Grafik 4.1. Grafik hubungan antara tipe sampel dengan kekuatan lentur Berdasarkan grafik 4.1 dapat dilihat hubungan antara pengaruh jumlah serat sabut
kelapa dan pengaruh kulit tanduk kopi. Disini dapat di lihat saat pencampuran kulit tanduk kopi terjadi peningkatan nilai kuat lentur. Begitu juga dengan serat
sabut kelapa. Pada grafik kekuatan lentur maksimal terdapat pada tipe sampel VI yaitu 20.863 MPa dan kekuatan lentur minimum terdapat pada tipe sampel ke I
yaitu 9.077 MPa.
4.1.2 Pengujian Kekuatan Impak
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan ketangguhan sampel terhadap pembebanan. Metode impak ini disesuaikan dengan model Charpy , dimana
sampel dalam keadaan tertidur, dengan kedua ujung sampel diletakkan pada penumpu lalu dilepaskan beban menuju ke sampel.
Kekuatan impak yang dihasilkan Is merupakan perbandingan antara energi serap E
s
dengan luas penampang A. Data – data pengujian impak terlihat pada tabel 4.2.
9.077 11.6
12.182 12.359
15.627 20.863
5 10
15 20
25
I II
III IV
V VI
K u
a t
Le n
tu r
M P
a
Tipe Sampel
Grafik Kuat Lentur vs Tipe Sampel
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Impak No.
Tipe Sampel
Panjang mm
Lebar mm
Tebal mm
Energi Serap 10
-3
J Kuat Impak
Jm
-2
1 I
127 15
2,5 55,1438
1470,5 2
II 127
15 2,6
119,7105 3069,5
3 III
127 15
2,5 139,7587
3726,9 4
IV 127
15 2,5
142,5037 3800,1
5 V
127 15
2,4 151,11
4197,5 6
VI 127
15 2,6
200,5575 5142,5
Pengujian kekuatan impak menggunakan standar ASTM D-256. Grafik kekuatan impak vs sampel papan komposit dapat dilihat sebagai berikut:
Grafik 4.2. Grafik hubungan antara tipe sampel dengan kuat impak Dari grafik4.2 dapat dilihat terjadi kenaikan nilai kekuatan impak. Jadi
semakin banyak pengisi semakin naik kekuatan impaknya. Dalam grafik kekuatan impak maksimum terdapat pada sampel VI dengan nilai impaknya
sebesar 5142,5 Jm
-2
dan kekuatan impak minimum terdapat pada sampel Isebesar 1470,5Jm
-2
.
1470.5 3069.5
3726.9 3800.1
4197.5 5142.5
1000 2000
3000 4000
5000 6000
I II
III IV
V VI
K u
a t
Im p
a k
J m
-
2
Tipe Sampel
Grafik Kuat Impak vs Tipe Sampel
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Pengujian Kekuatan Tarik
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui batasan kuat tarik dari benda uji tersebut. Dengan melakukan uji tarik, maka kita akan mengetahui bagaimana
benda uji tersebut bereaksi terhadap tarikan dan sejauh mana material tersebut bertambah panjang. Data – data pengujian tarik dapat dilihat pada tabel 4.3:
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Kekuatan Tarik No.
Tipe Sampel
Panjang mm
Lebar mm
Tebal mm
Load kgf
Gaya N
Kuat Tarik Mpa
1 I
115 6
2,4 43,780
429,048 29,795
2 II
115 6
2,5 43,603
427,305 28,487
3 III
115 6
2,6 34,871
341,734 21,906
4 IV
115 6
2,6 25,775
252,595 16,192
5 V
115 6
2,4 19,566
191,750 13,316
6 VI
115 6
2,5 8,267
81,015 5,401
Pengujian kekuatan tarik menggunakan standar ASTM D-638. Dari grafik di bawah ini, dapat dijelaskan pengaruh banyaknya komposisi yang digunakan
terhadap nilai kekuatan tarik sampel uji.
Grafik 4.3. Grafik hubungan antara tipe sampel dengan kuat tarik
29.795 28.487
21.906 16.192
13.316 5.401
5 10
15 20
25 30
35
I II
III IV
V VI
K u
a t
T a
ri k
M P
a
Tipe Sampel
Grafik Kuat Tarik vs Tipe Sampel
Universitas Sumatera Utara
Pada grafik dapat dilihat terjadinya penurunan kekuatan tarik. Kekuatan tarik maksimum terdapat pada sampel I yaitu sebesar 29,795 MPa dan kekuatan tarik
minimum terdapat pada sampel IV yaitu 5.401 MPa.
4.2 Pengujian Sifat Fisis 4.2.1 Pengujian Densitas