Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian

3. Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian

Adanya perbedaan kepribadian setiap individu sangatlah bergantung pada faktor-faktor yang memengaruhinya. Kepribadian terbentuk, berkembang, dan berubah seiring dengan proses sosialisasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.

a. Faktor Biologis

Beberapa pendapat menyatakan bahwa bawaan biologis berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian. Semua manusia

Referensi

yang normal dan sehat memiliki persamaan biologis tertentu, seperti memiliki dua tangan, panca indera, kelenjar seksual, dan otak yang

Sosiologi

rumit. Persamaan biologis ini membantu menjelaskan beberapa Pada 1876, Caesare Lombroso, persamaan dalam kepribadian dan perilaku semua orang. Namun

seorang psikolog dari Italia yang setiap warisan biologis seseorang bersifat unik. Artinya, tidak seorang

bekerja sebagai penjaga di lembaga pun yang mempunyai karakteristik fisik yang sama, seperti ukuran

pemasyarakatan, menyebutkan tubuh, kekuatan fisik, atau kecantikan. Bahkan, anak kembar sekali

bahwa seorang kriminal cenderung pun pasti ada perbedaan itu. Perhatikan teman di sekelilingmu,

memiliki ciri khas dalam bentuk fisik, adakah di antara mereka yang memiliki kesamaan karakteristik

seperti dahi rendah, dagu ke depan, fisik? dan tulang pipi menonjol.

Faktor biologis yang paling berpengaruh dalam pembentukan kepribadian adalah jika terdapat karakteristik fisik unik yang dimiliki oleh seseorang. Contohnya, kalau orang bertubuh tegap diharapkan untuk selalu memimpin dan dibenarkan kalau bersikap seperti pemimpin, tidak aneh jika orang tersebut akan selalu bertindak seperti pemimpin. Jadi, orang menanggapi harapan perilaku dari orang lain dan cenderung menjadi berperilaku seperti yang diharapkan oleh orang lain itu. Ini berarti tidak semua faktor karakteristik fisik menggambarkan kepribadian seseorang. Sama halnya dengan anggapan orang gemuk adalah periang, orang yang keningnya lebar berpikir cerdas, orang yang berambut merah wataknya mudah marah, atau orang yang cacat fisik mempunyai sifat rendah diri. Anggapan seperti itu lebih banyak disebabkan apriori masyarakat yang dilatarbelakangi kondisi budaya setempat.

Perlu dipahami bahwa faktor biologis yang dimaksudkan dapat membentuk kepribadian seseorang adalah faktor fisiknya dan bukan

Riset

warisan genetik. Kepribadian seorang anak bisa saja berbeda dengan orangtua kandungnya bergantung pada pengalaman sosialisasi-

Berdasarkan bentuk fisik, dapat nya. Contohnya, seorang bapak yang dihormati di masyarakat

ditemukan kepribadian seseorang karena kebaikannya, sebaliknya bisa saja mempunyai anak yang

yang khas. Carilah di lingkungan justru meresahkan masyarakat akibat salah pergaulan. Akan tetapi, terdekat Anda gambaran kepribadian seorang yang cacat tubuh banyak yang berhasil dalam hidupnya beserta ciri-ciri fisik orang tersebut.

dibandingkan orang normal karena memiliki semangat dan kemauan yang keras. Dari contoh tersebut dapat berarti bahwa kepribadian tidak diturunkan secara genetik, tetapi melalui proses sosialisasi yang panjang. Salah apabila banyak pendapat yang mengatakan bahwa faktor genetik sangat menentukan pembentukan kepribadian.

Proses Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian Proses Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian

Faktor lingkungan menjadi sangat dominan dalam meme ngaruhi

Referensi kepribadian seseorang. Faktor geografis yang dimaksud adalah

keadaan lingkungan fisik (iklim, topografi, sumberdaya alam) dan

Sosiologi

lingkungan sosialnya. Keadaan lingkungan fisik atau lingkungan sosial tertentu memengaruhi kepribadian individu atau kelompok

Paul B. Horton dan Chester L. Hunt

mengatakan bahwa karakterisitik fisik karena manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

tertentu menjadi suatu faktor dalam Contohnya, orang-orang Aborigin harus berjuang lebih gigih untuk perkembangan kepribadian sesuai

dapat bertahan hidup karena kondisi alamnya yang kering dan dengan bagaimana ia didefinisikan

tandus, sementara, bangsa Indonesia hanya memerlukan sedikit dan diperlakukan dalam masyarakat

waktunya untuk mendapatkan makanan yang akan mereka makan dan oleh kelompok acuan seseorang.

sehari-hari karena tanahnya yang subur. Suku “Ik” di Uganda mengalami kelaparan berkepanjangan. karena lingkungan alam tempat mereka mencari nafkah telah banyak yang rusak. Mereka menjadi orang-orang yang paling tamak, rakus, dan perkelahian antara mereka sering terjadi semata-mata mempe rebutkan makanan untuk sekadar mempertahankan hidup. Contoh lain, orang-orang yang tinggal di daerah pantai memiliki ke pribadian yang lebih keras dan kuat jika dibandingkan dengan mereka yang tinggal di pegunungan. Masyarakat di pedesaan penuh dengan kesederhanaan dibandingkan masyarakat kota.

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa faktor geografis sangat memengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, tetapi banyak pula ahli yang tidak menganggap hal ini sebagai faktor yang cukup penting dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya.

c. Faktor Kebudayaan

Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian seseorang, terutama unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung memengaruhi individu. Kebudayaan dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang berkembang di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi bagian dari dirinya dan ia dapat bertahan hidup. Proses mem pelajari unsur-unsur kebudayaan sudah dimulai sejak kecil sehingga terbentuklah kepribadian-kepribadian yang berbeda antarindividu ataupun antarkelompok kebudayaan satu dengan lainnya. Contohnya, orang Bugis memiliki budaya merantau dan mengarungi lautan. Budaya ini telah membuat orang-orang Bugis menjadi keras dan pemberani.

Gambar 4.8

Petani

Budaya para petani tentu berbeda dengan para pegawai swasta di perkotaan.

Sumber: Tempo,9–15 Juni 2003

78 Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X

Walaupun perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat memengaruhi kepribadian seseorang, para sosiolog ada yang

Referensi

menyarankan untuk tidak terlalu membesar-besarkannya karena

Sosiologi

kepribadian individu bisa saja berbeda dengan kepribadian kelompok kebudayaannya. Misalnya, kebudayaan petani, kebudayaan kota,

Kebudayaan merupakan hasil dan kebudayaan industri tentu memperlihatkan corak kepribadian

cipta, rasa, dan karsa manusia. yang berbeda-beda. Memang terdapat karak teristik kepribadian Kebudayaan masyarakat tertentu umum dari suatu masyarakat. Sejalan dengan itu, ketika membahas mencerminkan karakteristik

kepribadian masyarakatnya. bangsa-bangsa, suku bangsa, kelas sosial, dan kelompok-kelompok

berdasarkan pekerjaan, daerah, ataupun kelompok sosial lainnya, terdapat kepribadian umum yang merupakan serangkaian ciri kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar anggota kelompok sosial bersangkutan. Namun, tidak berarti bahwa semua anggota termasuk di dalamnya. Artinya, kepribadian individu bisa saja berbeda dengan kepribadian masyarakatnya.

d. Faktor Pengalaman Kelompok

Pengalaman kelompok yang dilalui seseorang dalam sosialisasi cukup penting perannya dalam mengembangkan kepribadian. Kelompok yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian seseorang dibedakan menjadi dua sebagai berikut.

1) Kelompok Acuan (Kelompok Referensi)

Sepanjang hidup seseorang, kelompok-kelompok tertentu dijadikan model yang penting bagi gagasan atau norma-norma

Jendela

perilaku. Dalam hal ini, pembentukan kepribadian seseorang

Info

sangat ditentukan oleh pola hubungan dengan kelompok referensinya. Pada mulanya, keluarga adalah kelompok yang

Kelompok acuan bisa disamakan dijadikan acuan seorang bayi selama masa-masa yang paling

dengan ideologi yang dijadikan peka. Setelah keluarga, kelompok referensi lainnya adalah

pedoman bagi kelompok sosial. teman-teman sebaya. Peran kelompok sepermainan ini dalam

Contohnya adalah Ideologi Marxist perkembangan kepribadian seorang anak akan semakin

yang melahirkan golongon sosialis berkurang dengan semakin terpencar nya mereka setelah

dan komunis. menamatkan sekolah dan memasuki kelompok lain yang lebih

majemuk (kompleks).

2) Kelompok Majemuk

Kelompok majemuk menunjuk pada kenyataan masyarakat yang lebih beraneka ragam. Dengan kata lain, masyarakat majemuk memiliki kelompok-kelompok dengan budaya dan ukuran moral yang berbeda-beda. Dalam keadaan seperti ini, hendaknya seseorang berusaha dengan keras mempertahankan haknya untuk menentukan sendiri hal yang dianggapnya baik dan bermanfaat bagi diri dan kepribadiannya sehingga tidak hanyut dalam arus perbedaan dalam kelompok majemuk tempatnya berada. Artinya, dari pengalaman ini seseorang harus mau dan mampu untuk memilah-milahkannya.

e. Faktor Pengalaman Unik

Pengalaman unik akan memengaruhi kepribadian seseorang. Kepribadian itu berbeda-beda antara satu dan lainnya karena

Riset

pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan tidak seorang pun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama. Sekalipun

Apakah Anda pernah mengalami dalam lingkungan keluarga yang sama, tetapi tidak ada individu sebuah pengalaman yang cukup yang memiliki kepribadian yang sama, karena meskipun berada unik? Bagaimana pengalaman

tersebut dapat membuat hidup atau dalam satu, setiap individu keluarga tidak mendapatkan pengalaman

cara pandang Anda berubah? yang sama. Begitu juga dengan pengalaman yang dialami oleh orang

Proses Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian Proses Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian

Tentang hubungan kepribadian dengan kebudayaan, sebagaimana menurut Ralph Linton bahwa kebudayaan me- rupakan keseluruhan pengetahuan, sikap, dan pola perilaku. Adapun kepribadian menurut Yinger adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu. Dengan demikian, antara kepribadian dan kebudayaan terdapat hubungan sebagai hasil dari suatu proses sosial yang panjang. Dalam proses yang disebut sosialisasi itu, kepribadian atau watak tiap-tiap individu pasti mempunyai pengaruh terhadap per kembangan kebudayaan itu secara keseluruhan. Gagasan-gagasan, tingkah laku, atau tindakan manusia itu ditata, dikendalikan, dan dimantapkan pola-polanya oleh berbagai sistem nilai dan norma yang hidup di masyarakatnya.

Sebaliknya, kebudayaan suatu masyarakat turut memberikan sumbangan pada pembentukan kepribadian seseorang. Kepribadian suatu individu dalam suatu masyarakat walaupun berbeda-beda satu sama lain, dirangsang dan dipengaruhi oleh nilai dan norma dalam sistem budaya dan juga oleh sistem sosial yang telah diinternalisasi melalui proses sosialisasi dan proses pembudayaan selama hidup,

Riset

sejak masa kecilnya.

Havilland (1988) mengatakan bahwa praktik pendidikan Identitas suatu bangsa ditentukan

anak bersumber dalam adat kebiasaan pokok masyarakat yang oleh kebudayaannya. Kebudayaan

berhubungan dengan pangan, tempat berteduh dan perlindungan, terdiri atas kebiasaan dan tata

dan bahwa praktik pendidikan anak pada gilirannya menghasilkan cara dalam masyarakat. Misalnya,

kepribadian tertentu pada masa dewasa. Dari pernyataan tersebut, tata cara berpakaian mengalami

terlihat bagaimana kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat perubahan seiring dengan

memberikan pengaruh terhadap pembentukan kepribadian anggota berjalannya waktu. Dalam hal ini,

masyarakatnya.

identitas bangsa kita sedikit-sedikit menjadi hilang. Jelaskan apa

Selain kebudayaan sendiri menanamkan pengaruhnya terhadap sebabnya?

individu, di sisi lain individu juga mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya terhadap adat istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang berlaku dalam lingkungan budayanya, yang dinamakan enkulturasi. Contohnya seorang anak menyesuaikan diri dengan waktu makan dan tidur secara teratur sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dalam keluarganya.

Sebagai hasil mempelajari dan menyesuaikan pola pikirnya dengan unsur-unsur budaya secara berkelanjutan, terbentuklah kepribadian individu yang sesuai dengan lingkungan budayanya. Semua individu yang hidup dalam lingkungan masyarakat tertentu mengalami pengaruh lingkungan kebudayaan yang sama selama pertumbuhan. Oleh karena itu, individu-individu tersebut akan menampilkan suatu watak atau kepribadian yang seragam atau dinamakan juga dengan kepribadian umum.

Dalam studi Abraham Kardinar tentang hubungan kepribadian umum dengan kebudayaan, mengutarakan bahwa, semua warga dari suatu masyarakat memiliki struktur kepribadian dasar yang sama. Alasannya, karena warga masyarakat dari suatu lingkungan tertentu cenderung menjalani latihan bersama mengenai cara buang air kecil/ besar, menjalani cara menertibkan yang sama dalam masa kanak- kanak, cara menyapih yang sama, dan sebagainya. Sebagai orang dewasa, mereka cenderung mempunyai unsur-unsur kepribadian tertentu yang sama.