Statistik Deskriptif Pengujian Asumsi Klasik

Surabaya BES ke Bursa Efek Jakarta BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI. Dari populasi yang ada, sampel diambil berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak 10 perusahaan dengan 4 tahun pengamatan sehingga berjumlah 40 unit analisis. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan regresi linear berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17. Proses pengolahan data dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian

4.2.1. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan metode analisis yang digunakan untuk memberikan gambaran yang dilihat dari frekuensi dan deskriptif minimum, maksimum, mean, standar deviasi dari setiap variable, baik variabel independen maupun variabel dependen. Hasil analisis statistic deskriptif disajikan pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Free_Cash_Flow 40 -1.55 4.56 -.2747 .89932 Laba_Bersih 40 -752 677 79.30 231.948 Arus_Kas_Masa_Depan 40 1 672 168.95 175.990 Arus_Kas_operasi 40 1 915 187.08 226.059 Valid N listwise 40 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17 2012 Berdasarkan table 4.1. dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Variabel Arus kas operasi memiliki nilai minimum sebesar 1, nilai maksimum sebesar 915, mean sebesar 187.08, dan standard deviation sebesar 226.059. 2. Variabel Free Cash Flow memiliki nilai minimum sebesar -1.55, nilai maksimum sebesar 4.56, mean sebesar -.2747 dan standard deviation sebesar 0,89932. 3. Variabel Laba Bersih memiliki nilai minimum sebesar –0,752, nilai maksimum sebesar 677, mean sebesar 79.30 dan standard deviation sebesar 231.948. 4. Variabel Arus Kas Masa Depan memiliki nilai minimum sebesar 1, nilai maksimum sebesar 672, mean sebesar 168.95 dan standard deviation sebesar 175.990. Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik

4.2.2.1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik. Gambar 4.1. Grafik Histogram Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17 2012 Dari gambar diatas terlihat bahwa pola distribusi normal, akan tetapi jika kesimpulan normal atau tidaknya data hanya dilihat dari grafik histogram, maka hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik Universitas Sumatera Utara adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas dengan melihat Normal Probability Plot dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 4.2. Grafik Normal P-Plot Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17 2012 Grafik probabilitas pada gambar 4.2 di atas menunjukkan data terdistribusi secara normal karena distribusi data residualnya terlihat mendekati garis normalnya. Pengujian normalitas data secara analisis statistik dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov – Smirnov. Universitas Sumatera Utara Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05 Ghozali, 2009:165. Hasil pengujian normalitas terlihat dalam Tabel berikut ini: Tabel 4.2. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 40 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 137.56524423 Most Extreme Differences Absolute .136 Positive .136 Negative -.087 Kolmogorov-Smirnov Z .863 Asymp. Sig. 2-tailed .446 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17 2012 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukan dari hasil pengujian terlihat bahwa data telah terdistribusi normal dengan nilai signifikansi diatas 0,005 yaitu sebesar 0,446.

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variable bebas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi korelasi antara variabel-variabel independen. Uji multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan dengan Universitas Sumatera Utara melihat angka tolerance dan nilai VIF dari masing-masing variabel independen yang diuji. Hasil pengujian multikolinearitas dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut: Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Arus_Kas_operasi .827 1.209 free_Cash_Flow .988 1.013 Laba_Bersih .825 1.212 a. Dependent Variable: Arus_Kas_Masa_Depan Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17 2012 Dari hasil pengujian diatas dapat dilihat bahwa angka Tolerance Arus Kas Operasi, Free Cash Flow, dan Laba Bersih 0,10 dan VIF- nya 10 maka tidak ada multikolinearitas antar variabel independen tersebut.

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk “menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain” Ghozali, 2007: 105. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas, atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot berikut ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Scatterplot Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17 2012 Pada grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4.2.2.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk “menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1” Ghozali, 2007: 95. Auto korelasi Universitas Sumatera Utara muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson. Hasil uji Durbin Watson disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.4. Uji Durbin Watson Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17 2012 Dari hasil uji autokorelasi Durbin – Watson dengan menggunakan spss 18 maka diperoleh nilai DW sebesar 2,180. Dengan melihat kriteria Durbin – Watson yaitu 1,65DW2,35 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.

4.2.3. Koefisien Determinasi R2

Dokumen yang terkait

Kemampuan laba bersih dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 83 85

Kemampuan Laba dan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Depan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 39 101

KEMAMPUAN PREDIKTIF LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI).

0 1 7

Kemampuan Laba dan Komponen Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia).

0 1 9

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN tudi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ).

0 0 8

PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA).

0 1 95

KEMAMPUAN LABA, ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN.

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Kemampuan Laba Bersih, Free Cash Flow, dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Jasa Pariwisata Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 28

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) ARTIKEL

0 0 17

PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN FOOD BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 19