2 Hasil temuan penelitian di lapangan.

Tabel 1.2 Hasil temuan penelitian di lapangan.

No. Pertanyaan

Panggung Tulungagung

Hidayatul Mubtadi-ien Ngunut

1 Bagaimana Classroom Disscusion di Pondok Classroom Disscusion , Awalnya implementasi

Pesantren Panggung Tulungagung ustad membaca kitabnya dan metode diskusi adalah

ustadz mengajukan sebuah persoalan kepada di Pondok

pertama-tama

datang ke kelas mengucapkan seluruh santri di kelas, kemudian Pesantren

salam kemuadian memimpin Do’a ditanggapi oleh peserta didik. Ustadz Panggung

sebagai fasilitator, Tulungagung

setelah itu diskusi dimulai, berfungsi

dan pengarah dan Hidayatul satu santri untuk membaca pembicaraan. Dilakukan hampir Mubtadi-ien

awalnya ustadz menunjuk salah pendorong

kitabnya kemudian dilanjutkan setiap malam yang mana santr-santri Ngunut

tanya jawab. Dalam diskusi bisa bertanya dan bisa mengeluarkan Tulungagung

tersebut ustadz berfungsi sebagai pendapat hal tersebut dilakukan agar tersebut ustadz berfungsi sebagai pendapat hal tersebut dilakukan agar

pendorong

dan memperkuat pemahaman, melatih

pengarah

yang kepercayaan diri, dan menghormati sedang dikaji sedangkan santri- pendapat orang lain. santri sebagai peserta untuk tanya

pembicaraan

Small Goup Discussion yang jawab dan mengelurkan pendapat. mana para santri membentuk group- diskusi berlangsung kurang lebih group

kecil mendiskusikan 1 jam membahas tentang ilmu pelajaranya masing- secara mandiri. fikih.

Terdiri 5 sampai 7 orang santri. Diskusi Small Group Diskusi kelompok yang membahas

adalah diskusi kelompok yang suatu mata pelajran di pondok terdiri antara 4 sampai 6 orang pesantren baik hari-hari biasa atau siswa yang tidak diikuti oleh menjelang ujian semester. Adapun keterlibatan guru. Dilakukan di kitab yang didiskusikan adalah kitab kamar-kamar atau di Mushola fikih dan nahwu. pondok, membahas tentang ilmu

Diskusi Bahtsul Masa’il fikih. Agar kegiatan diskusi yaitu diskusi yang sering dilakukan tersebut bisa maksimal maka tentang permasalah umat mulai diharapkan supaya mendengarkan terkait dengan usrusan agama dengan baik apa yang sedang maupun politik. santri sebagai dibicarakan Adapun kitab yang pemateri

dan ustadz, sebagai menjadi bahan yaitu kitab Mabadi moderator, atau penashat. Fikih dan kitab Fathul Qorib.

2 Bagaimana Implementasi metode bandongan Metode bandongan di Pondok implementasi

di Pondok Pesantren Panggung Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien

metode

Tulungagung

adalah Ngunut Tulungagung dilakukan adalah Ngunut Tulungagung dilakukan

Pondok di Pondok Pesantren Panggung Mushola kemudian memperhatikan Pesantren

Tulungagung adalah 1) pertama- para santri apakah sudah siap untuk Panggung

tama ustadz datang ke Mushola belajar atau belum. 2). Ustadz Tulungagung

pondok. 2) Mengucapkan salam mengucapkan salam dan do’a dan Hidayatul dan berdo’a bersama santri- bersama santri-santrinya kemudian Mubtadi-ien

santrinya. 3) Membaca kitab memulai membaca teks Arab gundul Ngunut

sekaligus menjelaskan isi kitab kata demi kata disertai dengan Tulungagung

tersebut kepada para santri terjemahannya dan menjelaskan 3). santrinya. Adapun kitab yang Pada kelas yang tingkat tinggi, ustadz dikaji adalah kitab Tafsir Al terkadang tidak langsung membaca Fatihah dan Tambigul Ghofilin. 4) dan menterjemahkan. Ia terkadang Selama pembelajaran berlangsung menunjuk secara bergiliran kepada santri-santri

memperhatikan para santrinya untuk membaca dan sambil mencatat hal-hal yang menterjemahkan

sekaligus dianggap penting. 5) Setelah menerangkan suatu teks tertentu. 4). penjelasan menjelaskan santri- Setelah menyelesaikan pembacaan santri

untuk ustadz memberi kesempatan kepada bertanya. 6) Ustadz menjawab para santri lain untuk menanyakan dari

dipersilahakan

pertanyaan-pertanyaan hal-hal yang belum jelas. 5). Sebagai

tersebut 7) Bentuk barisan berjejer penutup

ustadz menyebutkan lurus dan berbanjar ke belakang kesimpulan-kesimpulan dari kegiatan menghadap ustadz dan terkadang pembelajaran

yang telah berbentuk hurf U mengelilingi berlangsung. 6). Bentuk barisan secara

berkerumun

duduk berjejer

lurus dan berbanjar lurus dan berbanjar

mengelilingi secara

berkerumun menghadap ustadz. 3 Bagaimana

ditutup dengan do’a al fatihah.

Upaya yang dilakukan untuk

Untuk meningkatkan kemampuan meningkatkan meningkatkan kemampuan santri

santri membaca kitab kuning: a) kemampuan

membaca kitab kuning (a)

Hafalan Nadzoman kitab Alfiyah santri

Membaca kitab sebelum

Ibnu Malik. b) Hafalan Nadzoman membaca kitab atau sesudah pelajaran dimulai.

kitab Al Imriti. c) Membaca kitab kuning di

(b) Lalaran nadhoman sebelum

atau sesudah proses Pondok

sebelum

ustadz memulai pelajaran. (c)

pembelajaran. d) Pemahaman materi Pesantren

Hafalan Al Fiyah Ibnu Malik dan

melalui diskusi dan Panggung

dengan

setoran hafalan. (d) Adanya

bandongan. e) Belajar prifat dengan Tulungagung

target hafalan jika ingin naik

teman atau pengurus. f) Menambah dan Hidayatul kelas. (e) Melengkapai catatan di

setoran hafalan baru. g) Melengkapai Mubtadi-ien

kitab sebelum ikut ujian semester.

catatan kitabnya sebelum ujian Ngunut

(f) Mengulang-ulang pelajaran

semester. h) Mengadakan bahtsul Tulungagung

yang sudah diajarkan. (g) Diskusi Masa’il setiap bulan dan setiap tahun. rutin setiap mingguan atau

i) Mengikuti bahtsul masa’il diluar

bulanan. (h) Mengadakan lomba

pondok. j) Mengadakan perlombaan

baca kitab.