1. Saham Bue Chip
Saham blue chip adalah saham-saham perusahaan yang mempunyai reputasi yang sangat baik. Biasanya ini ditunjukkan dengan kinerja emiten yang
konsisten, pertumbuhan laba yang konsisten dari tahun ketahun, konsisten memberikan dividen dan di jalankan dengan profesional. Biasanya emiten ini
adalah perusahaan yang sudah mature ternama. Hal ini membuat kapitalisasi sahamnya dan likuiditasnya tinggi, oleh karena itu menjadi motor penggerak
IHSG.
2. Growth Stock
Growth stock adalah saham perusahaan yang pertumbuhan pendapatannya dan labanya lebih tinggi dari rata-rata industri. Oleh karena itu harga sahamnya
akan bertumbuh pula. Saham ini biasanya ada pada emiten yang industrinya atau produknya baru. Contoh ialah BTEL yang akan terus meningkat seiring
biaya telepon CDMA yang lebih murah dari GSM. Akan tetapi bila ada substitusi produk yang baru, maka harga saham jenis ini akan jatuh.
3. Defensive Stock
Defensive Stock adalah saham-saham yang kinerjanya tidak banyak terpengaruh oleh shock atau siklus perekonomian. Biasnya emiten dari jenis
saham ini ialah saham makanan dan industri farmasi ataupun produk-produk keperluan sehari-hari. Saham jenis ini, kenaikan dan penurunannya amat
moderat.
4. Cyclical Stock
Cyclical stock adalah saham-saham yang kinerja fundamentalnya meningkat pada musim-musim tertentu. Misalnya saham HERO, Ramayana RALS,
Matahari MPPA, yang nilainya meningkat akibat kenaikan penjualan di masa-masa menjelang hari raya seperti lebaran.
5. Income Stock
Universitas Sumatera Utara
Income Stock adalah perusahaan yang rajin memberikan dividen kepada pemegang sahamnya. Hal ini karena perusahaan sudah mature dan tidak
memerlukan biaya ekspansi yang tinggi. Contohnya Unilever UNVR.
6. Speculative Stock
Saham ini adalah saham yang tidak konsisten dalam kinerja fundamentalnya, tapi kemungkinan kedepan akan menciptakan perbaikan kinerja. Saham ini
sangat berisiko walaupun memberikan return yang besar pula.
7. Junk Stock