2
Langkanya informasi pasar dan mahalnya biaya untuk memperolehnya
3 Barang–barang input dan output hasil produksi yang dipertukarkan
jumlahnya terbatas baik menurut keadaan ruang dan waktu. Sebagai akibatnya keadaan pasar menjadi tersekat
–sekat kedalam unit–unit kecil
yang terbatas pada tingkat komunikasi lokal.
2.2.5 Teori Penggunaan Lahan
Menurut Hanafie 2010 Berdasarkan penguasaannya atas sebidang lahan, petani dibedakan menjadi petani pemilik-penggarap, petani penyewa, petani
penyakap, dan buruh tani yang tidak memiliki kewenangan sedikitpun atas sebidang tanah. Berdasarkan luas lahan yang dimiliki, ada petani kaya pemilik
lahan luas, petani menengah pemilik lahan sedang, dan petani gurem pemilik lahan sempit. Penggunaan lahan dalam bidang pertanian meliputi usahatani
tanaman padi atau palawija, usahatani tanaman hortikultura usahatani tanaman perkebunan, usahatani tanaman kehutanan, usahatani ternak budidaya ikanbiota
lain di air tawar, budidaya biotaikan lain di tambak air payau dan usaha penangkaran satwa liar. Secara mikro, pengaruh tanah dalam lahan pertanian
dilihat dari penguasaan lahan, luas lahan garapan, dan nilai lahan. Macam –macam
lahan menurut kepemilikan lahan oleh petani: a.
Lahan yang dibeli, baik kontan maupun angsuran. b.
Lahan warisan, yaitu lahan yang diterima oleh ahli waris berdasarkan pembagian dari harta orang tua yang telah meninggal.
c. Lahan yang diperoleh secara hibah yaitu lahan yang diterimadidapat secara
cuma-cuma dari badanharta orang yang masih hidup. d.
Lahan yang dimiliki berdasarkan land reform, permohonan biasa, pembagian lahan transmigrasi, pembagian lahan dari pembukaan hutan, hukum adat atau
penyerah dari Program Perkebunan Inti Rakyat PIR. e.
Lahan sewa, yaitu lahan yang didapat dengan perjanjian sewa yang besarnya sewa sudah ditemukan terlebih dahulu tanpa melihat besarkecilnya hasil
produksi. Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang. Dalam sewa
menyewa pemilik lahan tidak ikut menanggung ongkos –ongkos produksi dan
risiko dari penggarap lahan. f.
Lahan bagi hasil sakap, yaitu lahan sewa tetapi dengan perjanjian besarnya sewa berdasarkan hasil panenproduksi dan dibayarkan setelah panen.
Besarnya bagian yang akan diserahkan kepada pemilik lahan sudah ditentukan terlebih dahulu, seperti setengah atau sepertiga hasil produksi.
g. Lahan gadai, yaitu lahan yang berasal dari pihak lain sebagai jaminan uang
pihak yang menggadaikan lahannya. Lahan tersebut dikuasai oleh orang yang memberi pinjaman uang sampai pemilik lahan membayar kembali hutangnya.
h. Lahan bengkokpelungguh, yaitu lahan milik desakelurahan yang dikuasai
kepada pamong desa atau bekas pamong desa sebagai gaji atau pensiun. i.
Lahan bebas sewa, serobotan dan lahan garapan. Lahan bebas sewa adalah lahan lain dan dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut
berupa lahan sawah dan atau lahan bukan sawah. j.
Lahan yang dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut
berupa lahan sawah atau lahan bukan sawah. k.
Lahan pertanian adalah lahan yang dikuasai dan pernah diusahakan untuk pertanian selam setahun yang lalu.
l. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang terpetak-petak dan dibatasi oleh
pematang saluran untuk menahanmenyalurkan air yang biasa ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status lahan tersebut.
m. Lahan bukan sawah adalah semua lahan selain lahan sawah yang biasanya
ditanami dengan tanaman musiman atau tanaman tahunan, lahan untuk kolam, atau kegiatan usahatani lainnya.
n. Huma adalah lahan kering yang biasanya ditanami tanaman musiman dan
penggunaannya hanya semusim atau dua musim, kemudian ditinggalkan bila sudah tidak subur lagi.
o. Ladingtegalkebun adalah lahan kering tang ditanami tanaman musiman atau
tanaman tahunan, serta terpisah dengan halaman sekitar rumah dan menggunaannya tidak berpindah
–pindah.
p. Lahan tidur adalah lahan yang biasanya digunakan untuk usaha pertanian
tetapi tidak dimanfaatkan.
2.2.6 Analisis Model Regresi Logit dan Dummy.