PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA).

(1)

PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH

DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI ARUS KAS DI

MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN FOOD &

BEVERAGES YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Disusun Oleh : Maya Widiana

0713010136/ FE/ AK Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 27 Mei 2011

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec. Sari Andayani, MAKs Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi

Sekretaris

Dra.Ec. Sari Andayani, MAKs

Anggota

Dra. Ec Dwi Suhartini, MAKs

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM NIP.196309241989031001


(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : “Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih dan Arus

Kas Untuk Memprediksi Arus Kas Di Masa Mendatang Pada Perusahaan Food & Beverages yang Terdaftar Di BEI “.

Penyususun skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan serta saran – saran dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr H. R. Teguh Soedarto MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi selaku Kaprogdi Fakultas Ekonomi

Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Jawa Timur.


(3)

4. Ibu Dra. Ec. Sari Andayani, M.AKs selaku dosen pembimbing yang dengan kesabaran, ketelatenan, dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk sampai terselesainya skripsi ini.

5. Bapak Drs. Ec. H.Munari, MM selaku dosen wali yang telah memberi nasihat selama ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staff Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur, khususnya program studi Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama ini.

7. Papa dan Mama tercinta, teman-teman angkatan 2007, my best friend Ria aseptin, dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materiil selama ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, Mei 2011


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 7

1.3.Tujuan Penelitian... 7

1.4.Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1.Hasil Penelitian Terdahulu ... 9

2.2.Landasan Teori ... 13

2.2.1. Laporan Keuangan ... 13

2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 14

2.2.1.2. Pentingnya Laporan Keuangan ... 13

2.2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan ... 17

2.2.1.4. Karakteristik Laporan Keuangan ... 18

2.2.1.5. Sifat & Keterbatasan Laporan Keuangan ... 20


(5)

2.2.1.7. Susunan Laporan Keuangan... 22

2.2.2. Laba ... 25

2.2.2.1. Pengertian Laba... 25

2.2.2.2. Karakteristik Laba ... 26

2.2.2.3. Tujuan Pelaporan Laba Bersih ... 29

2.2.2.4. Keunggulan dan Kelemahan Laba ... 29

2.2.2.5. Metode Pelaporan Laba Rugi ... 31

2.2.3. Arus Kas ... 31

2.2.3.1. Tujuan Arus Kas ... 34

2.2.3.2. Kegunaan Arus Kas ... 35

2.2.3.3. Klasifikasi Arus Kas ... 36

2.2.3.4. Metode Pelaporan Arus Kas ... 37

2.2.4. Prediksi Arus Kas ... 38

2.2.5. Pengaruh Antara Variabel Laba Kotor (X1), Laba Operasi (X2), Laba Bersih (X3) dan Arus Kas (X4) Terhadap Variabel Prediksi Arus Kas (Y) ... 40

2.2.6. Kerangka Pikir ... 41

2.2.7. Hipotesis ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 43

3.1.1. Variabel Bebas (Independent Variable) ... 43

3.1.2. Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 44


(6)

3.3.Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.3.1. Jenis Data ... 47

3.3.2. Sumber Data ... 48

3.3.3. Pengumpulan Data ... 48

3.4.Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 49

3.4.1. Uji Normalitas ... 49

3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 50

3.4.2.1. Autokorelasi ... 51

3.4.2.2. Multikolinieritas ... 52

3.4.2.3. Heteroskedastisitas ... 52

3.4.3. Uji Regresi ... 53

3.4.4. Uji Hipotesis ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 57

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

4.2.1. ... U ji Normalitas ... 67

4.2.2. ... U ji Asumsi Klasik ... 68

4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 73

4.3.1. ... T eknik Analisis Regresi Linier Berganda ... 73


(7)

4.3.2. ... U ji Hipotesis ... 75 4.3.2.1. ... U

ji Kesesuaian Model atau Uji F ... 75 4.3.2.2. ... U

ji Parsial atau Uji t ... 76

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78 4.4.1. ... I

mplikasi Hasil Penelitian ... 78 4.4.2. ... P

erbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ... 80 4.4.3. ... K

onfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan

Dan Manfaat ... 81 4.4.4. Keterbatasan Penelitian ... 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

5.1. ... K esimpulan ... 83 5.2. ... S

aran ... 83 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Perkembangan laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas bersih Perusahaan Food and Beverages

di Bursa efek Indonesia periode 2006-2008 ... 4

Tabel 3.1. Deteksi adanya autokorelasi dengan criteria Durbin Watson ... 51

Tabel 4.1. Rekapitulasi Data : “Laba Kotor (X1)” Periode 2006 – 2008 ... 61

Tabel 4.2 Rekapitulasi Data : “Laba Operasi (X2)” Periode 2006 – 2008 ... 63

Tabel 4.3. Rekapitulasi Data : “Laba Bersih (X3)” Periode 2006 – 2008 ... 64

Tabel 4.4. Rekapitulasi Data : “Arus Kas Bersih (X4)” Periode 2006 – 2008 ... 65

Tabel 4.5. Rekapitulasi Data : “Prediksi Arus Kas (Y)” Periode 2007 – 2009 ... 66

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas ... 67

Tabel 4.7. Hasil Uji Multkolinieritas ... 70

Tabel 4.8. Hasil Uji Multkolinieritas Analisis Komponen Utama ... 71

Tabel 4.9. Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda ... 73

Tabel 4.10. Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model ... 75


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Daerah Keputusan Autokorelasi ... 69 Gambar 4.2. Scatterplot ... 72


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabulasi Data Variabel Bebas (X), Laba Kotor (X1), Laba Operasi (X2), Laba Bersih (X3) dan Arus Kas (X4) Perusahaan Food & Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 – 2008

Lampiran 2. Data Penelitian Setelah Analisis Komponen Utama

Lampiran 3. Tabulasi Data : Variabel Terikat (Y) Arus Kas (T) Perusahaan Food & Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2009

Lampiran 4. Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov DENGAN PROGRAM MiniTab

Lampiran 5. Hasil Heteroskedastisitas dan autokorelasi Dengan Program Minitab Lampiran 6. Uji Multikolinieritas awal menggunakan Minitab

Lampiran 7. Hasil Regresi Komponen Utama dari Minitab dan Hasil Multikolinieritas menggunakan Komponen Utama

Lampiran 8. Hasil persamaan Regresi Linier Baru Dari Peubah komponen utama ke Peubah asalnya

Lampiran 9. Uji Kesesuaian Model (Uji f) Menggunakan program Minitab Lampiran 10. TABEL DURBIN – WATSON


(11)

Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih dan Arus Kas

Untuk Memprediksi Arus Kas Di Masa Mendatang Pada

Perusahaan Food & Beverages yang Terdaftar Di BEI

Maya Widiana

Abstraksi

Dengan semakin ketatnya persaingan setiap perusahaan akan berupaya menjadi yang terbaik dari perusahaan lainnya, hal ini memaksa perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya. Kinerja perusahaan salah satunya dapat dilihat dari laporan keuangan, laporan keuangan dengan kualitas yang baik dapat menunjukan kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakainya baik pihak eksternal maupun internal dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan laba rugi (laba kotor, laba operasi, laba bersih) dan arus kas pada beberapa perusahaan mengalami ketidakstabilan. Ada beberapa yang mengalami kerugian dan pemborosan dalam menggunakan kas perusahaan. Hal ini berarti bahwa investor harus berhati-hati dalam menginvestasikan modal sehingga dapat mengurangi resiko yang timbul dari penanaman modal. Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas memiliki pengaruh positif dalam memprediksi arus kas di masa mendatang.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa Laporan Keuangan (Laporan Laba Rugi dan Arus Kas) periode 2006-2009 dari Perusahaan Food&Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diambil sebanyak 10 perusahaan dari 16 perusahaan Food&Beverages. Data laporan keuangan Laba Rugi dan Arus Kas yang digunakan adalah berjumlah 70 laporan Keuangan. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh positif laba kotor, laba opersi, laba bersih dan arus kas dalam memprediksi arus kas di masa mendatang digunakan uji regresi linier berganda serta uji hipotesis menggunakan uji Kesesuaian Model (uji F) dan uji parsial (uji t).

Hasil analisis menunjukan berdasarkan uji kesesuaian model (uji F) menunjukan bahwa laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas tidak memiliki pengaruh positif dalam memprediksi arus kas masa depan, dan berdasarkan uji parsial (uji t) arus kas memiliki kemampuan paling dominan dalam memprediksi arus kas masa depan, sehingga hipotesis I dan II yang di ajukan tidak terbukti kebenarannya.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat. Dengan semakin ketatnya persaingan, maka setiap perusahaan akan berupaya menjadi yang terbaik dari perusahaan lainnya, hal ini memaksa perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya. Kinerja perusahaan salah satunya dapat dilihat dari laporan keuangan, laporan keuangan dengan kualitas yang baik dapat menunjukan kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakainya baik pihak eksternal maupun internal dalam pengambilan keputusan ekonomi. Banyak pihak seperti investor, kreditor, analis sekuritas dan pihak-pihak lain yang membutuhkan laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi.

Pelaporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan sumber daya perusahaan terhadap berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan selama periode tertentu. Menurut SFAC No. 1, ada dua tujuan pelaporan keuangan, yaitu sebagai berikut. Pertama, memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, investor potensial, kreditur, dan pemakai lainnya untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa lainnya. Kedua, memberikan informasi tentang prospek arus kas untuk membantu


(13)

investor dan kreditor dalam menilai prospek arus kas bersih perusahaan (Triyono, 2007).

Laporan keuangan melaporkan hasil historis, namun pemakai laporan keuangan lebih sering tertarik pada apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Karena itu, keahlian yang perlu dikembangkan pemakai laporan keuangan adalah bagaimana menggunakan laporan keuangan historis untuk memprediksi masa yang akan datang.

Pada awalnya laporan keuangan hanya terdiri atas neraca dan laporan laba/rugi. Sebaliknya laporan arus kas mulai diwajibkan pelaporannya pada tahun 1987 melalui SFAS NO. 95. Di indonesia kewajiban untuk melaporkan arus kas dimulai pada tahun 1994 dengan adanya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 yang menyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.

Laporan arus kas ini diharapkan memiliki kandungan informasi tambahan yang berguna bagi pengambilan keputusan investasi. Keuntungan utama dari laporan arus kas adalah para pemakai memperoleh gambaran terperinci tentang transaksi kas kegiatan operasi, investasi dan kegiatan pendanaan perusahaan. Ketiga bagian arus kas ini membantu pemakai dalam menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan yang mungkin timbul di masa depan dan saat ini (Horne dan Wachowicz, 2000 : 182 )


(14)

Selain laporan arus kas, laporan laba rugi juga merupakan laporan keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa mendatang. Laporan laba rugi merupakan laporan utama mengenai kinerja dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi memuat banyak angka laba, yaitu laba kotor, laba operasi, dan laba bersih. Riset akuntansi terutama yang mencari hubungan angka laba dengan arus kas selalu menggunakan angka laba, tidak banyak peneliti yang menggunakan angka laba kotor, laba operasi, dan laba bersih. Dalam penelitian ini, ingin menguji kemampuan dari masing-masing angka laba tersebut (laba kotor, laba operasi, laba bersih) terhadap arus kas masa mendatang.

Pertimbangan untuk apa mengetahui prediksi arus kas dapat diamati bahwa tujuan penyajian informasi arus kas dalam PSAK No.2 digunakan sebagai dasar untuk menilai perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas.

Angka laba dan arus kas merupakan sumber informasi yang penting karena juga memberikan kemungkinan untuk dapat dijadikan sebagai alat prediksi arus kas dimasa mendatang. Ramadhan (2008) yang meneliti pengaruh laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan arus kas di masa mendatang menyatakan bahwa laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas di masa mendatang. Lebih spesifik lagi, penelitian yang dilakukan Baridwan dan Parawiyati (1999) menyatakan prediktor laba memberikan pengaruh yang besar dibanding


(15)

dengan prediktor arus kas dalam memprediksi arus kas satu tahun kedepan. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hepi Syafriadi (2000) bahwa arus kas adalah prediktor yang lebih baik atas arus kas dalam periode prediksi jangka pendek (1-2 tahun) dibanding prediktor laba atas arus kas.

Pertumbuhan laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas yang dihasilkan oleh perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006-2009 mengalami perubahan yang fluktuatif dimana masing-masing perusahaan mengalami peningkatan maupun penurunan, bahkan terdapat beberapa perusahaan yang mengalami rugi. Berikut ini tersaji tingkat laba dan arus kas yang dihasilkan Perusahaan food and beverages yang Go Publik menurut laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2008 :

Tabel 1.1. : Perkembangan laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas bersih Perusahaan Food and Beverages di Bursa efek Indonesia periode 2006-2008

(dalam jutaan)

No Perusahaan Tahun Laba Kotor (X1) Laba Operasi (X2)

Laba Bersih (X3)

Arus Kas Bersih (X4)

1 PT. Cahaya Kalbar 2006 30.510,65 8.443,18 15.291,19 16.341,46

2007 89.464,56 42.723,16 24.676,36 12.868,79

2008 223.156,98 87.682,69 27.867,56 6.156,89

2 PT. Delta Djakarta 2006 188.633,51 51.681,67 43.284,21 117.968,37

2007 197.517,82 60.611,90 47.330,71 164.549,50

2008 284.331,55 100.038,74 83.754,36 289.951,37

3

PT. Fast Food

Indonesia 2006 784.870,39 87.890,53 68.928,80 98.340,48

2007 972.540,80 133.732,13 102.537,33 174.835,76


(16)

4

PT. Indofood Sukses

Makmur 2006 5.180.223,00 1.971.761,00 661.210,00 1.796.689,00

2007 6.625.543,00 2.876.440,00 980.357,00 4.638.061,00

2008 8.976.917,00 7.341.476,00 1.034.389,00 4.271.208,00

5 PT. Mayora Indah 2006 506.931,02 170.904,61 93.575,80 54.255,39

2007 628.559,81 238.713,34 141.589,14 120.002,11

2008 753.923,14 345.420,11 196.230,05 316.330,70

6

PT. Multi Bintang

Indonesiai 2006 424.317,00 131.108,00 73.581,00 4.759,00

2007 442.572,00 133.153,00 84.385,00 44.207,00

2008 639.105,00 286.286,00 222.307,00 276.849,00

7 PT. Siantar Top 2006 86.834,85 14.794,70 14.426,01 4.250,91

2007 84.162,65 27.147,33 15.594,77 7.296,33

2008 90.628,73 29.169,34 4.816,50 5.138,19

8 PT. Sierad Produce 2006 172.599,69 68.257,68 40.953,74 16.679,00

2007 158.589,81 48.916,87 21.196,44 9.051,64

2008 215.762,38 74.453,24 27.253,53 46.047,31

9

PT. Sinar Mas Agro

Resource 2006 854.662,47 617.084,79 620.005,20 323.764,48

2007 2.225.248,05 1.663.241,90 988.943,86 329.623,02

2008 3.755.775,76 2.140.511,07 1.046.389,27 480.277,28

10 PT. Tiga Pilar 2006 48.342,61 27.289,38 129,87 13.999,49

2007 115.288,65 81.053,96 15.759,72 15.968,71

2008 152.892,07 112.976,28 28.686,16 20.278,78

11 Aqua Golden 2006 - -

2007 119.189.715.973 89.270.712.280 65.912.835.099 44.200,125

2008 126.683.768.725 95.634.374.933 82.339.933.380 60.938,37

12 Tunas Baru Lampung 2006 262.420.476 (134.784.472) (52.884.100) 151.592,48

2007 442.667.032 252.457.929 97.227.232 220.400,378

2008 812.682.326 368.157.035 63.336.773 357.901,89

13 Ades Water Indonesia 2006 836.000 (127.514.000) (128.794.000) 409.000

2007 (281.000) (123.033.000) (154.851.000) 4.025.000

2008 35.606.000 38.740.000 15.200.00 29.311.000

14 Sekar Laut 2006 39.079.226 2.408.674 4.637.123.899 6.764.185,16

2007 41.076.306.581 1.132.537.624 5.741.580.571 7.094,741

2008 5.6899.628.403 7.090.863.462 4.271.023.656 12.851,58

15 Sekar Bumi 2006 (25.899.764) (7.713.600) (14.170.440) 8.999.374,03

2007 31.762.738.156 (36.370.827,36) (4.608.089,21) 9.814.060,93

2008 62.382.966.606 8.416.670.745 (27.467,79) 16.927.802,32

16

Pio Neerindo Goorment

International, tbk 2006 90.216.240.994 (3.285,88) (1.650,84) 6.463.207,91

2007 104.785.655.135 4.945.499.42 3.163.410.623 5.446.471,41

2008 131.220.040.827 13.732.429.914 4.287.122.917 7.866.531,61


(17)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas yang dihasilkan oleh perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006-2008 mengalami perubahan yang fluktuatif dimana masing-masing perusahaan mengalami peningkatan maupun penurunan. Terdapat beberapa perusahaan yang mengalami rugi dan dapat dilihat juga bagaimana suatu perusahaan dalam menggunakan aliran kasnya. Hal ini disebabkan karena ketatnya persaingan yang timbul dari perusahaan yang sejenis, tingkat penjualan dan dapat juga dipengaruhi oleh kinerja masing-masing perusahaan.

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui dan membuktikan apakah laba yang terdiri dari tiga angka laba yaitu laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas mempunyai pengaruh terhadap perusahaan food & beverages dalam menghasilkan kas dan setara kas yang terjadi terhadap arus kas di masa mendatang.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini mengambil judul ““Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi,

Laba Bersih dan Arus Kas Untuk Memprediksi Arus Kas Di Masa Mendatang Pada Perusahaan Food & Beverages yang Terdaftar Di BEI”.


(18)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan penjelasan pada latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas berpengaruh positif dalam memprediksi arus kas di masa mendatang pada perusahaan food & beverages?

2. Apakah laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas yang memiliki kemampuan paling dominan dalam memprediksi arus kas di masa mendatang pada perusahaan food & beverages?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka secara garis besar tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk menguji secara empiris apakah laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas memiliki pengaruh positif dalam memprediksi arus kas di masa depan.

2. Memilih model yang paling baik yang bisa dipakai untuk memprediksi arus kas. Mengetahui konsep manakah yang paling dominan dalam memprediksi arus kas.


(19)

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian diharapkan memberikan manfaat antara lain :

a. Secara umum 1. Bagi manajemen

hasil penelitian ini dapat dijadikan input dalam menentukan kebijakan perusahaan dan mengambil keputusan.

2. Bagi investor maupun Calon Investor

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada investor maupun calon investor sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penanaman modal di perusahaan yang Go Publik.

b. Bagi Peneliti

Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan teori yang selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh laba kotor, laba bersih dan arus kas dalam memprediksi arus kas di masa mendatang.

c. Bagi Akademis

Sebagai tambahan koleksi perpustakaan, bahan referensi dan bahan masukan bagi peneliti yang lebih lanjut, yang berhubungan dengan


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh penelitian lain yang dapat digunakan sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Antara lain pernah dilakukan oleh :

1. Lutfi Ramadhan (2008) Judul :

“Pengaruh laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan arus kas yang akan datang pada perusahaan otomotif yang go publik di Bursa Efek Jakarta”

1. Perumusan Masalah

a. Apakah laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi laba tahun depan pada perusahaan otomotif yang go publik di Bursa Efek Jakarta?

b. Apakah laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas tahun depan pada perusahaan otomotif yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta?


(21)

a. Diduga bahwa laba berpengaruh dalam memprediksi laba tahun depan perusahaan otomotif yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta.

b. Diduga bahwa arus kas operasional dalam memprediksi laba tahun depan perusahaan otomotif yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta.

3. Kesimpulan

a. Hipotesis yang diajukan yakni diduga terdapat pengaruh antara laba terhadap laba tahun depan pada perusahaan otomotif yang go publik di Bursa Efek pada tahun 2003 hingga tahun 2005 dapat terbukti kebenarannya.

b. Hipotesis yang diajukan yakni diduga terdapat pengaruh antara arus kas operasional terhadap laba tahun depan pada perusahaan otomotif yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003 hingga tahun 2005 dapat terbukti kebenarannya.

2. MARISCA DWI ARIANI (2010) Judul :

“Pengaruh laba kotor, laba operasi, laba bersih dalam memprediksi arus kas dimasa mendatang (studi empiris pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”.


(22)

a. Apakah laba kotor, laba operasi, laba bersih berpengaruh signifikan terhadap arus kas dimasa mendatang?

b. Apakah laba kotor, laba operasi, laba bersih yang memiliki kemampuan paling baik dalam memprediksi arus kas di masa mendatang?

2. Hipotesis

a. Laba kotor berpengaruh signifikan dan positif dalam memprediksi arus kas di masa depan

b. Laba operasi berpengaruh signifikan dan positif dalam memprediksi arus kas di masa depan

c. Laba bersih berpengaruh signifikan dan positif dalam memprediksi arus kas di masa depan

d. Informasi laba kotor, laba operasi, laba bersih secara simultan berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas masa depan. e. Laba kotor lebih baik dibandingkan dengan laba operasi dan laba

bersih dalam memprediksi arus kas masa depan. 3. Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa H1, H4, dan H5 berhasil

diterima karena hasilnya signifikan. Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara laba kotor, laba operasi, laba bersih dalam memprediksi arus kas masa depan.

3. Baridwan dan Parawiyati (1999) Judul :


(23)

“Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan”

1. Perumusan Masalah

a. Apakah laba dan arus kas merupakan prediktor dalam memprediksi laba dimasa mendatang?

b. Apakah laba dan arus kas merupakan prediktor dalam memprediksi arus kas di masa mendatang?

c. Apakah laba memberikan kemampuan pediksi inkremental terhadap arus kas.

2. Hipotesis

a. Prediktor laba memberikan pengaruh yang lebih besar dibanding dengan prediktor arus kas.

b. Prediktor laba mempunyai hubungan yang lebih erat terhadap arus kas dibanding dengan prediktor arus kas.

c. Prediktor laba memiliki kemampuan prediksi inkremental dalam memprediksi arus kas.

3. Kesimpulan

Dalam menguji kemampuan prediktor laba dibanding prediktor arus kas dalam memprediksi laba satu tahun kedepan menunjukan bahwa kedua prediktor tersebut adalah signifikansebagai alat pengubah. Dan kemampuan prediktor laba dibanding prediktor arus kas dalam memprediksi arus kas menunjukan bahwa kedua prediktor tersebut


(24)

adalah signifikan dan prediktor laba memberikan pengaruh yang lebih besar dibanding prediktor arus kas.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Laporan Keuangan

2.2.1.1.Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan setiap perusahaan memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, laporan keuangan dulu hanya merupakan alat penguji pekerjaan pembukuan, akan tetapi saat ini laporan keuangan juga digunakan sebagai dasar dalam menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, laporan keuangan juga merupakan dasar bagi upaya analitis atas suatu perusahaan.

Menurut ketentuan SAK (2009 : 3), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan

b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum digambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informas non keuangan


(25)

c. Laporan keuangan juga menunjukan apa telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya dipercayakan kepadanya.

Menurut Baridwan (2000:17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Dalam Manajemen Keuangan dikemukakan “bahwa laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dam peramalan untuk masa depan”.(Weston & Thomas,2000:24)

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pembukuan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode akuntansi dan dinyatakan dalam satuan uang.

2.2.1.2. Pentingnya Laporan Keuangan

Para pengelola organisasi, baik yang berorientasi laba ( profit-oriented organization) maupun yang tidak berorientasi laba ( non-profit oriented organization ) akan selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan untuk masa datang. Baik buruknya keputusan yang diambil akan sangat tergantung pada mutu informasi yang digunakan.


(26)

Para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda, sedangkan para pemakai laporan keuangan tersebut adalah :

a. Investor, penanaman modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan investasi yang mereka lakukan, juga informasi yang membantu mereka untuk menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

b. Karyawan, karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada investor mengenal stabilitas dan probabilitas perusahaan serta investor yang memungkinkan mereka untuk menilai perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. c. Pemberi pinjaman, mereka tertarik dengan investor keuangan yang

memungkinkan untuk memutuskan apakah pinjaman beserta bungan pada saat jatuh tempo

d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya, mereka tertarik dengan investasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang hutang akan di bayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan kepada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dapat memberikan pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.


(27)

e. Pelanggan, mereka berkepentingan dengan investasi mengenai kelangsungan hidup, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.

f. Pemerintah, pemerintah dan lembaga yang ada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu kepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan investasi untuk mengatur aktivitas perusahaanm menetapkan kebijaksanaan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan pendapatan lainnya.

g. Masyarakat, perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan investasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009:2.)

2.2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Baridwan (2000:17), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut : “Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yag dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan


(28)

dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Laporan Keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Tujuan umum laporan keuangan tersebut yaitu untuk :

a. Memberikan informasi mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal perusahaan

b. Memberikan informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba c. Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai

laporan keuangan dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba

d. Memberikan informasi lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman

e. Menyediakan informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan. (Baridwan,2000:4)

Berdasarkan penjelasan diatas maka ditarik kesimpulan bahwa tujuan utama laporan keuangan adalah sebagai alat penyampaian informasi keuangan kepada pihak internal maupun eksternal yang membutuhkan


(29)

sehingga dapat digunakan dengan baik dan benar untuk pengambilan keputusan ekonomi.

2.2.1.4. Karakteristik Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai, terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu, dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan. (Baridwan, 2000:5)

a. Dapat di pahami

Karakteristik ini mengandung pengertian bahwa kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai

b. Relevan

Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan. Relevansi informas dipengaruhi hakekat dan materialitasnya. Materialitasnya sendiri tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (onnision) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya, matrealitasnya lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah dari suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.


(30)

Informasi memiliki kualitas andal (realible) jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful respresentation) dari yang seharusnya di sajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

d. Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan lapora keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

2.2.1.5. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Dalam Standar Akuntansi Indonesia ( Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004:11) secara terpisah menjelaskan tentang sifat dan keterbatasan laporan keuangan sebagai berikut :

a. Laporan keuangan bersifat sejarah, yang tidak lain merupakan kejadian-kejadian yang telah lewat, maka terdapat keterbatasan dalam kegunaannya.

b. Laporan keuangan bersifat umum bukan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap pemakai

c. Laporan keuangan itu sebagai hasil dari pemakaian stelsel timbulnya hak dan kewajiban dalam akuntansi. Dalam proses penyusunannya


(31)

tidak lepas dari penaksiran-penaksiran dan pertimbangan-pertimbangan

d. Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam menghadapi ketidakpastian, peristiwa-peristiwa yang tidak menguntungkan segera diperhitungkan kerugiannya : harta, kekayaan bersih dan pendapatan bersih yang selalu dihitung dalam nilainya paling rendah

e. Laporan keuangan lebih menekankan bagaimana keadaan sebenarnya peristiwa-peristiwa dilihat dari sudut ekonomis dari pada berpegang pada formilnya.

f. Laporan keuangan menggunakan istilah-istilah, dalam hubungan ini serinmg kedapatan istilah-istilah yang umumnya di pakai dan diberikan pengertian yang khusus, dilain pihak laportan keuangan mengikuti perkembangan dunia usaha. (Munawir, 1998:10-11)

2.2.1.6 Unsur Laporan Keuangan

Unsur laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2009:12), adalah unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan yaitu : 1. Aktiva

Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung arus kas dan setara kas kepada perusahaan.


(32)

Karakteristik esensial kewajiban (liabilities) adalah bahwa perusahaan mempunyai kewajiban (obligation) masa kini, kewajiban adalah suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu.

3. Ekuitas

Ekuitas adalah hak rasidual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Sedangkan unsur laporan keuangan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan keuangan laba rugi adalah :

a. Penghasilan

Definisi penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains), pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, deviden, royalti dan sewa, keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian pada hakikatnya tidak berbeda dengan pendapatan. b. Beban

Definisi beban mencakupi baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa, beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas (dan setara kas), persediaan dan aktiva tetap.


(33)

2.2.1.7. Susunan Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 (2009:1.2), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :

a. Neraca

b. Laporan Laba Rugi

c. Laporan perubahan ekuitas d. Laporan arus kas, dan

e. Catatan atas laporan keuangan

Penjelasan dari masing-masing komponen tersebut di atas adalah sebagai berikut :

a. Neraca

Neraca melaporkan jumlah aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik. (Warren,2005:27). Neraca memberikan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan, kewajiban kepada kreditor perusahaan, dan ekuitas pemilik dalam sumberdaya bersih perusahaan.

Neraca dapat digunakan untuk menilai risiko perusahaan dan arus kas masa depan. (Kieso,2002:216)

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan. Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi. (Warren,2005:25)


(34)

Perhitungan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Masyarakat bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit. (Kieso,2002:117) c. Laporan perubahan ekuitas

Menurut Warren (2005:25), laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Tiga jenis transaksi yang mempengaruhi ekuitas pemilik adalah :

1. Investasi awal

2. Pendapatan dan beban 3. Penarikan oleh pemilik d. Laporan arus kas

Tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas dari suatu perusahaan selama satu periode. (Kieso,2002:279)

Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian : (1) aktivitas operasi, (2) aktivitas investasi, (3) aktivitas pendanaan. (Warren,2005:27)

e. Catatan atas laporan keuangan.

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus


(35)

berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :

1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilh dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

2. Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas. 3. Informasi tambahan yang disajikan dalam laporan keuangan

tetapi diperlukan dalam penyajian secara wajar.

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen. (SAK,2009:1.13)

2.2.2. Laba

2.2.2.1 Pengertian Laba

Menurut Baridwan (2000:31) laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.

Pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa laba adalah selisih lebih pendapatan atas biaya-biaya yang dibebankan dan yang merupakan


(36)

kenaikkan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha, dari sudut pandang akuntansi yang dimaksud dengan laba itu adalah perbedaan antar revenue yang direalisasikan yang timbul dari transaksi pada periode tertentu diharapkan pada biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu.

2.2.2.2. Karakteristik Laba

Konsep laba akuntansi, Belkoui (1994:233) Menyebutkan bahwa laba akuntansi memiliki lima karakteristik sebagai berikut :

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang berasdal dari penjualan barang atau jasa

2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu pada kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.

3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan

4. Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses) dalam bentuk cost histories.

5. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Menurut Belkoui (1994:230-232) laba umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan


(37)

pembayaran dividen, pedoman investasi dan pengambilan keputusan dan unsur prediksi :

a. Laba adalah bagi perpajakan dan pembagian kembali kekayaan dikalangan pribadi. Suatu jenis laba yang dikenal sebagai alat kena pajak, dihitung sesuai dengan aturan-aturan yang ditentyukan oleh dinas perpajakan pemerintah.

b. Laba dianggap sebagai pedoman bagi kebijakan deviden dan penahanan laba suatu perusahaan. Laba itu diakui sebagai suatu indikator dan jumlah maksimum yang harus dibagikan sebagai dividen dan ditahan untuk perluasan atas diinvestasikan kembali di dalam perusahaan

c. Laba pada umunya dipandang sebagai suatu investasi dan pedoman pengambilan keputusan. Telah umum dihipotesiskan bahwa para investor berusaha untuk mengaksimisasi pengembalian atas modal yang di investasikan, yang sepadan dengan tingkat resiko yang dapat diterima.

d. Laba dipandang sebagai suatu perantara prediktif yang membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang. Nyatanya, nilai laba di masa lalu, yang didasarkan pada biaya historis dan nilai terjalin, terbukti berguna dalam meramalkan nilai mendatang dari kedua versi laba.


(38)

e. Laba dianggap sebagai suatu ukuran efisien. Laba adalah suatu ukuran kepengurusan manajemen atas sumber daya suatu kesatuan dan ukuran efisiensi manajemen dalam menjalankan usaha suatu perusahaan.

Kesimpulannya, laba memegang peranan dalam berbagai bidang, tetapi kegunaannya dipengaruhi oleh sejumlah keterbatasan, seperti ditunjukkan lima unsur di atas.

Ketiga angka laba akuntansi yakni laba kotor, laba operasi dan laba bersih bermanfaat untuk pengukuran efisiensi manajer dalam mengelola perusahaan. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran kinerja yang diutamakan dalam penilaian kinerja perusahaan adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan di masa mendatang dengan lebih baik. Penilaian kinerja perusahaan ini didasarkan melalui informasi pada laporan laba rugi yang menyajikan informasi laba kotor, laba operasi dan laba bersih.

Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan cost barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan, untuk perusahaan pemanufakturan perhitungan dimulai dari tahap ketika bahan mbaku masuk ke pabrik, diolah, hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokkan sebagai cost barang terjual.

Angka laba operasi adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya operasi. Biaya-biaya operasi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan operasi perusahaan atau biaya-biaya yang sering terjadi di dalam


(39)

perusahaan dan bersifat operatif. Selain itu, biaya-biaya ini diasumsikan memiliki hubungan dengan mpenciptaan pendapatan. Diantara biaya-biaya operasi tersebut adalah : biaya gaji karyawan, biaya administrasi, biaya perjalanan dinas, biaya iklan dan promosi, biaya penyusutan dan lain-lain.

Angka laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara seluruh pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan. Dengan demikian, sesungguhnya laba bersih ini adalah laba yang menunjukkanbagian laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai dividen.

Masing-masing dari hasil laba tersebut, memiliki kandungan informasi tersendiri yang dapat digunakan untuk aliran kas masa depan.

2.2.2.3. Tujuan Pelaporan Laba Bersih

Menurut Hendriksen (2000:130) tujuan utama pelaporan laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan. Salah satu tujuan dasar yang dianggap paling penting bagi semua pemakai laporan keuangan adalah untuk membedakan antara modal yang diinvestasikan dan laba, antara stok dan arus keuangan sebagai bagian dari proses akuntansi deskriptif.

Tujuan yang lebih khusus meliputi penggunaan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen, penggunaan laba historis untuk membantu meramalkan keadaan usaha dan distribusi dividen dimasa yang


(40)

akan datang dan penggunaan laba sebagai pengukuran keberhasilan serta sebagai pedoman pengambilan keputusan manajerial di masa yang akan datang.

2.2.2.4 Keunggulan dan Kelemahan Laba

Adapun keunggulan dan kelemahan laba menurut Belkoui (1994:232-234) :

a. laba akuntansi teruji dalam sejarah dimana pemakai laporan keuangan masih mempercayai laba akuntansi masih bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi.

b. Laba akuntansi di ukur dan dilaporkan secara obyektif dapat di uji kebenarannya karena didasarkan pada transaksi / fakta aktual, yang di dukung bukti obyektif.

c. Atas dasar prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan, laba akuntansi memenuhi kriteria konservatisme. Artinya, akuntansi tidak mengakui perubahan nilai tetapi hanya mengakui untung yang direalisasikan.

d. Laba akuntansi dipandang bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama pertanggungjawaban manajemen.

Kelemahan dari laba akuntansi adalah :

a. laba akuntansi gagal mengakui kenaikkan nilai aktiva yang belum direalisasikan dalam satu periode karena prinsip cost historis dan prinsip realisasi.


(41)

b. Laba akuntansi yang didasarkan pada cost historis mempersulit perbandingan laporan keuangan karena adanya perbedaan merode perhitungan cost dan metode alokasi.

c. Laba akuntansi yang didasarkan prinsip realisasi, cost historis, dan konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak relevan.

2.2.2.5. Metode Pelaporan Laba Rugi

Bentuk laporan Laba rugi dapat disusun sesuai dengan keinginan dan tujuan perusahaan. Namun, penyusunan tidak dibuat dalam bentuk yang sembarangan, sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua bentuk (Kasmir, 2008:49) :

1. Bentuk Tunggal (single step), merupakan gabungan dari jumlah seluruh penghasilan, baik pokok (operasional) maupun di luar pokok (nonoperasional) dijadikan satu, kemudian jumlah biaya pokok dan diluar pokok juga dijadikan satu.

2. Bentuk Majemuk (multiple step), merupakan pemisahan antara komponen usaha pokok (operasional) dengan diluar pokok (nonoperasional). Artinya terlebih dahulu dikurangi antara pengahsilan pokok dengan biaya pokok, kemudian baru ditambahkan dengan hasil pengurangan penghasilan diluar pokok dengan biaya diluar pokok.


(42)

2.2.3. Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai aliran kas masuk dan arus kas keluar untuk mengetahui keadaan kas badan usaha di masa yang akan datang. Laporan ini di tujukan kepada pihak yang berkepentingan baik pihak eksternal maupun manajemen badan usaha untuk nmemberikan gambaran mengenai tingkat likuiditas dari badan usaha tersebut. (Kieso & Weygandt,2002:376) menyatakan bahwa sumber informasi untuk menyiapkan laporan arus kas biasanya berasal dari tiga sumber yaitu :

1. Neraca komparatif menyajikan jumlah perubahan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari awal hingga akhir periode

2. Laporan laba-rugi periode berjalan berisi data yang membantu pembaca menentukan jumlah kas yang diterima dari atau digunakan oleh operasi selama periode berjalan.

3. Data transaksi tertentu dari buku besar umum memberikan informasi tambahan terinci yang dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas diterima dan digunakan selama periode berjalan.

Menurut PSAK NO.2 (2009:2.2) arus kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas. Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam junlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.


(43)

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa arus kas adalah daftar yang memuat angka-angka nilai arus kas masuk dan arus kas keluar atau kas dari kegiatan operasional perusahaan yang diterbitkan setiap tahun.

Informasi yang disediakan dalam daftar arus kas, bila dipakai dengan pengungkapan dan informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan yang lain, harus dapat membantu para penanaman modal, kreditur dan pihak lainnya untuk : (Keiso, 2002:373)

a. Menetapkan kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan

b. Menentukan kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi kewajibannya

c. Menetapkan penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegistsn operasi

d. Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan nonkas selama suatu periode.

Menurut Skousen, dkk (2004:316) beberapa alasan pentingnya penggunaan arus kas adalah :

a. Kadang laba (earning) gagal

Pada beberapa situasi, laba bersih gagal memberikan gambaran yang akurat tentang kinerja sebuah perusahaan pada periode tertentu. Misalnya: rugi yang dilaporkan tidak perlu dikhawatirkan selama arus kasnya positif, arus kas yang positif mengidentifikasikan bahwa bisnis


(44)

dapat terus berjalan untuk saat ini, tetapi rugi yang dilaporkan mungkin mengidentifikasikan masalah yang membayangi dimasa depan. Begitu juga untuk perusahaan yang pertumbuhannya tinggi, tidak ada jaminan bahwa dengan laba yang positif tersedia arus kas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sudah berjalan.

b. Semuanya ada dalam satu halaman

Laporan arus kas terdiri dari informasi tentang aktivitas opersai, investigasi dan pendanaan. Intinya, apa saja yang ingin diketahui tentang kinerja perusahaan pada suatu periode diikhtisarkan dalam satu laporan. Aktivitas operasi digunakan untuk mengetahui seberapa sukses opersai tahun ini. Aktivitas investasi digunakan untuk mengetahui investasi apa saja yang dilakukan. Akitivitas pendanaan digunakan untuk mengetahui dari mana dana untuk membiayai semua hal.

c. Sebagai alat peramal

Saat akan meramalkan masa depan, sebuah laporan arus kas adalah alat yang sangat baik untuk menganalisis apakah rencana-rencana operasi, investasi dan pendanaan konsisten dan dapat dijalankan.

2.2.3.1 Tujuan Arus Kas

Simamora (2002:406) mengungkapkan bahwa tujuan utama Laporan Arus Kas adalah untuk menyediakan informasi perihal penerimaan dan pengeluaran kas sebuah perusahaan selama satu periode


(45)

akuntansi. Tujuan sampingannya adalah untuk menyajikan informasi tentang aktivitas-aktivitas operasi, investasi, pendanaan selama periode akuntansi.

Ditambahkan oleh (Munawir,2002:241), tujuan dan kegunaan informasi arus kas sebagai berikut “ informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laopran keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut”. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisah (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.

Dengan informasi arus kas kemungkinan para pemakai mengembangkan metode untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan.

2.2.3.2. Kegunaan Arus Kas

Menurut Horngren (2007:149), Laporan arus kas mempunyai beberapa kegunaan yaitu :

a. Prediksi arus kas masa depan. Penerimaan dan pengeluaran kas masa lalu adalah dasar perkiraan yang baik bagi arus kas masa depan.

b. Mengevaluasi Keputusan Manajemen. Apabila para manajer membuat keputusan investasi yang bijaksana, maka perusahaan akan


(46)

berkembang. Apabila mereka membuat keputusan investasi yang tidak bijaksan, perusahaan akan mengalami kerugian.

c. Laporan arus kas melaporkan arus kas dari operasi dan investasi yang dilakukan perusahaan. Para investor dan kreditor menggunakan informasi arus kas untuk mengevaluasi keputusan para manajer.

d. Prediksi kemampuan untuk melakukan pembayaran kredit kepada pemberi pinjaman dan untuk membayar deviden kepada para pemegang saham. Pemberi pinjaman ingin memperoleh bunga dan pokok dari pinjaman mereka. Para pemegang saham menginginkan deviden atas investasinya. Laporan arus kas membantu memprediksi apakah perusahaan dapat melakukan pembayaran tersebut.

2.2.3.3. Klasifikasi Arus Kas

Dalam penyajian Laporan Arus Kas, harus diklarifikasikan sesuai dengan masing-masing aktivitasnya sebagaimana ditentukan oleh PSAK NO.2 (IAI,2009:2.2) bahwa “ Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan klasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan”.

Dijelaskan lagi oleh Munawir (2002:244-249) bahwa laporan arus kas mengklarifikasi setiap penerimaan dan pengeluaran ke dalam :

a. Aktivita Operasi (operating activities).

Aktivitas operasi didefinisikan sebagai seluruh transaksi penerimaan kas yang berkaitan dengan pendapatan penjualan dan kas keluar yang


(47)

berkaitan dengan biaya operasi, termasuk pembayaran kepada pemasok barang barang atau jasa, pembayaran upah, bunga dan pajak (arus kas yang diperoleh dari aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan)

b. Aktivitas Investasi ( investing activities)

Aktivitas investasi meliputi perolehan aktiva jangka panjang termasuk pembelian surat berharga yang tidak disertai dengan kas dan peminjam uang (loan receivable) serta kebalikannya yaitu penjualan aktiva jangka panjang dan pelunasan pinjaman.

c. Aktivitas Pendanaan (financing activities)

Aktivitas pendanaan meliputi aktivitas peminjaman uang yang terdiri dari utang hipotik, utang obligasi dan bentuk utang jangka panjang lainnya serta emisi saham baru, pembayaran kembali pinjaman jangka panjang, pembayaran deviden kepada pemegang saham dan penggunaan kas untuk penarikan kembali saham perusahaan.

2.2.3.4. Metode Pelaporan Arus Kas

Menurut Warren, dkk (2000:45), terdapat dua metode alternatif pelaporan arus kas dari aktivitas operasi dalam Laporan Arus Kas. Kedua metode tersebut adalah :

1. Metode Langsung (direct method)

Metode langsung melaporkan sumber kas operasi dan penggunaan kas operasi. Sumber utama operasi adalah kas yang diterima dari para


(48)

pelanggan. Sedangkan penggunaan utama dari kas operasi meliputi kas yang dibayarkan kepada pemasok atas barang dagang dan jasa serta kas yang dibayarkan kepada pegawai sebagai upah.

2. Metode tidak langsung (indirect method)

Metode tidak langsung melaporkan arus kas operasi yang dimulai dengan laba bersih kemudian disesuaikan dengan pendapatan serta beban yang tidak melibatkan penerimaan atau pembayaran kas. Dengan kata lain laba bersih akrual disesuaikan untuk menentukan jumlah bersih arus kas dari aktivitas operasi.

2.2.4. Prediksi Arus Kas

Kesukaran yang timbul dalam penggunaan informasi arus kas adalah adanya transaksi-transaksi penting yang dilakukan tanpa melalui kas. Contohnya, aktiva tetap diperoleh dengan hutang jangka panjang atau pengeluaran saham dalam hal-hal seperti ini perlu adanya informasi tambahan mengenai kemungkinan bahwa arus kas dikemudian hari berbeda dari arus kas di masa yang lalu.

Informasi tambahan juga diperlukan sehubungan dengan adanya kontrak-kontrak atau perikatan-perikatan baru yang membawa akibat terhadap arus kas seperti : lease jangka panjang, commitment untuk dan pensiun, dan lain-lain.

Menurut Husnan (1996:137), masalah dalam penaksiran arus kas bukan hanya menyangkut akuntansi taksiran, tetapi juga perlu dipahami


(49)

arus kas yang relevan pendefinisi, karena taksiran menyangkut masa yang akan datang, maka akan selalu terbuka peluang untuk melakukan kesalahan.

Kesalahan mungkin tidak disengaja dilakukan tetapi mugkin juga disengaja dilakukan untuk menaksir arus kas yang relevan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Taksiran arus kas atas dasar setelah pajak. Perhatikan bahwa yang dinikmati oleh pemilik perusahaan adalah kas masuk bersih setelah pajak.

b. Taksiran arus kas atas dasar incremental atau selisih. Rencana peluncuran produk baru mungkin akan mengakibatkan pengurangan penjualan produk lama (kanibalisme), lebih-lebih kalau produk-produk tersebut ternyata mempunyai pasar yang sama

c. Taksiran arus kas yang timbul karena keputusan investasi

d. Jangan masukkan sunk cost (biaya yang telah terjadi sehingga tidak akan berubah karena keputusan yang akan kita ambil)

Seringkali kita menaksirkan arus kas dipergunakan taksiran laba rugi sesuai dengan prinsip akuntansi, dan kemudian merubahnya menjadi taksiran atas dasar arus kas.


(50)

2.2.5. Pengaruh Antara Variabel Laba Kotor (X1), Laba Operasi (X2), Laba

Bersih (X3) dan Arus Kas (X4) Terhadap Variabel Prediksi Arus Kas

(Y)

Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.

Menurut Simamora (2002:406) Laporan arus kas digunakan untuk menyediakan informasi perihal penerimaan dan pengeluaran kas sebuah perusahaan selama periode akuntansi dan untuk menyajikan informasi tentang aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama periode akuntansi.

Menurut PSAK (2009:2.2) arus kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas. Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.

Pengaruh antara variabel laba kotor (X1), laba operasi (X2), laba bersih (X3) dan arus kas (X4) terhadap variabel prediksi arus kas (Y) ditunjukan dengan hasil penelitian Baridwan dan Parawiyati (1999), Ramadhan (2008) yang membuktikan bahwa laba dan arus memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas dimasa mendatang dan laba memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap arus kas di banding arus kas itu sendiri. Laba dan arus kas yang digunakan, merupakan prediktor yang signifikan dari arus kas untuk sebagian besar perusahaan, sehingga dapat


(51)

disimpulkan bahwa laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas bersih dapat digunakan sebagai dasar dalam memprediksi arus kas di masa mendatang.

2.2.6. Kerangka Pikir

Berdasarkan penelitian terdahulu dan landasarn teori yang ada dan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat dibuat suatu diagram pikir sebagai berikut :

Uji Statistik Regresi Linier Berganda Laba Kotor

(X1)

Laba Operasi (X2)

Laba Bersih (X3)

Arus Kas (X4)

Arus Kas Masa Depan


(52)

Dengan rumus sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e (Djarwanto, 1996 :176)

Dimana :

Y = merupakan variabel dependen arus kas masa mendatang a = merupakan konstanta

b1,b2,b3,b4 = koefisien regresi dari masing-masing variabel

X1 = laba kotor

X2 = laba operasi

X3 = laba bersih

X4 = arus kas

e = standar eror

2.2.7. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diduga bahwa terdapat pengaruh yang positif antara laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas terhadap arus kas di masa mendatang.

2. Diduga bahwa laba kotor memiliki kemampuan paling dominan dibandingkan dengan laba operasi, laba bersih dan arus kas dalam memprediksi arus kas di masa mendatang.


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah definisi sebuah ide dalam istilah yang dapat di ukur dengan mengurangi tingkat abstraksinya melalui penggambaran dimensi dan elemennya (Sekaran, 2006:240).

3.1.1. Variabel Bebas ( independent Variable).

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, entah secara positif maupun negatif (Sekaran, 2006:117). Variabel bebas yang akan di ukur dalam penelitian ini yaitu :

1. Laba Kotor (X1)

Adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan cost

barang terjual. Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan perusahaan terutama laporan laba rugi. Dan untuk pengukurannya menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah.

2. Laba operasi (X2)

Adalah kelebihan laba kotor terhadap total beban operasi perusahaan. Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan perusahaan terutama laporan laba rugi. Dan untuk pengukurannya menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah.


(54)

Adalah angka yang menunjukkan selisih seluruh pendapatan dengan biaya-biaya operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan perusahaan terutama laporan laba rugi. Dan untuk pengukurannya menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah.

4. Arus Kas (X4)

Adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas ( PSAK NO.2) Data dalam penelitian ini di ambil dari laporan keuangan perusahaan terutama arus kas. Dan untuk pengukurannya menggunakan skala rasio dan di ukur dengan dalam satuan rupiah.

3.1.2. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang menjadi perhatian utama peneliti untuk dijelaskan variabilitas atau memprediksinya (Sekaran, 2006:116). Variabel terikat atau variabel tidak bebas yang akan di ukur dalam penelitian ini yaitu :

1. Prediksi arus kas (Y)

Merupakan perkiraan arus kas pada periode mendatang (t+1) yang

diperoleh dari laporan keuangan arus kas. Pengukuran arus kas adalah arus kas bersih yang diperoleh dari selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar dari aktivitas operasi, aktivitas pendanaan dan investasi perusahaan selama satu periode (PSAK,


(55)

2002:21). Skala pengukurannya adalah rasio dan diukur dalam satuan rupiah.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda dan ukuran lain yang menjadi objek penelitian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian (Suharyadi dan Purwanto, 2004:323)

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 hingga tahun 2009, perusahaan yang dijadikan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. PT.Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 2. PT. Cahaya Kalbar, Tbk

3. PT. Delta Djakarta, Tbk 4. PT. Fast Food Indonesia, Tbk 5. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 6. PT. Mayora Indah, Tbk

7. PT. Siantar Top, Tbk 8. PT. Sierad Produce, Tbk

9. PT. Sinar Mas Agro Resources&technology, Tbk 10.PT. Pioneerindo Gourment International, Tbk


(56)

11. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 12. PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk 13.PT. Tunas Baru Lampung, Tbk 14.PT. Ades Water Indonesia, Tbk 15.PT. Sekar Laut, Tbk

16.PT. Sekar Bumi, Tbk

b. Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian (Suharyadi dan Purwanto S.K., 2004:323). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan tertentu dan tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang yang sama untuk diambil sebagai sampel. Kriteria sampel yang diambil adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan Food And Beverages yang go publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Perusahaan Food And Beverages yang mempublikasikan laporan keuangan per-31 Desember 2006 sampai 31 Desember 2009

3. Perusahaan Food And Beverages yang dalam penelitian tidak mengalami Kerugian pada tahun 2006 sampai tahun 2009.

Dalam penelitian ini seluruh data laporan keuangan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, dan berdasarkan kriteria di atas dalam


(57)

dari 16 perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. PT.Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 2. PT. Cahaya Kalbar, Tbk

3. PT. Delta Djakarta, Tbk 4. PT. Fast Food Indonesia, Tbk 5. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 6. PT. Mayora Indah, Tbk

7. PT. Siantar Top, Tbk 8. PT. Sierad Produce, Tbk

9. PT. Sinar Mas Agro Resources & Technology, Tbk 10. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Menurut Nazir (1998:58), data dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pada saat kejadian

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang diperoleh dari catatan atau dokumen perusahaan.


(58)

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi laporan keuangan (Laporan Laba Rugi dan Arus Kas ) periode tahun 2006 sampai tahun 2009 dari perusahaan Food And Beverages yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data (Nazir, 1998:212) keseluruhan atas keuangan yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari perpustakaan Bursa Efek Indonesia dan perusahaan manufaktur yang Go Publik (terdaftar) di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat di situs internet dengan alamat www.idx.co.id

3.3.3. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa cara (Nazir, 1998:212), yaitu ;

a. Metode pengamatan langsung adalah pengambilan data dari sumber dengan cara tatap muka langsung dan percakapan

b. Metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mempelajari dan menganalisa dokumen-dokumen penting yang berfungsi sebagai sumber data.

Dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yaitu mempelajari dokumen penting yang diambil dari Bursa Efek


(59)

Indonesia dan dapat dilihat di situs internet dengan alamat www.idx.co.id.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Penelitan ini menggunakan alat analisis yang disesuaikan dengan kebutuhan pengukuran variabel-variabel yang didasarkan pada kinerja perusahaan untuk mengukur pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat.

3.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov Test dengan menggunakan program Minitab (Sumarsono, 2002:40)

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

a. Jika nilai P-value (nilai probabilitasnya)lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal

b. Jika nilai P-value (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi adalah normal.


(60)

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi tersebut di atas harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi di antaranya tiga asumsi dasar. Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu (Santoso, 2002:30):

a. Tidak boleh ada autokorelasi b. Tidak boleh ada multikolinieritas c. Tidak boleh ada heteroskedasitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan t menjadi bias.

3.4.2.1. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antar data data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu (data time series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (data crossectional ) ( Gujarati, 1995: 201 ) .

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat kriteria Durbin Watson sebagai berikut (Ghozali, 2006 : 99 ) :


(61)

Tabel 3.1. Deteksi adanya autokorelasi dengan criteria Durbin Watson Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tolak 0 < d <dl Tidak ada autokorelasi

positif

No decision dl < d < du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4 Tidak ada korelasi negative No decision 4 – du < d < 4 – dl Tidak ada autokorelasi

positif atau negative

Tidak ditolak du < d < 4 – du

Sumber: Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Tiga, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

3.4.2.2. Multikolinieritas

Untuk mengetahui apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelsi antara variabel bebas dapat menggunakan uji multikolinieritas, karena dalam metode regresi linier yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Menurut Santoso (2002:206), deteksi adanya multikolinieritas adalah :

a. Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 atau lebih kecil dari 10 b. Mempunyai angka tolerance mendekati 1.

3.4.2.3. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.


(62)

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas adalah dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) dengan residualnya. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, dan jika tidak terjadi pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006 : 105).

3.4.3 Uji Regresi

Sesuai dengan tujuan dan hipotesis penelitian yang disajikan maka hubungan variabel dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Linier Berganda adalah analisi yang menunjukan hubungan antara satu variabel yang dinamakan variabel terikat (dependen variable) terhadap variabel lain yang bebas (independen variable). Metode ini digunakan dalam penelitian ini karena yang diteliti adalah pengaruh dari beberapa variabel terhadap variabel terikat berdasarkan perkembangannya secara profesional.

Dengan rumus sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e (Djarwanto, 1996 :176)

Dimana :

Y = merupakan variabel dependen arus kas masa mendatang a = merupakan konstanta

b1,b2,b3,b4 = koefisien regresi dari masing-masing variabel


(63)

X2 = laba operasi

X3 = laba bersih

X4 = arus kas

e = standar eror

3.4.4 Uji hipotesis

1. Uji Kesesuaian Model ( Uji F )

Uji ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh positif laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas terhadap arus kas masa datang.

Hipotesis Statistik

1) Ho:β1 = 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan tidak cocok

guna melihat pengaruh positif laba kotor, laba operasi, laba kotor, dan arus kas terhadap arus kas masa depan. 2) H1:β1 ≠ 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan cocok

guna melihat pengaruh positif laba kotor, laba operasi, laba kotor, dan arus kas terhadap arus kas masa depan.

3) Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 4) Kriteria keputusan

i. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh positif laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas terhadap arus kas masa depan.


(64)

ii. Jika nilai probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat positif pengaruh laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas terhadap arus kas masa depan.

2. Uji Parsial ( Uji t )

Uji ini digunakan untuk menguji kemampuan laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas secara parsial terhadap arus kas masa depan.

Hipotesis Statistik

1) Ho:β1 = 0, menunjukkan bahwa laba kotor, laba operasi, laba kotor, dan arus kas secara parsial tidak memiliki kemampuan dalam prediksi arus kas masa depan.

H1:β1 ≠ 0, menunjukkan bahwa laba kotor, laba operasi, laba kotor, dan arus kas secara parsial memiliki kemampuan dalam prediksi arus kas masa depan.

2) Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 3) Kriteria keputusan

i. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas secara parsial tidak memiliki kemampuan dalam prediksi arus kas masa depan.


(65)

ii. Jika nilai probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas secara parsial memiliki kemampuan dalam prediksi arus kas masa depan.


(66)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.5. Deskripsi Obyek Penelitian

Berdasarkan pada teknik penentuan sampel, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 10 perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2006 – 2009. Dan untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan gambaran umum dari masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel, yaitu :

1. PT. Cahaya Kalbar, Tbk

PT. Cahaya Kalbar, Tbk, didirikan pada tanggal 3 Febuari 1968, dengan berdasarkan akta Notaris No. 1 yang dibuat dihadapkan Mochamad Damiri, S.H.

Perseroan bergerak dalam bidang Industri makanan dan perdagangan umum termasuk inport, dengan Kantor Pusat, sedangkan lokasi pabrik berada di Jl. Raya Pluit Selatan Blok S/6 Jakarta 14440 dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1971

2. PT. Delta Djakarta Tbk

PT. Delta Djakarta, Tbk, didirikan pada tanggal 14 Maret 1990, dengan berdasarkan akta Notaris No. 25 yang dibuat dihadapkan Soetomo Ramelan, S.H.

Perseroan bergerak dalam bidang Industri pengolahan biji coklat menjadi kakao lemak dan kakao bubuk (cocoa powder), dengan Kantor Pusat yang berkedudukan di Jl Pangeran Jayakarta, 117 Blok B / 35-39


(67)

di Jakarta, sedangkan lokasi pabrik berada di Jl. Industri Raya III Blok AB No. 1 A Tangerang Banten 15710 dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1991

3. PT. Fast Food Indonesia, Tbk

PT. Fast Food Indonesia, Tbk, didirikan pada tanggal 16 April 1974, dengan berdasarkan akta Notaris No. 7 yang dibuat dihadapkan Paul Tamara, S.H.

Perseroan bergerak dalam bidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi, dengan Kantor Pusat dan lokasi pabrik berada Jl. Ki Kemas Rindho, Kertapati Palembang 30258 dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1974

4. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, didirikan pada tanggal 14 Agustus 1990, dengan berdasarkan akta Notaris No. 228 yang dibuat dihadapkan Benny Kristianto, S.H.

Perseroan bergerak dalam bidang produksi mie, penggilingan tepung terigu, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan, dengan Kantor Pusat yang berkedudukan di Gedung Arlobimo Sentral lantai 12, di Jl. H.R. Rasuna Said X-2, Jakarta, sedangkan lokasi pabrik berada di Jawa, Sumatra, Kalimantan dan sulawesi dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1990

5. PT. Mayora Indah, Tbk

PT. Mayora Indah, Tbk, didirikan pada tanggal 17 Pebruari 1977, dengan berdasarkan akta Notaris No. 204 yang dibuat dihadapkan Poppy Savitri Parmanto, S.H.


(68)

Perseroan bergerak dalam bidang industri makanan, kembang gula dan biskuit, dengan Kantor Pusat yang berkedudukan di Gedung Mayora, di Jl. Tomang Raya No. 21 - 23, Jakarta, sedangkan lokasi pabrik berada di Tangerang dan Bekasi dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1978

6. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk

PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk, didirikan pada tanggal 3 Juni 1929, dengan berdasarkan akta Notaris No. 8 yang dibuat dihadapkan Tjeerd Dijkstra, S.H.

Perseroan bergerak dalam bidang produksi bir dan minuman lainnya dan produk – produk lain yang relevan, serta memasarkan dan mengimport atas bahan – bahan promosi yang relevan dengan produk – produk diatas pada pasar local maupun internasional, dengan Kantor Pusat yang berkedudukan di Jl. Daan Mogot Km. 19 Jakarta, sedangkan lokasi pabrik berada di Jl. Ratna No. 14 Surabaya dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1929.

7. PT. Siantar Top, Tbk.

PT. Siantar Top, Tbk, didirikan pada tanggal 12 Mei 1987, dengan berdasarkan akta Notaris No. 45 yang dibuat dihadapkan Ny. Endang Widjajanti Soejono.SH.

Perseroan bergerak dalam bidang industri makanan ringan, yaitu mie (snack noodle), Kerupuk (crackers) dan kembang gula (candy), dengan Kantor Pusat dan lokasi pabrik berada Jl. Tambak Sawah No. 21


(1)

Baridwan dan parawiyati (1999) dengan judul penelitian “Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan” berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan prediktor laba dibanding prediktor arus kas dalam memprediksi arus kas menunjukan bahwa kedua prediktor tersebut adalah signifikan dan prediktor laba memberikan pengaruh yang lebih besar dibanding prediktor arus kas.

Ramadhan (2008) dengan judul penelitian “Pengaruh laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan arus kas yang akan datang pada perusahaan otomotif yang go publik di Bursa Efek Jakarta” berdasarkan analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara laba dan arus kas untuk memprediksi laba dan arus kas tahun depan pada perusahaan otomotif yang go publik di Bursa Efek pada tahun 2003 hingga tahun 2005.

4.8.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat

Berdasarkan dari tujuan penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas bersih dalam memprediksi arus kas di masa mendatang pada perusahaan Food and Baverage yang terdaftar di BEI, telah tercapai.

Dari manfaat yang telah dikemukakan, maka hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai solusi alternatif dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan arus kas.


(2)

4.8.4. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dirasakan oleh peneliti sudah dilakukan secara optimal, namun peneliti merasa dalam hasil penelitian ini adanya

keterbatasan, yaitu antara lain :

1. Sampel yang diambil relatif kecil, sehingga kurang dapat mengukur pengaruh laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas bersih dalam memprediksi arus kas di masa mendatang.

2. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dapat dirasakan peneliti pada saat melakukan penelitian, hal ini disebabkan karena dampak dari krisis ekonomi yang masih dirasa cukup kuat, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas bersih dalam memprediksi arus kas di masa mendatang

3. Dari hasil penelitian juga dapat dilihat adanya pengaruh dari variabel lain, sehingga dalam penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap arus kas


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.3. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, dari hasil Uji Hipotesis dengan menggunakan uji kesesuaian model atau uji F dapat diketahui bahwa laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas bersih tidak mempunyai pengaruh yang positif dalam memprediksi arus kas di masa mendatang pada perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga hipotesis I yang diajukan dalam penelitian ini tidak teruji kebenarannya.

Selanjutnya dari hasil Uji Hipotesis dengan menggunakan uji parsial atau uji t menunjukkan bahwa arus kas memiliki kemampuan paling dominan dalam memprediksi arus kas di masa mendatang pada perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga hipotesis II yang diajukan dalam penelitian ini tidak teruji kebenarannya.

5.4. Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan dimasa yang akan datang, yaitu antara lain :


(4)

1. Hendaknya pihak manajemen memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, investor potensial, kreditur, dan pemakai lainnya untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa lainnya. terutama tentang prospek arus kas untuk membantu investor dan kreditor dalam menilai prospek arus kas bersih perusahaan

2. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya memperhatikan dari adanya pengaruh dari variabel – variabel lain yang diteliti, sehingga dalam penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain yang kemungkinan dapat digunakan dalam memprediksi arus kas di masa mendatang


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks :

Baridwan, Zaki, 2000, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Belkoui, Ahmed, 1994, Teori akuntansi, Edisi Kedua, Jilid 1, Terjemahan Wibowo, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hendriksen, Eldon S, 2000, Teori Akunting, Buku 1 Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hendriksen, Eldon S, 1998, Teori Akuntansi, Jilid Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Horngren, Charles T, 2007, Pengantar Akuntansi Manajemen, Edisi Keenam, Jilid 2, Penerbit PT. Macanan Jaya Cemerlang, Jakarta.

Husnan Suad, 1996, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan, Buku 1 Edisi 4, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

IAI, 2004, Standart Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. , 2009, Standart Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarat.

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Tiga, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Kasmir, 2008, Analisi Laporan Keuangan, Edisi 1, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

Munawir, 2002, Akuntansi Keuangan & Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Niswonger, Warren, Reeve, Fess, 2005, Prinsip-prinsip Akuntansi, Edisi Kesembilanbelas, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sekaran, Uma, 2006, Research Methods For Business, Edisi Keempat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sumarsono, 2002, Metode Penelitian Akuntansi. Jurnal :

Assih, Prihat, 1999, ”Laba Akuntansi Dan Klasifikasi Akuntansi Untuk Menaksir Profitabilitas Perusahaan”, Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Volume 1, Nomor 3, Halaman 183-194.

Daniati, Ninna dan Suhairi, 2006, “Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, Dan Size Perusahaan Terhadap Expected


(6)

Return Saham (Survey Pada Perusahaan Textile dan Automotive yang Terdaftar Di BEJ)”, Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

Indah, dan Sakti, Hasan, 2007, “Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Publik”,

Parawiyati, dan Baridwan, Zaki, 1998, “Kemampuan Laba Dan Arus Kas Dalam Memprediksi Laba Dan Arus Kas Perusahaan Go Publik di Indonesia”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 1, Nomor 1, Halaman 1-11. Prasetyo, Handayani,Rahayu, 2006, ”Analisis Regresi Komponen Utama Untuk

Mengatasi Masalah Multikolinieritas Dalam Analisis Regresi Linier Berganda”,

Triyono,dan Hartono, Jogiyanto, 2000, “Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas dan Laba Akuntansi dengan Harga atau Return Saham”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 3, Nomor 1, Halaman 54-68.

Syafriadi, Hepi. 2000. “Kemampuan Earnings dan Arus Kas dalam Memprediksi Earnings dan Arus Kas Masa Depan: Studi di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.2, No. 1, april, h. 76-88

Wahyuni, Sri, 2002, “Analisis Kandungan Informasi Laporan Arus Kas Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Volume 17, Nomor 2, Halaman 200-210.

Yolanda, dan Febrianto, Rahmat, 2005, “Kemampuan Prediktif Earnings Dan Arus Kas Dalam Mmeprediksi Arus Kas Masa Depan”, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) 9 Padang.

Web :