Sistematika penulisan Sistematika penulisan masing-masing bab adalah sebagai berikut: Persamaan Diferensial Orde dan Derajat Suatu Persamaan Diferensial

• Menyelesaikan contoh. Di sini, penulis menyelesaikan soal dengan cara mengaitkan materi yang sedang dikaji. • Membuat kesimpulan. Kesimpulan merupakan gambaran langkah dari pembahasan atas apa yang sedang ditulis. Kesimpulan didasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan merupakan jawaban dari permasalahan yang dikemukakan. • Membuat laporan

1.7 Sistematika penulisan Sistematika penulisan masing-masing bab adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan Bab ini mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir ini. BAB II Tinjauan pustaka Bab ini berisi teori yang mendasari penelitian. BAB III Metodologi Penelitian Bab ini membahas tentang metode yang digunakan dan diagram alir penelitian. BAB IV Hasil dan pembahasan Bab ini membahas tentang hasil penelitian BAB V Kesimpulan dan Saran Menyimpulkan hasil-hasil yang didapat dari penelitian dan memberikan saran pada peneltian berikutnnya. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dikemukakan teori-teori yang mendukung pembahasan penyelesaian persamaan diferensial linier tak homogen dengan menggunakan metode fungsi green antara lain: persamaan diferensial, orde dan derajat suatu persamaan diferensial, persamaan diferensial linear, persamaan diferensial linear homogen dengan koefisien konstan, persamaan diferensial linier orde-n tak homogen dengan koefisien konstan,determinan wronski, selesaian khusus persamaan tak homogen dengan metode variasi parameter, dan sistem fisis persamaan osilasi harmonik teredam

2.1 Persamaan Diferensial

Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat turunan dari satu atau beberapa fungsi yang tidak diketahui. Ada dua macam persamaan diferensial, yaitu: a. Persamaan diferensial biasa yaitu persamaan dimana fungsi yang belum diketahui hanya memuat satu variabel bebas saja. Contoh 1. �� �� = � + 6, dimana hanya mengandung satu variabel bebas yaitu � 2. � 2 � �� 2 + 3 �� �� + 2 � = 0 3. ��′ + � = 3 4. �′′′ + 2� ′ ′ 2 + �′ = ���� b. Persamaan diferensial parsial yaitu persamaan diferensial dimana fungsi yang belum diketahui memuat dua atau lebih variabel bebas. Contoh: 1. �� �� = � + � �� �� Universitas Sumatera Utara 2. . � 2 � �� 2 + � 2 � �� 2 = � 2 �

2.2 Orde dan Derajat Suatu Persamaan Diferensial

Orde persamaan diferensial adalah tingkat tertinggi turunan yang timbul. Sedangkan derajat persamaan diferensial dapat ditulis sebagai polynomial dalam turunan, adalah derajat turunan tingkat tertinggi yang terjadi. Contoh: 1. �� �� = � + 6 merupakan persamaan diferensial biasa orde 1 derajat 1. 2. � 2 � �� 2 + 3 �� �� + 2 � = 0 merupakan persamaan diferensial biasa orde 2 derajat 1. 3. ��′ + � = 3 merupakan persamaan diferensial biasa orde 1 derajat 1. 4. � ′′′ + 2 �� ′ ′ � 2 + � ′ = ���� merupakan persamaan diferensial biasa orde 3 derajat 1. 5. �′′ 2 + �′ 2 + 3 � = � 2 merupakan persamaan diferensial biasa orde 2 derajat 2. 6. �� �� = � + � �� �� merupakan persamaan diferensial parsial orde 1 derajat 1. 7. �� 2 �� 2 + �� 2 �� 2 = � 2 + � merupakan persamaan diferensial parsial orde 2 derajat 1.

2.3 Persamaan Diferensial Linier