Pasal 4 tentang Tenaga Outsourcing

PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Dalam Pasal 2 ayat 4 di sini penulis menemukan ketidaksesuaian dengan Pasal 2 ayat 1 dan 3 ; secara umum pengertian setara dan seimbang adalah persamaan hak dan kewajiban yang seimbang tanpa membedakan antara bawahan dan atasan. Sedangkan dalam ayat 4 terdapat kata-kata “setiap saat” dan “sewaktu-waktu” hal tersebut menunjukan bahwa kedudukan PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dominan lebih berkuasa terhadap PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya, yang menciptakan hubungan antara atasan dan bawahan yang sifatnya mengikat PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya.

2. Pasal 4 tentang Tenaga Outsourcing

a. Pasal 4 ayat 3 menyebutkan bahwa ; Sebelum tenaga outsourcing customer service mulai di pekerjakan pada PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, PIHAK KEADUA PT. Adita Farasjaya wajib memberikan dan menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dokumen-dokumen mengenai tenaga outsourcing customer service sebagai berikut : 1. Pengalaman kerja dari tenaga outsourcing customer service yang akan di pekerjakan di PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah; 2. Copy dari perjanjian kerja antara PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya dengan tenaga outsourcing customer service ; 3. Pernyataan kerahasiaan yang sudah di tandatangani oleh tenaga outsourcing customer service ; Pasal 4 ayat 3 ini tidak sesuai dengan pasal 2 ayat 1, 2, 3. 4; b. Pasal 4 ayat 6 menyatakan bahwa seluruh biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan tugas atau tindakan sebagaimana tersebut dalam ayat 5, menjadi biaya dan tanggung jawab PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya. Secara rinci ayat 5 dinyatakan bahwa PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya dalam melaksanakan tugas sesuai dengan permintaan PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah seluruh biaya dibebankan oleh salah satu pihak yaitu PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya. c. Pasal 4 ayat 8 huruf a menyatakan bahwa PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah berhak meminta pada PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya untuk ; Sewaktu-waktu menambah dan atau mengurangi tenaga outsourcing customer service sesuai dengan kebutuhan PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Untuk itu PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah mengajukan permintaan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya. Kata “sewaktu-waktu” mengandung arti tidak bisa tidak tetap di gunakan untuk kepentingan salah satu pihak saja, padahal secara nyata perjanjian kontrak tersebut sudah di buat dan di tandatangani oleh kedua belah pihak. Ketentuan tersebut cenderung merugikan PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya dan bersifat mengikat. Pasal 4 ayat 8 huruf e menyatakan bahwa PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya membebaskan PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah dari segala macam kerugian, tuntutan. Klaim dan atau tuntutan ganti rugi dari PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya, tenaga outsourcing customer service, pihak orang lain dan atau siapapun juga dalam penambahan, pengurangan dan penggantian tenaga outsourcing customer service tersebut. Pasal inii merupakan persyaratan yang di buat secara sepihak saja atau persyaratan yang bersifat eksoneratif, yaitu syarat yang berisi ketentuan untuk membebaskan atau membatasi tanggung jawab seseorang atau salah satu pihak dalam melaksanakan perjanjian. Syarat pembebasan tanggung jawab secara tidak langsung yaitu dengan memperluas alasan- alasan keadaan memaksa overmacht bahwa hal tersebut di anggap sebagai keadaan yang memaksa. Pasal 4 ayat 9 menyatakan bahwa ; PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya berhak, sepanjang tidak di larang oleh undang-undang, memutuskan hubungan kerjanya dengan tenaga outsourcing customer service apabila ternyata menurut PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah kinerja tenaga outsourcing customer service tidak baik, melakukan suatu kecurangan-kecurangan dan atau gagal memenuhi kewajibanya menjaga kerahasiaan informasi dan atau memiliki benturan kepentingan terhadap kepentingan- kepentingan PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Pernyataan dalam Pasal ini tidak sesuai dengan pernyataan yang terdapat dalam Pasal 2 ayat 1, 3 dan ayat 4; Pasal 4 ayat 10 menyatakan ; “Bagi tenaga kerja outsourcing customer service yang belum pernah ditempatkan sebelumnya di kantor PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, dan akan mengakhiri PKWT dengan PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya sebelum tanggal berakhirnya PKWT atau berakhirnya PKWT bukan karena ketentuan sebagaimana di maksud dalam PKWT tersebut maka ketentuan pengakhiran tersebut mengacu pada ketentuan ketenagakerjaan yang berlaku di mana tenaga kerja outsourcing customer service yang mengakhiri di wajibkan membayar ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah melalui PIHAK KEDUA sebesar upah tenaga kerja outsourcing customer service sampai batas waktu berakhirnya PKWT. Hal tersebut selayaknya tidak serta merta membebankan semua biaya ganti rugi pada tenaga kerja yang bersangkutan dimana cara substitusi dapat diterapkan dengan itikad baik dan bijaksana, dengan cara substitusi PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah bisa meminta tenaga kerja outsourcing customer service yang memenuhi standar dan kualifikasi yang sama kepada PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya untuk meneruskan atau menggantikan pekerjaan dari tenaga kerja outsourcing yang mengakhiri pekerjaan sebelum waktu berakhirnya perjanjian tersebut. Pasal 4 ayat 11 menyatakan bahwa, “Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan pemindahan, pengurangan, dan penggantian tenaga outsourcing customer service akan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya. Biaya yang timbul ini adalah biaya atas beban PIHAK KEDUA PT. Adita Farasjaya, tapi pernyataan itu dikarenakan atas permintaan sepihak dari PIHAK PERTAMA PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.

3. Pasal 6 tentang Pernyataan Jaminan dan Pelaporan