butir per tahun belum banyak memanfaatkan sabut kelapa sebagai komoditas bernilai ekonomi tinggi. Buah Kelapa mempunyai diameter 15 - 20 cm bahkan
lebih, berwarna hijau, coklat atau kuning. Bagian luar berupa exocarpium yang sangat kuat, berserat kasar yang disebut sabut. Sabut berfungsi untuk melindungi
bagian endocarpium yang keras disebut tempurung atau batok. Panjang serat sabut kelapa berkisar antara 5 - 7 cm. Komposisi kimia sabut kelapa terdiri atas
selulosa, lignin, pyroligneousacid, gas, arang, ter, tannin, dan potassium. Setiap butir sabut kelapa rata-rata menghasilkan serat sabut kelapa atau
dalam perdagangan internasional disebut coco fiber sebanyak 0.15 kg dan serbuk sabut kelapa atau coco peat sebanyak 0.39 kg. Ketersediaan serat kelapa dialam
masih sangat banyak, namum hingga saat ini serat tandan kelapa belum digunakan secara luas.
Biasanya takos kelapa digunakan untuk sebagai bahan pembuatan pupuk organik, bahan pembuat sapu, keset, tali dan alat-alat rumah tangga lain.
Perkembangan teknologi, sifat fisika-kimia serat, dan kesadaran konsumen untuk kembali ke bahan alami, membuat serat sabut kelapa dimanfaatkan menjadi bahan
baku industri karpet, jok dan dashboard kendaraan, kasur, bantal, dan hardboard. Serat sabut kelapa juga dimanfaatkan untuk pengendalian erosi. Serat sabut kelapa
diproses untuk dijadikan Coir Fiber Sheet yang digunakan untuk lapisan kursi mobil, Spring Bed dan lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah serat sabut kelapa dan kulit tanduk kopi dapat digunakan sebagai
filler pada pembuatan papan komposit? b.
Apakah campuran polimer polipropilena dengan serat sabut kelapa dan kulit tanduk kopi dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan papan
komposit?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan yang dibahas tidak melebar, maka penelitian dibatasi pada: a.
Objek yang diteliti adalah papan komposit yang terbuat dari serat sabut kelapa, kulit tanduk kopi dan biji plastik polipropilena dengan
penambahan zat anhidrida maleat. b.
Pengujian yang dilakukan adalah: 1.
Uji fisis yang meliputi uji kerapatanSNI 03-2105-2006 dan daya serap air SNI 03-2105-2006.
2. Uji mekanik yang meliputi uji tarik ASTM D-638 , uji lentur ASTM
D-790 dan uji impak ASTM D-256. c.
Bentuk spesimen dari papan komposit dengan persentasi sebagai berikut: 1.
100 gr PP murni 2.
90.5 gr PP + 5 gr KTK + 4.5gr MA 3.
89.5 gr PP + 1 gr SSK + 5 gr KTK + 4.5 gr MA 4.
88.5 gr PP + 2 gr SSK + 5 gr KTK + 4.5 gr MA 5.
87.5 gr PP + 3 gr SSK + 5 gr KTK + 4.5 gr MA 6.
86.5 gr PP + 4 gr SSK + 5 gr KTK + 4.5 gr MA Tujuan dicampurkan anhidrida maleat MA 4.5 gr karena hanya berfungsi
sebagai zat aditifkatalisuntuk meningkatkan ikatan tarik-menarik matriks. Sedangkan perbandingan polipropilena PP lebih besar dibanding dengan serat
sabut kelapa SSK dan kulit tanduk kopi KTK karena PP berfungsi sebagai pengikat, sementara SSK dan KTK berfungsi sebagai penguat sehingga akan lebih
baik bila komposisi PP lebih besar beratnya.
1.4 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
a. Mengetahui pengaruh variasi komposisi serat sabut kelapa terhadap sifat fisis
dan sifat mekanik papan komposit polimer. b.
Mengetahui apakah campuran resin polipropilena, kulittanduk kopi dan serat sabut kelapa dapat dijadikan bahan baku papan komposit yang memenuhi
standar.
1.5 Manfaat Penelitian
Universitas Sumatera Utara
a. Bermanfaat bagi pengembangan material komposit polimer dalam bidang
industri. b.
Memberikan informasi tentang pengolah kulit tanduk kopi dan serat sabut kelapa memiliki nilai jual yang tinggi.
c. Mengetahui peranan serat sabut kelapa dan kulit tanduk kopi dalam papan
komposit. d.
Dapat menjadi rujukan untuk penelitian lanjutan.
1.6 Sistematika Penulisan