Implementasi Topologi Jaringan Implementasi MPLS VPNs

tahap implementasi agar sistem yang dibangun dapat relevan dengan sistem yang sudah dirancang. Proses implementasi terdiri dari implementasi topologi jaringan, implementasi MPLS VPN, dan implementasi QoS.

4.4.1. Implementasi Topologi Jaringan

Penulis mengumpulkan seluruh perangkat yang dibutuhkan di laboraturium riset. Perangkat ini meliputi hardware dan software. Setelah itu, penulis menempatkan seluruh perangkat sesuai dengan rancangan topologi yang sudah dibuat. Setelah instalasi topologi selesai dilakukan, maka selanjutnya penulis melakukan konfigurasi MPLS VPN.

4.4.2. Implementasi MPLS VPNs

Implementasi MPLS VPN terdiri dari beberapa langkah yang harus dilakukan secara berurutan. Berikut ini penulis akan menjelaskan langkah- langkah tersebut: 7. Konfigurasi semua interface dalam router PE1 dan PE2 sesuai dengan tabel IP address sebelumnya. Setelah dikonfigurasi semua IP pada interface , penulis melakukan ping router yang interfacenya ada dalam satu network. Jika berhasil maka artinya link antara PE1 dan PE2 sudah terhubung. 8. Mengaktifkan Dynamic Routing Selanjutnya penulis akan mengaktifkan dynamic routing menggunakan OSPF. Hal ini dilakukan karena jika ingin membuat cloud MPLS, semua router dalam cloud tersebut harus menggunakan dynamic routing . Berikut adalah konfigurasi OSPF untuk router PE1: router ospf 100 network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 100 network 192.168.100.1 0.0.0.0 area 100 Kemudian konfigurasi OSPF di PE2: router ospf 100 network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 100 network 192.168.100.2 0.0.0.0 area 100 Dalam konfigurasi OSPF ini network yang diadvertise adalah interface loopback 0 dan network dari fast ethernet yang directly connected . Dalam konteks PE1, interface yang diadvertise hanya network dari Fa11 yang mengarah ke PE2. Setelah mengaktifkan OSPF, penulis akan memeriksa routing table menggunakan perintah 3845-PE1sh ip route, dan hasilnya adalah sebagai berikut: Gambar 4.7. Hasil Konfigurasi OSPF Jika ada routing OSPF dari arah PE1 dan PE2, maka dapat dipastikan OSPF telah berjalan dengan baik routing OSPF biasanya ditandai dengan “O” pada entry di routing tabel. 9. Mengaktifkan BGP Untuk diketahui, MPLS VPN menggunakan MP-BGP Multiprotocol BGP, yaitu sebuah extention dari protocol BGP standar. Untuk dapat menggunakan MP-BGP, penulis harus mempunyai BGP connection antar PE. Berikut adalah konfigurasi BGP pada PE1: router bgp 100 no synchronization neighbor 192.168.100.2 remote-as 100 neighbor 192.168.100.2 update-source Loopback0 no auto-summary Pada PE2: router bgp 100 no synchronization bgp log-neighbor-changes neighbor 192.168.100.1 remote-as 100 neighbor 192.168.100.1 update-source Loopback0 no auto-summary Setelah dikonfigurasi, harus dipastikan apakah TCP connection antara BGP yang ada di PE1 dan PE2 sudah established atau belum. Jika statusnya established maka konfigurasi sudah benar. Berikut hasil capture yang benar: Gambar 4.8. Hasil Konfigurasi BGP 10. Mengaktifkan MPLS Agar MPLS aktif di PE1 dan PE2, maka interface yang harus menerapkan label, harus diaktifkan MPLSnya. Berikut perintah yang digunakan pada PE1: interface FastEthernet11 description Connection to 7206-PE2 ip address 192.168.2.1 255.255.255.0 duplex auto speed auto mpls ip Pada PE2: interface FastEthernet02 description Connection to 3845-PE1 ip address 192.168.2.2 255.255.255.0 duplex auto speed auto mpls ip Setelah MPLS aktif, penulis memastikan bahwa MPLS sudah bekerja dengan perintah 3845-PE1 show mpls ldp neigh. Dengan perintah ini penulis dapat melihat apakah PE1 mengenal PE2 sebagai router MPLS atau tidak. Jika sudah mengenal, maka protocol LDP akan saling bertukar tabel MPLS label. Berikut hasil capturenya: Gambar 4.9. Hasil Aktifasi MPLS 11. Membuat router virtual Untuk membuat router virtual di PE1 dan PE2, penulis akan menggunakan perintah sebagai berikut: Untuk PE1 hal yang sama penulis terapkan pada PE2. ip vrf vpn1 rd 100:1 route-target export 100:1 route-target import 100:1 ip vrf vpn2 rd 100:2 route-target export 100:2 route-target import 100:2 Sekarang, router virtual itu belum mempunyai interface. Maka penulis akan apply router virtual tersebut ke interface yang mengarah ke customer. Berikut perintah untuk PE1: interface FastEthernet10.2 description Connection to VPN1_A encapsulation dot1Q 2 ip vrf forwarding vpn1 ip address 192.168.1.2 255.255.255.0 interface FastEthernet10.6 description Connection to VPN1_X encapsulation dot1Q 6 ip vrf forwarding vpn1 ip address 192.168.6.2 255.255.255.0 Untuk PE2: interface GigabitEthernet01.2 description Connection to VPN1_B encapsulation dot1Q 2 ip vrf forwarding vpn1 ip address 192.168.4.1 255.255.255.0 interface GigabitEthernet01.6 description Connection to VPN2_Y encapsulation dot1Q 6 ip vrf forwarding vpn1 ip address 192.168.5.1 255.255.255.0 Kita bisa memeriksa apakah benar sudah ada interface di routing tabel router virtual dengan perintah 3845-PE1sh ip ro vrf vpn1. Hasilnya sebagai berikut: Gambar 4.10. Cek Router virtual Maka sekarang sudah muncul satu interface connected di routing tabel vrf vpn1. Jika muncul, maka langkah ini sudah benar. 12. Menambahkan routing static di router virtual. Baiklah, sekarang sudah ada router virtual dan sudah punya satu interface connected dalam routing tabel router virtual. Sebelum mempertukarkan isi routing tabel dari router virtual, maka perlu ditambahkan routing static yang perlu untuk masing-masing router virtual . Perintah berikut menambahkan routing static ke arah VPN1_B di PE2: ip route vrf vpn1 192.168.147.0 255.255.255.0 192.168.4.2 ip route vrf vpn1 202.147.192.2 255.255.255.255 192.168.4.2 Perintah berikut menambahkan routing static ke arah VPN1_A dan VPN1_X di PE1: ip route vrf vpn1 192.168.31.0 255.255.255.0 192.168.6.1 ip route vrf vpn1 192.168.164.0 255.255.255.0 192.168.1.1 ip route vrf vpn1 202.147.192.1 255.255.255.255 192.168.1.1 Setelah ditambahkan, penulis dapat memeriksanya dengan perintah 3845-PE1 sh ip ro vrf vpn1. Hasilnya adalah sebagai berikut: Gambar 4.11. Penambahan Routing Static Dapat dilihat, sudah ada satu interface static dan satu interface connected . 13. Mengaktifkan MP-BGP Multiprotocol BGP Ini merupakan langkah terakhir proses pembuatan cloud MPLS VPN. Setelah langkah ke enam, akan timbul pertanyaan, bagaimana caranya routing tabel di router virtual vrf vpn1 yang ada di PE1 dapat di export ke PE2, agar network di PE1 router vrf vpn1 bisa masuk di routing tabel PE2 router vrf vpn1? Untuk itu perlu diaktifkan MP- BGP. Berikut adalah konfigurasi lengkap BGP dan MP-BGP untuk router PE1 dan PE2: 3845-PE1 sh run router bgp 100 no synchronization bgp log-neighbor-changes neighbor 192.168.100.2 remote-as 100 neighbor 192.168.100.2 update-source Loopback0 no auto-summary address-family vpnv4 neighbor 192.168.100.2 activate neighbor 192.168.100.2 send-community both exit-address-family address-family ipv4 vrf vpn2 redistribute connected redistribute static no synchronization exit-address-family address-family ipv4 vrf vpn1 redistribute connected redistribute static no synchronization exit-address-family 7206-PE2 sh run router bgp 100 no synchronization bgp log-neighbor-changes neighbor 192.168.100.1 remote-as 100 neighbor 192.168.100.1 update-source Loopback0 no auto-summary address-family vpnv4 neighbor 192.168.100.1 activate neighbor 192.168.100.1 send-community both exit-address-family address-family ipv4 vrf vpn2 redistribute connected redistribute static no synchronization exit-address-family address-family ipv4 vrf vpn1 redistribute connected redistribute static no synchronization exit-address-family 14. Mengaktifkan CE Setelah selesai dengan langkah ke tujuh, penulis harus mengaktifkan dan mengkonfigurasi router CE1 dan CE3 yang terhubung ke PE1. Setelah itu penulis mengaktifkan dan mengkonfigurasi router CE2 yang terhubung ke PE2. Pada konfigurasi ketiga router CE tersebut tidak diperlukan konfigurasi MPLS, BGP, MP-BGP, dan VRF. Konfigurasi seluruh router dan switch dalam topologi ini penulis sampaikan pada bagian lampiran.

4.4.3. Implementasi QoS