1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih diragukan dan jauh dari Negara-negara lainnya, dan
berdasarkan data UNESCO United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, Indonesia me-
nempati peringkat ke 10 dari 14 negara berkembang dalam pendidikan Fahruddin, 2016: 1. Data UNESCO
dalam Fahruddin, 2016: 1 memperlihatkan bahwa komponen penting dalam pendidikan yaitu guru berada
diperingkat ke 14 dari 14 negara berkembang di dunia. Permasalahan guru di Indonesia lainnya adalah
kompetensi guru yang masih rendah dan peningkatan keprofesian berkelanjutan belum optimal. Syahwal
Gultom dalam SekolahDasar.Net, 2013: 1 mengatakan bahwa hasil uji kompetensi yang dilakukan selama 3
tahun terakhir menunjukan kualitas guru di Indonesia masih sangat rendah. Inan 2016: 1 menambahkan
dari hasil uji kompetensi awal pada 275.768 guru tingkat nasional, hasilnya dari bobot skor 100, nilai
terendah adalah 1 dan rata-rata skor adalah 41,5. Hal ini menunjukan bahwa kompetensi guru masih 5 dan
2
masih jauh dari yang ditargetkan oleh pemerintah. kemudian, peningkatan keprofesian berkelanjutan
PKB masih menjadi permasalahan yang dihadapi oleh guru, masih banyak guru yang tidak melakukan
publikasi ilmiah dan masih banyak guru yang kurang inovatif.
Melihat data dari UNESCO dimana kualitas guru di Indonesia berada diperingkat ke-14 dari 14 negara
berkembang di dunia, dan hasil uji kompetensi guru di Indonesia yang masih rendah, maka kualitas guru di
Indonesia harus terus ditingkatkan untuk mencapai pendidikan yang lebih baik di Indonesia Syahwal
Gultom, 2013 dalam USAID, 2013: 1. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan juga kualitas
guru, pemerintah telah membuat 8 standar nasional dengan harapan pendidikan di Indonesia memiliki
standar yang sama. Standar Nasional Pendidikan SNP mencangkup delapan aspek, yaitu standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan,
standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,
dan standar penilaian pendidikan. Delapan aspek tersebut merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang
No.20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dimana keseluruhan komponen pendidikan
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan
3
kemampuan, serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Dengan delapan Standar
Nasional Pendidikan tersebut dapat dilihat mutu dari sekolah, namun masih banyak sekolah di Indonesia
yang belum dapat mencapai standar tersebut PP No. 19 tahun 2005 Bab II pasal 2: 6.
Delapan standar nasional pendidikan tersebut merupakan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan pendidikan dalam rangka me- wujudkan pendidikan nasional yang bermutu PP No.
19 Tahun 2005: 6. Melihat permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia dalam pendidikan dimana guru
di Indonesia berada pada peringkat ke-14 dari 14 negara berkembang di dunia, maka standar pendidik
dan kependidikan harus ditingkatkan kualitasnya. Pendidik atau guru yang berkompetan akan me-
ningkatkan mutu lulusannya, sehingga mutu pen- didikan di Indonesia bisa meningkat. Selain itu
kompetensi pedagogik penting dimiliki oleh guru, seperti yang diungkapkan oleh Sonia Guerriero 2013:
2 pada laporan penelitiannya jika ingin meningkatkan kompetensi lulusan maka kualitas atau kompetensi
guru dalam proses belajar mengajar juga harus ditingkatkan. Sonia menambahkan bahwa kualitas
guru merupakan faktor penting dalam menetukan prestasi siswa, dan indikator dari kualitas guru adalah
pengetahuan pedagogik guru yang mengarah pada
4
pengetahuan khusus
guru untuk
menciptakan pembelajaran
yang efektif
sehingga dapat
me- ningkatkan kualitas lulusannya.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia maka kualitas guru harus ditingkatkan
terlebih dahulu, salah satunya dengan meningkatkan kompetensi
pedagogik guru
atau setidaknya
kompetensi guru bisa mencapai standar yang telah ditentukan oleh pemerintah dalam delapan SNP. Dalam
meningkatkan kompetensi guru, perlu dibuat suatu rencana strategi peningkatakan kompetensi guru.
Namun, belum banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang memiliki rencana strategi untuk meningkatkan
kompetensi guru, seperti halnya SMA Sedes Sapientiae Jambu yang merupakan sekolah swasta Katolik
berasrama yang berada dibawah yayasan Marsudirini, dan memiliki banyak murid dari berbagai kota dari
seluruh Indonesia. SMA
Sedes Sapientiae
Jambu merupakan
sekolah berasrama yang telah memiliki rencana strategis untuk mencapai dan meningkatkan kriteria
standar sarana dan prasarana, dan pembiayaan. Dalam wawancara 8 Agustus 2016 dengan wakil kepala
sekolah, SMA Sedes Sapientiae Jambu secara fisik, sarana dan prasarana sekolah sudah memadai, salah
satunya dengan perbaikan dan pengembangan sarana dan
prasarana dari
tahun ke
tahun secara
5
berkelanjutan, dan program promosi yang semakin berkembang. Namun, untuk peningkatan kualitas guru
di SMA Sedes Sapientiae Jambu masih belum terencana dengan jelas. Menurut wakil kepala SMA
Sedes Sapientiae Jambu, dalam meningkatkan kualitas guru ada 3 hal yang penting, yaitu spiritualitas,
pedagogik dan profesionalitas, dan juga kesejahteraan guru wawancara wakil kepala sekolah, 8 Agustus
2016. Dalam bidang spiritualitas yayasan sudah membuat beberapa program untuk guru-guru dalam
rangka menghidupkan kembali panggilan menjadi guru, dan untuk kesejahteraan, para guru sudah
mendapatkan tunjangan dari yayasan dan juga sertifikasi dari pemerintah. Namun, untuk peningkatan
profesionalismenya, yang diawali dengan peningkatan pedagogik guru, baik yayasan ataupun sekolah belum
memiliki rencana yang jelas sehingga upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan
kualitas tenaga
pendidik atau guru tidak maksimal, dan hal tersebut mempengaruhi proses belajar mengajar guru, penilaian
guru dan lulusan dari SMA Sedes Sapientiae Jambu. Terlihat dari hasil observasi 18-25 Oktober 2016 di
kelas, beberapa guru masih melakukan proses belajar mengajar dengan cara klasik atau teacher centered dan
kurang kreatif dan inovatif, sehingga beberapa m71urid terlihat
bosan dan
tidak memperhatikan
guru. Kompetensi guru SMA Sedes Sapientiae Jambu dalam
6
mengajar juga mempengarhui lulusan, dimana nilai UN Ujian Nasional untuk mata pelajaran IPA selalu
berada diperingkat 3 besar di kabupaten, sedangkan untuk nilai UN mata pelajaran IPS masih belum stabil
untuk berada di peringkat 5 besar di kabupaten Dokumentasi SMA Sedes Sapientiae Jambu, 2016 dan
wawancara wakil kepala sekolah, 8 Agustus 2016. Tenaga pendidik yang ada di SMA Sedes
Sapientiae Jambu berasal dari universitas yang berkualitas dan memiliki latar belakang keguruan,
selain itu beberapa guru masih muda dan memiliki jenjang karir yang masih panjang dan 3 orang guru
yang masih menyelesaikan program sarjana S1. Namun, profesionalitas guru dalam mengajar masih
ada yang minim inovasi, dan metode pembelajaran masih konvensional, dimana guru masih menerangkan
dan menjadi sumber ilmu. Selain itu, pemanfaatan teknologi dan sarana prasarana sekolah masih minim
untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran, guru hanya menggunaan power point untuk menjelaskan materi
wawancara wakil kepala SMA Sedes Sapientiae Jambu, 8 Agustus 2016. Hal tersebut cukup kontras dengan
pandangan paradigma
baru pendidikan,
dimana paradigma baru pendidikan menekankan bahwa guru
sebagai fasilitator, belajar dari berbagai sumber belajar, pembelajaran kelas dunia dan pandangan lokal serta
internasional Cheng, 2009: 16-17.
7
Mengingat SMA Sedes Sapientiae Jambu yang merupakan sekolah berasarama dengan murid dari
berbagai kota di Indonesia dengan orang tua yang kritis dan melek pendidikan, dan juga sudah cukup dikenal
di berbagai kalangan dan juga daerah di Indonesia, sekolah perlu memiliki rencana strategis untuk
meningkatkan kompetensi
pedagogik guru
yang nantinya dapat meningkatkan profesionalisme guru,
meningkatkan proses belajar mengajar yang lebih kreatif dan inovatif, meningkatkan mutu lulusan, dan
meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik lagi di SMA Sedes Sapientiae Jambu.
Sekolah perlu memiliki strategi, seperti yang diungkapkan oleh Uchendu, Nwafor dan Nwareni 2015:
222 bahwa
strategi pemasaran
sekolah akan
mempengaruhi dan meningkatkan jumlah murid yang akan masuk ke sekolah tersebut. Rencana strategi
sekolah juga penting untuk dimiliki oleh sekolah untuk pengembangan sekolah, dimana strategi baik dilakukan
oleh sekolah maupun kepala sekolah penting dilakukan dengan melibatkan proses belajar mengajar, unit
produksi, prakerin, regional center, kegiatan hubungan kerja
sama, pengembangan
sumber daya,
dan menyosialisasikan eksistensi sekolah Murniati, 2009:
134, Selain itu, strategi juga dibutuhkan oleh sekolah untuk pemasaran dan manajemen humas PNJ sekolah
8
untuk mendapatkan promosi yang lebih efektif Haryanto Rozza, 2012: 32.
Dari beberapa penelitian tersebut terlihat bahwa strategi
penting dimiliki
oleh sekolah
untuk peningkatan mutu atau kualitasnya. Oleh sebab itu,
rencana strategis peningkatan kompetensi pedagogik guru ini penting bagi SMA Sedes Sapientiae Jambu,
mengingat saat ini sekolah belum memiliki rencana strategi peningkatan kompetensi pedagogik guru yang
benar-benar mengacu pada peningkatan kompetensi pedagogik guru untuk meningkatkan mutu sekolah.
Dengan adanya
rencana strategi
peningkatan kompetensi pedagogik guru yang tepat dalam rangka
peningkatan mutu
sekolah, maka
SMA Sedes
Sapientiae Jambu memiliki pedoman dan kegiatan- kegiatan
yang rutin
untuk dilakukan
untuk peningkatan kompetensi pedagogik guru untuk lebih
baik dan bermutu, sehingga SMA Sedes Sapientiae Jambu memiliki guru-guru yang berkualitas sehingga
menjadi sekolah yang unggul dan bermutu.
1.2. Identifikasi Masalah