dengan cara substitusi PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah bisa
meminta tenaga kerja outsourcing customer service yang memenuhi standar dan kualifikasi
yang sama kepada PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya untuk meneruskan atau
menggantikan pekerjaan dari tenaga kerja outsourcing
yang mengakhiri pekerjaan sebelum waktu berakhirnya perjanjian tersebut.
Pasal 4 ayat 11 menyatakan bahwa, “Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan
pemindahan, pengurangan, dan penggantian tenaga outsourcing customer service akan
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya. Biaya yang timbul ini adalah
biaya atas beban PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya, tapi pernyataan itu dikarenakan
atas permintaan sepihak dari PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Tengah.
3. Pasal 6 tentang Pernyataan Jaminan dan Pelaporan
a. Pasal 6 ayat 5 menyatakan : “Setiap cacat atau kematian tenaga outsourcing customer
service atau setiap kerusakan, kehilangan atas peralatan milik PIHAK KEDUA PT.
Adita Farasjaya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya
dengan demikian PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya dengan ini menyatakan
membebaskan PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
atas setiap tuntutan atau tanggung jawab serta ganti rugi yang akan timbul terhadap
hal-hal tersebut”. Dalam pernyataan Pasal ini timbulnya suatu persyaratan yang
bersifat memutus sepihak saja atau syarat yang bersifat eksoneratif yaitu syarat yang
berisi ketentuan yang membebaskan atau membatasi tanggung jawab seseorang atau
salah satu pihak dalam melaksanakan perjanjian., Maka timbulah suatu
pertanyaan terhadap Pasal ini bagaimana jika peralatan itu di simpan di perusahaan
milik PIHAK PERTAMA. Hal ini tidak di atur
secara rinci dalam Perjanjian yang di buat oleh PARA PIHAK.
b. Pasal 6 ayat 7 ; “Apabila terjadi kasus- kasus kecurangan yang melibatkan tenaga
outsourcing customer service maupun karyawan PIHAK KEDUA PT. Adita
Farasjaya maka PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
akan memberitahukan hal tersebut secara tertulis kepada PIHAK KEDUA PT. Adita
Farasjaya setelah di temukanya kasus tersebut, namun demikian hal ini tidak
menghalangi PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah untuk
dapat mengambil atau melakukan tindakan yang dianggap perlu terhadap tenaga
outsourcing customer service atas kasus tersebut”. Dalam pernyataan ini terlihat
adanya hak untuk melakukan “extra action” atau penyalahgunaan keadaan atau disebut
dengan istilah “Undo Influence” yang pada pokoknya mengandung pengertian bahwa
untuk berhasilnya gugatan berdasarkan
penyalahgunaan keadaan pada hakekatnya disyaratkan adanya tindakan yang
merugikan orang lain atau tindakan untuk mengambil keuntungan oleh yang
menyalahgunakan yaitu Bagi PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan
Daerah Jawa Tengah. Rumusan tidak jelas dan terkesan terjadi pengaburan dalam
Pasal ini. c. Pasal 6 ayat 11 ; “PIHAK KEDUA dengan
ini setuju dan mengikatkan diri untuk sepenuhnya membantu PIHAK PERTAMA
termasuk akan tetapi tidak terbatas secara finansial, data-data maupun informasi yang
diperlukan seandainya PIHAK PERTAMA atas pertimbanganya sendiri bermaksud
untuk melakukan tuntutan gugatan dan tindakan hukum lainya kepada tenaga
outsourcing customer service”. Secara nyata PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya
dibayar oleh PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, akan
tetapi terdapat juga Pasal bantuan finansial
jika PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah ingin
menuntut tenaga outsourcing customer service PIHAK KEDUA PT. Adita
Farasjaya. d. Pasal 6 ayat 12 ; “PIHAK PERTAMA PT.
Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah berhak mengakhiri perjanjian ini dan akan
menahan semua pembayaran apabila kecurangan, kecerobohan dan atau
ketidak telitian, tindakan ilegal atau pelanggaran terhadap undang-undang yang
dilakukan oleh tenaga outsourcing customer service maupun karyawan PIHAK KEDUA
PT. Adita Farasjaya”. Dalam Pernyataan ini seharusnya disertai pula dengan
pembuktian dari segala macam tindakan kecerobohan tersebut, menahan tanpa di
sertai dengan bukti yang cukup merupakan kesewenang-wenangan dalam hubungan
industrial antara PARA PIHAK. e. Pasal 6 ayat 13 ; “PIHAK KEDUA PT.
Adita Farasjaya wajib memberikan laporan-
laporan bulanan atau laporan-laporan lain yang berkaitan dengan tenaga outsourcing
customer service “setiap saat” diperlukan PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan
Daerah Jawa Tengah. Kenapa harus dengan kata “setiap saat” dan tidak di
tentukan secara pasti dalam perjanjian”.
4. Pasal 7 tentang Hak PIHAK PERTAMA