diambil langkah untuk mengeliminasi pemborosan.
1
M. Feld, William. 2001. Lean Manufacturing: Tools, Techniques, and How to Use Them. St. Lucia Press
2
Nash, Mark and Polling, Sheila. 2008. Mapping The Total Value Stream. Taylor and Francis Group
industi otomotif Toyota telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah dari G.H.Patel College of Engineering Technology di India
3
1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang
diperoleh selama kuliah dan meningkatkan wawasan dalam menganalisis dan . Dalam jurnal ilmiahnya
dikatakan bahwa penggunaan value stream mapping dapat mengurangi non value added time sebanyak 25,6 , work in process, dan lead time 66,7. Hal ini
merupakan bukti bahwa penggunaan value stream mapping dapat merampingkan aliran proses produksi di perusahaan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah