Pola kegiatanaktivitas Pola eliminasi

21 i. Masalah makan dan minum : Tidak ada

II. Perawatan diripersonal hygiene

a. Kebersihan tubuh : Klien terlihat bersih. b. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi pasien tidak ada yang berlubang c. Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan terlihat pendek dan bersih

1. Pola kegiatanaktivitas

a. Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total Pasien mandi dengan bantuan total dari ibu pasien. Pada saat makan pasien disuapin ibu pasien. Pada saat eliminasi urine pasien menggunakan pampers. Pada saat eliminasi feses pasien menggunakan pampers. Pada saat ganti pakaian pasien diganti dengan ibunya. b. Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawatsakit Pasien belum beribadah karna masih kecil.

2. Pola eliminasi

a. BAB 1 Pola BAB : Normal 2 Karakter feses : Kuning, lembek 3 Riwayat perdarahan : tidak ada 4 BAB terakhir : 3 Juni 2014 5 Diare : Tidak diare 6 Pengguanaan laksatif : Tidak ada penggunaan laksanatif b. BAK 1 Pola BAK : Terpasang Pampers 2 Karakter Urine : Kuning 3 Nyerirasa terbakarkesulitan BAK : Tidak ada 4 Pengunaan diuretik : Tidak ada 5 Upaya mengatasi masalah : Tidak ada Universitas Sumatera Utara 22 ANALISA DATA No. Data Penyebab Masalah Keperawatan 1 Ds : Ibu pasien mengatakan nyeri pada bagi seluruh tubuh, akibat lesi morbili dan ibu pasien mengatakan 2 hari yang lalu skala nyeri 6 saat ini skala nyeri 4. Do : -Skala nyeri saat ini 4 -Pasien meringis kesakitan Morbili Terdapat lesi pada kulit Rasa tidak nyaman Nyeri Nyeri 2. Ds : Ibu pasien mengatakan anaknya merasa tidak nyaman karena gatal- gatal pada kulit tubuhnya. Do : Banyak terdapat rash pada tubuh dan pasien menggaruk-garuk kulit tubuhnya. Kulit menonjol sekitar sabsea dan folikel rambut Kulit eritema membentuk Rash pada kulit balik telinga leher, pipi mukak, seluruh tubuh dsn terasa gatal Gangguan intergritas kulit Gangguan intergritas kulit Universitas Sumatera Utara 23 3 Ds : Ibu pasien mengatakan anaknya terjaga pada malam hari karna gatal- gatal disertai demam Do : -Pasien tampak mengantuk pada pagi hari -Mata tampak kantung mata -Anak tampak rewel -Hipertermi -Suhu 38°C Virus morbili Reaksi inflamasi Hipertermi Gatal-gatal pada kulit seluruh badan Gangguan pola tidur Gangguan pola tidur Rumusan Masalah a. Masalah Keperawatan 1. Nyeri 2. Gangguan intergritas kulit 3. Gangguan pola tidur b. Diagnosa Keperawatan Prioritas 1. Nyeri berhubungan dengan lesi kulit ditandai dengan anak meringis, skala nyeri 6. 2. Kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan penyakit morbililesi ditandai dengan macula kecil berwarna merah diseluruh tubuh. 3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hipertermi ditandai dengan gatal-gatal ibu pasien mengatakan anak sering terbangun malam. Universitas Sumatera Utara 24 4. Perencanaan PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL No. Dx Perencanaan Keperawatan 1 Tujuan dan Kriterria Hasil: 1. Memperlihatkan teknik relaksasi individual yang efektif untuk mencapai keamanan. 2. Pasien akan mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri. 3. Pasien akan melaporkan nyeri pada penyedia kesehatan. 4. Pasien melaporkan pola tidurnya membaik. Rencana Tindakan Rasional Pengkajian Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intesitas atau keparahan nyeri faktor presipitasinya. Kaji tanda-tanda vital. Tindakan Mandiri Gunakan pengendalian nyeri sebelum menjadi berat. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi mis. Umpan balik biologis, hypnosis, relaksasi, imajinasi terbimbing, terapi music, distraksi, kompres hangat dingin, dan masase sebelum, setelah dan jika memungkinkan, selama aktivitas yang menyakitkan; sebelum nyeri terjadi atau meningkat; dan selama penggunaan tindakan pengurangan nyeri yang lain. Mengetahui derjatskala nyeri yang dialami. Nyeri yang berlanjut akan berdampak pada peningkatan tanda-tanda vital. Jika kondisi nyeri keluhan nyeri masih menunjukkan tahap awal, baiknya berikan langsung therapy awal pengendalian nyeri Mis. Napas dalam. Agar pasien dan keluarga mengetahui cara mengehilangkan nyeri dengan teknik nonfarmakologis atau tanpa obat. Universitas Sumatera Utara 25 Kolaborasi Laporkan pada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri di masa lalu. Edukasi Kolaborasi Lakukan distraksi pada pasien yaitu dengan mendengarkan music. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan Misalnya, suhu ruangan, cahaya dan kegaduhan Jika nyeri tidak bias diatasi dengan tindakan nonfarmakologis maka diperlukan tindakan farmakologis dengan memberikan terapi analgesic untuk menurunkan atau mengurangi sensasi nyeri yang dirasa. Menenangkan pikiran dan mengalihkan pikiran terhadap nyeri. Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar dan meningkatkan istirahat atau realsasi. Universitas Sumatera Utara 26 No. Dx Perencanaa Keperawatan 2 Tujuan dan Kriteria Hasil: 1. 1. Memperlihatkan tingkat kenyamanan. 2. 2. Memperlihatkan perbaikan kenyamanaan fisik. 3. 3.Suhu tubuh kembali normal . 4. 4.Memperlihatkan perbaikan kemampuan koping. Rencana Tindakan Rasional Pengkajian Modifikasi lingkungan yang tenang dan nyaman Ajarkan keluarga untuk kompres bila demam Memberikan kompres dinginhangat Monitor perubahan suhu Tindakan Mandiri Pertahankan kuku anak tetap pendek Tindakan Kolaborasi Kolaborasi medis untuk terapi antipiretik. Edukasi Kolaborasi Pertahankan pakaian yang dipakai pasien tetap bersih Untuk memberikan kenyamanaan agar pasien istirhat dengan nyaman. Agar keluarga lebih koperatif dalam terapi Untuk membantu dalam penurunan suhu tubuh pada pasien Untuk memngetahui dan merencanakan intervensi selanjutnya Agar anak tidak biasa menggaruk terlalu kuat pada lesi di kulit Antipiretik bekerja untuk menurunkan adanya kenaikan suhu tubuh agar tetap normal. Agar pasien tidak merasakan gatal karena pakaian yang dipakaik kotor. Universitas Sumatera Utara 27 No. Dx Perencanaan Keperawatan 3 Tujuan dan Kriteria Hasil: 1. Pasien akan mengidentifikasi dan melakukan tindakan yang dapat meningkatkan tidur atau istirahat. 2. Beristirahat minimal sesuai kebutuhan 3. Tidur 8 sampai 10 jam setiap hari Rencana Tindakan Rasional Pengkajian Bantu pasien mengidentifikasi faktor yang dapat menghilangkan rasa kantuk, seperti nyeri. Ajarkan dampak apnea tidur pada keamanan dan kondisi psikologis. Fasilitasi pemeliharaan rutinitas pasien sebelum tidur. Bantu pasien membatasi waktu tidur siang dengan memberi aktivitas yang meningkatkan keterjagaan. Tindakan mandiri Memberikan tempat tidur yang aman dan nyaman buat paien fasilitas beberapa barang milik pasien misalnya: bantal, guling, selimut. Tingkatkan rengimen kenyamanan waktu tidurmisalnya, minum susu sebelum tidur. Mengetahui penyebab pasien tidak merasakan kantuk. Meningkatkan pengetahuan pasien tetang pola tidur. Mendapatkan rasa nyaman Terlalu lama tidur pada siang hari mengakibatkan sulit tidur pada malam hari. Agar pasien nyaman dissat tidur. Agar anak merasa tenang tidur dan tidak tersa haus. Universitas Sumatera Utara 28

5. Implementasi dan Evaluasi PELAKSANAA KEPERAWATAN