Kesimpulan PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PEMBUATAN PERJANJIAN OUTSOURCING DAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari paparan dan hasil penelitian dan pembahasan, dapatlah ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Perjanjian yang salah satu pihaknya mempunyai posisi yang dominan sulit diharapkan akan memberikan porsi yang seimbang dalam mencari manfaat yang maxsimal dari adanya suatu perjanjian outsourcing tersebut. Sebagai upaya mendominasi posisi dalam perjanjian outsourcing maka pihak pembuat dalam pembuatan perjanjian tentunya sesuai dengan selera mereka, sedangkan pihak penyedia tenaga untuk perusahaan pengguna dan tenaga kerja outsourcing sekedar mau atau menolak tanpa mampu merevisi isi perjanjian. Dalam uraian hasil penelitian dari Pasal per Pasal diatas syarat eksonersi atau syarat yang berisi ketentuan untuk membebaskan tanggung jawab salah satu pihak dalam melaksanakan perjanjian cenderung diterapkan dalam perjanjian antara PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dengan PT. Adita Farsjaya. Ditinjau dari pemahaman asas konsensual yang berintikan sepakat untuk mendapatkan kemanfaatan maksimal secara berimbang maka dapat dikatakan bahwa asas konsensual tidak terpenuhi sepenuhnya dalam pembuatan perjanjian antara PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dengan PT. Adita Farasjaya , setidak- tidaknya perjanjian tersebut masih jauh dari kehendak pihak yang lemah dalam hal ini adalah Tenaga outsourcing yang bersangkutan. 2. Outsourcing telah kita pahami sebagai suatu bentuk penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan lain melalui kerjasama antara para pihak yang dituangkan dalam suatu perjanjian. Hak dan kewajiban menunjukan hubungan hukum antara perusahaan dangan tenaga kerjanya, dimana kedua belah pihak secara bersama-sama terikat dalam perjanjian kerja yang di sepakati bersama. Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan secara sepihak oleh tenaga outsourcing merupakan bagian dari hak tenaga kerja outsourcing, maka hendaknya isi dan ketentuan dalam perjanjian kerja antara para pihak harus di buat seimbang dengan adanya kesepakatan para pihak untuk menentukan isi, dan syarat-syarat dalam perjanjian. Sehingga antara hak dan kewajiban antara para piahk menjadi jelas dan seimbang dengan porsi yang seimbang dan telah menjadi kesepakatan bagi para pihak dalam membuat perjanjian. Isi dalam perjanjian haruslah di buat secara jelas dan tidak membebankan biaya rugi atas pengakhiran hubungan kerja secara sepihak tersebut pada tenaga kerja outsourcing yang bersangkutan.

B. Saran