Akibat hukum kepailitan Kepailitan .1

Dalam hal ini, hakim pengawas wajib menawarkan kepada para kreditor untuk membentuk suatu panitia kreditor tersebut.

2.5.3. Akibat hukum kepailitan

Setelah adanya pernyataan dan putusan pailit oleh hakim pengadilan niaga, maka yang akan timbul adalah suatu akibat hukum dari kepailitan tersebut, akibat hukum ini jelas berdampak pada berbagai sisi misalnya pada harta maupun pihak- pihak yang turut ada dalam proses kepailitan tersebut. Akibat ini dibagi menjadi dua yaitu akibat kepailitan secara umum dan secara khusus. Akibat Kepailitan secara Umum yaitu : 1. Akibat kepailitan terhadap Harta kekayaan debitur Pailit. Akibat hukum pernyataan pailit, mengakibatkan seluruh kekayaan debitur serta segala sesuatu yang diperoleh selama kepailitan berada dalam sitaan umum sejak saat putusan pernyataan pailit diucapkan. Debitur pailit demi hukum tidak mempunyai kewenangan lagi untuk menguasai dan mengurus harta kekayaannya. 41 2. Akibat Kepailitan terhadap Pasangan Suamiistri Debitur Pailit Debitur pailit yang saat dinyatakan pailit sudah terikat dalam perkawinan yang sah dan adanya persatuan harta, kepailitannya juga dapat memberikan akibat hukum terhadap pasangannyasuamiistri. 3. Akibat Kepailitan terhadap Seluruh perikatan yang dibuat Debitur Pailit Semua perikatan debitur yang terbit sesudah putusan pernyataan pailit, tidak lagi dapat dibayar dari harta pailit, kecuali perikatan tersebut menguntungkan harta pailit pasal 25 UU Kepailitan. Tuntutan mengenai hak atau kewajiban yang menyangkut harta pailit harus diajukan oleh atau terhadap curator. 4. Akibat Kepailitan terhadap Seluruh Perbuatan Hukum Debitur yang Dilakukan Sebelum Putusan Pernyataan Pailit Diucapkan Akibat kepailitan secara khusus yaitu : 42 a. Akibat kepailitan terhadap perjanjian Timbal Balik 41 Jono, Loc Cit., hlm. 107. 42 Ibid., hlm.110. Pasal 36 ayat 1 UU Kepailitan menentukan bahwa dalam hal pada saat putusan pernyataan pailit diucapkan,terdapat perjanjian timbal balik yang belum atau baru sebagian dipenuhi. b. Akibat kepailitan terhadap berbagai jenis perjanjian Pada dasarnya banyak berbagai jenis perjanjian yang dapat mengakibatkan kerugian maupun keuntungan bagi kreditor sehingga harus di batalkan atau dilanjutkan oleh curator, misalkan perjanjian hibah, sewa menyewa dan perjanjian kerja. c. Akibat kepailitan terhadap Hak Jaminan dan Hak Istimewa Dalam pasal 55 UU Kepailitan ditentukan bahwa setiap kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, dan hipotek Kreditor separatis, dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan. d. Akibat Kepailitan terhadap Gugatan Tuntutan Hukum Selama proses kepailitan berlangsung, debiturpailit yang mengajukan gugatantuntutan hukum terhadap tergugat, maka atas permohonan tergugat , perkara harus ditangguhkan untuk memberikan kesempatan kepada tergugat memanggil curator. e. Akibat Kepailitan terhadap Penetapan penyitaan dan eksekusi Pengadilan Putusan pailit berakibat bahwa segala penetapan pelaksanaan pengadilan terhadap setiap bagian dari kekayaan debitur yang telah dimulai sebelum kepailitan, harus dihentikan seketika dan sejak itu tidak ada suatu putusan yang dapat dilaksanakan termasuk dengan menyandera debitur. f. Akibat Kepailitan terhadap Perjumpaan Utang Kompensasi Semua utang piutang yang diambil alih setelah putusan pernyataan pailit diucapkan, tidak dapat di perjumpakan. g. Akibat Kepailitan terhadap pengembalian Benda yang merupakan Bagian dari harta Debitur Setiap orang yang telah menerima benda yang merupakan bagian dari harta debitur yang tercakup dalam perbuatan hukum yang dibatalkan, harus mengembalikan benda tersebut kepada curator dan dilaporkan kepada hakim pengawas.

BAB III PEMBAHASAN

3.1.Hubungan Hukum antara Kreditur, Debitur dan Penanggung dalam Perjanjian Kredit Perjanjian kredit merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pemberian kredit, tanpa perjanjian kredit yang ditandatangani Kreditur dan Debitur maka tidak ada pemberian kredit itu. Perjanjian kredit merupakan ikatan antara Kreditur dan Debitur yang isinya menentukan dan mengatur Hak dan Kewajiban kedua belah pihak sehubungan dengan pemberian atau pinjaman kredit Pinjam Uang. Perjanjian kredit ini akan diawali dengan adanya kata sepakat yang menunjukkan bahwa perjanjian tersebut telah terjadi. Perjanjian kredit ini harus dibuat secara tertulis untuk kepentingan administrasi dan kepentingan pembuktian dikemudian hari. Perjanjian kredit biasanya di ikuti dengan suatu jaminan dari debitur berupa jaminan kebendaan maupun perorangan. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah jaminan perorangan atau penanggungan. Karena dalam perjanjian pokok harus dibarengi dengan perjanjian jaminan maka perjanjian kredit adalah pokok atau prinsip sedangkan perjanjian jaminan adalah perjanjian ikutan atau accesoir artinya ada dan berakhirnya perjanjian jaminan tergantung dari perjanjian pokok atau perjanjian kredit tersebut. Sebagai contoh apabila perjanjian kredit berakhir karena ada pelunasan hutang maka secara otomatis perjanjian jaminan akan menjadi hapus atau berakhir, tetapi sebaliknya apabila perjanjian jaminan hapus atau berakhir, misalnya barang yang menjadi jaminan musnah maka perjanjian kredit tidak berakhir. Jadi perjanjian kredit harus mendahului perjanjian penjaminan, tidak mungkin ada suatu jaminan tanpa adanya perjanjian kredit. Perjanjian kredit ini berlaku sejak ditanda tangani kedua belah pihak yaitu Kreditur dan debitur. Dalam sebuah perjanjian kredit terdapat subyek- subyek tertentu di dalamnya yang mengikatkan diri dalam suatu perjanjian, yaitu kreditur dan debitur. Tidak hanya terpaku pada kreditur dan debitur yang berperan penting 24