Jalan kedepan: Pilihan Kebijakan bertolak-belakang, mengenai perizinan dan

3. Jalan kedepan: Pilihan Kebijakan bertolak-belakang, mengenai perizinan dan

untuk logistik perkotaan

pembangunan kota; „ „ Tupoksi lembaga-lembaga perangkat daerah

Titik mula dan pola pembangunan masing-

yang jelas;

masing kota berbeda-beda. Oleh karena itu, „ „ Payung hukum dan kerangka organisasi spektrum dari konsep kebijakan yang disampai-

yang memadai;

kan dalam dokumen ini perlu dikembangkan „ „ Mekanisme retribusi jalan dan perizinan sesuai konteks masing-masing kota. Beberapa

kendaraan yang berfungsi baik; kebijakan dapat langsung diimplementasikan

„ „ Ketaatan dari seluruh pihak yang terkait. oleh pemerintah kota setempat dalam jangka

pendek, hanya dengan sedikit perencanaan dan pengembangan. Konsep-konsep lainnya lebih

4. Kebijakan 4. Kebijakan 4. Kebijakan 4. Kebijakan 4. Kebijakan 4. Kebijakan kompleks dan hanya dapat dilakukan dalam 4. Kebijakan

1. Manajemen 1. Manajemen 1. Manajemen 1. Manajemen 1. Manajemen 1. Manajemen 1. Manajemen

Lalu-lintas Lalu-lintas Lalu-lintas Lalu-lintas Lalu-lintas Lalu-lintas Lalu-lintas

Pembangunan Nasional Pembangunan Nasional Pembangunan Nasional Pembangunan Nasional Pembangunan Nasional Pembangunan Nasional Pembangunan Nasional

jangka menengah-panjang. Modul ini akan membahas kebijakan-kebijakan

2. Rekayasa Lalu-lintas 2. Rekayasa Lalu-lintas 2. Rekayasa Lalu-lintas 2. Rekayasa Lalu-lintas 2. Rekayasa Lalu-lintas 2. Rekayasa Lalu-lintas 2. Rekayasa Lalu-lintas

5. Kebijakan 5. Kebijakan 5. Kebijakan 5. Kebijakan 5. Kebijakan 5. Kebijakan 5. Kebijakan

Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan dari sudut pandang kemudahan implemen- Lingkungan tasi, mulai dari kebijakan teknis yang mudah

6. Kebijakan 6. Kebijakan 6. Kebijakan 6. Kebijakan 6. Kebijakan 6. Kebijakan diimplementasikan segera ( 6. Kebijakan quick-win). Konsep-

3. Perencanaan tata 3. Perencanaan tata 3. Perencanaan tata 3. Perencanaan tata 3. Perencanaan tata 3. Perencanaan tata 3. Perencanaan tata

ruang kota ruang kota ruang kota ruang kota ruang kota ruang kota ruang kota

Sektor Transportasi Sektor Transportasi Sektor Transportasi Sektor Transportasi Sektor Transportasi Sektor Transportasi Sektor Transportasi

konsep tahap akhir memerlukan proses dialog publik dan kerjasama antara beberapa aktor di pasar jasa transportasi. Strategi-strategi kom-

7. Efisiensi Logistik 7. Efisiensi Logistik 7. Efisiensi Logistik 7. Efisiensi Logistik 7. Efisiensi Logistik 7. Efisiensi Logistik 7. Efisiensi Logistik

pleks hanya dapat diimplementasikan setelah kebijakan-kebijakan teknis yang dapat cepat diimplementasikan terbukti berhasil.

3.1 Manajemen Lalu-lintas

Untuk lebih jelasnya, kebijakan-kebijakan yang Istilah ”Manajemen Lalu-lintas” mengacu pada dihabas ditunjukkan dalam Tabel 2. seluruh kebijakan yang dapat ditempuh oleh

Semua kebijakan di bidang angkutan barang pemerintah lokal untuk mengelola laju arus memerlukan fundasi yang mantap agar dapat

kendaraan dan ruang jalan yang tersedia melalui dilaksanakan secara efektif. Fundasi ini terdiri

peraturan, pemasangan rambu dan marka jalan, dari tata kelola pemerintahan yang baik di

retribusi kemacetan, pengendalian dan pene- tingkat lokal, regional (provinsi) maupun pusat, gakkan. Istilah ini dibedakan dengan ”Rekayasa

kerangka peraturan legislatif yang sehat dan Lalu-lintas”, yang mengacu pada perencanaan masuk akal, pembagian tugas pokok dan fungsi dan pembangunan infrastruktur jalan baru.

(tupoksi) yang jelas dan tidak saling tumpang Evaluasi menyeluruh terhadap permasalahan tindih dan iklim kerjasama dan ketaatan dari inti dari permasalahan lalu-lintas adalah awal semua pihak yang terlibat dalam angkutan per- dari seluruh manajemen lalu-lintas, yang sering- kotaan (pengusaha jasa angkutan, pengemudi, kali merupakan tanggung jawab Dinas Perhu- pengirim dan penerima). bungan atau instansi lain yang serupa. Prioritas

Hal-hal yang terkait undang-undang transpor- utama adalah mengatasi penyumbatan, dimana tasi, perizinan, ketaatan, perpajakan dan aspek

kendaraan barang menjadi penyebab utama tata kelola organisasi sangat mempengaruhi

kemacetan.

tingkat eisiensi yang dapat diraih. Faktor-faktor Beberapa perangkat dasar yang dapat memban- ini membentuk dasar bagi manajemen transpor- tu mengatur lalu-lintas kendaraan berat secara tasi dan tidak hanya berpengaruh pada sektor

eisien antara lain:

angkutan barang saja. Oleh karena itu, aspek- „ „ aspek tersebut dianggap sebagai prasyarat dan Rambu-rambu; tidak dibahas secara khusus dalam modul ini.

„ „ Lampu siyal; „ „ Marka jalan;

Kebutuhan dasar untuk manajemen lalu-lintas „ „ Implementasi jalan satu arah dan rute me- angkutan barang yang eisien:

lingkar (memecah titik konlik);

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang

Tabel 2: Kategorisasi kebijakan

la sa m Kategori

Permasalahan yang ingin

dipecahkan/Kebijakan

Penegakkan hukum

✔ ✔ Pendek

Menghindari lalu-lintas

Pendek o Manajemen

Pembatasan akses

/k Lalu-Lintas

a h Retribusi kemacetan dan sistem perizinan

✔ ✔ Menengah

er a

d Mengurangi kemacetan

Pendek -

menengah ta

h akibat pencarian alamat

Manajemen ruang jalan

✔ Pendek - (✔)

menengah e merin

Pendek - Rekayasa

Zona bongkar-muat dan

menengah Lalu-lintas

manajemen lalu-lintas lokal

Menengah Perencanaan tata

Bongkar muat skala lingkungan

Menengah ruang Kota

Perencanaan tata ruang

- Panjang Kebijakan

Kota

Kerangka hukum,

pembangunan

perencanaan pembangunan

✔ Menengah ✔ ✔ ✔ ✔

- Panjang t a

nasional

ekonomi dan tata ruang

Pendek - h pu

Standar emisi

Panjang ta Kebijakan

Pendek - lingkungan

Perpajakan selektif

Panjang

Menengah P

merin e Kebijakan inspeksi

✔ ✔ - Panjang

kendaraan

Kebijakan sektor

Menengah transportasi

Perpajakan, regulasi tarif,

atau perizinan usaha

- Panjang

Menengah st

a Konsolidasi muatan

a - Panjang w

/Cross-docking

Pendek - Meningkatkan

Meningkatkan kinerja

menengah sah eisiensi logistik

logistik dan eisiensi rute

u Panjang

Distrik/wilayan pelayanan

logistik

an d a

B Sistem Informasi

Panjang

Module 1g: Angkutan Barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang

„ „ Pemasangan barier isik; „ „ Penerbitan izin akses tertentu;

Kotak 7: Kebijakan angkutan barang

„ „ Retribusi kemacetan dan manajemen kebu-

di kota Seoul

tuhan transportasi.

Kota Seoul terkenal akan kebijakan angkut- an barang dalam manajemen lalu-lintas yang

3.1.1 Penegakkan komprehensif, yang telah membawa keberha- silan yang menarik untuk dipelajari� Di wilayah

Penegakkan yang efektif adalah elemen yang

komersial utamanya, (Ensanche), empat-puluh

sangat penting dari manajemen lalu-lintas.

petugas berpatroli dengan sepeda motor untuk

Dimana penegakkan gagal dilakukan, kebijak-

mengawasi kegiatan bongkar muat dan hal

an berikutnya dapat dipastikan akan gagal pula.

lain yang terkait dengan logistik� Hal ini telah

Dalam kaitannya dengan angkutan barang, be-

menghilangkan parkir ilegal jangka panjang dan

berapa fungsi penegakkan antara lain:

menjamin tersedianya ruang untuk kendaraan

„ angkutan barang di zona ini� „ Menghindari parkir berganda pada lajur kedua;

(Sumber: Dablanc, 2010)

„ „ Menegakkan larangan ”dilarang bongkar muat” dan ”dilarang berhenti/menunggu”; „ „ Mendenda kendaraan dengan ukuran dan

pengemudi yang diwawancara ternyata tidak muatan berlebih;

mengetahui larangan tersebut (Sumber: Dab- „ „ Mendenda kendaraan yang masuk tanpa izin lanc 2010, dari Kato dan Sato, 2006). memadai atau tanpa membayar retribusi ke- macetan (biasanya dengan kamera);

„ „ Menghindari parkir kendaraan penumpang 3.1.2 Menghindari lalu-lintas menerus pada ruang khusus angkutan barang.

Bagi lalu-lintas menerus, kota bukanlah tujuan Penegakkan yang efektif dan menyeluruh

akhir. Kendaraan hanya melewati wilayah kota untuk seluruh zona komersial agaknya menjadi

dalam perjalanan menuju tujuan lain, menam- tantangan terbesar bagi aparat yang berwajib.

bah beban kemacetan kota. Hal ini seringkali Terlalu banyak pelanggar berkelit bahwa mereka terjadi untuk lalu-lintas menuju pelabuhan atau hanya butuh beberapa menit untuk berhenti.

bandar udara, kendaraan melalui pusat kota Namun, truk barang yang tidak dapat bongkar- atau sub-pusat dan bukannya melalui jalan muat akibat ruangnya dipakai parkir kendaraan lingkar sehingga terhindar dari titik-titik kema- lain akan berputar-putar atau malah parkir di

cetan yang paling parah. Apabila jalan di ping- lajur kedua.

giran kota dikenakan tol, maka arus lalu-lintas Dukungan dari pedagang dan bisnis lokal

cenderung menghindari tol dan menggunakan dalam penertiban dari aktivitas bongkar muat

jalan biasa di pusat kota.

dan parkir mobil penumpang sangatlah mem- bantu dan seringkali lebih efektif dari pene- gakan oleh aparat. Pengalaman menunjukkan

Kotak 8: Larangan truk di Manila

bahwa ruang parkir khusur truk lebih mudah

Melarang masuknya truk besar ke dalam kota

untuk dipantau daripada ruang parkir biasa

adalah kebijakan yang paling umum dilaku-

yang digunakan untuk bongkar-muat, yang

kan di negara-negara berkembang, karena

memungkinkan mobil penumpang berhenti

keterbatasan ruang jalan� Kebijakan di Manila

sewaktu-waktu.

adalah salah satu yang paling pertama dan

Peraturan apapun memerlukan sosialisasi dan paling banyak diketahui secara luas� Kebijakan

ini mulai diberlakukan sejak 1978 dimana truk

komunikasi yang baik, penegakan dan pengen-

dengan bobot lebih dari 4,5 ton dilarang masuk

dalian. Butir-butir peraturan yang baik adalah

ke sebelas jalan arteri primer dari pukul 6 pagi

yang mudah dikendalikan, dan memadai dan

hingga 9 malam� Larangan juga berlaku pada

aparat maupun personil penegakan yang cukup

sepuluh jalan lain pada saat jam puncak� Jalur

terlatih. Contoh yang kurang baik adalah

alternatif ke pelabuhan Manila telah tersedia�

kota Medan, Indonesia: Truk besar dilarang

(Sumber: Dablanc, 2010, dari Castro dan Kuse, 2005)

masuk ke pusat kota sejak 2004 namun para

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang

Pemerintah lokal dapat menerapkan berbagai macam kebijakan dalam mengatasi fenomena

Rute alternative yang dialokasikan

ini. Antara lain:

ang utan bar

„ „ Menerapkan ruas jalan bebas kendaraan

berat/komersial melalui pemasangan rambu; „ „ Pemasangan rambu larangan kendaraan

tas angk

Barier fisik untuk menghindari

Volume lalu-lin

berat dengan penegakan yang intensif;

lalu-lintas menerus

Hambatan jalan secara isik untuk kendara-

utan bar ang

an berat (portal);

tas angk

Volume lalu-lin

„ „ Rencana geometri jalan yang memberi prio- ritas pada rute alternatif dan membuat jalan

tersebut lebih cepat daripada jalan yang me- lalui jantung kota;

Gambar 15

„ „ Meletakkan gerbang tol untuk kendaraan

Mengalihkan lalu-

Prasyarat pertama untuk menghindari lalu-lin-

komersial yang lalu-lintas menerus, pada

lintas menerus

tas menerus yang berlebih adalah tersedianya

titik-titik temu yang strategis (misal: pada

dengan barier fisik.

rute alternatif. Menghindari lalu-lintas mene-

jembatan atau terowongan), apabila tidak

Grais oleh Bernhard O. Herzog

rus adalah masalah ketersediaan jaringan jalan

ada alternatif jalur lain. Tujuannya adalah

atau perpindahan moda. Namun demikian,

agar kendaraan berat tidak dapat menghin-

dalam beberapa kasus, lalu-lintas menerus yang

dari pungutan tol dengan beralih mengguna-

berupa kendaraan berat tetap terjadi meskipun

kan jalur lain yang melalui jantung kota.

rute alternatif telah tersedia. Pengemudi truk

Pada umumnya, kebijakan untuk menghindari

seringkali bersikukuh untuk menggunakan

lalu-lintas menerus harus diterapkan secara jalur yang paling langsung atau paling singkat, seksama, agar tidak menggangu lalu-lintas lokal

meskipun jalur tersebut dialokasikan untuk

yang ingin dilayani. Pembatasan lalu-lintas juga

lalu-lintas lokal.

tidak boleh diletakkan pada permulaan atau akhir ruas jalan. Sebaiknya pembatasan difo- kuskan pada pusat, dimana volume lalu-lintas lokal paling kecil (lihat Gambar 15).

3.1.3 Pembatasan akses Kebijakan yang relatif mudah diimplementasi

adalah menerapkan pembatasan akses pada wilayah kota tertentu. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan kemacetan dan polusi udara atau melindungi aktiitas komersial lokal, pa- riwisata, dan warga setempat. Pembatas akses seperti ini dapat berupa pemasangan rambu seperti Gambar 16. Sebagai alternatif, pembatas isik berupa palang otomatis, portal, maupun gerbang dapat digunakan (Gambar 17).

Pada umumnya, tujuan dari pembatasan ini bukanlah untuk membatasi wilayah dari kenda- raan bermotor sama sekali, namun membatasi kendaraan berdasarkan karakteristik seperti

Gambar 16

waktu operasi, ukuran maupun berat kenda-

Larangan bongkar

raan. Biasanya lalu-lintas kendaraan komersial

muat di kota

berat menuju jantung kota hanya diperbolehkan

Groningen.

pada jam-jam tertentu saja. Kebijakan ini bia-

Foto oleh Manfred Breithaupt, Groningen, Belanda, 2005

sanya dikenal sebagai ”Larangan (Pembatasan)

Module 1g: Angkutan Barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang

Gambar 17 Pengendalian akses

dengan tonggak- tonggak/palang yang dapat diturunkan.

Foto oleh PTV

Truk”. Gambar 18 menunjukkan wilayah La-

mengenai dampak dari larangan tersebut pada

rangan Truk di Manila, Filipina.

kondisi perekonomian kota dan eisiensi ekolo-

Beberapa contoh pembatasan truk berbasis

gis. Kebijakan untuk mengatasi kemacetan di

waktu untuk beberapa jalan arteri atau zona

pusat kota yang umum dijumpai adalah dengan

pusat kota dapat ditemui di Bangkok, Tokyo

melarang masuknya kendaraan berdasarkan

dan banyak kota-kota di Cina. Pembatasan truk beban atau ukuran tertentu. Dalam beberapa dengan beban diatas lima ton dan pada jam

kasus, peraturan ini dapat dibenarkan karena

sibuk juga lazim ditemui di kota-kota Cina.

kondisi geometri jalan dan kurangnya lebar jalan. Namun dalam sebagian kecil kasus, ke-

Larangan (Pembatasan) terhadap truk yang si-

bijakan ini justru mengurangi eisiensi logistik

fatnya permanen perlu dianalisis secara seksama

Caloocan (North)

Pukul 6.00 – 9.00 kecuali Sabtu, Minggu

Malabon Quezon City

(Hanya untuk dan Hari Libur. Truk dilarang masuk EDSA.

EDSA)

Caloocan (South)

Pukul 6.00 – 9.00 kecuali Sabtu, Minggu

(10 koridor dan Hari Libur. Truk dilarang melalui

utama)

koridor-koridor ini.

San Juan

Manila

“Angkutan Truk” dalam peraturan ini

Mandaluyong

Definisi

didefinisikan sebagai kendaraan bermotor, baik

Angkutan ketika bermuatan maupun kosong, memiliki

Pasig

Truk

bobot 4.500 kg atau lebih, yang pada umumnya digunakan untuk mengangkut barang.

Jam larangan truk:

Rute alternatif keluar dari Pelabuhan

Larangan Truk di

Rute alternatif masuk ke Pelabuhan

Metro Manila.

Sumber: Jun T. Castro dkk., 2003

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang

dan menyebabkan dampak negatif yang tak angkut (payload) terhadap berat kendaraan. diinginkan.

Bagi mobil niaga biasa, hanya rasio sebesar 0,46 Bertolak belakang dengan pendapat awam,

(atau 46%) dari berat total kendaraan yang bahwa beralih ke penggunaan kendaraan kecil

dapat digunakan untuk muatan angkut. Untuk tidak dapat mengurangi kemacetan tanpa kebi- truk besar, rasio ini bisa sebesar 0,73. Langkah

jakan pendukung lainnya. Perbandingan antara berikutnya adalah melihat pembebanan lalu-lin- tas dari kendaraan berat terhadap ruang jalan.

parameter-parameter kinerja logistik menun- jukkan bahwa – menurut prinsip – penggunaan Parameter yang sesuai untuk menghitung kendaraan besar mengurangi dampak ling-

penggunaan ruang jalan adalah rasio luas jalan kungan dan memungkinkan penggunaan ruang (dalam meter persegi) dibagi dengan kapasitas jalan secara lebih eisien (lihat Tabel 3).

angkut dalam meter-kubik. Dengan rasio ini, mobil niaga biasa memerlukan ruang jalan sebe-

Namun, pernyataan ini bertumpu pada dua sar 6,47 meter persegi untuk setiap satu meter-

asumsi. Pertama, bahwa kendaraan besar bero- kubik barang yang diangkut, dimana truk besar perasi dengan faktor muatan yang cukup besar hanya memerlukan 1,92. Jadi, dalam bahasa

dan membawa muatan yang dialamatkan pada yang sederhana: Meskipun truk ‘besar’ memer- jalan tersebut. Asumsi berikutnya adalah bahwa lukan lebih banyak ruang dari kendaraan ‘kecil’,

infrastruktur jalan mampu mengakomodasi perbedaan ini dapat dengan mudah diimbangi ukuran dan berat truk besar tersebut.

dengan fakta bahwa diperlukan beberapa Untuk mengilustrasikan keunggulan dari truk

kendaraan kecil untuk mengangkut muatan besar, perlu dipahami besarnya rasio muatan

yang dapat diangkut oleh satu truk besar. Dan

Kotak 9: Niat baik, hasil buruk

Membatasi ukuran kendaraan biasa dilandasi niat asal langsung ke tujuan di pusat kota� Kondisi ini

baik agar operator beralih menuju sistem cross- tidak diharapkan oleh pembuat kebijakan trans- docking (lihat Bab 3�7�1)� Hal ini akan mendorong

portasi� Senada dengan hal ini, larangan terhadap

penggunaan kendaraan kecil untuk pengiriman truk dapat berakibat pada banyaknya kendaraan ketimbang masuknya truk besar (long-haul) ke kecil yang beroperasi dengan faktor-muatan yang dalam kota�

rendah� Sebagai contoh, di Seoul, kendaraan kecil

Pada kenyataannya, yang terjadi sama sekali milik perusahaan pribadi menjadi sangat populer berbeda: Bukannya struktur logistik profesional akibat dilarangnya truk� Hal ini menambah pem- yang berkembang, dengan cross-docking, ba- bebanan lalu-lintas� nyaknya distribusi dengan kendaraan ukurang (Sumber: Dablanc 2010, dari Kato dan Sato, 2006) kecil digunakan untuk angkutan jarak jauh dari

Gambar 19 Kendaraan angkutan kecil di Bangkok (Gambar a/b).

Foto-foto oleh Dominik Schmid, Bangkok, Thailand 2010

Module 1g: Angkutan Barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang

Tabel 3: Parameter-parameter kinerja logistik dari beberapa jenis kendaraan

Jenis kendaraan

Truk Truk

besar gandeng Rasio bobot Bobot total (kg)

24�000 40�000 Bobot muatan (kg)

17�500 30�400 Rasio bobot muatan/total

0,73 0,76 Volume dan penggunaan ruang jalan Kapasitas muatan (m 3 )

Penggunaan ruang jalan (m 2 )

1,92 1,70 Konsumsi energi dan emisi Mesin Diesel (Bahan bakar Solar) per 100 km

Rasio ruang jalan m 2 /kapasitas muatan m 3 6,47

32,0 44,0 CO 2 (karbon-dioksida) gram/km

CO 2 (karbon-dioksida) gram per m 3 dan km

Tabel dan data oleh Bernhard O. Herzog

semua kendaraan kecil itu secara keseluruhan Beberapa kota telah mencapai suatu kompromi akan menggunakan lebih banyak ruang jalan

yang menguntungkan semua pihak untuk me- dibanding satu truk ‘besar’. Hal yang sama juga ningkatkan kinerja logistik: Mereka melarang berlaku pada emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

kendaraan besar pada siang hari dan mengizin- Rasio dari emisi CO 2 (karbondioksida) per satu kan pada malam hari. meter-kubik angkutan dan kilometer-lari adalah Perencaan logistik perkotaan kontemporer 33,36 untuk kendaraan niaga biasa dan 13,24

seringkali fokus pada pembatasan kendaraan untuk truk besar (untuk informasi yang lebih

berat aja. Biasanya larangan berlaku untuk ken- rinci lihat Tabel 3).

daraan dengan beban dibawah maupun diatas Ada beberapa hal yang kontroversial seputar

ukuran tertentu (misal dibawah 3.500 kg dan masalah penetapan batas ukuran minimum

diatas 18.000 kg). Larangan seperti ini dapat kendaraan. Argumen yang memberatkan

dikombinasikan dengan prasyarat teknis seperti adalah sebagai berikut: Apabila ada pengiriman mesin rendah emisi atau tersedianya aksesoris konsinyasi yang dapat dikirim dengan mobil

yang memudahkan bongkar muat. bak, untuk apa digunakan truk sedang? Jawab- Apabila peraturan atau larangan mencakup an yang melihat jauh kedepan adalah – lama

asepk yang lebih luas lagi, rambu-rambu atau kelamaan – muatan yang kecil seperti itu akan

barier isik sebagai strategi penegakan tidak hilang, karena para operator akan beralih ke

akan memadai. Untuk itu, dibutuhkan sistem kendaraan yang lebih besar dan lebih eisien

perizinan lokal/wilayah. Dengan skema ini, secara logistik.

akses untuk wilayah tertentu hanya diberikan Secara umum dapat diterima bahwa pada

pada kendaraan yang memenuhi ketentuan se- infrastruktur jalan yang padat, penggunaan

hubungan dengan ukuran, prasyarat teknis atau kendaraan besar lebih baik, namun terdapat

peralatan.

beberapa pengecualian. Sebagai contoh, di zona bersejarah atau kota pusaka dengan jaringan jalan yang relatif sempit, kendaraan besar cen- derung mengganggu lalu-lintas karena kesu- litan bermanuver dan kurangnya ruang untuk bongkar-muat.

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang

3.1.4 Retribusi jalan selektif dan perizinan logistik kota. Namun demikian, kebijakan-kebi- Di banyak kota-kota masa kini, akses menuju

jakan ini harus dilihat sebagai suatu dasar untuk pusat kota hanya diberikan melalui izin khusus tindak lanjut dari struktur ini sistem logistik. atau lisensi yang diterbitkan oleh instansi peme-

rintah kota yang berwajib. Pada umumnya hal ini memerlukan pembayaran dari pihak pemo- Contoh

hon izin. Skema perizinan menghindari kendaraan-ken- daraan dengan berat dibawah 7.500 kg untuk masuk ke kota. Para operator kini mengguna- kan kendaraan besar, namun dalam beberapa kasus, faktor muatan ( load factor) hanya 25%.

Kotak 10: ”Zona Hijau” di Jerman

Ketika izin masuk telah diperoleh, kendaraan-

Sejak 1 Maret 2007, pemerintah kota di Jerman diberi

kendaraan beroperasi pada rute-rute yang sangat

kewenangan untuk membatasi akses kendaraan di ”Zona

terfragmentasi, melayani titik-titik pengantaran

Hijau”� Satu-satunya persyaratan adalah disediakan

yang tersebar jauh. Karena kesulitan pengan-

marka dan batas yang jelas mengenai Zona Hijau tersebut� Zona hijau pertama kali diadopsi pada 1 Januari 2008

taran dan dokumentasi serah-terima barang,

tiap pengantara memerlukan waktu yang lama,

oleh pemerintah Kota Berlin, Koln dan Hannover dan

sejak itu kota-kota lain di Jerman melakukan hal serupa�

sehingga kendaraan tersebut tetap berada di

Zona ini pada umumnya menderita pencemaran udara

dalam pusat kota lebih lama, memblokir ruang

terutama materi partikulat

bongkar-muat selama berjam-jam.

halus sehingga perlu dite-

Dalam rangka meningkatkan kinerja lalu-lintas

tapkan sebagai ”zona hijau” dengan marka-marka yang

di wilayah kota, eisiensi logistik para peng-

usaha adalah kunci utama. Eisiensi logistik

memadai� Hanya kendaraan

Umwelt

hanya dapat diperbaiki oleh masing-masing

dengan tanda khusus yang

menerangkan standar emisi

operator, namun pemerintah kota dapat mem-

kendaraan diperbolehkan

bantu dengan memberi insentif yang sesuai dan

ZONE

Salah satu opsi kebijakan adalah mengenakan

Rambu jalan di

tarif yang sangat mahal untuk izin masuk ken-

zona pelestarian

daraan ke dalam kota. Hal ini akan memaksa

lingkungan di Jerman.

frei

operator untuk merubah pola bisnis sedemikian

Foto diambil dari Umweltzone.net

rupa sehingga mengurangi jumlah izin yang diperlukan dan untuk menggunakan kendaraan berizin semaksimal mungkin. Pemberian izin juga dapat dilakukan berdasarkan waktu, mi-

Karena izin akses ini melekat pada kendaraan, salnya izin malam hari bisa diberikan dengan proses seleksi berdasar beberapa aspek sangat

harga lebih murah dibanding izin siang hari. dimungkinan. Pemerintah kota dapat memilih

Atau, izin bisa terkait dengan ukuran kendara- dari karakteristik berikut ini sebagai prasyarat

an izini untuk kendaraan kecil bisa saja lebih untuk akses ke pusat kota:

mahal secara proporsional untuk menghindari „ „ Teknologi rendah emisi, ambang batas CO 2 banyaknya pengantaran dengan mobil kecil.

(karbondioksida), NO X (nitrogen oksida) dan

Preferensi dapat diberikan pada pengenaan emisi partikulat; „ retribusi berbasis penggunaan, misal dengan „ Sertiikat laik jalan; „ gerbang tol untuk pembayaran tunai maupun „ Aksesoris kemudahan bongkar muat, seper-

ti pintu samping, dongkrak hidrolik pada dengan kartu. Kajian mendalam mengenai ke- tutup bak belakang (tail lift), dlsb.

bijakan retribusi jalan dapat dilihat di Modul 1d ” „ Instrumen-Instrumen Ekonomis”. „

Pembatasan ukuran maksimum dan/atau minimum.

Pembatasan akses adalah cara pragmatis untuk mencapai suatu tingkat eisiensi operasional

Module 1g: Angkutan Barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang

3.1.5 Menghindari lalu-lintas berputar-putar

Lalu-lintas berputar-putar disebabkan oleh pengemudi baru yang belum memahami seluk- beluk suatu wilayah sehingga kepayahan men- cari alamat tujuan. Kebijakan sederhana untuk membantu pengemudi menemukan alamat tujuan adalah melalui pemeliharaan rambu nama jalan dan penyediaan rambu yang jelas untuk penunjuk arah dan ruang parkir khusus. Beberapa pemerintah kota juga menerbitkan peta khusus untuk kendaraan pengantar barang, memperinci seluruh peraturan untuk kendaraan

Gambar 21

komersial dan larangan akses (lihat Gambar 22).

3.1.6 Manajemen lalu-lintas umum

Apabila ingin menerapkan konsep yang serupa

Gerbang retribusi

di kota negara berkembang, sangat penting

Di banyak wilayah metropolitan, variasi moda

kemacetan (ERP)

transportasi sangat beragam, mulai dari pejalan

di Singapura.

bahwa para pengemudi truk dilibatkan dari

awal proses perencanaan. Perlu disadari dan di- Foto oleh Carlosfelipe daraan roda dua dan roda tiga, mobil, mobil Pardo, Singapura, 2008

kaki, gerobak/kereta yang ditarik hewan, ken-

ingat bahwa tidak semua orang dapat membaca dan memahami peta dan penunjuk arah.

bak, truk ringan, hingga kadang-kala truk besar dengan muatan berlebih, menimbulkan permasalahan.

Bilama mana ruang jalan kurang memadai untuk pemisahan jalur, konsep pembagian berdasar waktu adalah cara baik untuk mening- katkan kinerja jaringan jalan dan optimisasi kapasitas parkir. Contoh yang inovatif datang dari kota Barcelona, Spanyol, dimana pemerin- tah kota mengalokasikan dua lajur di sisi lajur utama untuk lalu-lintas umum pada jam sibuk, untuk aktivitas logistik pada jam tidak sibuk dan parkir warga pada malam hari. (Source: Dablanc 2010)

Ketika pemisahan lajur untuk masing-masing moda tidak dimungkinkan sama sekali, per- aturan mengenai kecepatan/laju kendaraan dapat sedikit mengurangi gesekan/friksi antar kendaraan dan mengurangi resiko kecelakaan. Dengan penegakan yang tegas, mobil dengan tenaga besar dipaksa mengurangi kecepatan dan menyesuaikan dengan kendaraan roda dua dan roda tiga.

Gambar 22 Peta pengantaran barang

membantu mengurangi lalu-lintas akibat pencarian alamat.

Grais oleh PTV

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang

fokus dari proyek dapat diberikan pada tindak-

1. Manajemen 1. Manajemen

4. Kebijakan 4. Kebijakan

an yang paling mendesak.

Lalu-lintas Lalu-lintas

Pembangunan Nasional Pembangunan Nasional

5. Kebijakan 5. Kebijakan

2. Rekayasa Lalu-lintas 2. Rekayasa Lalu-lintas

3.2.1 Penyediaan zona bongkar-muat yang memadai

Lingkungan Lingkungan

3. Perencanaan tata 3. Perencanaan tata

6. Kebijakan 6. Kebijakan

Banyak dari sumber masalah kemacetan yang

ruang kota ruang kota

Sektor Transportasi Sektor Transportasi

disebabkan oleh kendaraan barang berawal dari fakta bahwa truk dan mobil bak tidak hanya

7. Efisiensi Logistik 7. Efisiensi Logistik

bersirkulasi di jalan-jalan utama, tapi mereka juga harus berhenti untuk bongkar-muat. Apa- bila aktiitas bongkar-muat ini berlangsung di- tengah-tengah lalu-lintas yang sedang bergerak,

hambatan terhadap kendaraan lain sulit dihin- Istilah ”Rekayasa Lalu-lintas” identik dengan

3.2 Rekayasa Lalu-lintas

dari. Penyediaan ruang untuk bongkar-muat perencanaan, konstruksi, pemeliharaan, opera-

yang memadai menjadi penting dalam perenca- sional dan peningkatan infrastruktur jalan. Ke- naan penanggulangan kemacetan di pusat kota. bijakan lain yang meliputi hal-hal yang mudah diubah atau instalasi yang mudah berpindah lokasi, seperti marka jalan, rambu jalan, lampu lalu-lintas, dianggap sebagai elemen dari mana- jemen lalu-lintas.

Perencanaan infrastruktur transportasi selalu melibatkan perencanaan jangka panjang yang bisa melampaui sepuluh tahun. Keputusan po- litik yang jelas dan strategi-strategi dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang berkelanjutan.

Untuk elemen-elemen kebijakan yang relevan, lihat Bab 3.3.

Satu masalah yang perlu disampaikan disini adalah: Mengatasi kemacetan saat ini dengan menambah luas jalan bukanlah solusi yang berkelanjutan. Penambahan kapasitas jalan

Gambar 23

selalu dibarengi dengan permintaan perge- Rambu untuk zona bongkar muat

rakan kendaraan bermotor. Fenomena ini

dan larangan bongkar muat.

dikenal sebagai ”efek pantul”. Investasi untuk Foto oleh PTV memisahkan moda kendaraan sepertinya mem-

berikan hasil yang lebih baik. Zona bongkar-muat dapat disediakan lang- Prioritas lain harus diberikan untuk memi-

sung di ruang milik jalan, atau di luar ruang sahkan lalu-lintas dari kendaraan yang sedang

milik jalan, dapat dioperasikan oleh pemerin- parkir dan aktiitas bongkar-muat. Ruang jalan tah maupun swasta. Ruang yang dibutuhkan

yang semakin sempit harus diupayakan agar untuk satu unit kendaraan komersial adalah bebas dari hambatan. Kebijakan-kebijakan yang selebar 2 meter dan panjang 10 meter hingga

diusulkan dalam bab ini merujuk pada penyedi-

18 meter, tergantung dari ukuran kendaraan aan zona khusus bongkar-muat dan implemen- yang biasa ditemui. Dibutuhkan ruang sebesar

tasi fasilitas bongkar-muat skala kecil.

2 meter di belakang truk untuk bongkar-muat, Sebelum memulai proyek perencanaan, perlu

dengan permukaan dan akses sebidang dengan dikumpulkan jenis-jenis permasalahan dan ti-

trotoar. Di beberapa kota, ada kebijakan untuk tik-titik rawan permasalahan terlebih dulu, agar menyediakan semacam halte khusus untuk

Module 1g: Angkutan Barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang

Gambar 24 Kemacetan yang disebabkan oleh tiada

zona/ruang untuk bongkar-muat.

Grais oleh Bernhard O. Herzog

Gambar 25 Bongkar-muat pada

ruang khusus.

Grais oleh Bernhard O. Herzog

Gambar 26 Bongkar-muat di

dalam lahan pribadi.

Grais oleh Bernhard O. Herzog

Gambar 27 Jalan satu arah agar

terdapat ruang cukup untuk menurunkan barang.

Grais oleh Bernhard O. Herzog

Gambar 28 Kombinasi antara

ruang khusus bongkar-muat dan zona khusus pejalan kaki.

Grais oleh Bernhard O. Herzog

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang

bongkar-muat sekurang-kurangnya untuk disediakan dan dijaga apabila lokasinya terlalu setiap 100 meter. (Sumber: Dablanc, 2010,

dekat dengan toko penerima barang. Paris guidelines). Pemerintah kota lain tidak

Kebijakan untuk mengatasi masalah ini adalah menyediakan sebanyak itu, namun tersedia

menyediakan angkutan/alat tak bermotor jarak ruang bongkar-muat yang lebih besar, atau

pendek untuk mengantar barang dari truk ke bahkan fasilitas terminal bongkar-muat.

pintu toko. Dalam konteks modul ini, hal ini Gambar 24 mengilustrasikan situasi dimana ke- akan disebut sebagai ”bongkar-muat lokal”, macetan di Kawasan Pusat Niaga terjadi karena yaitu dimana kendaraan barang parkir di ruang kurangnya ruang untuk bongkar-muat.

bongkar-muat yang terdekat. Lalu barang Gambar 25 hingga 29 menunjukkan berbagai

cara yang dapat dilakukan untuk mengakomo- dasi area bongkar muat di ruang jalan.

Kotak 11

Kota-kota di Perancis sperti La Rochelle atau 3.2.2 Bongkar-muat barang: mengatur

Bordeaux telah memperluas ide mengenai ”Satu Meter Terakhir”

fasilitas bongkar muat lokal dengan mem- pekerjakan kurir/buruh angkut yang khusus

Rute pengantaran barang di pusat kota sering

mengantarkan barang yang telah diturunkan

kali disebut sebagai ”satu kilometer terakhir”

dari truk dengan troli khusus�

(hanya tersisa satu kilometer menuju tujuan

Dengan demikian, truk tidak perlu menunggu

barang). Begitupula halsnya dengan pengatur-

hingga barang telah selesai diantar (Sumber:

an dari kendaraan atau alat pengangkut yang

Dablanc, 2010)� Fasilitas ini dinamakan ”ELP”

parkir persis di sisi toko dan operasi bongkar-

(Espace de livraison de proximité), dengan

muat pada titik tersebut dapat disebut sebagai

ruang selebar 30 meter dan mampu meng-

”satu meter terakhir”.

akomodasi 3 hingga 5 kendaraan komersial

Ruang untuk bongkar-muat sering kali sulit (lihat Gambar 30)� disediakan atau sering pula di gunakan oleh

mobil penumpang yang melanggar. Hal ini memaksa truk untuk parkir di lajur kedua, se- hingga menggangu kelancaran lalu-lintas. Lalu, akses untuk membuka pintu gudang terhambat dan lingkaran setan selesai disitu.

Sebagai aturan yang umum, dapat disimpul- kan bahwa zona bongkar-muat lebih sulit

Gambar 30 ”Espace de livraison de proximité”/

Zona Pengiriman lokal di kota Bordeaux, Perancis.

Foto oleh PTV

Masing-masing ELP dilayani oleh 1 atau 2 staff, yang membantu proses bongkar dan mence- gah parkir ilegal�

Untuk informasi lebih mendalam menge- nai ELP, pembaca yang budiman dapat

Gambar 29

merujuk publikasi ”Best urban freight

Fasilitas ”Bongkar muat lingkungan”,

solutions”/”BESTUFS”

dengan keamanan dan pelayanan.

( http://www�bestufs�net )�

Grais oleh Bernhard O. Herzog

Module 1g: Angkutan Barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang

dibawa atau digotong dalam jarak pendek ke titik pengantaran akhir (lihat Gambar 29).

Beroperasi dengan ruang bongkar-muat yang lebih besar dapat menimbulkan masalah ketaat- an dan penegakan yang lebih besar dibanding- kan ruang bongkar-muat kecil namun dengan lokasi tersebar. Tergantung besarnya ruang dan konsidi, dapat saja diimplementasikan pengen- dalian akses secara isik, penjagaan, penyediaan gerobak dorong atau dongkrak tangan dan bahkan pergudangan kecil jangka pendek, apa- bila diperlukan.

Bagaimanapun juga, selalu ada jarak pendek yang perlu ditempuh dengan berjalan. Apabila barang diantar ke gedung bertingkat atau pusat perbelanjaan, troli, gerobak tangan, atau dong- krak tangan, perlu digunakan untuk mencapai tujuan akhir.

Pengusaha biasanya terbuka akan kebijakan ini, karena hal ini akan menciptakan suasana berbe- lanja yang menyenangkan. Pemusatan fasilitas bongkar-muat lokal agak jauh dari toko-toko ritel membuka peluang untuk mengembangkan zona pejalan kaki lokal.

Ketika barang perlu diantar dengan gerobak atau troli pengangkut dalam jarak pendek, be- berapa permasalahan perlu diantisipasi:

Buruh angkut tambahan Apabila kendaraan tidak berhenti langsung di

toko penerima, buruh angkut tambahan akan dibutuhkan untuk bongkar-muat. Secara bersa- maan, kinerja kendaraan diharapkan mening- kat, karena volume bongkar-muat lebih besar pada masing-masing titik pemberhentian. Pada umumnya, buruh angkut ini akan ikut dengan kendaraan sebagai pembantu atau asisten pe- ngemudi, namun bisa pula para pengangkut ini ditempatkan di fasilitas bongkar-muat. Dari sudut pandang makroekonomi, lebih menguntungkan untuk meningkatkan kinerja logistik dengan memperkerjakan buruh angkut tambahan. Perhitungan dasar disini adalah me- ningkatkan investasi di pasar tenaga kerja lokal dibandingkan dengan penurunan biaya dari pembelian dan operasionalisasi kendaraan, yang seringkali diimport dan menggerus devisa.

Keamanan Masalah keamanan dapat diselesaikan dengan

cara yang berbeda-beda, tergantung lokasi. Untuk pengantaran ke pusat perbelanjaan, pe- tugas keamanan sudah tersedia untuk menjaga ruang parkir. Untuk pengantaran toko milik perorangan, mungkin pengusaha jasa angkutan memerlukan setidaknya 2 orang untuk setiap kendaraan, satu untuk mengantar barang, satu lagi tetap di dalam mobil. Penyediaan petugas keamanan dan penjagaan untuk area bongkar muat yang lebih besar dan terpusat selalu lebih mudah dari bongkar-muat yang terfragmentasi di setiap pintu masuk toko.

Kualitas Perkerasan (Aspal) Perkerasan permukaan antara area bongkar

muat dan pintu masuk toko harus memenuhi kriteria kualitas tertentu. Hal ini memerlukan investasi yang besar di pihak pemerintah kota ketika dipilih skema fasilitas bongkar-muat lokal. Di banyak kasus, hal ini dapat dilaksana- kan bersamaan dengan proyek pembangunan zona pejalan kaki lokal.

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang

„ 1. Manajemen Perencanaan tata guna lahan yang baik pada „

4. Kebijakan

Lalu-lintas

Pembangunan Nasional

umumnya mengkombinasikan permukiman dan zona komersial saling berdekatan, atau

2. Rekayasa Lalu-lintas

5. Kebijakan

dengan kata lain mendekatkan tempat be-

Lingkungan

kerja dari rumah. Pengecualian diberikan pada kegiatan industri konvensional, perda-

3. Perencanaan tata

6. Kebijakan

gangan dan industri kecil yang menimbul-

ruang kota

Sektor Transportasi

kan kebisingan, emisi polusi udara dan lalu- lintas angkutan barang di kota tua dengan

7. Efisiensi Logistik

jalan yang sempit. Dalam hal ini, mungkin diperlukan relokasi atau pembentukan zona khusus industri.

„ „ Pengembangan beberapa sub-pusat dapat

mengurangi kemacetan di pusat kota dan Meskipun manajemen lalu-lintas dan rekayasa

3.3 Perencanaan tata ruang kota

mempromosikan pola pengembangan kota yang lebih berimbang.

lalu-linta menghasilkan solusi yang dapat meng- atasi beberapa masalah yang telah terjadi akibat Tujuan perencanaan yang tidak kalah penting meningkatnya lalu-lintas kendaraan barang,

dari sudut pandang logistik adalah memperta- tantangan jangka panjang sebaiknya diantisi-

hankan kapilaritas struktur ritel yang tradisi- pasi dengan kebijakan pembangunan kota dan

onal. Tersedianya beragam barang di banyak tata guna lahan, dan tata ruang yang bersifat

tempat di seluruh kota mengurangi kebutuhan jangka panjang.

warga kota akan bepergian, memperpendek perjalanan. Untuk mendukung struktur tradisi-

Beberapa contoh yang dapat diberikan: „ onal seperti ini seringkali pemerintah kota perlu „

Perencanaan kota yang baik mempromo- melawan dengan kecenderungan industri ritel sikan penggunaan angkutan umum dan akhir-akhir ini. Apabila tidak ada kebijakan

membuatnya lebih menarik daripada ang- yang menyeimbangi, pasar tradisional di pusat kutan pribadi. Sehubungan dengan logistik kota akan digantikan oleh pusat perbelanjaan perkotaan, penyediaan infrastruktur yang di luar kota. Hal ini meningkatkan kebutuh- memadai untuk truk, sampai ke Kawasan an perjalanan dan pergerakan mobil pribadi, Pusat Niaga. Hal ini perlu menjadi prioritas karena seringkali pusat perbelanjaan ini diluar

yang lebih tinggi dibanding mengakomodasi jangkauan pejalan kaki dan pesepeda dan/atau pembelanja dengan mobil pribadi atau pusat tidak tersedia angkutan umum yang memadai. perbelanjaan yang sangat terpusat.

„ Namun demikan, hal ini bukan berarti pem- „ Pada saat yang bersamaan, penyediaan moda transportasi lainnya, seperti jalur kereta api

bangunan kompleks pertokoan dan pusat dan angkutan sungai dapat dikembangkan

perbelanjaan (mal) harus dihindari dengan apabila memungkinkan. Pergerakan satu

biaya apapun. Juga, tidak semua bentuk ritel ton-km barang dengan truk menghasilkan

konvesional perlu dipertahankan dan dipromo-

sikan. Mungkin saja terdapat alasan yang baik dengan angkutan kereta api hanya sebe-

kurang lebih 0,54 kg emisi CO 2 , sedangkan

untuk menertibkan pedagang kaki lima dan sar 0,18, untuk angkutan sungai sebesar

lapak-lapak sayur dan buah. Tujuan utama dari 0,06. Jelaslah bahwa alternatif-alternatif ini

perencanaan ini adalah bukan untuk membe- sangat baik dari sudut pandang lingkungan

kukan pembangunan di sektor ini, tapi untuk

(Sumber: Victoria Transport Policy Institute, mengarahkan dengan bijak ke arah yang ber- 2010).

manfaat bagi para investor, pengusaha dan juga „ masyarakat umum. „ Untuk pengantaran jarak pendek, pengguna-

an transportasi tak bermotor, seperti sepeda Dalam jangka panjang, peningkatan volume

seringkali merupakan pilihan yang baik. In- belanja melalui internet akan terus berlangsung frastruktur yang baik perlu disiapkan untuk

di negara berkembang. Para perencana kota mendukung moda ini.

perlu memperhatikan kecenderungan ini pada

Module 1g: Angkutan Barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang

tahap awal. Sebagai contoh, di perumahan yang

Gambar 31

tidak memiliki akses cukup lebar untuk kenda-

Stasiun/los

raan komersial, barang pesanan dapat diantar

”Packstation” untuk

ke lokasi tertentu untuk dijemput oleh pemesan.

mengambil kiriman

Lokasi seperti ini sebaiknya berada dalam jarak

terletak di dalam

berjalan kaki dari perumahan yang dilayani.

stasiun kereta

Gambar 31 menunjukkan bagaimana lokasi ini

api di Kota

berfungsi secara otomatis di Jerman. Pelayanan

Frankfurt am

konvensional dengan pegawai (bukan mesin)

Main, Jerman.

juga dapat dilakukan. Foto oleh Stefan Belka, 2010

Melibatkan komunitas bisnis lokal Dalam banyak hal, kontribusi pebisnis lokal

dalam memfasilitasi logistik perkotaan dan lalu-lintas yang lancar sangat diperlukan. Hal

ini dapat dicapai memlalui peraturan perenca- Mempromosikan fasilitas multimoda di naan yang memadai di tingkat pemerintah kota. tingkat metropolitan

Sebagai contoh, peraturan bangunan gedung

Banyak kota-kota besar berlokasi di tepi sungai

mencantumkan tersedianya ruang bongkar-

besar, kanal atau tepi pantai (pelabuhan). Kon-

muat yang memadai untuk pembangunan baru disi geograis seperti ini membuka banyak sebagai syarat diterbitkannya Izin Mendirikan

kemungkinan untuk pengembangan konsep-

Bangunan (IMB). Di zona-zona yang meng-

konsep logistik antarmoda yang kreatif di masa

hadapi masalah keterbatasan ruang, gedung

mendatang.

multi-fungsi dapat dibangun, dimana lantai

Apabila memungkinkan, lahan yang tersedia

dasar digunakan sebagai parkir dan bongkar-

sepanjang jalur sungai, pelabuhan atau jalur

muat, dan bagian gedung lainnya untuk ritel

kereta api, digunakan untuk pusat logistik

dan perkantoran. Hal ini sudah biasa ditemui

(lihat Bab 3.7.1 untuk penjelasan rinci), hal ini

di banyak kota-kota Asia.

dapat meningkatkan eisiensi dan mengurangi kemacetan yang disebabkan oleh lalu-lintas me- nerus dan juga distribusi di pusat kota.

Dalam kondisi multimoda, antara lain dengan barang yang datang dari kapal atau kereta api,

Kotak 12: Contoh-contoh kontribusi

biasanya lebih mudah untuk melakukan peng-

komunitas bisnis lokal

antaran secara terkonsolidasi daripada pengan-

Gambar 32 Contoh kasus 1:

taran dengan cara biasa.

Terminal intermoda

Di Tokyo, Jepang, Peraturan parkir di luar milik

Di Jerman, banyak dari pusat konsolidasi mela-

dan konsolidasi

jalan tahun 2002 mewajibkan seluruh perto-

yani dua moda (rel dan jalan raya) atau bahkan

muatan di Pelabuhan.

koaan, perkantoran atau pergudangan untuk

Grais oleh Bernhard O. Herzog

menyediakan fasilitas bongkar-muat apabila

mereka memiliki luas lantai lebih dari 2�000 m 2 �

Contoh kasus 2:

Di Barcelona, Spanyol, peraturan bangungan gedung tahun 1998 mewajibkan restoran dan pusat hiburan baru untuk menyedaiakan ruang

gudang sebesar 5 m 2 di gedung mereka� Tuju- annya adalah untuk memastikan bahwa tersedia cukup ruang agar pengiriman kecil dengan frekuensi harian dapat dihindari�

(Sumber: Dablanc, 2010)

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang

tiga moda (pelabuhan/rel/jalan raya, lihat Bab diimplementasi. Pembangunan seperti itu harus

terintegrasi dengan proses perencanaan tata Terminal multimoda bukan hanya meningkat-

3.7.1 untuk contoh dari kota Bremen, Jerman).

ruang, antara lain melalui bank lahan. Hal kan eisiensi ekologis dari pengiriman barang,

ini dilakukan dengan cara menyisakan ruang namun juga memudahkan distribusi muatan

publik untuk kebutuhan khusus masa depan terkonsolidasi di wilayah kota.

ketika wilayah kota tertentu mulai dibangun, atau ketika proyek pembangunan infrastruk- tur dilakukan. Dari sudut pandang angkutan

Bank Lahan untuk pembangunan barang, sangatlah penting untuk membangun infrastruktur dua jenis instalasi: Ruang tunggu untuk truk

Jikalau pada saat ini pusat-pusat konsolidasi dan pusat distribusi sebagaimana telah dijelas- ini belum dianggap perlu, mungkin suatu saat

kan diatas.

akan diperlukan. Dimana infrastruktur jalan mencapai titik pembebanan kritis, industri transportasi akan mencapai tingkat kemajuan

Ruang tunggu untuk truk sebelum tertentu dan menjadi lebih profesional, atau

memasuki zona terbatas pusat kota ketika dana pembangunan sudah tersedia,

Kalaupun belum ditemui saat ini, pada suatu skema-skema konsolidasi lebih mudah untuk

saat akan diperlukan pembatasan pengantaran

Kotak 13: Kawasan Logistik Bologna

Terletak di jantung zona ekonomi/manufaktur, nasional maupun internasional� Wilayah dengan

dilalui oleh lima jalur rel kereta utama dan empat

luas 2 juta kilometer persegi, dimana 350ribu jalan tol, Bologna adalah titik vital bagi perda- dari jumlah tersebut adalah berupa ruangan ber- gangan nasional dan Eropa� Kota ini terletak di atap, disinggahi oleh tidak kurang dari 5�000 truk persimpangan jalan poros utara-selatan, yang besar� Kawasan ini dapat diakses langsung oleh berperan memindahkan 35% dari barang yang jalan tol A13 antara Bologna-Padua, dan dilalui melalui Italia, dan 16% dari keseluruhan Eropa oleh jalan rel sepanjang 7 km, meliputi 650�000 daratan, tergantung pada arus lalu-lintas yang kilometer persegi� 100 perusahaan domestik dan selalu meningkat�

internasional melayani beroperasi didalam kawa- 12 km dari pusat kota terdapat salah satu Kawa- san ini, termasuk perusahaan angkutan barang,

san Logistik terbesar di Eropa, suatu kawasan kepabeanan, pergudangan, bengkel mekanik dan dengan fasilitas intermoda, jaringan rel dan in- cuci-truk, kantor pos dan restoran dan kantin� frastruktur jalan, dilengkapi dengan peralatan (Sumber: Promo Bologna, 2010) untuk memindahkan barang baik untuk keperluan

Gambar 33 Parkir truk dengan

tenaga keamanan di kota Bologna.

Foto oleh PTV, Bologna, Italia

Module 1g: Angkutan Barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang

barang pada siang hari untuk wilayah bagian kota yang teramat padat. Parkir truk jangka panjang adalah masalah yang besar di kota- kota. Ketika kebijakan pembatasan ini berlaku, banyak truk memerlukan tempat parkir sebe- lum mereka diperbolehkan melalukan peng- antaran di puat kota. Fasilitas parkir tersebut memang juga cocok untuk digunakan sebagai pusat distribusi. Beberapa pemerintah kota masih juga belum mengorganisir ruang parkir truk, namun beberapa lokasi yang dikelola swasta sudah mulai bermunculan.

Fasilitas yang esensial di lokasi-lokasi ini adalah penyediaan tenaga listrik untuk kendaraan ber- pendingin atau memerlukan pengendalian suhu ruang muatan. Kalau tidak, truk terpaksa terus menyalakan mesin agar muatan tetap dingin, yang pada akhirnya berdampak buruk bagi emisi GRK dan kualitas udara lokal.

Ruang untuk instalasi pusat distribusi logistik Pada suatu saat, kondisi angkutan barang dalam kota akan sangat terbatas, sehingga para pengu- saha akan bergabung untuk menggunakan fasi- litas konsolidasi secara sukarela, atau mungkin juga diperlukan peraturan dan intervensi dari pemerintah untuk merealisasikan hal tersebut.

Prasyarat utama dari pusat distribusi ini adalah lokasi yang sesuai. Akses jalan raya dan ruang yang memadai adalah dua kondisi yang tidak dapat ditawar. Untuk mencegah ”logistik sem- rawut”, dengan dampak buruk pada bangkitan kilometer tempuh, pembangunan pusat logistik harusnya bersebelahan dengan wilayah layan- annya. Hal ini menjaga agar jarak antara pusat konsolidasi dan wilayah tujuan pengiriman di pusat kota dapat sependek mungkin. Artinya, dalam banyak hal, sejumlah lahan mahal yang dekat dengan pusat kota perlu disisihkan untuk keperluan ini.

Untuk penjelasan lebih rinci mengenai peren- canaan tata ruang dalam konteks transportasi perkotaan dapat ditemui dalam Sourcebook GIZ

Modul 2a: Perencanaan Tata Ruang Kota dan Transportasi Perkotaan, http://www.sutp.org.

3.4 Kebijakan dan undang-undang

pembangunan nasional

Kerangka perundang-undangan Salah satu prasyarat dari implementasi kebijak-

an yang koheren pada skala metropolitan adalah disahkannya undang-undang yang cukup kuat. Banyak kondisi dasar seperti aspek keselamatan dan eisiensi angkutan barang diamanatkan disini. Sebagai contoh, Undang-undang Jalan atau Undang-undang Lalu-lintas Angkutan Jalan, mengatur ukuran kendaraan, berat yang kendaraan yang diperbolehkan dan juga tun- tutan teknologi. Biaya registrasi kendaraan, perpajakan, pelatihan pengemudi dan perizinan, dan juga kebijakan inspeksi kendaraan biasanya ditetapkan ditingkat pusat.

Kebijakan transportasi nasional juga harus mengatur masalah strategis seperti komposisi armada dan ukuran kendaraan. Sebagai contoh adalah penghapusan mesin dua-tak sama sekali, karena dampaknya terhadap kualitas udara sangat buruk, atau penetapan tarif untuk ken- daraan impor dengan memperhatikan tujuan pembagunan ekonomi dan lingkungan.

Kotak 14 menyediakan beberapa contoh menge- nai bagaimana perundang-undangan nasional dan peraturan nasional dapat mempengaruhi transportasi kota.

Perundang-undangan dan peraturan tingkat nasional dan provinsi tetap harus memberi- kan kewenangan pada pemerintah kota/lokal sehubungan dengan pembatasn akses tertentu, perizinan kendaraan untuk akses lokal (dengan stiker) dan perpajakan daerah bila ada.

7. Efisiensi Logistik

1. Manajemen Lalu-lintas

2. Rekayasa Lalu-lintas

3. Perencanaan tata ruang kota

4. Kebijakan Pembangunan Nasional

5. Kebijakan Lingkungan

6. Kebijakan Sektor Transportasi

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang

Kotak 14: 4. Kebijakan

1. Manajemen

Bagaimana kebijakan dan Pembangunan Nasional peraturan nasional mempengaruhi

Lalu-lintas

5. Kebijakan

transportasi kota 2. Rekayasa Lalu-lintas Lingkungan

„ „ Kendaran kecil cenderung diuntungkan

3. Perencanaan tata

6. Kebijakan

karena tingkat pajak yang lebih rendah,

ruang kota

Sektor Transportasi

standard emisi, pajak bahan bakar, izin pengemudi, dll. (atau karena sulitnya pembiayaan kendaraan yang lebih besar

7. Efisiensi Logistik

atau kendaraan baru): Akibat: Banyak truk kecil yang beredar di

jalan kota menyebabkan kemacetan, se- dangkan dengan jumlah kendaraan besar

3.5 Kebijakan lingkungan

yang lebih kecil, kemacetan dapat dikurangi

Prioritas tinggi harus diberikan pada pening-

dan polusi berkurang�

katan kinerja likungan dari armada kendaraan yang beredar secara nasional, dengan perhatian

„ „ Tidak adanya sistem inspeksi kendaraan khusus pada kendaraan-kendaraan yang digu-

yang berjalan baik:

nakan di wilayah perkotaan. Pada umumnya,

Akibat: Truk sering mogok dan menyebab-

instansi-instansi seperti kementerian perhu-

kan sumbatan dan kemacetan�

bungan dapat mempengaruhi tingkat emisi dari

„ sumber bergerak. Kebijakan-kebijakan berikut „

Pelatihan dan izin pengemudi untuk truk tidak berjalan dengan eisien:

ini dapat dipertimbangkan:

Akibat: Sering terjadi kecelakaan yang me- Menetapkan standar emisi baku maupun nyebabkan kemacetan� Manuver untuk parkir

progresif

terlalu lama� Pengemudi sering tersasar

„ „ Menetapkan standar emisi minimum untuk

karena sulit menemukan alamat, menye-

semua kendaraan bermotor yang diimpor

babkan pembebanan berlebih pada jaringan

atau untuk registrasi baru. Standar-standar

ini dapat ditingkatkan seiring dengan waktu, „ sejalan dengan modernisasi armada. „

jalan (lihat Bab 2�1�5)�

Pajak jalan sangat rendah dan tidak me- nutupi biaya sosial dari penggunaan jalan:

„ „ Menetapkan inspeksi kendaraan berkala atau

memperkuat program inspeksi yang sudah

Akibat: Banyak bangkitan perjalanan yang

ada untuk menguji dan menegakkan baku

seharusnya dapat ditekan, faktor muatan

emisi yang sesuai hukum. „ „ Menetapkan standar minimum untuk „ „ Standar baku emisi tidak ada, terlalu

rendah�

armada yang telah ada, sehingga kendaraan

ringan atau tidak ditengakkan:

yang berkinerja buruk segera diremajakan.

Akibat: Polusi udara pada tingkat yang lebih dari seharusnya�

Kebijakan Tarik (Pull) dan Dorong (Push)

„ „ Menetapkan pajak jalan secara selektif, mem- berikan keringanan pada kendaraan rendah

emisi (misal: tingkat pajak yang lebih rendah untuk kendaraan yang ramah eisien secara ekologis);

„ „ Memperketat inspeksi kendaraan untuk ken- daraan dengan emisi tinggi.

Larangan (pembatasan) pengoperasian

„ „ Menetapkan standar yang lebih tinggi dari standar nasional/provinsi untuk kendaraan

yang beroperasi dalam kota, misal melalui

Module 1g: Angkutan Barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang

pembatasan akses untuk kendaraan dengan emisi tinggi di seluruh kota atau zona-zona spesiik (lihat Bab 3.1.4) Menetapkan larang- an operasi berbasis waktu operasi;

„ „ Menerbitkan izin dengan tarif yang selektif, sesuai dengan pemenuhan standar emisi.

Memperketat standar inspeksi

„ „ Menetapkan frekuensi inspeksi kendaraan dan uji emisi; „ „ Mengoperasikan pengujian emisi di pinggir jalan untuk memeriksa truk.

Di negara berkembang tentunya sulit untuk meremajakan komposisi armada nasional dalam waktu yang singkat. Bahkan merekondisi atau refurbikasi kendaraan tua dengan teknologi yang dapat mengurangi tingkat emisi sangat- lah mahal dan tidak mudah. Solusi pragmatis adalah membiarkan standar provinsi dan nasi- onal pada tingkat yang cukup rendah sehingga

Gambar 34

dapat dipenuhi oleh kendaraan-kendaraan tua,

Inspeksi kendaraan barang.

namun tetap menerapkan standar tinggi untuk

Foto oleh Reinhard Kolke, Surabaya, Indonesia, 2001

kendaraan yang beroperasi di wilayah kota atau masuk ke kota secara reguler.

Kotak 15

Program Clean Air Initiative di kota-kota asia negara Cina, atas kerjasama dengan Bank Dunia, (CAI Asia) mempromosikan pengurangan polusi konsultan Cascade Sierra Solutions dan Badan udara dan emisi GRK untuk sumber bergerak Pengendalian Dampak Lingkungan Amerika Se- (transportasi), energi dan sektor lainnya dengan rikat (U�S� EPA), dan menggunakan pengalaman mendiseminasi ilmu pengetahuan kedalam kebi- program Smartway di Amerika Serikat sebagai jakan dan tindakan�

percontohan�

CAI Asia bermula dari inisiatif berbagai pemangku Untuk informasi lebih lanjut mengenai kepentingan seperti ADB (Bank Pembangunan

proyek Guangzhou, dapat dilihat di pranala Asia), WB (Bank Dunia) dan USAID pada tahun

luar berikut: http://www�cleanairinitiative� 2001� CAI Asia menjadi suatu badan/lembaga

org/portal/node/2469

nirlaba pada tahun 2007 di Fillipina� Jaringan CAI Untuk pendalaman materi mengenai tekno- Asia meliputi 170 anggota organisasi dan jaringan

logi kendaraan ramah lingkungan dan mana- nasional di delapan negara Asia�

jemen kualitas udara, tersedia rujukan dari modul-modul Sourcebook GIZ berikut:

Dalam konteks solusi angkutan barang yang ramah 4a: Bahan Bakar yang Lebih Bersih dan lingkungan untuk mendukung upaya pemerintah

Teknologi Kendaraan kota Guangzhou mengurasi polusi udara, se- 4b: Inspeksi & Pemeliharaan dan Penye- bagai bagian dari persiapan Asian game 2010,

suaian Jalan

Bank Dunia dan CAI-Asia mengimplementasikan proyek uji-coba (pilot project) untuk meningkat-

™ „ 4d: Kendaraan Berbahan Bakar Gas

™ „ 4f: Berkendara yang Ramah Lingkungan ™ „ CO 5a: Manajemen Kualitas Udara 2 /karbon-dioksida dan zat pencemar lain-

kan eisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi

Semua modul-modul dapat diunduh tanpa nya dari truk� Persiapan saat ini sudah dimulai biaya di http://www�sutp�org � untuk program angkutan barang dan logistik yang

lebih luas untuk Provinsi Guangdong dan seluruh

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang

Tentunya hal ini meningkatkan ongkos dan transportasi. Apabila kebijakan ini diterapkan upaya administratif. Namun, solusi yang seder- dengan sungguh-sungguh, hal ini akan men- hana dan komplit juga bisa dilakukan, yaitu

dorong penggunaan moda transportasi yang dengan menerbitkan izin khusus sesuai dengan

eisien secara ekologis seperti rel kereta api dan karakteristik teknik kendaraan, yang berlaku

angkutan air/sungai.

untuk periode waktu tertentu. Di banyak negara, kendaraan tak-bermotork Penegakan tetap harus dilakukan dengan tegas

masih memegang peranan penting dalam sistem dan eisien, apalgi pada awal proses penerapan

logistik. Insentif dapat diberikan untuk meme- sistem perizinan.

lihara atau bahkan mengintensifkan transporta- Pengurangan emisi pada kendaraan bukan

si tak-bermotor, misalnya melalui pembangun- hanya masalah teknologi penggerak alternatif.

an jalur sepeda oleh pemerintah dan infrastruk- Ada beberapa strategi yang dapat diimplemen-

tur-infrastruktur lainnya. tasikan dalam jangka pendek, dengan investasi

Meningkatkan beban pajak pada kendaraan yang cukup masuk akal. Sebagai contoh adalah bermotor adalah sesuatu yang tidak akan mem- bahan bakar solar dengan kadar belerang yang

bebani industri transportasi, namun beban rendah dan memperbaharui armada yang sudah akan diderita oleh pengirim dan konsumen ada dengan teknologi yang mengurangi kadar

akhir dari barang. Namun demikian, salah satu polusi, seperti saringan/ilter partikulat.

dari efek samping yang diharapkan dari pening- katan ongkos transportasi adalah meningkatnya optimisasi sektor transportasi. Pengirim dan perusahaan angkutan memiliki banyak alterna-

1. Manajemen

4. Kebijakan

tif untuk mengoptimisasi dan merampingkan

Lalu-lintas

Pembangunan Nasional

usaha mereka, dan apabila terpaksa bisa mena- ikkan tarif. Hal ini meliputi:

2. Rekayasa Lalu-lintas

5. Kebijakan Lingkungan

„ „ Penggunaan kemasan yang eisien secara

logistik;

„ „ Meningkatkan volume/besaran dari

3. Perencanaan tata

6. Kebijakan

ruang kota

Sektor Transportasi

konsinyasi; „ „ Meningkatkan faktor muatan ( load-factor);

„ „ Meningkatkan tingkat penggunaan kendara- an (mengurangi kendaraan yang tak terpakai

7. Efisiensi Logistik

di pangkalan). Pengirim, perusahaan angkutan, operator lo-

gistik dapat mengembangkan potensi-potensi Sasaran kebijakan, seperti pergeseran dari trans- ini apabila diberikan insentif yang tepat dalam

3.6 Kebijakan sektor transportasi

portasi swausaha menuju jasa transportasi profe- bentuk biaya input/faktor (biaya operasional) sional, atau defragmentasi industri transportsai, yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilakukan me- dapat dinisiasi dengan mengambil keputusan

lalui instrumen-instrumen kebijakan sebagai pada tingkat/strata politik yang tepat. Hal ini

berikut:

pada umumnya berkenaan dengan perpajakan, „ „ Menaikkan biaya perizinan; regulasi tarif atau perizinan usaha.

„ „ Menaikkan pajak kendaraan import, baik bea masuk maupun operasional;

Stuktur biaya dari perizinan kendaraan dan kebijakan perpajakan nasional dapat menim-

„ „ Menaikkan pajak BBM; bulkan pengaruh yang cukup besar pada pe-

„ „ Menaikkan pajak jalan; „ „ ngembangan industri transportasi dan struktur Membatasi ukuran kendaraan dan jam

operasional.

logistik. Salah satu tujuan kebijakan adalah untuk memastikan bahwa sektor transportasi diwajibkan menutupi sebagian besar (ideal- nya semua) dari ongkos sosial dan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan

Module 1g: Angkutan Barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang

ini untuk berhenti di setiap titik pengiriman di

1. Manajemen

4. Kebijakan

kota, muatan dibongkar dan dipilah di pusat- pusat logistik (gudang). Fasilitas ini sering kali

Lalu-lintas

Pembangunan Nasional

5. Kebijakan

disebut pusat distribusi, terminal truk, atau

2. Rekayasa Lalu-lintas

Lingkungan

pusat konsolidasi logistik/gudang konsolidasi. Apabila pusat logistik ini menyediakan ruang,

3. Perencanaan tata

6. Kebijakan

penyediaan jasa secara kolektif dan akses (biasa-

ruang kota

Sektor Transportasi

nya multimoda) diberikan bukan hanya kepada satu operator logistik saja, namun diberikan

7. Efisiensi Logistik

ke beberapa operator, istilah yang lebih tepat adalah ”kawasan logistik”.

Ketika truk jarak jauh tiba di gudang konsoli-

3.7 Meningkatkan efisiensi logistik

dasi, semua barang muatan diturunkan. Lalu mereka dipilah-pilah dan dipindahkan ke ken-

Eisiensi logistik adalah kunci dari penanggu-

daraan pengantar yang beroperasi pada rute spe-

langan kemacetan lalu-lintas dan dampak ling- siik, berdasarkan informasi yang tertera pada kungan lainnya yang disebabkan oleh angkutan dokumen barang (nota tagihan, nota pegiriman, barang. Sasaran dari eisiensi logistik adalah

dlsb.). Proses ini disebut konsolidasi muatan

mengirim sejumlah barang dengan volume

atau cross-docking.

yang sama dengan tingkat penggunaan kenda- raan yang lebih rendah (mengurangi jumlah

Gambar 35 dan 36 mebandingkan sistem peng- antaran langsung dan sistem pusat-sub-pusat

kendaraan, kendaraan kecil, kilometer tempuh rendah).

(hirarki) melalui suatu pusat distribusi (gudang

konsolidasi).

Secara prinsip, hal ini adalah kepentingan dari

„ „ Tanpa pengaturan logistik;

pengusaha jasa transportasi dan pemerintah

„ „ Perjalanan berlipat ganda;

lokal. Para pengusaha industri transportasi akan „ „ Biaya transportasi tinggi. berinisiatif secara mandiri untuk meningkatkan eisiensi logistik, namun perkembangannya akan terlalu lamban untuk mengantisipasi per- tumbuhan volume barang yang akan diangkut.

Oleh karena itu, pemerintah (sektor publik) perlu melakukan intervensi yang cermat untuk mempercepat proses tersebut. Intervensi-inter- vensi yang relevan telah disampaikan diatas.

Gambar 35

Bagian berikut ini membahas beberapa prin-

Pola perdagangan

sip dasar dari logistik dan usulan mekanisme

pasar tradisional tanpa pusat/induk distribusi.

yang dapat digunakan oleh sektor swasta untuk mengoptimisasi operasi logistik mereka. Grais oleh Dr Narong Pomlaktong

3.7.1 Mengkonsolidasi muatan: prinsip cross-docking

Kebanyakan truk jarak jauh menuju suatu kota dari beberapa titik asal. Biasanya, muatan yang mereka angkut terdiri dari beberapa muatan yang telah dikelompokkan. Artinya, barang-

Gambar 36

barang tersebut dikirim untuk beberapa tujuan

Pola perdagangan

yang berbeda.

modern dengan pusat distribusi

Sungguh tidak ekonomis (dan tidak ramah

(hirarki pusat).

lingkungan) untuk menugaskan truk jarak jauh

Grais oleh Dr Narong Pomlaktong

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang

Mekanisme kerja dari pusat/gudang konsolidasi dapat dilihat pada Gambar 37. Setiap fasilitas cross-docking biasanya terdiri dari dermaga/sisi penerima dan dermaga/sisi pengiriman. Truk jarak jauh akan berhenti di dermaga penerima dan menurunkan muatan. Lalu muatan ter- sebut disortir sesuai dengan rute tujuan atau wilayah pengiriman. Di dermaga pengiriman, muatan tersebut dimasukkan ke kendaraan distribusi yang melayani rute atau wilayah pe- ngiriman tertentu.

Gambar 37 Denah umum

dari pusat/gudang konsolidasi muatan.

Grais oleh Bernhard O. Herzog

Fasilitas yang modern dan terotomatisasi bias- nya dilengkapi dengan ban berjalan yang dipa- sang melingkar, menghubungkan sisi/terminal penerimaan dan pengiriman untuk memfasili- tasi proses sortir dan cross-docking. Ban berjalan yang digunakan mirip dengan digunakan di bandara untuk pengambilan bagasi di termi- nal kedatangan, dan merupakan jantung dari operasional konsolidasi dan merupakan peran utama dari fungsi dari suatu pusat pelayanan.

Proses memasukkan muatan ke kendaraan pe- ngirim dapat dilakukan sedemikiaan rupa se- hingga menghemat waktu dalam menurunkan barang tersebut di tujuan akhir di dalam kota: Kotak-kotak yang akan diantar lebih dahulu diletakkan paling dekat dari pintu belakang, dan yang diantar berikutnya dapat diletakkan ditengah kendaraan. Prinsip ini disebut ”penge- pakan berorientasi pengiriman”.

Rute pengiriman dapat dioptimisasi setiap hari dan proses pengepakan muatan kedalam kenda- raan dapat ditunjang dengan perangkat lunak perencanaan transportasi.

Sektor swasta telah sejak lama mengoperasikan terminal atau gudang penyortiran seperti ini. Sejak 1990, banyak kota-kota di Eropa memulai pengoperasian terminal milik publik atau seti- daknya terminal yang dikelola oleh lebih dari satu operator (fasilitas bersama) yang didukung oleh pemerintah kota. Beberapa proyek-proyek ini memiliki fungsi multi-moda dan diatur dalam bentuk kawasan logistik. Dalam proses kerjasama seperti ini, pihak pemerintah menye- diakan lahan yang diperlukan. Pengusaha logis- tik menyewa ruang didalam terminal tersebut untuk bongkar-muat dan penanganan muatan atau penggudangan. Hampir semua skema proyek yang melibatkan pihak pemerintah di- lakukan dalam bentuk kerjasama pemerintah swasta atau public-private-partnerships (PPP).

Namun demikian perlu diketahui bahwa tidak semua kebijakan pemerintah dalam hal ini berhasil. Dalam beberapa kasus, penggunaan pusat/gudang konsolidasi tidaklah ekonomis bagi pengusaha/operator. Mereka tidak akan menggunakan model ini dalam melancarkan aliran barang, kecuali karena terikat oleh hukum atau undang-undang atau didorong oleh kebijakan yang menetapkan larangan secara se- lektif terhadap truk atau insentif iskal lainnya.

Bagaimanapun juga, sebagian besar dari pusat konsolidasi yang didukung pemerintah sedang berjalan dan cukup sukses di seluruh pelosok Eropa, Amerika Utara dan beberapa kota-kota

Asia. Beberapa contoh sukses antara lain: „ „ Kawasan Logistik di kota Bremen, Jerman

(”GVZ”) berdiri diatas lahan seluas 5 ki- lometer persegi, melayani 135 perusahaan logistik dan perusahaan perdagangan dan memperkerjakan lebih dari 5.000 karyawan. Kawasan ini terdiri dari terminal truk, ter- minal peti-kemas (kontainer), pergudangan dan penanganan muatan. Pelayanan lain termasuk: Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU), bengkel truk, bea-cukai, dan restoran.

Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui pra- nala berikut ini:

™ „ http://www�eltis�org/study_sheet�

phtml?study_id=137&lang1=en ; ™ „ http://www�gvz-org�eu �

Module 1g: Angkutan Barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang

Pusat konsolidasi di La Rochelle, Perancis: Proyek yang dimulai pada tahun 2001 merupa- kan salah satu contoh yang paling sukses. Pro- yeek ini mengkombinasikan beberapa kebijakan dan strategi:

„ „ Pembangunan dermaga untuk bongkar-muat di dalam kota; „ „ Penggunaan kendaraan listrik untuk pengi- riman kedalam kota; „ „ Kebijakan pendukung (larangan truk berat, subsidi operasional).

Sejak berakhirnya tahap uji coba pada 2003, proyek ini dilanjutkan dengan dukungan dari pemerintah setempat. Diharapkan beban sub- sidi dapat berkurang secara bertahap (Sumber: Dablanc, 2010).

Sebagian besar dari strategi konsolidasi ini mengakibatkan penghematan biaya dan waktu

Gambar 38

yang cukup substansial bagi pengusaha. Satu-

saja hal ini menyiratkan konsentrasi industri

satunya mudarat dari strategi ini adalah bahwa

Terminal barang

dengan derajat tertentu, namun juga memu-

tiga-moda dan puat

tiap muatan/barang kiriman harus berpindah

dahkan kerjasama dalam kerangka rantai

konsolidasi muatan di

sebanyak empat kali: Saat pertama kali dikirim

logistik.

kota Bremen (Jerman).

dari titik asal – dibongkar di pusat konsolida- Dalam suatu kerangka multi-operator, seluruh Foto oleh Dr Thomas Nobel (ISL) si – dimuat kembali ke kendaraan lain di pusat

terminal akan dibagi-bagi menjadi beberapa

konsolidasi – diturunkan ke penerima barang.

bagian untuk masing-masing operator. Sering

Untuk pengiriman langsung, pemindahan

kali, dermaga/sisi penerimaan adalah ruang

tangan hanya berlangsung dua kali (pada titik

yang bersifat publik/umum, dapat diakses

pengirim dan penerima).

oleh operator jarak-jauh (hauler) manapun.

Persoalan-persoalan berikut ini perlu diantisia-

Dermaga pengiriman seringkali dioperasikan

pasi secara spesiik:

oleh masing-masing operator distribusi. Biaya

a.) Ketersediaan lahan yang cukup besar

yang timbul dari pengoperasian dermaga milik

dengan akses ke jalan arteri adalah prasyarat umum ini dibebankan kepada para operator lo- mutlak untuk pusat konsolidasi. Ruang/

gistik secara proporsional terhadap rasio ruang

Gambar 39

lahan yang besar diperlukan bukan hanya

atau rasio volume muatan yang digunakan.

Fasilitas cross-

untuk manuver kendaraan, tetapi juga

docking dengan pusat

Tujuan dari konsep ini bukanlah untuk meng-

untuk penyimpanan barang sementara

tunggal di lokasi

konsentasi seluruh aktiitas cross-docking di satu

dan lalu-lintas barang internal (di dalam

yang jauh dari kota.

fasilitas). Grais oleh Bernhard O. Herzog b.) Pengoperasian pusat konsolidasi merupakan

operasi yang mutakhir, melibatkan proses- proses yang kompleks dan kokoh, ruang untuk kesalahan/kealpaan sangat kecil. Hanya operator transportasi yang profesio- nal atau pengelola pusat logistik yang berde- dikasi dapat menangani hal ini.

c.) Agar dapat benar-benar bermanfaat bagi suatu kota, pusat konsolidasi harus terbuka untuk semua operator. Artinya, semua per- usahaan logistik utama yang melayani pusat kota harus dilayani oleh pusat ini. Tentu

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang

Wilayah metropolitan Bangkok memberikan contoh yang menarik mengenai operasional

cross-docking yang eisien melalui prakarsa pemerintah. Tujuan utama kebijakan adalah melarang kendaraan berat di dalam kota dan juga beberapa bagian kota tertentu. Kebijakan

Pusat Logistik yang melayani kota

ini didukung oleh penyediaan pusat distribusi barang (terminal truk) yang dikelola secara publik. Agar dapat mengurangi jumlah kenda- raan berat yang lalu-lalang di wilayah kota, tiga

terminal truk dibangun di pinggiran wilayah kota, dekat dengan jalan lingkar luar (outer ring road). Lokasi fasilitas ini adalah di RomKlao, Bhuddhamonthorn dan Klong-Luang.

Jalan Lingkar Luar untuk lalu-lintas menerus

Gambar 40

fasilitas yang teramat besar. Karena kebutuhan

Diharapkan bahwa terminal truk publik ini

Fasilitas cross-docking

lahan yang sangat besar, fasilitas ini seringkali

akan beroperasi secara penuh ketika larangan

dengan banyak pusat

didirikan di atas lahan pertanian diluar kota,

truk tahap ke-4 diberlakukan. Larang ini akan

pelayanan di lokasi-

sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 39.

membatasi akses truk berat (dengan 10 roda

lokasi yang strategis.

Hal ini seringkali tidak diinginkan, karena truk atau lebih) hanya pada Jalan Lingkar Luar

Grais oleh Bernhard O. Herzog

jarak jauh yang datang dari arah berlawanan

untuk mengurangi kemacetan, tingkat kecela- harus melintasi pusat kota untuk menuju fasili- kaan dan polusi (Sumber: Pomlaktong, 2010) tas ini.

Proyek ini adalah contoh intervensi pemerintah

Jadi, pusat konsolidasi sebaiknya didirikan

ke dalam sistem logistik perkotaan yang manfa-

secara terdesentralisasi di beberapa lokasi di

atnya berganda, yaitu:

dekat wilayah pengantaran sejauh mungkin

a.) fasilitas cross-docking publik disediakan

(lihat juga Bab 3.3. mengenai Bank Lahan).

untuk industri transportasi, dan pada saat

Konsep ini digambarkan pada Gambar 40.

yang bersamaan,

Gambar 41 Peta lokasi Terminal

Truk publik di Bangkok.

Grais oleh Dr Narong Pomlaktong

Module 1g: Angkutan Barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang

b.) menerapkan pembatasan kendaraan dengan ukuran tertentu (dalam hal ini, truk 10 roda atau lebih), sehingga membuat cross-docking suatu pilihan yang bermanfaat dari perspek- tif mikroekonomi (penghematan biaya di tingkat perusahaan).

Bentuk khusus dari pusat konsolidasi adalah fasilitas untuk mendukung proyek-proyek konstruksi di dalam kota. Sebagaimana telah disinggung di Bab 1.3, bahan bangunan untuk konstruksi mengambil bagian yang besar dalam transportasi angkutan barang di dalam kota.

Untuk mengurangi lalu-lintas truk jarak jauh (hauler) yang tak terjadwal masuk ke lokasi

proyek, pemasok (supplier) diarahkan menuju

Gambar 42

lokasi terdekat yang mudah diakses.

di suatu lokasi di luar zona-zona kritis dalam

Pusat distribusi

Versi yang paling sederhana, tanpa melibatkan

kota. Hal ini dilakukan dengan melalui berba-

informal untuk

konsolidasi muatan apapun, adalah untuk me-

gai cara: Kadang-kadang pemindahan muatan

batu-bata.

manggil kendaraan melalui radio ketika area

dilakukan secara informal menggunakan ruang

Foto oleh Eduardo Betanzo,

bongkar muat sudah kosong. Praktek lainnya Querétaro, México, 2006 publik yang tersedia, sebagaimana ditunjukkan yang ditemui adalah mengkonsolidasi muatan

di Gambar 42.

Kotak 16: Skema konsolidasi bahan bangunan di Eropa

Beberapa kota, seperti London dan Stokholm di Eropa, telah menerapkan skema konsolida- si bahan bangunan� Pusat Konsolidasi Bahak Konstruksi/London Construction Consolida- tion Centre (LCCC) pertama kali beroperasi pada 2006 atas pendanaan dari Transport for London (GBP 1,85 juta) dan investor swasta (GBP 1,35 juta)� Evaluasi yang dibuat pada tahun 2007 menunjukkan bahwa skema ini

Gambar 43

mampu mengurangi penggunaan kendara-

Pusat Konsolidasi an sebesar 68% dan mengurangi emisi CO 2 untuk Kota London

sebesar 75%� Selain itu, jumlah kendaraan

di South Bermondsey.

angkutan barang yang mogok berkurang

Foto oleh Transport for London (TfL), South Bermondsey, Inggris, 2009

drastis� Pengantaran dari LCCC ke lokasi proyek mencapai tingkat keandalan sebe- sar 97% (yaitu 97% dari bahan bangunan dengan jenis yang benar dan jumlah yang tepat terkirim tidak lebih dari 15 menit dari jadwal)� Standar yang dicapai tanpa pusat konsolidasi adalah sekitar 39%� Keuntung- an lainnya adalah meningkatnya leksibilitas pengiriman, karena perusahaan dapat me- mesan dalam jumlah kecil untuk tiap lokasi

Gambar 44

proyek sementara pemasok dapat mengirim

Situasi di dalam Pusat

bahan bangunan dengan truk bermuatan

Konsolidasi London.

penuh ke LCCC�

Foto oleh Transport for London (TfL), South Bermondsey, Inggris, 2009

(Sumber: Dablanc, 2010 dan TfL, 2009)

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang

Untuk operasi yang lebih profesional, dapat

sehingga dapat memfasilitasi pemindahan

menggunakan ruang dengan perkerasan per-

bahan bangunan yang sudah dikemas atau

mukaan, cukup besar agar mesin pengangkat

dalam satuan tertentu.

barang ( forklift) dapat beroperasi leluasa dari satu kendaraan ke kendaraan lainnya, sehingga dapat mengkonsolidasikan konsinyasi atau pe-

3.7.2 Kinerja pengiriman dan eisiensi rute

ngiriman ke tujuan spesiik dengan truk yang

Meskipun sudah menggunkan pusat distribusi,

bermuatan penuh. Konsep optimisasi logistik

terdapat kemungkinan truk pengirim barang

kota seperti ini sering kali tidak berkembang

masih diperlukan untuk mengirim barang secara organik, murni dari inovasi sektor swasta dimana titik-titik pengantaran tersebar jauh menjawab tantangan usaha. Biasanya, suatu

didalam wilayah kota.

kota mengalami tekanan untuk menetapkan

Upaya tambahan diperlukan untuk mengopti-

suatu larangan yang ketat terhadap aktiitas

misasi struktur dari rute pengantaran itu sendi-

bongkar-muat yang kemudian menstimulasi

ri. Ukuran kuantitatif yang baik untuk eisiensi

langkah-langkah eisiensi logistik dan solusi-

dari prosedur operasi logistik disebut dengan

solusi oleh sektor swasta.

”Kinerja Pengiriman”. Indeks Kinerja Pengirim-

Apabila konsolisadi angkutan bahan bangunan

an mengukur besarnya rata-rata muatan (kg,

dilakukan secara permanen, diperlukan suatu

atau m3/meter-kubik) yang diantarkan per jam.

Gambar 45

gudang tertutup dan beratap, yang dibangun

Proses perencanaan rute yang eisien mengopti-

Rute pengantaran

dengan dermaga setinggi bak truk, setidak-

yang menyebar.

misasi berdasarkan parameter tersebut. Hal ini

nya di dua sisi bangungan gudang tersebut,

melingkupi: a.) memastikan bahwa titik-titk pengantaran

Grais oleh Bernhard O. Herzog

dapat dikelompokkan kedalam satu rute,

b.) memberikan pedoman dan petunjuk bagi

Pusat

konsolidasi

pengemudi agar dapat melakukan tugasnya

di kota

secara optimal, misal dengan memberikan

dokumen (tertulis) lengkap yang memuat

Parameter kunci untuk rute:

Panjang rute: 43 km

urutan dan lokasi geograis titik-titik peng-

Waktu tempuh: 5 jam 43 menit Barang yang diantar: 6.400 kg

antaran, dan c.) menerapkan sistem pemasukan muatan

Rute pengantaran yang menyebar

(pengepakan) kedalam kendaraan yang ber- orientasi pengantaran (sebagaimana telah dibahas pada Bab 2.7.1).

Namun demikian, pada tingkat strategis, pa-

Gambar 46

rameter yang paling penting untuk mereali-

Rute pengantaran

sasikan sistem logistik kota yang berkinerja

yang terfokus.

tinggi adalah ” drop density” atau kepadatan

Grais oleh Bernhard O. Herzog

pegiriman. Parameter ini mengukur rata-rata panjang perjalanan (kilometer tempuh) untuk

satu pengiriman, atau sebaliknya, satu penjem-

Rute pengataran

yang terfokus

putan barang yang dapat dilayani per kilometer

(zona mikro)

tempuh. Dalam pasar yang sangat terfragmen-

Pusat konsolidasi

tasi, yang umum dijumpai di kota-kota negara

di kota

Parameter kunci untuk rute:

berkembang, sangat sulit bagi satu operator

Panjang rute: 17 km

Waktu tempuh: 2 jam 28 menit Barang yang diantar: 8.300 kg

untuk menjaring muatan yang cukup besar di satu lingkungan/wilayah kota untuk mencapai kepadatan pengiriman yang tinggi. Biasanya, ia dipaksa untuk merencanakan rute pengiriman yang menyebar sebagaimana digambarkan di Gambar 45.

Module 1g: Angkutan Barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang

Agar eisiensi logistik dapat tercapai dalam „ „ Komunitas bisnis zona mikro (misal: bebe- operasi ini, diperlukan suatu rute pengiriman

rapa pedagang di lokasi yang berdekatan), dengan kepadatan pengiriman yang lebih tinggi

berdasarkan pertimbangan eisiensi dan (mengurangi km-tempuh per pengantaran/

penghematan biaya, menunjuk penyedia jasa penjemputan), sebagaimana ditunjukkan pada

logistik yang mengoperasikan pusat/gudang Gambar 46. Bab berikut ini mengusulkan be-

konsolidasi milik sendiri (swasta) atau me- berapa cara untuk mencapai tujuan ini secara

nyewa ruang di pusat konsolidasi/kawasan eisien.

logistik. „ „ Para pedagang tersebut menginstruksikan kepada para pemasok untuk mengirim

3.7.3 Konsep distrik pelayanan logistik/ barang ke pusat konsolidasi dari penyedia pengiriman zona mikro

jasa logistik yang bersangkutan. Pusat kota dan termasuk pusat-pusat sekunder

„ „ Penyedia jasa logistik menerima konsinyasi di dalam wilayah kota adalah wilayah dengan

di lokasi mereka, membongkar dan me- intensitas logistik yang tinggi. Di negara ber-

nyortir muatan lalu mengepak menjadi satu pendapatan menengah hingga tinggi, jumlah

penugasan pengantaran, dengan frekuensi pelayanan per km 2 bisa mencapai 20.000 pengantaran mulai dari satu minggu sekali

hingga 30.000 pengiriman per minggu. Angka hingga dua kali pengantaran dalam satu hari. ini termasuk layanan kurir dan pengiriman

Pada akhirnya, hal ini akan menyerupai ekspress.

suatu angkutan barang berjadwal. Dengan Oleh karena itu dapat menjadi suatu situasi

yang bermanfaat apabila masing-masing wila- yah kota memiliki satu atau beberapa penyedia

Kotak 17: Apa yang dimaksud

layanan logistik yang dianggap pilihan, atau

dengan sistem ”pusat-satelit”?

dikenal juga sebagai penyedia jasa logistik dis-

Dalam istilah logistik, ketika seseorang ber-

trik/wilayah. Hal ini dapat dilakukan dengan

bicara mengenai sistem-hub-satellite, atau

cara memberikan konsesi melalui lelang terbuka

pusat-satelit, sebagai bentuk konsolidasi dari

pada perusahaan logistik untuk wilayah pela-

seluruh asal muasal barang digabungkan dalam

yanan tertentu atau dengan cara perizinan wila-

satu pusat distribusi (hub), dan dari pusat ter-

yah yang selektif dan transparan. sebut seluruh titik tujuan pengiriman dilayani�

Satelit (atau sub-pusat) adalah pusat distribusi

Konsep inovasi kawasan distrik logistik disebut

lokal yang mengkonsolidasi distribusi lokal�

juga dengan pelayanan zona mikro. Hal ini

Dari sudut pandang tersebut, konsep pusat

memiliki potensi untuk meningkatkan eisiensi

distribusi perkotaan yang disampaikan dalam

logistik, dan implementasinya di kota-kota yang

modul ini adalah model pusat-satelit, dimana

rawan kemacetan sangat realistis.

pusat/induk distribusi berdiri sebagai pusat

Komunitas bisnis setempat di zona mikro ini konsolidasi, yang akan memilah muatan untuk dapat menyatukan kepentingan (berserikat) dikirim ke distrik/sub-pusat tujuan� Pengiriman

ini disebut sebagai ”kilometer terakhir”� Ideal-

untuk membentuk sistem pengantaran/pela-

nya, hanya satu pengiriman ke zona-mikro di

yanan logistik ke blok atau ruas jalan mereka,

pusat kota per harinya�

dengan menggunakan satu penyedia jasa lo-

Ketika kendaraan pengirim membongkar

gistik. Sebagai contoh para pedagang di pasar

muatan ke zona-mikro (sub-pusat), operasi

menyatukan kebutuhan logistiknya untuk

”satelit” mulai bekerja� Hal ini juga disebut

dilayani oleh satu perusahaan yang khusus

dengan rantai transportasi ”satu meter terakhir”�

melayani mereka. Tujuan dari sistem ini adalah

Tergantung pada kondisi lokal, truk/mobil bak

terbentuknya penyedia jasa yang secara khusus

dari sub-pusat akan mengirim barang hingga

melayani satu distrik/wilayah pelayanan dengan

jalan lingkungan� Dalam beberapa kasus, juga

eisiensi logistik yang tinggi, akibat peningkat-

dimungkinkan penggunaan dermaga bong-

an kepadatan pelayanan. kar-muat saja dan mendistribusikan berbagai

konsinyasi dengan troli atau gerobak, sebagai-

Suatu contoh praktis dari konsep ini adalah

mana dijelaskan pada Bab 2�2�3�

sebagai berikut:

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang

demikian, rantai logistik akan menjadi lebih Gudang/Lapangan Peti-kemas Semu mudah diramalkan/diprediksi. Angkutan

(Virtual)

berjadwal ini juga akan melayani perputaran Kota-kota pelabuhan yang merupakan pintu logistik dari pedagang ke pemasok (seperti

gerbang arus barang selalu menderita pembe- remisi, pengembalian bak kemasan, atau

banan kendaraan berat dari pelabuhan. Peti- bahkan pengiriman bahan plastika atau

kemas diangkut dari pelabuhan ke penerima di kardus bekas kemasan).

kawasan industri didalam wilayah metropolitan „ „ Apabila kondisi infrastruktur memungkin-

maupun di pedalaman, menyebabkan arus kan, pengiriman dapat dilakukan dengan

lalu-lintas barang yang merugikan warga kota. troli atau dongkrak tangan dari satu atau

Setelah muatan dibongkar, peti-kemas kosong beberapa titik pengantaran, sehingga meng-

harus dikirim kembali kedalam sistem untuk kombinasikan konsep pengantara zona

digunakan dalam pengiriman berikutnya atau mikro dengan lokasi bongkar-muat ling-

pengiriman dengan kapal menuju pulau lain. kungan (lihat Bab 3.2.2).

Dewasa ini, proses ini dilakukan dengan me- „ „ Ketika menerima barang, pemilik toko

mindahkan peti-kemas kosong kembali ke depo hanya akan berurusan dengan satu mitra

peti-kemas, atau, sebagaimana lazim ditemui, dagang saja, lebih baik apabila mereka

langsung ke pelabuhan itu sendiri. Peti-kemas dilayani oleh supir/pengemudi yang sama

kosong ini lalu disimpan hingga dibutuhkan setiap harinya. Dalam suatu hubungan

untuk pengiriman berikutnya. Ketika akan dagang yang dilandasi saling percaya, pro-

digunakan kembali, peti-kemas kosong tersebut sedur serah-terima barang dapat dilakukan

kembali dipindahkan ke lokasi pengirim/eks- dengan lebih kreatif dan sederhana. Praktek

portir untuk diisikan barang muatan. ‘pengantaran tanpa serah-terima isik dapat

Proses seperti ini tidak eisien dari sudut pan- dijadikan kebiasaan, dimana penghitungan dang logistik dan menambah beban terhadap dan pemeriksaan tidak perlu dilakukan pada infrastruktur transportasi kota. Southern Cali- saat pengantaran, namun dapat ditunda fornia Association of Governments, suatu badan hingga 24 jam setelah serah-terima. Untuk perencanaan metropolitan berpusat di Los dapat memfasilitasi pengantaran di luar jam Angeles, Amerika Serikat, sedang menyem- kerja (misal lewat tengah malah, atau dini bangkan suatu sistem untuk mempromosikan hari), pengemudi bisa dipinjami kunci untuk pemindahan peti-kemas kosong dari penerima memberi akses pada bagian luar toko untuk barang langsung ke calon pengirim barang, se- menaruh barang. „ hingga dapat mengurangi dua perjalanan peti- „ Pada tahap pengembangan lanjut, penghe- kemas kosong yang mubazir dan menambah matan biaya dapat dilakukan oleh bisnis kemacetan di kota pelabuhan. Studi mengenai eceran dengan meningkatkan stok cadangan sistem ini telah disiapkan dengan mengiden-

mereka melalui menyewa tempat di gudang tiikasi peluang dan potensi manfaat (” Empty milik penyedia jasa logistik, ketimbang

Ocean Container Logistics Study” oleh he Tioga menggunakan ruang toko dengan biaya

Group, 2002).

lebih mahal. Konsep ini mengembangkan pertukaran infor-

Untuk implementasi sistem distrik pelayanan logistik, keberadaan pusat logistik menjadi

masi waktu-nyata (real time) berbasis internet faktor yang memudahkan, namun bukanlah

untuk memfasilitasi pertukaran peti-kemas kosong antar pengusaha truk secara langsung.

suatu prasyarat mutlak. Konsep ini juga dikenal dengan lapangan peti-

kemas semu/” virtual container yard” (VCY) 3.7.4 Menggunakan teknologi informasi

karena peti-kemas kosong tersebut tersedia di untuk mengurangi beban lalu-lintas

dunia maya.

Permasalah kompleks lainnya yang perlu diba- Sistem ini adalah suatu contoh sistem yang has secara singkat dalam dokumen ini adalah

muncul dari wilayah metropolitan. Saat ini, penggunaan teknologi informasi untuk mendu- lebih dari 40 terminal di California Selatan kung proses logistik.

(Metropolitan Los Angeles) berpartisipasi dalam

Module 1g: Angkutan Barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang

Gambar 47 Terminal Peti-kemas.

Foto oleh Stefan Belka, 2010

portal internet bernama eModal ( http://www.

dengan memberikan penawaran harga untuk

emodal.com ). Di California selatan sendiri,

jasa pengangkutan spesiik.

sekurang-kurangnya 2 juta peti-kemas kosong

Untuk informasi yang lebih dalam, lihat

bergerak dari gudang di daratan menuju pela-

http://www�timocom�co�uk

buhan per tahun. Jika saja 10% dari jumlah ini Sebagai tambahan, perangkat lunak perenca- dapat dipindahkan ke sistem pertukaran ini, se- naan rute dan penjadwalan dapat membantu kitar 400.000 perjalanan truk dapat dikurangi

meningkatkan optimisasi pengantaran jarak

per tahunnya.

pendek di dalam kota dan dapat meningkat- kan eisiensi logistik sebesar 10 hingga 20%

apabila digunakan dengan benar. Sistem Pe- mosisi Global ( GPS-tracking) dapat membantu

Strategi lainnya

Beberapa strategi lainnya bekerja dengan cara

melacak posisi kendaraan dan membantu pe-

memberikan informasi yang lebih baik demi

ngendalian kendaraan pengangkut barang yang

terciptanya logistik perkotaan yang lebih eisi-

semakin sering digunakan oleh perusahaan

en. Pada umumnya strategi ini menggunakan

pengangkut dan juga untuk membantu navi-

sistem teknologi informasi dan komunikasi

gasi, bahkan di negara-negara berkembang. Pe-

modern.

rangkat ini juga dapat membantu mengurangi

Salah satu bentuk dari konsep ini adalah ”bursa kemacetan lalu-lintas yang diakibatkan oleh kargo/muatan”, yang membantu mengurangi

pencarian alamat.

perjalanan kosong dan untuk meningkatkan

Untuk informasi yang lebih mendalam me-

faktor muatan ( load factor) rata-rata. Pada

ngenai bagaimana sistem teknologi informasi

umumnya, bursa kargo dilakukan dalam

dapat meningkatkan manajemen angkutan

bentuk internet dengan akses yang terlindung

barang kota dapat mengacu pada Sourcebook

aman bagi pengirim dan pengangkut. Pengi-

GIZ modul berikut ini:

rim mengumumkan keperluan/kebutuhan

™ „ GIZ Sourcebook Modul 4e: Intelligent

pengiriman barang dan pengangkut menjawab

Transport Systems http://www�sutp�org

Transportasi Berkelanjutan: Panduan Bagi Pembuat Kebijakan di Kota-kota Berkembang