Analisis ini merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimal dan juga
dalam mengelola perusahaan semaksimal mungkin. Hasil analisis nantinya akan diketahui tingkat kemampuan perusahaan yang ditujukan dalam bentuk angka
atau persentase. Berdasarkan pengertian analisis rasio diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan mengadakan analisis rasio terhadap laporan keuangan
dalam suatu perusahaan adalah sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan walaupun kepentingan mereka masing –
masing berbeda. Menurut Syahyunan 2004:82
untuk mengidentifikasikan kondisi keuangan dapat dibandingkan dengan dua cara yaitu perbandingan antar waktu
dan perbandingan antar perusahaan. a.
Perbandingan Antar Waktu Trend Analysis Perbandingan antar waktu adalah rasio keuangan yang sekarang
dibandingkan dengan perkiraan rasio keuangan tahun yang akan datang dalam perusahaan yang sama suatu perusahaan. Perbandingan itu dapat
dilihat arah perubahan apakah naik atau sebaliknya turun. b.
Perbandingan Antar Perusahaan Perbandingan antara perusahaan ini dapat dilihat apakah rasio keuangan
perusahaan relative sama atau berbeda dengan perusahaan lainnya atau rata – rata industri.
2. Jenis – Jenis Analisis Rasio Keuangan
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa analisis rasio keuangan yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan sehubungan dengan usaha untuk mengetahui tingkat
kemampuan perusahaan dalam suatu perekonomian. Bambang 2001:245 menggolongkan rasio tersebut terdiri dari Rasio neraca, Rasio laporan laba rugi,
dan Rasio antar laporan. a.
Rasio Neraca Balance Sheet Ratio Rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca
misalnya: rasio lancar current ratio, rasio tunai quick ratio, rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio aktiva tetap dengan hutang jangka
panjang dan sebagainya. b.
Rasio Laporan Laba Rugi Income Statment Ratio Rasio laporan laba rugi yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal
dari laporan laba rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan netto, rasio laba usaha dengan penjualan laba netto, operating ratio, dan lain
sebagainya. c.
Rasio Antar Laporan Inter Statment Ratio Rasio antar laporan yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari
neraca dan laporan laba rugi, misalnya: rasio penjualan netto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan piutang rata – rata, rasio harga
pokok penjualan dengan persediaan rata – rata dan sebagainya. Adapun penjabaran dari rasio – rasio keuangan financial yang utama
dalam laporan keuangan. 1. Rasio Likuiditas
Universitas Sumatera Utara
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Rasio ini digunakan pada posisi jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan menyediakan alat – alat yang paling likuid guna menjamin pengembalian hutang jangka pendek yang
telah jatuh tempo dengan mengetahui angka perbandingan dari rasio ini, maka akan diketahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Berikut ini adalah yang termasuk kedalam rasio likuiditas.
a. Current Ratio Current Ratio yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Current Ratio biasa disebut dengan modal kerja
Working Capital Ratio. Rasio ini mencoba memperlihatkan kemampuan klaim pemberi hutang jika ada kegagalan.
Rumus: Current Ratio =
Lancar g
Hu Lancar
Aktiva tan
x 100 b. Quick Ratio
Quick Ratio merupakan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid. Rasio ini adalah ukuran kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan, Karena persediaan memerlukan waktu yang relatif untuk
direalisasikan menjadi uang kas. Rumus:
Universitas Sumatera Utara
Quick Ratio =
Lancar g
Hu Persediaan
Lancar Aktiva
tan −
x 100
c. Cash Ratio Cash Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek yang akan segera atau harus dilunasi dengan uang kas yang tersedia dengan uang kas yang tersedia dalam perusahaan.
Rumus: Cash Ratio =
Lancar g
Hu Bank
Kas tan
+
x 100 d. Cash Turn Over
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan dan biaya – biaya yang berkaitan dengan penjualan.
Rumus: Cash turn over =
Bersih Kerja
Modal Bersih
Penjualan
x 100 e. Inventory to Net Working Capital
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
Rumus: Inventory to Net Working Capital =
Lancar g
Hu Lancar
Aktiva Persediaan
tan −
2. Rasio Solvabilitas
Universitas Sumatera Utara
Harahap 2006:303 menyatakan bahwa “Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang –
hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya jika perusahaan tersebut dilikuidasi”. Rasio ini mengukur perbandingan dan yang disediakan oleh pemiliknya dengan
dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini
juga menunjukkan indikasi keamanan dari pemberi pinjaman atau bank. Adapun rasio yang tergabung dalam rasio solvabilitas di bawah ini sebagai
berikut. a. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh hutang. Rasio ini juga dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan
dana pemilik perusahaan yang dimasukkan ke perusahaan. Rumus:
Debt to Equity Ratio =
Modal Jumlah
g Hu
Jumlah tan
x 100 b. Debt to Asset Ratio
Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva, dengan kata lain seberapa
besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Rumus:
Debt to Asset Ratio =
Aktiva Total
g Hu
Total tan
x 100 c. Long Term Debt to Equity Ratio LTDtER
Universitas Sumatera Utara
LTDtER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.
Rumus: LTDtER =
Modal Total
Panjang jangka
g Hu
Total tan
x 100 d. Times Interest Earned
Merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga, artinya sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga.
Rumus: Times Interest Earned =
Bunga Biaya
EBIT
3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas disebut juga dengan rasio efektivitas yang memperlihatkan
pemakaian dana perusahaan. Rasio ini berkaitan dengan kegiatan perusahaan yang di ukur dengan kegiatan penjualan dan pendapatan perusahaan dalam operasinya.
Rasio aktivitas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar keefektifan perusahaan dalam menggunakan sumber – sumber dananya.
a Total Assets Turn Over
Total Assets Turn Over digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam satu periode tertentu atau
kemampuan dari modal yang diinvestasikan utuk menghasilkan penjualan. Rumus:
Universitas Sumatera Utara
Total Assets Turn Over =
Aktiva Total
Bersih Penjualan
x 100
b. Receivable Turn Over Receivable Turn Over digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang
tertanam berputar dalam satu periode tertentu. Rumus:
Receivable Turn Over =
Dagang g
Piu Bersih
Penjualan tan
x 1kali c. Working Capital Turn Over
Working Capital Turn over merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Rasio ini menunjukkan banyaknya
penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap – tiap modal kerja. Rumus:
Working Capital Turn Over =
Lancar Aktiva
Total Bersih
Penjualan
d. Average Collection Period Average Collection Period yaitu rasio yang digunakan untuk menghitung periode
rata – rata yang diperlukan untuk mengumpul piutang. Rumus:
Average Collection Period =
Bersih Penjualan
Dagang g
Piu tan
x 365hari e. Inventory Turn Over
Universitas Sumatera Utara
Inventory Turn Over digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam satu periode tertentu atau mengkur likuiditas dari inventori dan tendensi
untuk adanya overstock.
Rumus: Inventory Turn Over =
Persediaan Penjualan
Pokok a
H arg
x 1kali f. Average Days Inventory
Average days Inventory digunakan untuk menghitung periode menahan persediaan rata – rata persediaan barang berada didalam gudang.
Rumus: Average Days Inventory =
Penjualan Pokok
a H
Persediaan arg
x 360hari 4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan sebagainya. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan anatara laba dengan aktiva atau
modal yang menghasilkan laba tersebut. Profitabilitas sangat penting untuk menguatkan kondisi perusahaan.
a. Net Profit Margin Net Profit Margin merupakan perbandingan antara keuntungan sesudah
pajakEAT dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan hasil penjualan setiap
Universitas Sumatera Utara
rup[iah yang tertinggal pada perusahaan setelah dikeluarkan semua biaya dan pajak pendapatan.
Rumus: Net Profit Margin =
Bersih Penjualan
EAIT
x 100 b. Return on Invesment ROI
ROI digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih.
Rumus: ROI =
Aktiva Jumlah
EAIT
x 100 c. Return on Equity ROE
ROE digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Rasio ini adalah perbandingan
keuntungan bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan perusahaan.
Rumus: ROE =
Modal Jumlah
EAIT
x 100
3. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan